Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN TBC


NAMA KELOMPOK 2
1. Jumiatun
2. Karinna Septyaningrum
3. Ketty Aditya
4. Khairistiani
5. Khoirul Anwar
6. Lia Andriyani
7. Luluk Soraya
8. Mei Yolla Ningrum
9. Mia Ayu Agustin
10. Mohammad Roziqin
11. Muhammad Bahrul Amiq
Kudus, 29 November 2016
1. Pengertian 2. Penanda
klinis

4. Penatalaksanaan
3. patofisiologi

5. Pengkajian
keperawatan 6. Diagnosa
keperawatan
7. Rencana
tindakan
keperawatan
PENGERTIAN TBC

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung


yang disebabkan oleh kuman TB (Myobacterium
tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
paru. (Depkes RI, 2007).
KLASIFIKASI

1. Berdasarkan organ tubuh yang terkena :


a.Tuberkulosis paru
b.Tuberkulosis ekstra paru
2. Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dahak Mikroskopis, Yaitu Pada TB Paru :
a.Tuberkulosis paru BTA positif.
b.Tuberkulosis paru BTA negatif
PENANDA KLINIS TBC
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan (Kemenkes, 2011). Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat
bermacam-macam atau malah banyak pasien ditemukan Tb paru tanpa keluhan
sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Gejala tambahan yang sering dijumpai
(Asril Bahar. 2001) :
1. Demam
2. Batuk/Batuk Darah
3. Sesak Napas
4. Nyeri Dada
5. Malaise
PATOFISIOLOGI TBC
Tempat masuk kuman M.tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis
terjadi melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet yang
mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama jenis
bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas
perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit
(biasanya sel T) adalah sel imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini
biasanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan di tempat infeksi
oleh limfosit dan limfokinnya. Respon ini disebut sebagai reaksi
hipersensitivitas (lambat)
PENATALAKSANAAN TBC
Pengobatan penyakit Tuberculosis dahulu hanya dipakai satu macam obat saja.
Kenyataan dengan pemakaian obat tunggal ini banyak terjadi resistensi. Untuk
mencegah terjadinya resistensi ini, terapi tuberculosis di lakukan dengan
memakai perpaduan obat, sedikitnya diberikan 2 macam obat yang bersifat
bakterisid.
Pemberian obat-obatan : OAT (Obat Anti Tuberkulosa), Bronchodilator,
Expectoran, OBH, dan Vitamin.
Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES.2000 yaitu :
1. Tahap Intensif
2. Tahap Lanjutan

   
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas pasien
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
B. POLA FUNGSIONAL
1. Pola nutrisi dan metabolik
Pada klien dengan TB paru biasanya mengeluh anoreksia, nafsu makan menurun.
2. Pola aktivitas dan latihan
Dengan adanya batuk, sesak napas dan nyeri dada akan menganggu aktivitas.
3. Pola tidur dan istirahat
Dengan adanya sesak napas dan nyeri dada pada penderita TB paru mengakibatkan
terganggunya kenyamanan tidur dan istirahat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d produksi sputum yang


kental
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d produksi sputum,
anoreksia
3. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx keperawatan I : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d produksi sputum yang kental
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam, jalan nafas efektif.
Kriteria hasil :
a. Batuk berlendir berkurang atau hilang
b. Sekret encer
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
d. Tidak ada suara tambahan, ronchi
Intervensi :
1. Kaji fungsi pernafasan seperti bunyi, kecepatan dan irama
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Atur posisi klien dengan posisi semi fowler setiap kali klien merasa sesak nafas
4. Ajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif
5. Anjurkan pasien untuk gunakan teknik batuk efektif setiap ingin batuk
6. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan sedikitnya 2.500 ml/ hari
7. Kolaborasi beri obat sesuai instruksi dokter
Dx keperawatan II : Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam , terjadi peningkatan nutrisi
Kriteria hasil :
a. Peningkatan BB
b. Bebas tanda malnutrisi
Intervensi :
1. Catat nutrisi klien pada penerimaan, BB, turgor kulit, adanya riwayat mual muntah atau tidak
2. Awasi masukan makanan dan cairan. Awasi pengeluaran urine, timbang BB setiap hari
3. Anjurkan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering dengan makanan TKTP
4. Kolaborasi ahli gizi dengan komposisi diit :
Pagi: bubur dan telur,
Siang : nasi, telur/ ikan, sayur, sup, buah,
Sore : ekstra telur,
Malam : nasi, telur/ ikan, sayur
Dx keperawatan III : Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya setelah diberikan penyuluhan
Kriteria hasil :
a. Klien mengungkapkan pemahaman tentang penjelasan yang diberikan
b. Klien dapat menjelaskan kembali secara umum penjelasan yang diberikan
Intervensi :
1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakit TBC yang dialaminya
2. Tekankan pentingnya mempertahankan protein tinggi dan diit karbohidrat dan masukan
cairan adekuat.
3. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit, pengobatan dan pencegahan
4. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang dosis obat, frekuensi, alasan pengobatan lama dan
akibat putus obat

Anda mungkin juga menyukai