Anda di halaman 1dari 13

PENYUSUTAN FISKAL,

AMORTISASI FISKAL

1. Dasar Hukum UU. No.36 Tahun 2008.


Pasal 9 ayat (2) UU. No.7/1983 tidak berubah sampai dengan UU. No.36/2008,
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak boleh dibebankan sekaligus,
melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi.
Pasal 11, Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan,
perbaikan atau perubahan harta berwujud.

2. Tanah.
Tanah (hak milik, HGU, HGB, hak pakai) tidak dapat disusutkan; biaya perpanjangan
hak dapat diamortisasi.

3. Penyusutan tahun 2009 dan seterusnya, tidak pada perbedaan yang prinsipiil dengan
UU. No.17/2000.

4. Ketentuan Penyusutan Fiskal.


a. Penyusutan fiskal dimulai pada bulan pengeluaran atau pada bulan selesai
pengerjaannya, kecuali dengan persetujuan DJP dapat dimulai sejak harta
tersebut digunakan atau menghasilkan.
b. Dasar penyusutan fiskal adalah harga perolehan tidak dikurangi nilai residu.
c. Mulai tahun 2001 dilakukan dalam bulan penuh, dilakukan perjenis aktiva tetap;
d. dilampirkan dalam SPT. PPh. dengan lampiran khusus.
e. Penyusutan fiskal harta berwujud kelompok bangunan hanya boleh dengan
metode garis lurus.
 Permanen sebesar 5% pertahun;
 Tidak permanent sebesar 10% pertahun.
f. Penyusutan fiskal harta berwujud bukan kelompok bangunan dengan metode
garis lurus atau metode saldo menurun, WP hanya boleh memilih satu metode;
perubahan metode penyusutan fiskal harus mendapat persetujuan dari DJP.
g. Penyusutan fiskal dengan metode saldo menurun, pada akhir masa manfaat nilai
buku fiskalnya disusutkan sekaligus.
h. Metode dan Tarif Penyusutan Fiskal.
Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Penyusutan
Garis lurus Saldo menurun
Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 th 25% 50%
2 8 th 12,5% 25%
3 16 th 6,25% 12,5%
4 20 th 5% 10%
Bangunan
Permanen 20 th 5% -
Tidak Permanen 10 th 10% -

1
5. Beda Waktu.
Apabila harga perolehan aktiva tetap secara komersial sama dengan fiskal, perbedaan
penyusutan fiskal merupakan beda waktu; dengan PSAK No.46 perbedaan tersebut
dibukukan dalam akun Pajak Tangguhan.
 Saldo Debit merupakan Aktiva Pajak Tangguhan (Deffered Tax Assets atau DTA);
 Saldo Kredit merupakan Kewajiban Pajak Tangguhan (Deffered Tax Liabilities
DTL).

6. Penyusutan dipercepat.
Penyusutan fiskal termasuk penyusutan dipercepat karena masa manfaat fiskal lebih
pendek dibanding masa manfaat komersial.

7. Fasilitas PPh.
WP yang melakukan penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan atau di
daerah-daerah tertentu dapat diberikan fasilitas PPh dalam bentuk penyusutan
dipercepat.
Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Penyusutan
Garis lurus Saldo menurun
Bukan Bangunan
Kelompok 1 2 th 50% 100%
2 4 th 25% 50%
3 8 th 12,5% 25%
4 10 th 10% 20%
Bangunan
Permanen 10 th 10% -
Tidak Permanen 5 th 20% -

8. Tax Planning.
a. Aktiva tetap yang diperoleh atau selesai dibangun sebelum produksi komersial
sebaiknya minta persetujuan ke KPP untuk memulai penyusutan sejak digunakan
karena dapat menunda kompensasi Rugi Fiskal.
b. Harta berwujud bukan kelompok bangunan Penyusutan komersial dengan metode
garis lurus dan penyusutan fiskal dengan metode saldo menurun, pada awal tahun
investasi penyusutan fiskal lebih besar dibanding penyusutan komersial yang
akan mengakibatkan laba fiskal lebih rendah dibanding laba komersial atau
terjadi koreksi fiskal negatif yang menguntungkan WP.

9. Bangunan Pabrik.
Pada bulan Juli 2000 selesai dibangun Bangunan Pabrik seharga Rp.30.000.000.000,-,
taksiran umur komersial 30 tahun, produksi komersial dimulai pada awal tahun 2001;
telah mendapat persetujuan dari KPP tentang penyusutan fiskal dimulai tahun 2001.
Penyusutan komersial pertahun Rp.1.000.000.000,-, dan penyusutan fiskal pertahun
Rp.1.500.000.000,-; akan mengakibatkan penyusutan fiskal pertahun lebih besar
Rp.500.000.000,- selama 20 tahun, kemudian penyusutan fiskal lebih rendah
Rp.1.000.000.000,- selama 10 tahun dibanding penyusutan komersial. PSAK No.46
menggunakan tarif tunggal sebesar 30% untuk menghitung PPh, mengakibatkan DTL
sebesar Rp.150.000.000,- selama 20 tahun dan akan didebit pertahun sebesar
Rp.300.000.000,- selama 10 tahun.

2
10. Mesin Pabrik (Kelompok 3).
Pada akhir bulan Oktober 2000 selesai dipasang Mesin Pabrik yang diimpor dengan
harga perolehan sampai pemasangan dan siap dipakai sebesar Rp.18.000.000.000,-,
produksi komersial mulai awal tahun 2001. Penyusutan fiskal telah mendapat
persetujuan dari KPP dimulai awal tahun 2001, masa manfaat komersial selama 18
tahun disusutkan dengan metode garis lurus tanpa nilai residu dan penyusutan fiskal
dengan metode saldo menurun. Penyusutan komersial pertahun sebesar
Rp.1.000.000.000,-.
Penyusutan Fiskal, Metode Saldo menurun,
Tahun Penyusutan Fiskal NSBF.Pd.Akhir Th.
1. 2001 12,50% X 18.000.000.000 = 2.250.000.000 15.750.000.000
2. 2002 12,50% X 15.750.000.000 = 1.968.750.000 13.781.250.000
3. 2003 12,50% X 13.781.250.000 = 1.722.656.250 12.058.593.750
4. 2004 12,50% X 12.058.593.750 = 1.507.324.219 10.551.269.531
5. 2005 12,50% X 10.551.269.531 = 1.318.908.691 9.232.360.840
6. 2006 12,50% X 9.232.360.840 = 1.154.045.105 8.078.315.735
7. 2007 12,50% X 8.078.315.735 = 1.009.789.467 7.068.526.268
8. 2008 12,50% X 7.068.526.268 = 883.565.784 6.184.960.485
9. 2009 12,50% X 6.184.960.485 = 773.120.061 5.411.840.424
10. 2010 12,50% X 5.411.840.424 = 676.480.053 4.735.260.371
dan seterusnya.
11. Kendaraan Operasional Pabrik (Kelompok 2).
Pada awal tahun 2001 dibeli seharga Rp. 6.000.000.000,-.
Akuntansi, taksiran umur 8 tahun, tidak ada nilai residu, metode garis lurus. Penyusutan
komersial pertahun dari 2001 s/d 2008 sebesar Rp. 750.000.000,-.
Penyusutan Fiskal - Saldo Menurun (klp. 2) - masa manfaat 8 tahun :
Tahun Penyusutan Fiskal NSBF pada akhir tahun.
2001 25% X 6.000.000.000 = 1.500.000.000 4.500.000.000
2002 25% X 4.500.000.000 = 1.125.000.000 3.375.000.000
2003 25% X 3.375.000.000 = 843.750.000 2.531.250.000
2004 25% X 2.531.250.000 = 632.812.500 1.898.437.500
2005 25% X 1.898.437.500 = 474.609.375 1.423.828.125
2006 25% X 1.423.828.125 = 355.957.031 1.067.870.094
2007 25% X 1.067.871.094 = 266.967.774 800.903.320
2008 sekaligus 800.903.320 0
Jumlah 6.000.000.000
Perbandingan
Tahun Penyusutan Koreksi Fiskal Penyusutan Fiskal
Komersial Pos (Neg)
2001 750.000.000 (750.000.000) 1.500.000.000
2002 750.000.000 (375.000.000) 1.125.000.000
2003 750.000.000 (93.750.000) 843.750.000
2004 750.000.000 117.187.500 632.812.500
2005 750.000.000 275.390.625 474.609.375
2006 750.000.000 394.042.969 355.957.031
2007 750.000.000 483.032.226 266.967.774
2008 750.000.000 (50.903.320) 800.903.320
6.000.000.000 0 6.000.000.000
Beda Waktu

3
12. Pada tanggal 1 April 2006 dimulai Program Aplikasi Khusus, jumlah pengeluaran
termasuk perangkat keras komputer dan perangkat lunak komputer berupa program
aplikasi khusus sebesar Rp. 600.000.000,-, secara komersial disusutkan 4 tahun dengan
metode garis lurus tanpa nilai residu, penyusutan fiskal termasuk klp. 1
(KEP-316/PJ/2002) metode Saldo menurun. Penyusutan komersial pertahun Rp.
150.000.000,-
Penyusutan Fiskal - Kelompok 1, Metode Saldo Menurun.
1 April 2006 Harga Perolehan Rp. 600.000.000,-
Tahun Penyusutan Fiskal
2006 9/12 x 50% x 600.000.000,- = 225.000.000
2007 50% x 375.000.000,- = 187.500.000
2008 50% x 187.500.000,- = 93.750.000
2009 50% x 93.750.000,- = 46.875.000
2010 sekaligus 46.875.000

13. Komputer lama yang nilai bukunya sudah nihil, harga pasarnya Rp.10.000.000,-
disumbangkan ke Yayasan Pendidikan Utama yang tidak ada hubungan usaha,
kepemilikan, penguasaan dan pekerjaan.
Ps. 4 (3) a dan Ps.9 (1) g UU No.17 Tahun 2000 tidak berubah pada UU. No.36 Tahun
2008. Komputer yang NBF sudah nihil, harga pasarnya Rp. 10.000.000,-
disumbangkan yang memenuhi syarat Ps.4 (3) a, bagi yang menerima bukan objek PPh
dan bagi yang memberikan bukan kerugian dan tidak ada keuntungan pengalihan harta.

14. Pada tanggal 1 Mei 2006 dibeli 18 buah Hand Phone untuk pegawai seharga
Rp.36.000.000,- Akuntansi, disusutkan selama 4 tahun dengan metode garis lurus.
Penyusutan komersial pertahun Rp. 9.000.000,-.
Penyusutan Fiskal - Saldo menurun.
KEP-220/PJ/2002, m.b.18 April 2002 :
Atas biaya perolehan Hand Phone yang digunakan pegawai karena jabatannya, 50%
dari harga perolehan dapat disusutkan termasuk kelompok 1 atas biaya berlangganan,
uang pulsa dan biaya perbaikan 50% dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

1 Mei 2006 Harga Perolehan Hand Phone Rp. 36.000.000,-


Yang dapat disusutkan kelompok 1 = 50% = Rp. 18.000.000,-
Tahun Penyusutan Fiskal Saldo Menurun
2006 8/12 x 50% x 18.000.000 = Rp. 6.000.000,-
2007 50% x 12.000.000 = Rp. 6.000.000,-
2008 50% x 6.000.000 = Rp. 3.000.000,-
2009 50% x 3.000.000 = Rp. 1.500.000,-
2010 sekaligus Rp. 1.500.000,-*

15. Pada awal tahun 2001 dibeli kendaraan operasional kantor yang pagi sore digunakan
untuk antar jemput pegawai; harga perolehan 8 unit kendaraan sebesar
Rp. 1.200.000.000,- Akuntansi, disusutkan selama 6 tahun dengan metode garis lurus.
Penyusutan komersial pertahun Rp. 200.000.000,-
Penyusutan Fiskal - Saldo Menurun (klp. 2) masa manfaat 8 tahun
Kendaraan Operasional Kantor dan Pemasaran yang pagi - sore digunakan untuk antar
jemput pegawai, termasuk kelompok II; penyusutan dan biaya pemeliharaan/rutin
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto :

4
Awal tahun 2001 H.P. 8 unit - Kend. Operasional Rp. 1.200.000.000,-
Tahun Penyusutan Fiskal Saldo Menurun
2001 25% x 1.200.000.000 = Rp. 300.000.000
2002 25% x 900.000.000 = Rp. 225.000.000
2003 25% x 675.000.000 = Rp. 168.750.000
2004 25% x 506.250.000 = Rp. 126.562.500
2005 25% x 379.687.500 = Rp. 94.921.875
2006 25% x 284.765.625 = Rp. 71.191.406
2007 25% x 213.574.219 = Rp. 53.393.555
2008 sekaligus Rp. 160.180.664
Rp. 1.200.000.000

Pada bulan Januari 2008 dijual 2 unit kendaraan operasional seharga Rp.120.000.000,-,
merupakan keuntungan komersial karena NB komersial sudah Nihil.
NBF Januari 2008 = 2/8 x Rp.160.180.664 = Rp. 40.045.166
Harga Jual 120.000.000
Keuntungan Fiskal Rp. 79.954.834
Penyusutan Fiskal 6 unit kendaraan operasional tahun 2008 sebesar Rp.120.135.498,-.

16. Pada tanggal 1 Juli 2001 dibeli 4 buah sedan untuk Komisaris, Direktur dan Manager
seharga Rp. 900.000.000,-. Akuntansi, disusutkan selama 6 tahun dengan metode garis
lurus.
Penyusutan Komersial pertahun Rp. 150.000.000,-.
Penyusutan Fiskal - Saldo Menurun :
KEP-220/PJ/2002 m.b. 18 April 2002, SE-09/PJ.42/2002.
Kendaraan termasuk sedan yang digunakan pegawai (dibawa pulang) karena
jabatannya, 50% dari harga perolehan dapat disusutkan termasuk harta Kelompok II
dan 50% dari biaya rutin/pemeliharaan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto :
Yang dimiliki sebelum 18 April 2002, dihitung NSBF per 30 April 2002 dan 50%
dapat disusutkan (S-174/PJ.42/2003,27 Maret 2003)
1 Juni 2001 H.P. 4 unit sedan .............................. Rp. 900.000.000,-
Penyusutan Fiskal - Nondeductible :
2001 = 6/12 x 25% x 900.000.000 = 112.500.000
2002 = 4/12 x 25% x 787.500.000 = 65.625.000 178.125.000,-
NSBF per 30 April 2002 Rp. 721.875.000,-

NSBF - dapat disusutkan = 50% = Rp. 360.937.500,-


2002 = 8/12 x 25% x 360.937.500 = Rp. 60.156.250,-
2003 25% x 300.781.250 = Rp 75.195.313,-
2004 25% x 225.585.937 = Rp 56.396.484,-
2005 25% x 169.189.453 = Rp 42.297.363,-
2006 25% x 126.842.090 = Rp. 31.723.023,-
2007 25% x 95.169.867 = Rp 23.792.267,-
2008 25% x 71.376.800 = Rp. 17.844.200,-
2009 NBF disusutkan sekaligus Rp 53.532.600,-
Penyusutan Komersial tahun 2008 sebesar Rp.150.000.000,-.

5
17. Pada awal tahun 2005 dibeli Peralatan dari kayu (Inventaris - Kelompok 1) seharga
Rp.120.000.000,-.
Akuntansi, disusutkan selama 4 tahun dengan metode garis lurus.
Penyusutan Komersial pertahun Rp. 30.000.000,-.

Penyusutan Fiskal - Saldo Menurun :


2005 = 50% x 120.000.000 = Rp. 60.000.000,-
2006 = 50% x 60.000.000 = Rp. 30.000.000,-
2007 = 50% x 30.000.000 = Rp. 15.000.000,-
2008 = NBF disusutkan sekaligus Rp. 15.000.000,-*

18. Pada awal tahun 2005 dibeli Peralatan dari logam (Inventaris - Kelompok 2) seharga
Rp.300.000.000,-.
Akuntansi, disusutkan selama 6 tahun dengan metode garis lurus.
Penyusutan komersial pertahun Rp. 50.000.000,-.
Penyusutan Fiskal - Saldo Menurun :
2005 25% x 300.000.000 Rp. 75.000.000,-
2006 25% x 225.000.000 Rp. 56.250.000,-
2007 25% x 168.750.000 Rp. 42.187.500,-
2008 25% x 126.562.500 Rp. 31.640.625,-
dan seterusnya

19. Pada awal tahun 2008 dibeli Komputer Kantor seharga Rp.60.000.000,-, taksiran umur
komersial 4 tahun, metode penyusutan garis lurus; Penyusutan fiskal dengan metode
saldo menurun.
Penyusutan Tahun 2008.
- Komersial Rp.15.000.000,-
- Fiskal Rp.30.000.000,-

20. Penyusutan tahun 2008.


Jenis Aktiva Tetap Penyusutan Kor. Fiskal Penyusutan Fiskal
Komersial Pos (Neg)
Pabrik: 1.000.000.000 (500.000.000) 1.500.000.000
- Bangunan 1.000.000.000 116.434.216 883.565.784
- Mesin 750.000.000 (50.903.320) 800.903.320
- Kend. Op. 2.750.000.000 (434.469.104) 3.184.469.104

B. Usaha.
- Program A.K. 150.000.000 56.250.000 93.750.000
- Handphone 9.000.000 6.000.000 3.000.000
- Kend. Op. - (120.135.498) 120.135.498
- Sedan 150.000.000 132.155.800 17.844.200
- Meubel – Klp.1 30.000.000 15.000.000 15.000.000
- Meubel – Klp.2 50.000.000 18.359.375 31.640.625
- Komputer 15.000.000 (15.000.000) 30.000.000
404.000.000 92.629.677 311.370.323

- Keuntungan
penj. Kend. (100.000.000) (59.954.831) (40.045.166)

6
7
8
REKONSILIASI FISKAL – BIAYA SDM
Dalam Ribuan Rupiah

9
1771-II 1771.I Dapat Objek
Lamp.II Lamp.I dikurangkan PPh. Ps.21

10
1 Gaji Pokok 3.000.000 - 3.000.000 PPh. Ps.21
2 JKK dan JKM 36.000 - 36.000 PPh. Ps.21
JAMSOSTEK
3 JHT-JAMSOSTEK 111.000 - 111.000 -
4 Iuran Pensiun-DPMK 150.000 - 150.000 -
5 Tunjangan Operasional 300.000 - 300.000 PPh. Ps.21
6 T.H.R 250.000 - 250.000 PPh. Ps.21
7 Penggantian Pengobatan 250.000 - 250.000 PPh. Ps.21
5c
8 Biaya opname (Natura) 100.000 100.000 - -
9 Bonus Prestasi Kerja 450.000 - 450.000 PPh. Ps.21
10 Tunjangan PPh Pasal 21 120.000 - 120.000 PPh. Ps.21
5c
11 Seragam Olah Raga 9.000 9.000 - -
5c
12 Piknik/Rekreasi 15.000 15.000 - -
13 Penyediaan Makan 30.000 - 30.000 -
14 Antar Jemput Pegawai 36.000 - 36.000 -
15 Seragam SATPAM 5.000 - 5.000 -
16 Keselamatan Kerja 15.000 - 15.000 -
5c
17 Pembagian Sembako 6.000 6.000 - -
18 Perjalanan Dinas 100.000 - 100.000 -
19 Pendidikan 30.000 - 30.000 -
5c
20 Bonus dari Laba 200.000 200.000 - PPh. Ps.21
21 Upah Harian 60.000 - 60.000 PPh. Ps.21
22 Uang Lembur 40.000 - 40.000 PPh. Ps.21
5c
23 Pemberian Natura 10.000 10.000 - -
5c
24 PPh. Ps. 21 dibayar Persh. 3.000 3.000 - -
5.326.000 343.000 4.983.000

Perhitungan :
Biaya Gaji, Upah, dsb (SPT. PPh. Lamp.II) Rp.5.326.000.000,-
Penyesuaian fiskal positif (SPT. PPh. Lamp.I) 343.000.000,-
Biaya dapat dikurangkan Rp.4.983.000.000,-
Objek PPh. Ps.21 (SPT. PPh. Ps.21) Rp.4.706.000.000,-

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai