Anda di halaman 1dari 24

PERSEDIAAN (2)

Oleh Fajar Kristanto GP, pertemuan 9 Basic Accounting IAI


PERSEDIAAN
Karakteristik
Definisi Persediaan Sistem Persediaan
Persediaan

Perbandingan dan
Metode Biaya Biaya yang termasuk
Pemilihan Metode
Persediaan Persediaan
Biaya Persediaan

Kesalahan Pencatatan
Persediaan
METODE BIAYA PERSEDIAAN
Metode FIFO (First In-First Out)

• Perpetual
• Periodik

Metode LIFO (Last In-First Out)

• Perpetual
• Periodik

Metode Average

• Perpetual (Rata-rata bergerak)


• Periodik (Rata-rata tertimbang)

Metode Specific Identification


Contoh Soal
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
1 Jan Persediaan 1.000 20.000
4 Jan Penjualan Rp 30.000 per unit 700
10 Jan Pembelian 500 22.400
22 Jan Penjualan Rp 30.000 per unit 360
28 Jan Penjualan Rp 30.000 per unit 240
30 Jan Pembelian 600 23.300
Perpetual FIFO *dalam ribuan

Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Tgl
Q P Total Q P Total Q P Total
1 1.000 20 20.000
4 700 20 14.000 300 20 6.000
300 20 6.000
10 500 22,4 11.200
500 22,4 11.200
300 20 6.000
22 440 22,4 9.856
60 22,4 1.344
28 240 22,4 5.376 200 22,4 4.480
200 22,4 4.480
30 600 23,3 13.980
600 23,3 13.980
31 Saldo 26.720 18.460
Perpetual LIFO *dalam ribuan

Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Tgl
Q P Total Q P Total Q P Total
1 1.000 20 20.000
4 700 20 14.000 300 20 6.000
300 20 6.000
10 500 22,4 11.200
500 22,4 11.200
300 20 6.000
22 360 22,4 8.064
140 22,4 3.136
140 22,4 3.136
28 200 20 4.000
100 20 2.000
200 20 4.000
30 600 23,3 13.980
600 23,3 13.980
31 Saldo 27.200 17.980
Perpetual Moving Average
Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Tgl
Q P Total Q P Total Q P Total
1 1.000 20 20.000
4 700 20 14.000 300 20 6.000
10 500 22,4 11.200 800 21,5 17.200
22 360 21,5 7.740 440 21,5 9.460
28 240 21,5 5.160 200 21,5 4.300
30 600 23,3 13.980 800 22,85 18.280
31 Saldo 26.900 18.280

*dalam ribuan
Periodik
Persediaan awal dan pembelian
1.000 x Rp 20.000= 20.000.000
500 x Rp 22.400 = 11.200.000
600 x Rp 23.300 = 13.980.000
45.180.000 (Barang yang tersedia untuk dijual)

Jumlah persediaan akhir = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir


= 1.000 – 700 + 500 – 360 – 240 + 600
= 800 unit
Periodik FIFO
Biaya 800 unit dalam persediaan akhir:
600 unit x Rp 23.300 = 13.980.000
200 unit x Rp 22.400 = 4.480.000
Persediaan 800 unit 18.640.000

Barang yang tersedia untuk dijual = 45.180.000


Persediaan akhir 31 Januari = 18.460.000
Harga pokok penjualan = 26.720.000
Periodik LIFO
Biaya 800 unit dalam persediaan akhir:
600 unit x Rp 20.000 = 16.000.000
Persediaan 800 unit 16.000.000

Barang yang tersedia untuk dijual = 45.180.000


Persediaan akhir 31 Januari = 16.000.000
Harga pokok penjualan = 29.180.000
Periodik Weighted Average

= 21.510 per unit

Persediaan akhir = Rp 21.510 x 800 unit


= Rp 17.208.000

Barang yang tersedia untuk dijual = 45.180.000


Persediaan akhir 31 Januari = 17.208.000
Harga pokok penjualan = 27.972.000
PERBANDINGAN DAN PEMILIHAN
METODE BIAYA PERSEDIAAN
PERPETUAL
FIFO Moving Average LIFO
Penjualan bersih 39.000.000 39.000.000 39.000.000
Beban pokok penjualan 26.720.000 26.900.000 27.200.000
Laba kotor 12.280.000 12.100.000 11.800.000
Persediaan akhir 18.460.000 17.980.000 18.280.000

PERIODIK
FIFO Weighted Average LIFO
Penjualan bersih 39.000.000 39.000.000 39.000.000
Beban pokok penjualan 26.720.000 27.972.000 29.180.000
Laba kotor 12.280.000 11.028.000 9.820.000
Persediaan akhir 18.460.000 17.208.000 16.000.000
PERBANDINGAN DAN PEMILIHAN
METODE BIAYA PERSEDIAAN (cont)
◦ Ketika kondisi harga cenderung naik, LIFO memberikan hasil penilaian yang rendah
untuk persediaan akhir di neraca ataupun laba, sehingga akan menyebabkan
kewajiban pajak yang lebih rendah.
◦ FIFO menghasilkan penilaian persediaan akhir yang paling akurat dalam kondisi
harga yang cenderung berubah. Tetapi FIFO akan menghasilkan kewajiban pajak
yang paling tinggi
◦ Weighted average berada di antara keduanya. Rumus biaya ini dipilih karena tidak
menimbulkan kewajiban pajak yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah
dibandingkan alternatif lainnya
◦ Metode yang boleh digunakan adalah FIFO dan weighted average
METODE BIAYA PERSEDIAAN
LAINNYA
Lower of Cost and Net Realizable Value
(LCNRV)

Gross Profit Method

Retail Method
Lower of Cost and Net Realizable
Value (LCNRV)
◦ Yaitu metode harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar. Metode ini
dapat diterapkan dalam kondisi persediaan tidak normal, misalnya cacat, rusak dan
kadaluarsa. Hal ini menyebabkan biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh
kembali.
◦ Nilai realisasi bersih adalah harga jual dikurangi biaya penjualan (komisi salesman,
wadah/kemasan, dll)
◦ Nilai realisasi bersih harus selalu ditinjau kembali pada setiap periode berikutnya.
◦ Penilaian persediaan pada nilai terendah antara biaya dengan nilai realisasi bersih
dapat diterapkan berdasarkan produk individual, kategori utama atau berdasarkan
persediaan total.
Contoh LCNRV
LCNRV
Nilai Realisasi
Biaya
Bersih Produk Individu Kategori Utama Total Persediaan

Kelompok 1
Produk A 80.000 120.000 80.000
Produk B 100.000 110.000 100.000
Produk C 50.000 40.000 40.000
Total 230.000 270.000 230.000
Kelompok 2
Produk A 90.000 72.000 72.000
Produk B 95.000 92.000 92.000
Total 185.000 164.000 164.000
TOTAL 415.000 434.000 384.000 394.000 415.000
Pencatatan LCNRV
1. Metode Langsung (COGS)
Harga pokok penjualan 31.000
Persediaan 31.000
*415.000 – 384.000

2. Metode Langsung (Rugi)


Rugi penilaian persediaan31.000
Persediaan 31.000

3. Metode Penyisihan
Rugi penilaian persediaan31.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 31.000
Gross Profit Method
◦ Metode ini bersifat estimasi dalam penilaian persediaannya. Biasanya diterapkan
karena keterbatasan dokumen yang terkait dengan persediaan, misalnya karena
terjadi bencana kebakaran dan banjir.
◦ Dasar penilaian persediaannya adalah pada persentase laba kotor perusahaan tahun
berjalan atau rata-rata selama beberapa tahun.
◦ Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan,
2. menghitung nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada persentase laba kotor
yang telah diketahui
3. menghitung estimasi nilai persediaan akhir dengan mengurangkan harga pokok
penjualan terhadap penjualan
Contoh Gross Profit Method
Biaya Ritel
Persediaan, 1 Januari 57.000.000
Pembelian bulan Januari (netto) 180.000.000
Barang yang tersedia untuk dijual 237.000.000
Penjualan untuk Januari (netto) 250.000.000
Dikurangi perkiraan laba bruto
(75.000.000)
(Rp 250.000.000 x 30%)
Perkiraan harga pokok penjualan (175.000.000)
Perkiraan perssediaan, 31 Januari 62.000.000
Retail Method
◦ Metode eceran ini menilai persediaan akhir dengan cara menghitung terlebih
dahulu nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. Nilai persediaan akhir
dengan harga pokok akan diketahui dengan cara menghitung rasio antara nilai
persediaan yang tersedia untuk dijual dengan pendekatan harga pokok
dibandingkan dengan pendekatan ritel. Kemudian rasio yang diperoleh
dikalikan dengan persediaan akhir yang dinilai dengan pendekatan eceran
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Contoh Retail Method
Biaya Ritel
Persediaan, 1 Januari 19.400.000 36.000.000
Pembelian bulan Januari (netto) 42.600.000 64.000.000
Barang yang tersedia untuk dijual 62.000.000 100.000.000
Rasio biaya terhadap harga ritel:

Penjualan bulan Januari (netto) 70.000.000


Persediaan 31 Januari pada harga ritel 30.000.000
Persediaan 31 Januari pada biaya perkiraan (Rp 18.600.000
30.000.000 x 62%)
KESALAHAN PENCATATAN
PERSEDIAAN
Dapat terjadi karena:
◦ Persediaan fisik yang ada di tangan salah hitung
◦ Metode biaya dialokasikan tidak benar ke dalam persediaan
(diaplikasikan secara tidak benar)
◦ Persedaan yang ada di pengiriman dimasukkan atau tidak secara
benar dari persediaan
◦ Persediaan konsinyasi termasuk atau tidak secara benar dari
persediaan
Pengaruh pada Laporan Laba Rugi
Pengaruh pada Laporan Laba Rugi
Kesalahan pada
Persediaan Harga pokok
Laba kotor Laba bersih
penjualan
Persediaan awal:
Terlalu rendah Terlalu rendah Terlalu tinggi Terlalu tinggi
Terlalu tinggi Terlalu tinggi Terlalu rendah Terlalu rendah
Persediaan akhir:
Terlalu rendah Terlalu tinggi Terlalu rendah Terlalu rendah
Terlalu tinggi Terlalu rendah Terlalu tinggi Terlalu tinggi
Pengaruh pada Laporan Posisi
Keuangan
Pengaruh pada Laporan Posisi Keuangan
Persediaan Akhir
Persediaan Dagang Total Aset Lancar Modal
Terlalu rendah Terlalu rendah Terlalu rendah Terlalu rendah
Terlalu tinggi Terlalu tinggi Terlalu tinggi Terlalu tinggi

Anda mungkin juga menyukai