Anda di halaman 1dari 41

PT PLN (Persero)

ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

BAB 3

PARAMETER PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN


LINGKUNGAN HIDUP SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

Disiapkan untuk validasi materi kursus LH Lanjutan


Pusdiklat , April 2011
OUTLINE
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

1. DASAR HUKUM DAN TUJUAN PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
2. ASPEK LINGKUNGAN DALAM KETENAGALISTRIKAN
3. PARAMETER PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

1
DASAR HUKUM DAN TUJUAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Membutuhkan :
Dasar Hukum
1. Dokumen
¾ UU No. 30 Tahun AMDAL/UKL&UPL
2009 tentang
Ketenagalistrikan 2. Pelaksanaan Pengelolaan
Terciptanya dan Pemantauan
¾ UU No. 32 Tahun 2009 Pembangunan Lingkungan
tentang Perlindungan Berkelanjutan Yang
3. Evaluasi pelaksanaan
dan Pengelolaan Berwawasan Lingkungan pengelolaan dan
Lingkungan Hidup Bidang Ketenagalistrikan
pemantauan lingkungan
¾ PP No. 27 Tahun 1999 yang ANDAL, AMAN dan
Tentang AMDAL 4. Pembinaan teknis/ k
RAMAH LINGKUNGAN
Pengawasan
¾ KepMenLH No. 11 Pelaksanaan Pengelolaan
Tahun 2006 Tentang dan Pemantauan
Kriteria Wajib AMDAL Lingkungan
ASPEK LINGKUNGAN DALAM KETENAGALISTRIKAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

BAB II BAB XI
ASAS DAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
TUJUAN KETEKNIKAN
Pasal 2 Bagian Kesatu
Pembangunan ketenagalistrikan Lingkungan Hidup
menganut asas:
aa.manfaat;
manfaat; Pasal 42
b. efisiensi berkeadilan; Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan c.
berkelanjutan; wajib memenuhi
d. optimalisasi ekonomi dalam ketentuan yang disyaratkan dalam
pemanfaatan sumber peraturan perundangundangan
daya energi; di bidang lingkungan hidup.
e. mengandalkan pada
kemampuan sendiri;
f. kaidah usaha yang sehat;
sendiri;
g. keamanan dan keselamatan;
h. kelestarian fungsi lingkungan; dan
i. otonomi daerah.
KRITERIA WAJIB AMDAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sektor Ketenagalistrikan
Permen LH No. 11 tahun 2006

JENIS KEGIATAN BESARAN


1. Transmisi > 150 KV
2.
2 PLTD/G/U/GU ≥ 100 MW≥ 100 MW
(dalam satu lokasi)
3. PLTA
Dengan Tinggi Bendung, atau ≥ 15 M atau
Dengan Genangan, atau ≥ 200 Ha
Dengan Aliran Langsung ≥ 50 MW
4. PLTP ≥ 55 MW
5 PLTN
5. Semua Semua Besaran
6. Pusat Listrik Jenis Lain 10 MW

SUMBER : KEPMEN LH NO. 11 TAHUN 2006


CATATAN : DIBAWAH BESARAN TERSEBUT DIATAS WAJIB MENYUSUN UKL-
UPL
KOMPONEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

BIDANG ASPEK ACUAN


Pembangkitan Pengendalian ‐ PP 41/1999
Pencemaran Udara dan ‐ Permen LH No. 21/2008
Kebisingan ‐ Kepmen LH No. 48/1996
‐ Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang lebih ketat
Pengendalian ‐ PP 82/2001
Pencemaran Air ‐ Permen LH No. 08/2009
‐ Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang lebih ketat

Pengelolaan Limbah B3 ‐ PP 18/1999 jo 85/1999


‐ Permen LH No. 18/2009
‐ Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang lebih ketat

Penyaluran Persepsi Masyarakat ‐Standar WHO untuk medan magnet dan medan lstrik
terhadap Keberadaan ‐Laporan hasil survey
SUTT/SUTET
Aspek Kesehatan dan ‐ PP 18/1999 jo 85/1999
Keselamatan ‐ Permen LH No. 18/2009
‐ Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang lebih ketat
Pengelolaan Limbah B3 ‐ PP 18/1999 jo 85/1999
‐ Permen LH No. 18/2009
‐ Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang lebih ketat
KOMPONEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Distribusi Pengendalian ‐ Kepmen LH No. 48/1996


dan Jasa Pencemaran ‐ Peraturan Pemerintah Daerah setempat,
Pendukung Udara dan misalnya tentang pelarangan merokok di
Kebisingan tempat kerja

Pengelolaan No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


‐ UU No.
Sampah Sampah
‐ Peraturan Pemerintah Daerah setempat
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

BIDANG PEMBANGKITAN

7
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

DEFINISI

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau


komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak
dapat memenuhi fungsinya.

Pengendalian
P d li pencemaran
d udara adalah upaya pencegahan dan/atau
penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara

Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang
berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya;

Emisi adalah
d l h zat, energi
i d dan/atau
/ k komponen
l i laindihyang
ilk dihasilkan
d i dari
k i suatu kegiatan
yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau
tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar;
PENGELOLAAN KUALITAS UDARA
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Pengelolaan kualitas udara pada kegiatan pembangitan tenaga listrik antara


lain:

PLTU/GU PLTD/PLTG PLTP PLTA


‐ Pemasangan Electrostatic ‐ Pemasangan ‐ Pemasangan Tidak ada
Precipitator silencer gas extractor
‐ Pengunaan
Pengunaan teknologi low
l NOx ‐ pemeliharaan untuk
mengurangi
burner mesin sesuai mengurangi
‐ Penggunaan batubara kadar SOP kadar H2S yang
sulfur rendah (khusus PLTU dibuang ke
batubara) atau pemasangan Flue atmsofir
Gas Deshulpurization (FGD) ‐ Pelaksanaan SOP
‐ Desain ketinggian cerobong
‐ Pelaksanaan
Pelaksanaan SOP

Selain upaya pengelolaan, dilakukan pula upaya pemantauan kualitas udara


secara periodik untuk parameter‐parameter tertentu sesuai peraturan yang
berlaku.
BAKU MUTU UDARA
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Terdiri dari 2 jenis:

1. Baku Mutu Udara Ambien


Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi,
dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien.
Baku mutu udara ambien mengacu pada PP No. 41 Tahun 1999tentang
tentang
Pengendalian Pencemaran Udara

1. Baku Mutu Emisi


Baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah batas kadar maksimum
dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau
dimasukkan ke dalam udara ambien
Baku mutu emisi sumber tidak bergerak pembangkit listrik thermal mengacu
pada Permen LH No. 21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak Bagi Usaha/Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Thermal.
BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

PLTU
Parameter Emisi Kadar maksimum untuk Kadar maksimum untuk
pembangkit yang beroperasi pembangkit yang beroperasi
sebelum tahun 2008 setelah tahun 2008
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
Lampiran IA Permen 21/2008 Lampiran IB Permen
21/2008
Batubara Minyak Gas Batubara Minyak Gas

Sulfur Dioksida (SO2) 750 1500 150 750 650 50


Nitrogen Oksida (NOx) 850 800 400 750 450 320
dinyatakan sebagai NO2
Total Partikulat 150 150 50 100 100 30
Opasitas 20% 20% ‐ 20% 20% ‐
BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

PLTG
Parameter Emisi Kadar maksimum untuk Kadar maksimum untuk
pembangkit yang beroperasi pembangkit yang beroperasi
sebelum tahun 2008 sebelum tahun 2008
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
Lampiran IIA Permen 21/2008 Lampiran IIB Permen 21/2008
Minyak Gas Minyak Gas
Sulfur Dioksida (SO2) 1000 150 650 150

Nitrogen Oksida 800 400 450 320


(NOx) dinyatakan
sebagaiNO
sebagai NO2
Total Partikulat 150 30 100 30

Opasitas 20% ‐ 20% ‐


BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

PLTGU
Parameter Emisi Kadar maksimum untuk Kadar maksimum untuk
pembangkit yang beroperasi pembangkit yang beroperasi
sebelum tahun 2008 sebelum tahun 2008
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
Lampiran IIIA Permen 21/2008 Lampiran IIIB Permen 21/2008
Minyak Gas Minyak Gas
Sulfur Dioksida (SO2) 800 150 650 150

Nitrogen Oksida 800 400 450 320


(NOx) dinyatakan
sebagaiNO
sebagai NO2
Total Partikulat 150 30 100 30

Opasitas 20% ‐ 20% ‐


BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

PLTD
Parameter Emisi Kadar maksimum untuk Kadar maksimum untuk
pembangkit yang beroperasi pembangkit yang beroperasi
sebelum tahun 2008 sebelum tahun 2008
(mg/Nm3) (mg/Nm3)
Lampiran IVA Permen 21/2008 Lampiran IVB Permen 21/2008
Minyak Gas Minyak Gas
Sulfur Dioksida (SO2) 800 150 600 150
Nitrogen Oksida 1000 400 400 1000 320 320

(NOx) dinyatakan
sebagai NO2
Karbon Monoksida 600
600 500 540 540 500
(CO)
Total Partikulat 150 30 120 30
Opasitas 20% ‐ 20% ‐
BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

PLTP

Kadar maksimum
Parameter Emisi (mg/Nm3
(mg/Nm3)
Lampiran V Permen 21/2008
Hidrogen Sulfida (H2S) 35

Ammonia (NH3) 0,5


BAKU MUTU EMISI PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Pembangkit Berbahan Bakar Campuran


BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan dB(A)


Lampiran I Kepmen LH No. 48/1996
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5 Industri
5. 70 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus
- Bandar Udara*
- Stasiun Kereta Api*
- Pelabuhan Laut 70
- Cagar
CagarBudaya 60 60
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55
Keterangan: * ) Disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

DEFINISI

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai


kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjaga agar kualitas
air tetap dalam kondisi alamiahnya;

Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penangulangan


pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar
sesuai dengan baku mutu air;

Pencemaran air adalah memasuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,


energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan mannusia, sehinga
kualitas air turun ssampai ke
ai tingkat tertentu
ke tingkat yang
tertentu menyebabkan
yang air tidak
menyebabkan dapat
air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya;

Air Iimbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair;
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Pengelolaan kualitas air pada kegiatan pembangitan tenaga listrik antara lain:

1. Pemasangan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)

2.
2 Pemasangan oil catcher/oil trap

3. Pemasangan FCSR (Fluid Collection and Reinjection System), khusus untuk


PLTP

4. Pada PLTA dengan membersihkan daerah bendungan dari bahan organik


spt kayu dan eceng gondok serta melakukan penanaman pohon untuk
menjaga air air.
menjaga ketersediaan

Selain upaya pengelolaan, dilakukan pula upaya pemantauan kualitas air


secara periodik untuk parameter‐parameter tertentu sesuai peraturan yang
berlaku.
BAKU MUTU AIR
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE
Terdiri dari 2 jenis:
1. Baku Mutu Air
Baku mutu air disebut juga stream standard adalah ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air
Peraturan terkait baku mutu air adalah:
a. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
b. Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut:
‐ Lampiran I untuk perairan pelabuhan
‐ Lampiran II untuk wisata bahari
‐ Lampiran III untukt biota
k laut
l t

2. Baku Mutu Air Limbah


Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau
jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air limbah yang akan
dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan.
Baku mutu air limbah untuk kegiatan pembangkit listrik thermal mengacu pada
Permen LHLHNo.
N 08 08Tahun 2009
2009tentang Baku
B k Mutu AirAi Limbah Bagi
B iUsaha/Kegiatan
K i t
Pembangkit Listrik Thermal
BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sumber Proses Utama


No. Parameter Satuan Kadar Maksimum
Lampiran I Permen 08/2009
1. pH 6‐9
2. TSS mg/L 100
3. Minyak dan Lemak mg/L 10
4. Klorin Bebas (Cl2)* mg/L 0,5
5. Kromium Total (Cr) mg/L 0,5

6. Tembaga (Cu) mg/L 1


7. Besi (Fe) mg/L 3
8. Seng ((Zn)) mg/L 1
9. Phospat (PO4‐)** mg/L 10

Catatan: **Apabilacooling
coolingto tower
er blowdown dialirkan
dialirkan IPALke IPAL
**Apabila melakukan injeksi Phosphat
BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sumber Blowdown Boiler

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


Lampiran I Permen 08/2009
1. pH 6‐9

2. Tembaga (Cu) mg/L 1

3. Besi (Fe) mg/L 3

Catatan: Apabila sumber air limbah blowdown boiler tidak dialirkan ke IPAL
BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sumber Blowdown Cooling Tower

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


Lampiran I Permen 08/2009
1. pH 6‐9

2. Klorin Bebas (Cl2) mg/L 1

3. Seng (Zn) mg/L 1

4 Phospat (PO4‐) mg/L 10

Catatan: Apabila sumber air limbah blowdown cooling tower tidak dialirkan ke IPAL
BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sumber Demineralisasi/WTP

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


Lampiran I Permen 08/2009
1. pH 6‐9

2. TSS mg/L 100

Catatan: Apabila sumber air limbah demineralisasi/WTP tidak dialirkan ke IPAL


BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sumber Pendingin (Air Bahang)

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


Lampiran II Permen 08/2009
1. Temperatur °C 40*
2. Klorin Bebas (Cl2) mg/L 0,5

Catatan: Apabila sumber air bahang tidak dialirkan ke IPAL


*Merupakan hasil pengukuran rata‐rata bulanan di outlet kondensor
BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sumber Air Desalinasi

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


Lampiran II Permen 08/2009
1
1. pH ‐ 6 6‐9

2. Salinitas % Pada radius 30 m dari lokasi


pembuangan air limbah sudah
harus sama dengan kadar salinitas
alami

Catatan: Apabila air limbah desalinasi tidak dialirkan ke IPAL


BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sumber FGD Sistem Sea Water Wet Scrubber

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


Lampiran I Permen 08/2009
1. pH ‐ 6‐9

2. SO4(2‐) % Kenaikan kadar maksimum


parameter Sulfat 4% dibanding
kadar Sulfat titik penaatan Inlet air air
laut
Catatan: Apabila sumber limbah FGD Sistem Sea Water Wet Scrubber tidak dialirkan ke IPAL
BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Sumber Coal Stockpile

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


Lampiran II Permen 08/2009
1. pH ‐ 6‐9
2. TSS mg/L 200
3. Fe mg/L 5

4. Mn mg/L 2
Catatan: Apabila sumber limbah Coal Stockpile tidak dialirkan ke IPAL
BAKU MUTU AIR LIMBAH PEMBANGKIT THERMAL
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Air Limbah Mengandung Minyak/Oli

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum


Lampiran III Permen 08/2009
1. COD* mg/L 300
2. TOC** mg/L 110

3. Minyak dan Lemak mg/L 15

Catatan: Apabila sumber limbah Oily Water tidak dialirkan ke IPAL


* Parameter COD hanya berlaku sampai dengan 31 Desember 2009
** Parameter Total Organic Carbon (TOC) mulai berlaku 1 Januari 2010
PENGELOLAAN LIMBAH B3
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Tujuan Pengelolaan limbah B3: untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta
melakukan
l k k pemu lihihan kual
k litas lingkungan
li k yang sudah
d h tercemar sehingga sesuai
fungsinya kembali.

Pengelolaan Limbah B3 oleh Penghasil:


1. Limbah B3 dikelola di lingkungan sendiri atau biasa disebut on‐site waste
2. Limbah yang dikelola di luar lingkungan penghasil atau disebut off‐site waste
memerlukan dokumen antara lain :
• Waktu dihasilkan
• Waktu Penyerahan
• Jumlah Limbah
N
• Nama Li b h
Pengangkut Limbah
Penyerahan kepada pihak lain tidak mengurangi tanggung jawab penghasil
30
JENIS LIMBAH B3 KEGIATAN PEMBANGKITAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

KEGIATAN JENIS LIMBAH B3

PLTU 1. Limbah minyak pelumas, minyak solar


2. Abu batubara
3. Limbah hasil pemeliharaan PLTU (majun bekas
pembersih)
4. Limbah
bahan kimia
laboratorium
5. Lumpur
PLTD/PLTG/PLTGU Instalasi
1. Limbah minyak pelumas, minyak solar
/ PLTP/PLTA Pengolahan
2. Limbah hasil pemeliharaan PLTD/PLTG (majun
Limbah
bekasCairpembersih)
(sludge)
3. Batere bekas, toner bekas, pelarut bekas, dll.
6. Batere
bekas, toner
bekas, pelarut
bekas, dll.
PENYIMPANAN LIMBAH B3
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

1. Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan paling lama 90 hari sebelum


diserahkan kepada pihak lain

2. Bila Limbah B3 yang dihasilkan < 50 kg/hari, penghasil dapat


menyimpan lebih dari 90 hari dengan persetujuan Kepala Instansi yang
bertanggung jawab
3. Menyiapkan catatan (manifest system) tentang limbah B3 dan
membuat laporan per semester kepada Instansi yang bertanggung
Bupati
jawab dengan Tk II Bupati/KD Tk.II
tembusan
4. Sebagaimana Penghasil, Untuk Pengumpul, Pengangkut dan Unit Komersial
yang melakukan pengolahan dan penyimpanan Limbah B3 juga melakukan
point 3
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

BIDANG PENYALURAN

33
ASPEK LINGKUNGAN BIDANG PENYALURAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Aspek yang Dikelola dan Dipantau:

1. Aspek Persepsi Masyarakat terhadap Keberadaaan SUTT/SUTET


Æ Persepsi negatif masyarakat terhadap SUTT/SUTET dapat menyebabkan keresahan
masyarakat.

2. Aspek Kesehatan dan Keselamatan


Pemerintah
P i t h mengadopsi
d i rekomendasi
k d i international
i t ti l radiation
di ti protection
t ti association
i ti (IRPA)
(IRPA) dan
d
WHO 1990 untuk batas pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet 50 ‐ 60 Hz sebagai berikut :

3. Aspek Pengelolaan Limbah B3

34
ASPEK KESELAMATAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

35
KERESAHAN MASYARAKAT TERHADAP SUTT/SUTET
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Keresahan masyarakat terhadap SUTT/SUTET dikatagorikan


berdasarkan penyebabnya sebagai berikut:

• Keresahan masyarakat karena turunnya nilai jual tanah


• Keresahan masyarakat akibat perubahan tata ruang tanah
dan lahan
• Keresahan masyarakat terhadap adanya pengaruh medan
magnit dan medan listrik
• Keresahan masyarakat terhadap pemangkasan pohon dan
pembatasan tingginya tegakan tanaman atau benda
lainnya

36
JENIS LIMBAH B3 KEGIATAN PENYALURAN
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

KEGIATAN JENIS LIMBAH B3

TRANSMISI 1. Limbah minyak isolasi, minyak hidrolik, minyak


pelumas
2. Limbah elektrolit batere
3.3 Limbah casing
i b batere
t
4. Limbah drum bekas limbah minyak isolasi
5. Limbah hasil pemeliharaan transmisi (majun bekas
pembersih isolator, cairan bekas pemeliharaan)
6. Limbah bahan kimia laboratorium pengujian
minyak isolasi dan limbah hasil uji.
7. Limbah hasil decomposisi gas SF6
8. Batere bekas, toner bekas, pelarut bekas, dll.
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

BIDANG DISTRIBUSI DAN


JASAPENDUKUNG
JASA PENDUKUNG

38
ASPEK LINGKUNGAN BIDANG DISTRIBUSI DAN JASA PENDUKUNG
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

Aspek yang Dikelola dan Dipantau:

Dampak Lingkungan Yang Harus Dikelola Sumber Dampak


Eco Office
Kualitas udara dalam ruang kerja Aktivitas pekerja merokok dalam ruang
kerja
Limbah padat/ Sampah Aktivitas pekerja dan penggunaan alat
tulis kantor.
Air limpasan Limpasan air hujan
Penggunaan air domestik Toilet, Kebersihan gedung kantor, Cuci
kendaraan dan meyiram tanaman.
Penggunaan energi listrik Penerangan ruangan dan pengoperasian
peralatan elektronik.

39
ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai