Anda di halaman 1dari 12

Pembahsan soal ukom

Syamsul ma’arif
14420201052
1.Laki laki dengan usia 45 tahun di rawat di rumah sakit, karena mengeluh :
sesak napas dan batuk dengan sputum semenjak 5 bulan terakhir dan merasa
sudah tidak nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan : pasien
terlihat lemas tidak bertenaga, badan kurus kering kerontang, hyperhidrosis di
malam hari, dahak kental warna hijau dan TTV menunjukkan RR : 27
kali/menit, HR : 86 kali/permenit, S : 37,5 derajat celcius, TD : 110/70 mmhg.
Apakah prioritas keperawatan pada kasus di atas?
a) Melatih batuk efektif
b) Mengatur posisi semi fowler
c) Memberikan oksigen melalui nasal canule
d) Memberikan nutrisi tinggi kalori dan tinggi kalori
e) Memberikan penkes tentang cara mencegah penularan
Kunci jawaban C :Memberikan oksigen melalui nasal canule
Pembahsan :
Pasien pada TBC paru mengalami peradangan pada lapisan parenkim paru
akibat infeksi bakteri micobakterium tuberculosa yang terbawa melalui
droplet. Akibat dari proses infeksi tersebut terjadi pembetukan produksi
dahak/sputum yang kental berwarna kehijauan kerena bercampur dengan
bakteri tersebut atau berwarna kemerahan karena bercampur dengan bercak
darah (hemaptoe). Produksi sputum ini merangsang timbulnya batuk yang
terus menerus, sehingga terjadilah sesak nafas dan juga dapat menurunkan
nafsu makan pasien sehingga berat badan akan menurun ( tubuh akan
menjadi kurus). Prioritas kebutuhan pada kasus sesuai dengan vignette
adalah pemenuhan kebutuhan oksigen yang diberikan dengan aliran rendah
melaui nasal canule.
2. Seorang laki-laki dengan usia 35 tahun dirawat hari ke 2 di RS dengan
keluhan sesak nafas setelah makan seafood mentah. Hasil pemeriksaan
ditemukan bunyi nafas yang terdengar wheezing, bibir kebiruan, terdapat
retraksi intercostal, dan berkeringat dingin, hasil TTV menunjukkan RR : 31
kali/menit, HR : 76 kali/menit, S :36,5 derajat celcius, TD : 110/70 mmhg.
Bagaimana pemberian posisi yang tepat untuk mengatasi masalah oksigenasi
pasien tersebut ?
a) Sim kanan
b) Terlentang
c) Lithotomy
d) High fowler
e) Tredelemberg
Kunci jawaban D : high fowler
Pembahasan :
Pada pasien asma bronchiale terjadi spasme pada daerah brongkus
akibat dari kontak dengan bahan yang bersifat allergen.
Brongkospasme dapat menyebabkan penyempitan jalan nafas atas
dan pada akhirnya menimbulkan sesak nafas, wheezing dan
peningkatan frekuensi nafas. Salah satu intervensi keperawatan
yang harus diberikan adalah pemberian posisi tidur yang tepat
yaitu posisi high fowler untuk meningkatkan oksigenasi melalui
kapasitas pengembangan rongga dada yang maksimal sehingga
sesak nafas berkurang.
3. Seorang perempuan usia 45 tahun telah memasuki 4 hari rawat di RS
karena alami benturan di daerah dada. Hasil pemeriksaan rotgen
menggambarkan hemothoraks. Saat ini pasien telah dipasang WSD untuk
mengeluarkan darah dari rongga pleura pada selang WSD tidak tampak
adanya sumbatan sehingga aliran diselang lancer.
Apakah indikator utama dari perawatan pasien tersebut ?
a) Menurunnya keluhan nyeri dada
b) Menurunnya sesak nafas yang dirasakan
c) Tidak ada hambatan dalam pergerakan otot dada
d) Tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah luka WSD
e) Tidak ada penambahan jumlah darah dalam botol WSD
Kunci jawaban E : tidak ada penambahan jumlah darah dalam botol WSD
Pembahsan :
Pasein Dengan trauma/benturan pada daerah dada seringkali mengalami kerusakan jaringan
internal di daerah dada termasuk kerusakan dari pembuluh darah dan timbullah perdarahan
dari daerah sekita pleura sehingga darah tersebut akan terkumpul di daerah rongga pleura
sehingga terjadilah hemotoraks dan nyeri dada. Adanya hemothoraks akan meningkatkan
akan meningkatkan tekanan udara dalam rongga pleura sehingga pengembangan paru-paru
dapat tertekan dan menurun sehingga timbul sesak nafas. Untuk menurunkan tekanan dalam
rongga pleura tersebut maka dipasang WSD agar pengembangan paru-paru kembali optimal
dan sesak berkurang. Indicator utama dari kefektifan/keberhasilan setelah 3 hari
pemasangan WSD adalah tidak adanya lagi penambahan dari jumlah darah yang tertampung
dalam botol WSD, hal ini menunjukkan bahwa darah yang terkumpul dalam rongga pleura
sudah tidak ada, sehingga tekanan dalam paru-paru berkurang dan paru-paru dapat
berkembang kembali dengan optimal. Dengan demikian sesuai dengan vignette diatas
indicator utama keberhasialan pada pasien yang di pasang WSD adalah tidak adanya jumlah
darah dalam botol WSD.
4. Seorang laki-laki usia 43 tahun dengan riwayat hipertensi semenjak 5 tahun
yang dirawat di RS karena mengeluh nyeri kepala dan pusing terus menerus.
Pasien mengatakan orang tuanya juga mengalami hipertensi dan meninggal
karena hipertensi. Pasein memiliki kebiasaan minum kopi, begadang,
merokok, dan suka makan makanan yang berlemak dan berinstan.
Manakah dari riwayat atau kebiasaan pasien tersebut yang merupakan faktor
resiko hipertensi yang tidak bisa diubah ?
a) Kebiasaan makan makanan yang berlemak
b) Kebiasaan minum kopi
c) Kebiasaan merokok
d) Kurang berolahraga
e) Riwayat herediter
Kunci jawaban E : riwayat herediter
Pembahasan :
Hipertensi dapat dipicu oleh 2 faktor resiko, yaitu factor resiko
yang tidak dapat dirubah dan factor resiko yang dapat dirubah.
Factor resiko yang dapat dirubah, yaitu : usia, jenis kelamin,
herediter (riwayat orang tua), dan ras serta kepribadian type A.
sedangkan factor yang dapat di rubah yaitu lebih banyak dari
factor prilaku, yaitu : kebiasaan merokok, makan makan tinggi
lemak dan tinggi garam, minum minumam beralkohol, minum
kopi, kurang olahraga, dan stress. Dengan demikian menurut
vignette maka kunci jawaban yang tepat adalah option E.
5. Perempuan dengan usia 67 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena
nyeri dada tiba-tiba ketika sedang jalan-jalan pagi di sekitar rumahnya. Nyeri
di rasakan mejalar dari dada kiri dan menyebar ke punggung, nyeri di
rasakan hilang timbul, nyeri seperti ditekan-tekan, nyeri skala 6. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan bunyi jantung tambahan dan irama irregular.
Apakah jenis pemeriksaan diagnostic yang diperlukan untuk memastikan
penyebab keluhan pada pasien tersebut ?
a) Pemeriksaan USG jantung
b) Pemeriksaan treadmill
c) Pemeriksaan rontgen
d) Pemeriksaan urine
e) Pemeriksaan EKG
Kunci jawaban E : pemeriksaan EKG
Pembahsan :
Pasien yang mengalami serangan angina pectoris umumnya
mengalami nyeri dada yang menjalar dari dada kiri terus ke
punggung, intensitasnya makin berat seperti ditimpa beban berat
beserta disertai dengan sesak nafas dan tidak hilang dengan
diistirahatkan. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan
diagnostic yaitu ekg.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai