KELOMPOK 3 (Efusi Pleura)
KELOMPOK 3 (Efusi Pleura)
1. M Ferry Iswan P
2. Niken Savira O
3. Nailatul Mufidah
4. Niken Tunjungsari
5. Nor Azizah
6. Nur Alimi
7. Nur Hariroh
8. Nurul Fadlilah
9. Oktavia Anggaraini
10. Ony Indriani
11. Putri Setyaningrum
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN EFUSI PLEURA
PENGERTIAN
PENGKAJIA
KEPERAWATAN
PENANDA KLINIS
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PATOFISIOLOGI
RENCANA
TINDAKAN
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
PENGERTIAN
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang
pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun
biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat
berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan
transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus
(Baughman C Diane, 2000)
Kriteria Hasil:
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
Intervensi
Terapi Oksigen
· Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
· Pertahankan jalan nafas yang paten
· Atur peralatan oksigenasi
· Monitor aliran oksigen
· Pertahankan posisi pasien
· Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
· Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Diagnosa:
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi
paru, kerusakan membran alveolar kapiler
Kriteria Hasil:
1. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
2. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
4. Tanda tanda vital dalam rentang normal
Intervensi
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraclavicular dan intercostal
3. Monitor suara nafas, seperti dengkur
4. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne
stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)
7. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
8. Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi
pada jalan napas utama
9. Aauskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya