§ Ciri
► “Digunakan dalam operasi”
dan tdk utk dijual kembali.
► Bersifat Jangka panjang dan
biasanya disusutkan
► Memiliki wujud.
2
Komponen Biaya Perolehan Aset
◦ Harga perolehan
Termasuk bea impor dan pajak pembelian yang
tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon
pembelian dan potongan-potongan lain.
◦ Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung.
◦ Estimasi awal biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Nilai Perolehan, PPN, dan PPnBM
Pembayaran atas
Perolehan Aset
PPN
Biaya Pajak PPN
Biaya Masukan
Pendukung Lain Masukan
Pokok PPnBM yang tidak
(Instalasi, (Bea yang dapat
Aset dapat
Angkutan) Masuk) dikreditkan.
dikreditkan.
4
Komponen Dismantling Cost
Reklamasi untuk
usaha
pertambangan.
Dismantling cost
yang dapat
dikapitalisasi.
Penutupan dan
pemeliharaan Reforestasi untuk
tempat usaha
pengolahan kehutanan.
limbah .
5
Pengeluaran yang Tidak Boleh Dibebankan Sekaligus
Pasal 9 Ayat (2) UU PPh
6
Penyusutan Aset Tetap
◦ Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang
dapat disusutkan dari suatu aset selama umur
manfaatnya.
◦ Penyusutan dilakukan terhadap aset tetap berwujud
dengan syarat aset tetap berwujud tersebut:
1. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu
periode akuntansi;
2. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas; dan
3. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan
dalam produksi atau memasok barang dan jasa
untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Penyusutan dan Amortisasi Aset
Pasal 11 Ayat (1), (2), dan (7); serta Pasal 11A Ayat (1) UU PPh
Ketentuan umum
9
Tarif Penyusutan dan Amortisasi
Pasal 11 Ayat (6), dan (7); serta Pasal 11A Ayat (2) UU PPh
Kelompok Aset Masa Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan
Manfaat (Metode Garis (Metode Saldo
Lurus) Menurun Berganda)
Bangunan
Permanen 20 Tahun 5% -
10
UPDATE UU HPP
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi A)
Di awal tahun 2023, PT ABC mulai mempersiapkan
rekonsiliasi untuk pelaporan SPT, dengan informasi terkait aset
sebagai berikut.
No. Aset Tanggal Nilai Nilai Sisa Usia Kategori
Perolehan Perolehan Akuntansi Fiskal
13
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi A)
Beban depresiasi menurut fiskal:
Masa Metode Dasar
Manfaat Penyusutan Tarif penyusutan Tahun 2022
Aset (Fiskal) Fiskal fiskal Fiskal (Fiskal)
Truk 4 Garis lurus 25% 0 -
Jeep 8 Garis lurus 12,5% 325.000.000 40.625.000
Mesin 4 Saldo menurun 50% 665.000.000 166.250.000
Gedung 25 Garis lurus 4% 815.000.000 32.600.000
Total Beban Penyusutan Fiskal tahun 2022 239.475.000
14
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi B)
PT XYZ yang tengah mengalami kesulitan likuiditas melakukan
pelepasan berbagai aset di akhir tahun, sebagai berikut.
15
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi B)
Jawaban:
Ak.
Depresiasi Nilai Buku Keuntungan/
Aset Perolehan Fiskal Fiskal Harga Jual Kerugian
Mesin 350.000.000 175.000.000 175.000.000 125.000.000 -50.000.000
Kendaraan 285.000.000 105.000.000 180.000.000 190.000.000 10.000.000
Tanah 875.000.000 - 875.000.000 800.000.000 Objek PPh final
Gedung 635.000.000 555.000.000 80.000.000 300.000.000 Objek PPh final
16
Ilustrasi
(Rekonsiliasi Depresiasi B)
Laba bersih sebelum pelepasan aset 125.000.000
Keuntungan pelepasan kendaraan 10.000.000
Kerugian pelepasan mesin (50.000.000)
17
Ketentuan Khusus Atas Penyusutan
q Penyusutan tidak boleh dilakukan atas aset yang tidak
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan. Atas aset ini, keuntungan
pengalihannya merupakan objek pajak, akan tetapi
kerugian pengalihannya tidak dapat dibebankan
sebagai biaya.
q Aset berupa tanah tidak dikenai penyusutan.
q Atas aset yang dilakukan revaluasi, maka paska
revaluasi dilakukan perubahan beban penyusutan sesuai
dengan nilai hasil revaluasi.
q Penyusutan aset bagi sektor industri tertentu dapat
dikenai ketentuan berbeda, diantaranya dapat
diberikan fasilitas percepatan pengakuan beban
penyusutan, diatur oleh ketentuan Menkeu. 18
Aset Diperuntukkan Bagi Pemangku Jabatan
19
Pengalihan Umum Aset Tetap
Pasal 11 Ayat (8), dan (9); serta Pasal 11A Ayat (7) UU PPh
20
Pengalihan Khusus Aset Tetap
Pasal 11 Ayat (10); serta Pasal 11A Ayat (8) UU PPh
Atas warisan.
21
Nilai Perolehan atau Pengalihan Aset (1)
Pasal 10 Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UU PPh
Berlaku nilai sesuai nilai sisa buku dari pihak yang melakukan
pengalihan atau nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak, untuk:
23
Ilustrasi
(Nilai Pengalihan)
25
Ilustrasi
(Nilai Pengalihan)
Jawaban:
a. Bus H dipertukarkan dengan Bus J
Harga Perolehan = Keuntungan/
Aset Nilai Wajar Nilai Sisa Buku kerugian Keterangan
Bus H 425.000.000 350.000.000 75.000.000 Diakui PT C
Bus J 425.000.000 350.000.000 75.000.000 Diakui PT A
Jawaban:
d. Bus H dan I dialihkan akibat penggabungan pemilik --> memenuhi pooling of interest
Harga Perolehan = Keuntungan/
Aset Nilai Sisa Buku Nilai Sisa Buku kerugian
Bus H 350.000.000 350.000.000 0
Bus I 400.000.000 400.000.000 0
28
Ketentuan Khusus Atas Amortisasi
Pasal 11A Ayat (3), (4), (5), dan (6) UU PPh
!%."""."""
Amortisasi tahun 2018 = !$%.""".""" 𝑥 1.650.000.000
= Rp 150.000.000,00
&"."""."""
Amortisasi tahun 2019 = 𝑥 1.650.000.000
!$%."""."""
= Rp 240.000.000,00
!$.%""."""
Amortisasi tahun 2020 = !$%."""."""
𝑥 1.650.000.000
= Rp 165.000.000,00
32
Ilustrasi
(Amortisasi Hak Pengusahaan Hutan)
PT. M memiliki hak pengusahaan hutan jati di pesisir Utara Jawa
dengan izin operasi legal selama 10 tahun. Pepohonan jati di
hutan tersebut memiliki usia beragam, dan perusahaan
mengekspektasikan bahwa 130.000.000 meter kubik kayu
gelondongan akan dapat dihasilkan sepanjang pengelolaan.
Berikut merupakan informasi volume kayu jati yang ditebang
sepanjang dua tahun pertama operasi perusahan.
34
Penilaian Kembali Aset Tetap
Pasal 19 UU PPh dan PMK No. 79 Tahun 2008
Atas revaluasi dikenakan tarif pajak sebesar 10% dan bersifat final.
Dasar Pengenaan Pajak = Nilai Hasil Revaluasi – Nilai Sisa Buku Fiskal
Pajak terutang tersebut dapat diangsur hingga maksimal 12 bulan.
Persyaratan khusus untuk revaluasi aset meliputi diperolehnya izin Menteri Keuangan,
dipergunakannya jasa penilai (appraisal) yang memiliki kompetensi di bidangnya, serta
dilaksanakan paling cepat setiap 5 tahun sekali.
35
Pembatasan Pengalihan Aset Dikenai Revaluasi
PMK No. 79 Tahun 2008
36
Perbedaan Pajak dan Akuntansi
Undang-
PSAK
Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/
DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance Pajak Tangguhan:
§ Aset / Liabilitas
§ Beban/Pendapatan
37
Definisi
38
ILUSTRASI
39
ILUSTRASI
AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250
40
ILUSTRASI
PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.500 2.500 2.500 2.500
Total Beban 4.500 4.500 4.500 4.500 2.000
Penghasilan kena 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
pajak
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250
41
ILUSTRASI
42
ILUSTRASI
43