NRP : 1851148
- Metode garis lurus (karena termasuk kelompok 4, maka tarifnya sebesar 5%):
2020 -> 13.200.000 x 5% x 6/12 = 330.000
2021-2024 -> 13.200.000 x 5% = 660.000
- Saldo menurun (kelompok 4, tarifnya sebesar 10%) :
2020 -> (13.200.000 – 1.200.000) x 10% x 6/12 = 600.000
2021-> (13.200.000 – 1.200.000 – 600.000) x 10% = 1.140.000
2022 -> (13.200.000 – 1.200.000 – 600.000 – 1.140.000) x 10% = 1.026.000
2023 -> (13.200.000 – 1.200.000 – 600.000 – 1.140.000 – 1.026.000) x 10%
= 923.400
2024 -> (13.200.000 – 1.200.000 – 600.000 – 1.140.000 – 1.026.000 –
923.400) x 10% x 6/12 = 415.530
2. Bagaimana pajak mengatur perlakuan penyusutan atas harta/asset yang
mengalami kebakaran dengan asumsi:
maka asset tersebut disusutkan sekaligus. Artinya, nilai buku yang ada
langsung dibiayakan. Sebaliknya, jika aktiva itu dijual maka harga jualnya
merupakan penghasilan bagi wajib pajak.
3. Jelaskan secara lengkap tentang goodwill ditinjau dari standar akuntansi (PSAK)
dan dari ketentuan perpajakan. Berikan contoh perhitungan amortisasi untuk
goodwill.
Goodwill diatur dalam PSAK 19 : Aset tidak berwujud. Entitas dapat memperoleh
aset tidak berwujud melalui proses akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis
yang akan kita bahas pada bahasan mendatang. Contohnya, ketika mengakuisisi
entitas lain, apabila nilai wajar yang dibayarkan entitas lebih besar dari nilai buku
entitas yang diakuisisi, maka entitas akan mencatat goodwill sebesar selisih nilai
wajar dan nilai buku. Goodwill inilah yang dimaksud dengan perolehan aset
melalui akuisisi dalam rangka kombinasi bisnis.
Ditinjau dari ketentuan perpajakan :
Aturan pajak di Indonesia sebenarnya tidak ada ketentuan yang secara khusus
mengatur mengenai aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud pada dasarnya
sama saja dengan aset tidak berwujud. Beberapa ketentuan yang mengatur
diantaranya: Pasal 11A UU PPh dimana menurut aturan ini, aset tidak berwujud
masa manfaatnya sama dengan masa manfaat aset berwujud, yakni terdiri dari 4
kelompok dengan masa manfaat 4, 8, 16 dan 20 tahun dengan metode
amortisasi yang diperbolehkan adalah metode garis lurus atau saldo menurun
Revaluasi (penilaian kembali) aktiva tetap dilakukan terhadap: (Pasal 3 ayat (1)
PMK-79/PMK.03/2008)
- Seluruh aktiva tetap berwujud, termasuk tanah yang berstatus Hak Milik atau
Hak Guna Bangunan (HGB); atau
TARIF:
10% FINAL x selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan diatas nilai
sisa buku fiskal semula. (Pasal 5 PMK-79/PMK.03/2008)
Untuk bagian tahun pajak sampai dengan bulan sebelum bulan dilakukannya
Revaluasi aktiva tetap, berlaku ketentuan:
- Sisa masa manfaat aktiva tetap adalah sisa masa manfaat fiskal pada
awal tahun pajak;
6. Jelaskan ketentuan fiskal yang mengatur tentang harta yang tidak boleh
disusutkan.
- Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan tidak boleh disusutkan secara fiskal. Misalnya; kendaraan
perusahaan yang dikuasai dan dibawa pulang oleh karyawan, rumah dinas
karyawan yang tidak terletak di daerah terpencil.
- Dalam hal harta yang tidak boleh disusutkan secara fiskal tersebut dijual
(dialihkan), keuntungannya merupakan obyek PPh, yang dihitung dari selisih
antara harga jual (nilai pasar) dengan harga perolehan. Dalam hal selisihnya
negatif (rugi), kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai biaya.
b) Bangunan Permanen