PERTEMUAN KE-3
PERENCANAAN PAJAK MELALUI LAPORAN
KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari BAB 3 Perencanaan Pajak Melalui Laporan Keuangan
Komersial Dan Fiskal, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan, menganalisis dan
memecahkan kasus tentang Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut :
Mahasiswa mampu menjelaskan, menganalisis dan memecahkan kasus tentang
Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal
Mahasiswa mampu menyimpulkan Laporan Keuangan Komresial dan Fiskal
PETUNJUK PEMBELAJARAN
Mahasiswa diharapkan sudah membaca modul ini sebelum mengikuti pembelajaran
tatap muka. Mulailah dengan membaca capaian belajar lalu pelajari setiap isi modul
dengan seksama dan kerjakan latihan soal yang terdapat pada akhir pembelajaran
guna mengukur tingkat penguasaan mahasiswa.
URAIAN MATERI
Pengertian Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal
Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku dan dimaksudkan untuk memberikan informasi
keuangan yang membantu pengguna dalam mengambil keputusan.
Laporan Fiskal adalah laporan keuangan yang memuat informasi akuntansi untuk
keperluan perpajakan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku yang barang cetakannya berlaku.
Neraca fiskal;
Perhitungan rugi laba dan laba yang ditahan fiskal;
Penjelasan Laporan Keuangan fiskal;
Rekonsiliasi Laporan Keuangan komersial dan Laporan Keuangan fiskal;
Ikhtisar kewajiban pajak.
Secara definisi menurut IFRS IAS 18 bahwa pendapatan maupun revenue merupakan
penghasilan arus masuk bruto atas manfaat ekonominya selama periode tertentu. Di
mana hal ini diakibatkan timbul dari aktivitas suatu perusahaan, sehingga
menghasilkan peningkatan ekuitas dari para pemilik modal.
Dalam konsep penghasilan menurut akuntansi dan perpajakan berbeda. Hal ini
merupakan hal yang wajar, kembali lagi pada tujuan dan pembuatan kebijakan pada
laporan fiskal dan laporan komersial tersebut juga berbeda. Pada akuntansi
(komersial), penghasilan (income) dan pendapatan (revenue) merupakan hal yang
berbeda, tetapi keduanya termasuk pada laporan keuangan, sedangkan di dalam
akuntansi pajak (fiskal) pendapatan merupakan penghasilan.
Perbedaan laba dalam akuntansi komersial dan akuntansi fiskal dimana pada fiskal
terdapat penghasilan yang bukan merupakan objek pajak yang berarti penghasilan
tersebut tidak menyebabkan kenaikan laba fiskal.
Beban
Beban menurut akuntansi dan perpajakan juga berbeda. Menurut IAI (2007:13)
diartikan bahwa beban pada akuntansi komersial merupakan sebagai penurunan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau adanya sehingga menyebabkan turunnya ekuitas yang
bukan menyangkut pada pembagian penanam modal. dari sudut pandang fiskal yaitu
sebagai biaya untuk menagih, memperoleh, dan memelihara penghasilan atau biaya
yang berhubungan langsung dengan peroleh penghasilan.
Menurut IAI PSAK 16:2011 bahwa penyusutan terletak pada umur aktiva, sehingga
dalam akuntansi umur aktiva tidak terlepas dari tafsiran penyesuaian yang digunakan
untuk menentukan hasil umur aktiva.
Penghitungan penyusutan harta berwujud harus mengacu pada masa manfaat dan
tarif penyusutan yang diatur dalam pasal 11 ayat (6) UU PPh sebagai berikut:
Nilai
Tgl. Masa Nilai Buku
No Harta Nilai Penyusutan Buku Per
Peroleha Manfaa Per Januari
. Berwujud Perolehan Tahun 2020 Desember
n t 2020
2020
4
Lemari Rp120.000 Rp28.000.000 Rp24.000.00 Rp4.000.0
1 Februari 5 tahun
dokumen .000 .000 0.000 00
2016
2 April Rp240.000 Rp96.000.000 Rp48.000.00 Rp48.000.
2 Komputer 5 tahun
2017 .000 .000 0.000 000
Kendaraan 2 Juni Rp640.000 Rp224.000.00 Rp64.000.00 Rp160.00
3 10 tahun
operasional 2013 .000 0.000 0 0.000
Penyusutan tahun pajak 2020 diketahui masa manfaatnya habis di tahun pajak
2020.
Komputer masuk kategori harta berwujud bukan bangunan (Kelompok I). Masa
manfaatnya 4 tahun, dengan tarif penyusutan 25%.
Berdasarkan data diatas, maka rekonsiliasi fiskal atas biaya penyusutan harta
berwujud seperti berikut:
N
Keterangan Komersial Koreksi (+) Koreksi (-) Fiskal
o
Penyusutan lemari
1 Rp24.000.000 Rp16.500.000 Rp7.500.000
dokumen
Penyusutan
2 Rp48.000.000 Rp12.000.000 Rp60.000.000
komputer
Penyusutan mobil
3 Rp64.000.000 Rp16.000.000 Rp80.000.000
operasional kantor
Karakteristik Kualitatif
Kesamaan pertama antara kedua jenis akuntansi ini berkaitan dengan karakteristik
kualitatif laporan keuangan. Karakteristik kualitatif transaksi pajak dan komersial
adalah sebagai berikut:
Relevan meliputi umpan balik (feedback values), nilai perkiraan, dan tepat waktu
dan lengkap.
Dapat diandalkan ketika informasi disajikan: jujur, dapat diverifikasi, dan netral.
Informasi kepadatan tinggi yang sebanding dibandingkan antara periode waktu
atau unit.
Dapat dimengerti, informasi dapat dimengerti oleh semua pengguna.
Sistem Akrual
Dalam akuntansi umum atau komersial, standar akuntansi yang berlaku adalah
akrual. Seperti akuntasi umum, akuntansi pajak menggunakan akuntansi akrual.
Akuntansi pajak memungkinkan penggunaan sistem campuran (tunai dan
cadangan), tetapi sepenuhnya menghormati ketentuan yang berlaku seperti Pasal
28 UU SRC.
Neraca
Laporan keuangan neraca pada akuntansi umum dan akuntansi pajak sama yaitu
terdiri dari aset, utang dan modal.
Konsep Kesatuan Usaha
Kesamaan lainnya menyangkut prinsip-prinsip badan usaha. Baik akuntansi pajak
dan akuntansi komersial mengikuti prinsip kesatuan operasional. Artinya, pemilik
dan kekayaan atau kekayaan perusahaan dipisahkan.
Prinsip Realisasi
Selain menerapkan prinsip kesatuan perusahaan, ada kesamaan lain dalam prinsip
realisasi. Kedua jenis akuntansi tersebut menerapkan prinsip realisasi dan
seterusnya.
Metode Pembuatan Laporan Fiskal
Ada dua cara untuk membuat laporan keuangan fiskal yaitu :
Pendekatan Terpisah
Untuk menentukan jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar, wajib pajak harus
mengumpulkan semua informasi keuangan sesuai dengan undang-undang
perpajakan dan untuk tujuan komersial.
Extra Compatible Approach
Selama periode laporan keuangan tahunan, Wajib Pajak mengubah laporan
keuangan tahunan yang telah disusun sebelumnya sesuai dengan Kitab
Undang-undang Hukum Dagang sehingga sesuai dengan Undang-Undang Pajak
Penghasilan dan dapat digunakan untuk menghitung pajak yang dibayarkan. Karena
neraca perdagangan adalah dasar penyesuaian pajak oleh pembayar pajak, neraca
perdagangan dan neraca pajak saling terkait.
Penyesuain Laporan Keuangan Fiskal
Anda perlu melakukan beberapa penyesuaian sebelum menyiapkan pengembalian
pajak. Ada dua jenis penyesuaian fiskal, positif dan negatif.
Penyesuaian Fiskal Positif sebagai berikut :
Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan investor atau anggota lain
Pembentukan dana cadangan
Imbalan kerja atau jasa dalam bentuk natura atau kenikmatan
Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan ke investor atau pihak istimewa
sehubungan dengan urusan pekerjaan
Harta yang dihibahkan atau disumbangkan
Pajak penghasilan
Gaji yang dibayarkan ke anggota persekutuan, Firma atau CV yang modalnya tidak
terbagi atas saham
Sanksi administrasi
Selisih penyusutan komersial
Selisih amortisasi fiskal di atas penyusutan fiskal
Biaya yang ditangguhkan pengakuannya
Penyesuaian fiskal positif lainnya
Penyesuaian Fiskal Negatif sebagai berikut :
Selisih penyusutan komersial di bawah penyusutan fiskal
Selisih amortisasi komersial di bawah amortisasi fiskal
Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya
Penyesuaian fiskal negatif lain
LATIHAN SOAL
Jelaskan perbedaan paling mendasar antara penyusunan laporan keuangan
secara komersial dengan laporan keuangan fiskal?
Sebutkan laporan keuangan komersial dan fiskal ?
Menurut pendapat saudara, mengapa dalam pajak dibutuhkan Laporan
Keuangan Fiskal?
DAFTAR PUSTAKA