6 Pengaturan Lainnya
3.6.1 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi,
Ekuitas Pendapatan dan Pajak Penghasilan
SAK ETAP masih menggunakan istilah kewajiban
diestimasi namun pengaturannya sama dengan
provisi dalam PSAK 57, dimana kewajiban
diestimasi diakui jika terpenuhi tiga hal berikut :
1. Entitas memiliki kewajiban kini atas hasil
peristiwa masa lalu,
2. Lebih mungkin dibandingan tidak mungkin
terjadi bahwa entitas harus mentransfer
transfer ekonomis pada saat penyeselaina, dan
3. Jumlah kewajiban dapat diestimasi secara
andal
• Pengaturan Aset dan kewajiban kontijensi dalam
SAK ETAP dan PSAK 57 serupa yaitu, hanya
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
• SAK ETAP mengatur tentang ekuitas. Pengaturan
serupa dengan PSAK 21 yang telah dicabut kecuali
tidak adanya pengaturan mengenai reorganisasi dan
selisih penilaian kembali
• Pengaturan mengenai pendapatan dalam SAK ETAP
juga serupa dengan pengaturan dalam PSAK 23, SAK
ETAP mengantur mengenai pendapatan dari
penjualan barang, penyediaan jasa, kontrak
konstruksi yang juga memungkinkan penerapan
metode persentase penyelesaian serta bunga
royalty dan dividen seperti halnya PSAK 23
• Sementara terkait pajak pengehasilan, pengaturan
dalam SAK ETAP jauh lebih sederhana, yaitu
menggunakan konsep pajak terutang dibandingkan
PSAK 46 yang menggunakan konsep pajak
tangguhan, SAK ETAP hanya hanya mengatur
hanya mengatur bahwa entitas harus mengakui
kewajiban, atas seluruh pajak penghasilan periode
berjalan dan periode sebelumnya yang belum
dibayar, dan jika pembayaran melebihi jumlah
terutang, maka entitas mengakuinya sebagai asset
tidak ada pengaturan mengenai pajak tangguhan.
3.6.2 Sewa
SAK ETAP sejak diterbitkannya banyak dipilih untuk diterapkan oleh entitas yang
memenuhi kualifikasi, beberapa penelitian menemukan bahwa dalam penerapan SAK
ETAP masih terdapat beberapa kekurangan, walaupun ada juga yang telah
menerapkannya dengan baik.
Beberapa penelitian tentang UKM/Koperasi ternyata hanya melakukan pencatatan
akuntansi sederhana dan tidak menerapkan SAK ETAP, penelitian lain, menemukan
bahwa UKM yang diteliti belum membuat laporan keuangan yang lengkap seperti
yang diatur dalam SAK ETAP
Tidak diterapkan SAK ETAP secara menyeluruh tidak selalu disebabkan oleh kurangnya
pemahaman sumber daya entitas, penelitian lain mengungkapkan bahwa koperasi
yang diteliti masih menggunakan PSAK 27 untuk untuk beberapa hal, karena tidak
menemukan pengaturan yang diperlukan dalam SAK ETAP, hal ini mengindikasikan
perlunya pengaturan tambahan untuk hal-hal tertentu dalam SAK ETAP