Anda di halaman 1dari 14

Phantom phenomena

Pembimbing : dr. Rina Hastuti Lubis, Sp.KJ


Latar Belakang

• Sensasi rasa sakit, dialami di daerah bagian tubuh yang hilang disebut
phantom limb pain.

• Phantom limb pain pertama kali dijelaskan oleh Ambroise Paré pada 1552
dan dinamai oleh Silas Weir Mitchell.

• Phantom limb pain sangat sering terjadi pada pasien pasca amputasi, dan
prevalensinya mungkin setinggi 50% hingga 80%.
• Sensasi pasca amputasi yang menyakitkan pertama kali dicatat pada abad
ke-16 pada pasien prajurit militer Prancis; pada abad ke-19 gejala tersebut
diidentifikasi sebagai Phantom limb pain.
Definisi
• Phantom phenomena dibagi 2 yaitu :
Phantom sensations yang merupakan reaksi bebas rasa sakit dari bagian
tubuh yang di amputasi
Phantom pain yang berupa rasa nyeri yang berasal dari ektremitas yang
diamputasi.
• Phantom limb pain dapat terdiri dari kompleks dari tiga entitas yang berbeda :
Phantom Limb: Kehadiran sensasi 'mirip hantu' hadir di lokasi amputasi.
Phantom Pain mengacu pada rasa sakit menusuk intens, meremas, intermiten
hadir di bagian anggota badan yang tidak ada.
Stump pain sebagai nyeri yang terlokalisasi di lokasi amputasi.
Faktor penyebab dan patofisiologi
Faktor sentral Faktor perifer
 Reorganization kortikal dan
neuroplastisitas
Faktor psikologis
 Skema tubuh Seperti depresi, kecemasan,
 Neuromatrix mengasihani diri sendiri dan
isolasi.
 Memori proprioseptif
Depresi dan Kecemasan pada Amputasi Tahap Awal.

Faktor-faktor seperti penyakit kronis yang mengarah ke amputasi, trauma,


nyeri sekunder, kecacatan yang disebabkan oleh amputasi, dan adaptasi
terhadap situasi baru dapat menimbulkan kecemasan dan depresi secara
independen dari Phantom limb pain.
Depresi pada Tahapan Selanjutnya setelah Amputasi.

gejala depresi sering terjadi pada fase akut setelah amputasi akibat rasa
kecacatan yang ditimbulkan karena amputasi.

Kecemasan pada Tahapan Selanjutnya setelah Amputasi.

Kecemasan diasumsikan sebagai faktor etiologis dan mempertahankan


nyeri kronis, terutama karena dikaitkan dengan penghindaran aktivitas dan
disabilitas yang dirasakan.
Manifestasi klinis

Timbulnya rasa Phantom pain bervariasi.


Rasa sakit yang dialami oleh pasien digambarkan sebagai penembakan,
penusukan, pin dan jarum, menusuk, membakar, kram, berdenyut, atau
hancur yang terjadi terus menerus atau sebentar-sebentar.
Seringkali pasien menggambarkan sensasi ini sebagai mirip dengan
anggota gerak pra-amputasi mereka sehingga mereka merasa bahwa
anggota badan masih ada.
Terapi non farmakologi
 Latihan phantom
• Yang dilakukan oleh ahli  Pijat
fisioterapi.
Terapi cermin
Terapi realitas virtual
Perawatan prilaku kongnitif
Prostetik
Terapi farmakologi
Antidepresan trisiklik (TCA)
SSRI (serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor).
Antikonvulsan
Kalsitonin
Antagonis reseptor NMDA
Opioid
Kesimpulan
• Kehilangan anggota tubuh adalah pengalaman traumatis dan beberapa
pasien mungkin mengalami gejala gangguan psikologis, seperti depresi,
kecemasan, mengasihani diri sendiri dan isolasi.
• Phantom pain dapat menyebabkan gangguan ambulasi dan mobilisasi,
sehingga mengurangi kualitas hidup pasien dengan amputasi.
• Hal yang dapat dirasakan adalah rasa nyeri atau rasa seperti sebelum
diamputasi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai