Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN

KAJIAN FILSAFAT TERHADAP PROBLEM


PENDIDIKAN INDONESIA

KELOMPOK 6

Nur Afni Zuliyanti (200154604010)


Silvia Rosyi Handoyo (200154604054)
Vita Mardilah (200154602515)

Offering A7A
Pengertian Filsafat Pendidikan menurut para ahli
1. Menurut Socrates
Prinsip dasar pendidikan menurut Socrates adalah dialektis. Methode ini digunakan
sebagai teknis dasar pendidikan yang direncanakan untuk mendorong seseorang berpikir dengan
cermat untuk menguji diri sendiri dan untuk memperbaiki pengetahuannya. Seorang guru tidak boleh
memaksakan gagasan-gagasannya atau pengetahuannya kepada seorang siswa, karena seorang siswa
dituntut untuk bisa mengembangkan pemikirannya sendiri dengan berpikir secara kritis. Metode ini
tidak lain meneruskan intelektualitas, mengembangkan kebiasaan-kebiasaan dan kekuatan mental
seseorang. Dengan kata lain, tujuan pendidikan yang benar adalah untuk merangsang penalaran yang
cermat dan disiplin mental yang akan menghasilkan perkembangan intelektual yang terus menenrus
dan standar
moral yang tinggi.

2. Menurut Plato
Negara wajib memberi pendidikan kepada setiap warga negaranya. Namun demikian, setiap
peserta didik harus diberi kebebasan untuk mengikuti ilmu sesuai bakat, minat, dan kemampuan
masing-masing jenjang usianya. Sehingga pendidikan itu sendiri memberikan dampak perubahan bagi
kehidupan pribadi, bangsa, dan negara. Menurut plato, idealnya dalam sebuah negara pendidikan
memperoleh tempat yang paling utama dan mendapatkan perhatian yang sangat mulia, maka a harus
diselenggarakan oleh negara. Karena pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu Tindakan
pembebasan Option
dari belengggu
A ketidaktahuan dan ketidakbenaran.
Option B Option C akan
Dengan pendidikan, orang-orang
mengetahui
apa yang benar dan apa yang tidak benar. Dengan pendidikan pula, orang-orang akan mengenal apa
yang baik dan apa yang jahat, apa yang patut dan apa yang tidak patut.
3. Menurut Aristoteles

Menurut Aristoteles, agar orang hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan.
Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan soal memberikan bimbingan
kepada perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri
tidak berdaya, sehingga ia memerlukan dukungan perasaan yang lebih tinggi agar
diarahkan
secara benar.
Tujuan Filsafat Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran
yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip
pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi,
yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat
dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan, dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan
dan luasnya berlainan, yaitu:
a. Tujuan Pendidikan Nasional
b. Tujuan institusional
c. Tujuan kurikuler
d. Tujuan instruksional
Tujuan filsafat pendidikan yang lainnya, yaitu:

1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri
sendiri.
2. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berpikir sendiri.
3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga
seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
4. Hidup seorang dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut, sebab itu
mengetahui pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.
5. Bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang
memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia, seperti
misalnya ilmu mendidik.
Manfaat Mempelajari Filsafat

1. Filsafat menolong anak didik


2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan
memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas
4. Filsafat merupakan Latihan untuk berpikir sendiri
5. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama
dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti
sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
Permasalahan Pendidikan di Indonesia

1. Sistem Pendidikan Indonesia masih kaku


• Suatu sistem yang terperangkap dalam kekuasaan otoriter yang sifatnya kaku.
• alasan pertama sistem pendidikan di Indonesia dianggap kaku karena sekolah mementingkan
IPK atau nilai.
• Alasan yang kedua adalah sekolah hanya menjelaskan “apa” bukan “kenapa”. Siswa diajarkan
banyak mata pelajaran di sekolah seperti matematika integral, fisika hukum newton, geografi
lapisan batuan bumi dan lainlain. Namun, Ketika ada pertanyaan “mengapa hal tersebut diajarkan
di sekolah?” tidak banyak yang bisa menjawab.
• Begitu pula dengan ujian nasional harus mencapai standar yang sama untuk lulus. Hal ini
dapat membunuh kreativitas peserta didiknya yang merupakan alasan ketiga.
2. Sebagian Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia Telah Diracuni dengan Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme
Manipulasi dana yang terjadi ternyata dilakukan oleh orang-orang di lingkungan pendidikan
itu sendiri. Komite sekolah belum mampu mengontrol secara menyeluruh di lingkungan
sekolah sendiri, apalagi mengontrol ke tingkat yang lebih tinggi sampai ke Dinas Pendidikan.
Praktek
korupsi Seperti itu yang menjadi kanker berjasa dalam memerosotkan kualitas pendidikan kita.

3. Daya Saing Lulusan yang Masih Rendah


Global Talent Competitiveness Index (GTCI) adalah pemeringkatan daya saing negara
berdasarkan kemampuan atau talenta sumber daya manusia yang dimiliki negara tersebut.
Berdasarkan education index yang dikeluarkan oleh human development reports pada 2017,
Indonesia ada posisi ketujuh di asean. Skor tertinggi dipegang oleh Singapura.dilanjutkan oleh
Malaysia, Bunei Darussalam, Thailand, dan Filipina. Hal tersebut membuktikan rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia.
4. Sistem Pendidikan di Indonesia belum Mengantisipasi Abad ke-21
Indra Charismiadji, seorang pengamat pendidikan berkata dalam Gobal
Education Supplies and Solution (GESS) “Kajian dari CFEE Annual Research Digest
2016/2017 yang menyimpulkan anak Indonesia akan siap menghadapi abad 21 tapi
nanti di abad 31”. Artinya, pendidikan di Indonesia akan tertinggal 1000 tahun. Kondisi
seperti ini dapat dilihat dari kebiasaan anak-anak yang tidak bersikap kreatif, inovatif,
dan
mampu memecahkan masalah. Siswa hanya tahu menghafal dan mendengarkan
penjelasan guru, tanpa dibiasakan untuk komunikasi dua arah. Namun implementasi
pada kurikulum terbaru mulai menerapkan pembelajaran abad 21 walau masih banyak
kekurangan dan hal-hal yang masih perlu dikembangkan.
Upaya Menjawab Tantangan Pendidikan di Indonesia

1. Pendidikan Bukan Hanya Sekedar Pengajaran


2. Learning bukan Teaching
3. Pengembangan bukan Perubahan Kurikulum
4. Process Oriented bukan Goal Oriented
Thank you

Anda mungkin juga menyukai