Seksual
Oleh:
Prof. Dr. dr. Sarma N. Lumbanraja,
M.Ked(OG), Sp.OG(K)
Pendahuluan
Disebabkan N.gonorrhoeae
Menyerang epitel kolumnar
Klinis : inkubasi 1-5 hari
Uretritis akut : nyeri b.a.k, dyscharge purulen dai oue,
mulut oue seperti mulut ikan.
Proctitis dpa asimtomatik (homo), dpt nyeri rectal,
tenesmus, dyscharge.
Pada wanita, infeksi terutama di cervix, uretra dan rectum
bisa juga. Gejala dyscharge vagina, banyak, dyspareuni.
Sebagian besar asimtomatik !!!
Pada anak, dewasa dapat lokasi di mata
Komplikasi : abses lokal, abses peri-uretra dpt
menjadi fistula, striktura uretra. Pada wanita dpt
terjadi abses Bartolini.
Infeksi ascending pd laki-laki -- > prostatitis akut --
> nyeri punggung atau perineal. Dapat terjai
eipididymo-orchitis dengan gejala bengkak scritum
nyeri, bisa uni/ bilateral.
Pada wanita : infeksi ascending menyebabkan
radang panggul. Biasanya onset akut dengan nyeri
abdomen bawah, dan pelvis. Demam, pemeriksaan
bimanual terdapat nyeri hebat pd cervix dan adnexa
yg digerakkan.
Abses tubo-ovarian dan jaringan parut tuba Falopii
mengakibatkan infertilitas.
Pem. Lab :
* gram stain, diplokokus Gram (-) baik intra/
ekstraseluler.
A. Sifilis primer :
* 2-3 pekan infeksi --- > papul, nyeri (-)
* makin besar --- > ulkus (10-90 hari, rata-rata
3 pekan) yg disebut chancre/ ulkus durum de
ngan sifat khas
* jika lokasi di cervix, tidak diketahui karena
asimptomatik --- > penularan !!!
* lokasi ulkus lain : anal, perianal, bibir, lidah,
areola mamae.
Kgb regional membsr dengan sifat khas
Penyebaran infeksi masih secara limfogen
D/ S-1 : - anamnesis adanya coitus supec-
tus
- klinis ada ulkus khas, kgb reg dg
sifat khas
- lab. T. pall (+), STS (+)
B. Sifilis skunder :
* timbul 3-10 pekan setelah infeksi
* penyebaran sudah hematogen : demam
ringan, malaise, sakit tenggorok, adeno
pati generalisata, bb turun, nyeri otot, sa-
kit kepala aikibat iritasi meningeal.
* klinis yg paling menonjol (80 %) di kulit
terdapat lesi eritro-papulo-skuamosa.
Tidak gatal, diameter lesi 1-2 mm sampai 15-20 mm,
warna pink – merahkecoklatan
Kondiloma lata (+) terutama pd daerah yg lembab
pada anogenital
Kgb membsr, generalisata !!!
Wajah terdapat plaque anular, tengah hi
perpigmentasi
Alopecia ‘non-scaring” moth-eaten.
D/ S-2 : - klinis, lab.
Ulcus Durum
C. Sifilis laten :
* timbul 3-12 pekan setelah S2 tdk di th/.
* tidak ada gejala apa-apa, tetapi STS (+)
* ada 2 stadium : early latent (< 1 th onset)
late latent (> 1 th onset)
* D/. – anamnesis pernah ada ulkus durum
dan lesi eritro-papulo-skuamosa
- lab. STS (+)
D. Sifilis tertier/ late syphilis/ sifilis lanjut/ S3 :
* timbul bbrp bulan-tahun onset.
* kelaian kulit, tulang, SSP, jantung, pem-
luh dara besar.
* sktr 50 % mengalami “late benign syphi-
lis” dengan timbulnya gumma.
* sktr 25 % gejala kariovascular
* sktr 25 % gejala neurologik.
Gumma paling sering ditemukan --- > des-
truktif pada kulit, tulang, hati, organ lain.
gumma dpt bertahan berminggu/ bulan, jika sembuh
timbul scar.
T oxoplasma
O ther : Syphillis, Strepto Gr-B
R ubella
C ytomegalo, Chlamydia
H erpes, Hepatitis B-C, HIV, HPV
Toxoplasmosis Cytomegalovirus
Parasit Toxoplasma
36 Antigen : Virus
gondii Cytomegalo
Famili : Sarcocystidae Famili : Herpesviridae
Tachyzoite 2-4 & 4-8 m Ukuran : 180 -200 nm
Oocyst 12,1 x 11 m
Cyst 200 m Herpes Genitalis
Antigen : virus Herpes
Rubella Simpleks-2
Antigen : Virus Rubella Famili : Herpesviridae
Famili : Togaviridae Ukuran : 180 – 200 nm
Ukuran : 60 – 70 nm
37
Cara penularan
Makan sayuran/buah2an yang tercemar tinja
kucing (sumber ookista)
Makan daging yang masih mentah atau kurang
matang (mengandung kista)
Melalui kontaminasi mukosa
Secara vertikal dari ibu ke janin (transplasental)
Melalui transplantasi organ
Melalui transfusi darah
Toxoplasmosis
38
Sumber infeksi:
Tinja kucing
Hewan potong yang terinfeksi (mengandung kista)
Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
Organ/darah donor yang terinfeksi
39
Gillespie SH & Pearson RD, Principle &
Practice in Clinical Parasitology, 2001
40
41
Gejala klinik
Toxoplasmosis yang terjadi pada orang dewasa
maupun anak-anak umumnya asimptomatik
Biasanya terjadi limpadenopati dan rasa lelah,
kadang-kadang disertai demam, malaise, sakit
kepala dan myalgia
Pada umumnya infeksi ini tidak menimbulkan
masalah
Toxoplasmosis
42
Infeksi Akut
Parasitemia
Antibodi
Jaringan/organ
Toxo IgM
43
Primer
Edukasi bagi para wanita usia subur (ibu-ibu yang
akan/sedang hamil)
Sekunder
Melakukan pemeriksaan serologi bagi pasien yang
akan hamil (atau yang baru/sedang hamil bagi yang
seronegatif)
Pencegahan
52
RUBELLA
Sumber Infeksi
56
Sekresi Nasofaring
Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
Cara Penularan
57
Cytomegalovirus (CMV)
Sumber infeksi
61
Saliva
Urin
Sekresi serviks/vagina
Sperma
ASI
Darah/organ donor yang terinfeksi
Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
Cara penularan
62
“Respiratory droplets”
Kontak dengan sumber infeksi (saliva, urin, sekresi
serviks, dan vagina, sperma, ASI, air mata)
Melalui transfusi dan transplantasi organ
Secara vertikal dari ibu ke janin
Prenatal (plasenta)
Perinatal (pada saat kelahiran)
Postnatal (ASI, kontak langsung)
Indikasi Pemeriksaan Serologi
63
Donor darah/organ
Resipien organ transplantasi
Wanita sebelum hamil, bila negatif periksa pada
kehamilan dini selanjutnya pada kehamilan lanjut
neonatus yang ibunya terinfeksi
Hal-hal yang perlu diperhatikan
64
Saliva
Cairan vesikel
Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
Cara penularan
68
CMV + ++ ++*
HSV + ++ +
Toxo ++ - _
VZV ++ + +
HBV + ++ ++
*Breast Milk 71
72
Terapi :
* doksisiklin 2x100mg/hr atau eritromisin
4x500mg selama 3 pekan.
* bubo di aspirasi
* jika komplikasi : operatif.
LGV : Bubo
LGV : Bubo
Herpes simplex virus
Terapi :
HG primer :
- Asiklovir 3x 400mg oral, 5-10 hr
Valasiklovir 2x500mg selama 5-10 hr
- Famsiklovir 2x125mg selama 5-10 hr
HG rekurens :
* asiklovir 3x400mg/hr 5 hari
* valasiklovir 2x500mg/hr
* famsikloir 2x125mg/hr selama 5 hr
Herpes Genitalis
Herpes Genitalis
Herpes Genitalis
Dyscharge Urethra
Kandidiasis vulvovaginal
Definisi
• Hepatitis B merupakan infeksi
menular serius pada hati yang
disebabkan oleh virus
hepatitis B.
• Infeksi akut dapat terjadi pada
saat tubuh terinfeksi untuk
pertama kalinya. Infeksi akut
ini dapat berubah menjadi
kronis setelah beberapa bulan
sejak infeksi pertama kali
DIAGNOSIS PADA IBU HAMIL
Infeksi Infeksi
Hepatitis B Hepatitis B
Akut Kronis
●
HbsAg (+) ●
HbsAg (+)
●
HBcAb (+) lebih dari 6
●
HBcIgM (+) bulan
●
HbsAb (-) ●
HbsAb (-)
DIAGNOSIS PADA BAYI
Terdapat dua jenis protein pada virus Hepatitis B yaitu antigen dan antibodi
Jika HbsAb terdeteksi menandakan sudah terbentuk imunitas (imunisasi atau riwayat infeksi)
••““s”
s” :: surface—infected.
surface—infected. Jika
Jika persisten
persisten >6
>6 bulan
bulan menandakan
menandakan infeksi
infeksi kronik
kronik
ETIOLOGI "s"
"s" :: Sudah
Sudah terbentuk
terbentuk imunitas
imunitas
••“c”
“c” :: core
core
"c"
"c" :: hasil
hasil positf
positf pada
pada window
window period
period dan
dan mendahului
mendahului konversi
konversi HBsAb
HBsAb
Antigen Antibodi
••“e”
“e” :: envelope—menandakan
envelope—menandakan derajat
derajat infeksius
infeksius yang
yang lebih
lebih tinggi
tinggi
TRANMISI VERTIKAL
Transmisi vertical HBV terjadi pada 90-95% ibu hamil dengan HBeAg (+) dan pada 90% kasus hepatitis akut pada TM III
Transmisi vertical terjadi pada 20-30% ibu hamil dengan HBsAg (+) namun HBeAg (-)
Pada ibu hamil dengan Hepatitis B, dianjurkan pemeriksaan viral load pada TM III
HBIg
●
0.5 mL/kg IM untuk dewasa; 0.13 mL/kg untuk neonatus)
Anti-viral HBV
●
Dianjurkan pada UK 28-32 minggu dengan viral load yang tinggi (>10 6-108 kopi/mL)
Berikan vaksin HBV dan HBIg dalam 12 jam setelah lahir pada neonatus yang lahir dari ibu
HBsAg positif atau status HBsAg tidak diketahui
EPIDEMIOLOGI
Jumlah penderita wanita (25%) > pria, tetapi
hanya 1/7 yang menunjukkan gejala
RSCM Jakarta : 16 % pasien klinis Obst
25 % pasien klink Gyn.
USA 18-25 % wanita hamil
Eropa Timur : 30-40% pasien klinik Gyn
Wanita usia 20-44 th > remaja dan lansia
MORFOLOGI
PENCEGAHAN ?
PENCEGAHAN :
Prinsip terapi :
1. Pasangan seks juga harus diterapi untuk menghindar
“ fenomena ping-pong “.
2. Memperhatikan fokus-fokus infeksi di luar vagina
(klj. Bartholini dan uretra) dengan memberikan
terapi per oral dan lokal.
D.O.C : Metronidazole
Dosis : wanita 3x250 mg p.o selama 10 hr
2 gr dosis tunggal
500 mg vag. supp. 10 hr
laki-laki 2x250 mg p.o 10 hari
2 gr dosis tunggal
Obat-obat lain :
Tinidazole, Seknidazole, Nimorazole,
Ornidazole, hidroksiquinolon
PROGNOSIS : baik
HIV AIDS
“Acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS) adalah
DEFINISI
penyakit yang disebabkan oleh
infeksi human
immunodeficiency virus
(HIV)”
Infeksi saluran kemih
Definisi
Ada mikroorganisme pada urine yang bisa
dianggap sebagai kontaminasi. Organisme
mempunyai potensi menginvasi jaringan
salurang urin dan struktur terdekat
STRUKTUR
VIRUS HIV
Z Pada jaringan limfoid sel dendrit akan melepaskan HIV ke CD4+ sel T melalui kontak langsung sel ke sel. Dalam beberapa hari setelah terinfeksi HIV, virus
melakukan banyak sekali replikasi sehingga dapat dideteksi pada nodul limfatik.
Viremia akan menyebabkan penyebaran virus ke seluruh tubuh dan menyebabkan infeksi sel T helper, makrofag, dan sel dendrit di jaringan limfoid perifer
Infeksi ini akan menyebabkan penurunan jumlah sel CD4+ yang disebabkan oleh efek sitopatik virus dan kematian sel. Jumlah sel T yang hilang selama perjalanan dari mulai
infeksi hingga AIDS jauh lebih besar dibanding jumlah sel yang terinfeksi, hal ini diduga akibat sel T yang diinfeksi kronik diaktifkan dan rangsang kronik menimbulkan apoptosis.
PATOGENESIS
Penderita yang telah terinfeksi virus HIV memiliki suatu periode asimtomatik yang dikenal sebagai periode laten. Selama periode laten tersebut virus yang dihasilkan sedikit dan umumnya sel T darah perifer
tidak mengandung virus, tetapi kerusakan CD4+ sel T di dalam jaringan limfoid terus berlangsung selama periode laten dan jumlah CD4+ sel T tersebut terus menurun di dalam sirkulasi darah
Selama fase lanjutan (kronik) infeksi HIV ini penderita akan rentan terhadap infeksi lain dan respons imun terhadap infeksi ini akan merangsang produksi virus
HIV dan kerusakan jaringan limfoid semakin menyebar.
Pada keadaan ini kerusakan sudah mengenai seluruh jaringan limfoid dan jumlah CD4+ sel T dalam darah turun di bawah 200 sel/mm 3 (normal 1.500 sel/mm 3). Penderita AIDS dapat mengalami berbagai
macam infeksi oportunistik, keganasan, cachexia (HIV wasting syndrome), gagal ginjal (HIV nefropati), dan degenerasi susunan saraf pusat (AIDS ensefalopati).
GAMBARAN KLINIS
KEHAMILAN DAN AIDS
EFEK EFEK AIDS
KEHAMILAN PADA
PADA AIDS KEHAMILAN
Kadar plasma HIV dan sel CD4 merupakan Infeksi HIV meningkatkan
penanda beratnya penyakit. Kadar rata-
rata CD4 pada orang dewasa sehat 500- insidensi gangguan
1.500 sel/mikroliter. pertumbuhan janin dan
Pada semua wanita hamil kadar CD4 persalinan prematur pada
menurun
543±169 sel/mikroliter tetapi tidak wanita dengan penurunan
menggambarkan kadar CD4 dan penyakit yang
terinfeksi atau tidaknya wanita tersebut lanjut. Tidak ditemukan
oleh HIV. Kehamilan tidak dihubungkan
dengan beratnya AIDS hubungan kelainan kongenital
dengan infeksi HIV
ANC WANITA HAMIL DENGAN
HIV
● Semua wanita hamil HIV positif harus dilakukan pemeriksaan yang ketat dan dilakukan juga
pengobatan terhadap infeksi genital selama kehamilannya. Hal ini harus dilakukan sedini mungkin
● Pengukuran kadar plasma dan CD4 limfosit T harus diulang 4-6 kali setiap bulan selama kehamilannya
dan dianjurkan terapi antivirus serta dibutuhkan terapi profilaksis untuk Pneumocystis carinii
pneumonia (PCP).
● Wanita yang sedang pengobatan HAART harus dilakukan monitoring terhadap intoksikasi obat seperti
jumlah sel darah, ureum, elektrolit, fungsi hepar, laktat, dan gula darah. Adanya gejala dan tanda
preeklamsi, kolelitiasis, atau gangguan fungsi hati selama kehamilan menandakan adanya intoksikasi
obat.
● Ultrasonografi (USG) mendetail tentang adanya anomali janin sangat penting dilakukan terutama
wanita hamil yang telah terpapar obat HAART dan antagonis folat yang digunakan untuk profilaksis
PCP
● Monitoring janin intensif termasuk adanya gangguan anatomi, gangguan pertum-
buhan,danfetalwellbeing padasaattrisemes- ter III diharuskan pada ibu hamil yang mendapat obat
kombinasi HAART untuk melihat efek obat pada janin
TRANSMISI
Transmisi penyakit dari ibu ke janin (mother-to- child trasmission = MTCT)
dapat terjadi selama kehamilan, saat persalinan, dan menyusui. Pada ibu
hamil yang tidak diberikan obat HAART selama kehamilan, 80% terjadi
transmisi MTCT pada usia kehamilan lanjut (di atas 36 minggu), saat
persalinan, dan postpartum dan kurang dari 2% transmisi MTCT terjadi selama
trisemester I dan II kehamilan.
Lymphogranuloma
venereum
Gejala klinis :
Pada bayi :
Tetular karena ibu menderita klamidiasis
Conjunctivitis mucopurulent 7-12 hari
setelah Kelahiran (15-20%) dan infeksi
pernapasan (10-20%)
Bayi dengan trachom pd mata
Bagian tubuh yang mengalami
infeksi tidak memberikan gejala
dan tanda tapi dapat menularkan
pada pasangan seksual
Pengobatan
Pengobatan pada pasangan seksual
harus dilakukan pada keduanya
tetracycline (untuk urethritis nongonococcal pada
wanita tidak hamil yang terinfeksi),
Azythromycin, Erythromycin (pada wanita hamil)
Untuk bayi, diobati dengan erythromycin atau
tetracycline
Epidemiologi
Natural History of Disease dari klamidiasis tidak diketahui secara
jelas
Klamidiasis menyerang 70 persen wanita dan 50 persen pada pria.
Menurut penelitian sebagian besar penyakit ini terjadi pada
remaja dan wanita antara umur 20 dan 24 tahun.
Ditularkan dan menyebar melalui kontak pasangan seks yang
terinfeksi
Inklusi conjunctivitis pada bayi berasal dari ibu yang terinfeksi
pada alat kelaminnya
PENCEGAHAN
Cystitis
Inflamasi kandung kemih
Disebabkan menyebarnya infeksi uretra
Terjadi karena aliran balik urine dari uretra ke dalam fekal,
pemakain kateter atauu sistoskop
Uretritis
Iritasi dan pembengkakan uretra
Disebabkan oleh E. coli, Clamidia, Virus herpes
Pielonefritis
Terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens, infeksi
hematogen
Infeksi dapat terjadi di satu atau dikedua ginjal
• Berdasarkan pengalaman klinis dan percobaan, cara asendens ini
adalah cara yang banyak dalam penyebaran infeksi. Sebagai faktor
predisposisi adalah urethra wanita yang pendek dan mudahnya
terjadi kontaminasi yang berasal dari vagina dan rektum.
• Pengaruh hormone progesterone terhadap tonus dan aktivitas
otot-otot dan obstruksi mekanik oleh pembesaran uterus dalam
kehamilan merupakan faktor predisposisi meningkatkan kapasitas
buli-buli dan terdapatnya sisa urin setelah berkemih pada ibu hamil.
• Perubahan pH urin yang disebabkan meningkatnya ekskresi
bikarbonas memberikan kemudahan untuk pertumbuhan bakteri.
Glikosuria juga sering terjadi pada kehamilan ini juga merupakan
faktor predisposisi berkembangnya bakteri dalam urin.
DIAGNOSIS
Szweda H, Jóźwik M. "Urinary Tract Infections During Pregnancy ͵ an Updated Overview." Dev Period Med. 20:4 (2016):263-272.
Matuszkiewicz-Rowińska J, Małyszko J, Wieliczko M. "Urinary tract infections in pregnancy: Old and new unresolved diagnostic and therapeutic
problems". Arch Med Sci. 11:1.(2015):67-77.
Cunningham F., Leveno K., Bloom S., et al. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw Hill Education; 2014.
PYELONEFRITIS
Szweda H, Jóźwik M. "Urinary Tract Infections During Pregnancy ͵ an Updated Overview." Dev Period Med. 20:4 (2016):263-272.
Matuszkiewicz-Rowińska J, Małyszko J, Wieliczko M. "Urinary tract infections in pregnancy: Old and new unresolved diagnostic and therapeutic
problems". Arch Med Sci. 11:1.(2015):67-77.
Cunningham F., Leveno K., Bloom S., et al. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw Hill Education; 2014.
PYELONEFRITIS PADA IBU
HAMIL
Infeksi Saluran Kemih
merupakan penyakit yang Janin menekan vesika
paling sering terjadi pada urinaria refluks vesiko
ibu hamil setelah anemia ureteral
retensi urin
memudahkan
kolonisasi
Bakteri yang umum
Penurunan tonus otot pada
mengakibatkan ISK
ibu
Asimptomatik pada ibu hamil
hamil memperlambat
adalah Streptococous Grup B
peristaltik uretra
khususnya S.agalactiae
melemahkan
risiko kelahiran prematur, BBLR,
sfingter ureter
infeksi neonates dan preeklampsia
(mempermudah
ascending infection)
Szweda H, Jóźwik M. "Urinary Tract Infections During Pregnancy ͵ an Updated Overview." Dev Period Med. 20:4 (2016):263-272.
Matuszkiewicz-Rowińska J, Małyszko J, Wieliczko M. "Urinary tract infections in pregnancy: Old and new unresolved diagnostic and therapeutic
problems". Arch Med Sci. 11:1.(2015):67-77.
Cunningham F., Leveno K., Bloom S., et al. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw Hill Education; 2014.
PYELONEFRITIS PADA IBU
HAMIL
Manifestasi klinis :
- Demam tinggi
- Nyeri pinggang
- Perkusi : Goldflam’s sign (+) /
Nyeri ketok CVA
- Anemia
- Trombositopenia
Kalinderi, K., Delkos, D., Kalinderis, M., Athanasiadis, A. and Kalogiannidis, I., 2018. Urinary tract infection during pregnancy: current concepts on a common multifaceted problem. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 38(4),
pp.448-453.
Johnson, J.R. and Russo, T.A., 2018. Acute pyelonephritis in adults. New England Journal of Medicine, 378(1), pp.48-59.
Kolman, K.B., 2019. Cystitis and pyelonephritis: diagnosis, treatment, and prevention. Primary Care: Clinics in Office Practice, 46(2), pp.191-202.
TATALAKSANA
PYELONEFRITIS
PADA IBU HAMIL
Johnson, J.R. and Russo, T.A., 2018. Acute pyelonephritis in adults. New England Journal of Medicine, 378(1),
pp.48-59.
TATALAKSANA
PYELONEFRITI
S PADA IBU
HAMIL
Johnson, J.R. and Russo, T.A., 2018. Acute pyelonephritis in adults. New England Journal of Medicine, 378(1),
pp.48-59.
KOMPLIKASI
INFEKSI SALURAN KEMIH DAN
PREEKLAMPSIA
Kalinderi, K., Delkos, D., Kalinderis, M., Athanasiadis, A. and Kalogiannidis, I., 2018. Urinary tract infection during pregnancy: current concepts on a common multifaceted problem. Journal of Obstetrics
and Gynaecology, 38(4), pp.448-453.
KOMPLIKASI
INFEKSI SALURAN KEMIH DAN
PREEKLAMPSIA
Faktor seperti onset infeksi dan Riwayat
masalah pada ginjal dapat menjadi
faktor perancu / bias dalam mendeteksi
hubungan antara ISK
dan Preeklampsia
Screening dan monitoring wanita hamil
dengan
ISK dapat berguna dalam mendeteksi
dan
mencegah preeklampsia
Diperlukan penelitian dengan jumlah
sampel yang lebih besar untuk
membuktikan hubungan yang
lebih jelas.
Kalinderi, K., Delkos, D., Kalinderis, M., Athanasiadis, A. and Kalogiannidis, I., 2018. Urinary tract infection during pregnancy: current concepts on a common multifaceted problem. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 38(4),
pp.448-453.
KOMPLIKASI • Infeksi materal menjadi penyebab pada
50%
kelahiran prematur
• Mekanisme belum pasti, namun
dihipotesiskan bahwa infeksi memicu
INFEKSI cascade inflamasi
SALURAN sehingga terjadi peningkatkan produksi
sitokin, prostaglandin dan enzim
KEMIH,
penghancur matriks memicu kontraksi
KELAHIRAN uterus, dilatasi serviks
PREMATUR dan ketuban pecah dini yang
DAN BERAT mempermudah
BADAN LAHIR masuknya pathogen ke dalam kavitas
RENDAH uteri
(BBLR)
Kalinderi, K., Delkos, D., Kalinderis, M., Athanasiadis, A. and Kalogiannidis, I., 2018. Urinary tract infection during pregnancy: current concepts on a common
multifaceted problem. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 38(4), pp.448-453.
KOMPLIKASI
INFEKSI SALURAN KEMIH, KELAHIRAN PREMATUR
DAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Kalinderi, K., Delkos, D., Kalinderis, M., Athanasiadis, A. and Kalogiannidis, I., 2018. Urinary tract infection during pregnancy: current concepts on a common multifaceted problem. Journal of Obstetrics and
Gynaecology, 38(4), pp.448-453.
KOMPLIKASI
INFEKSI SALURAN KEMIH DAN Intra-uterine Growth
Restriction (IUGR)
ISK
dihubungkan Sheiner, 2009 : Adanya hubungan antara ISK
asimtomatik dengan IUGR
dengan IUGR
karena adanya Kessous,2012 dan Hantush Zadeh, 2013 : ISK
kerusakan Asimtomatik dikonfirmasi mempunyai
endotel hubungan yang signifikan dengan IUGR
dan/atau Jain, 2013 : Wanita dengan ISK yang terlambat
memicu dideteksi mempunyai risiko 3,79 lebih tinggi
respons terkena Preeklampsia dan IUGR pada fetusnya
inflamasi
maternal.
Kalinderi, K., Delkos, D., Kalinderis, M., Athanasiadis, A. and Kalogiannidis, I., 2018. Urinary tract infection during pregnancy: current concepts on a common
multifaceted problem. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 38(4), pp.448-453.
KESIMPULAN
Perempuan hamil memiliki risiko tinggi
menderita infeksi saluran kemih karena
perubahan struktur anatomis yang mempermudah
invasi ascending pathogen menghasilkan Pyelonefritis.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya edukasi
mengenai risiko infeksi dan kesadaran pasien
mengenai kesehatan organ genitalia, ketelitian dalam
proses screening, dan pengobatan dengan regimen
yang tepat sehingga komplikasi yang berisiko buruk
pada ibu dan janin dapat dicegah.
Terima kasih