Aspek administrasi.
Dilihat dari aspek ini proses keperawatan mempunyai andil besar bagi
profesionalisme keperawatan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung kegiatan aministrasi pada proses
keperawatan merupakan kegiatan dokumentasi berupa pencatatan dan
pelaporan. Dokumentasi proses keperawatan menjamin kualitas
asuhan keperawatan karena dari kegiatan ini di komunikasikan dan di
evaluasi perkembangan klien.
Bagi perawat pelaksanaan asuhan keperawatan lebih bermakna karena
proses keperawatan dijadikan instrumen penelitian prestasi kerja dan
peningkatan karier perawat sehingga turut mendukung
menguntungkan perkembangan profesi keperawatan.
Aspek hukum.
Salah satu ciri proses keperawatan sebagai metode ilmiah adalah
dilakukan melalui investigasi, observasi dan analisa. Tujuannya adalah
menjamin agar masalah kesehatan klien teridentifikasi sehingga
implementasi rencana keperawatan efektif dan dapat di pertanggung
jawabkan serta dipertanggung gugatkan oleh perawat. Dengan
demikian proses keperawatan bermanfaat dalam memberi
perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi klien sebagai
penerima asuhan dan perawat sebagai pemberi pelayanan
keperawatan.
Aspek Ekonomi.
Proses keperawatan dikatakan profesional jika asuhan
keperawatan yang di berikan efektif dan efisien, efektif
berarti asuhan keperawatan dapat menyelesaikan masalah
kesehatan klien. Dan efisien berarti biaya perawatan klien
proporsional dalam arti sesuai kebutuhan klien akan
pelayanan kesehatan. Dari kedua aspek inilah terlihat
manfaat proses keperawatan dari segi ekonomi.
Pengumpulan data.
Tujuan :
Di peroleh data dan informasi mengenai masalah
kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut menyangkut aspek fisik, mental, sosial
dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan
mudah dianalisis.
Data yang dibutuhkan mencakup:
1. segala sesuatu tentang klien sebagai mahluk bio-psiko-
sosiso-spiritual.
2. data yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
mempengaruhi kesehatan keluarga/masyarakat dan
kebutuhan mereka terhadap layanan kesehatan, jika fokus
asuhan keperawatan yang akan diberikan adalah terhadap
keluarga / masyarakat.
3. data tentang sumber daya (tenaga, peralatan, dan dana)
yang tersedia untuk mengatasi masalah yang terjadi.
4. data lingkungan yang mempengaruhi kesehatan pasien.
Jenis data
data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu
tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
data subjektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang
dirasakan klien, atau dari keluarga klien/saksi lain misalnya
kepela pusing, nyeri dan mual.
Sumber data.
sumber data primer, yakni data yang di kumpulkan dari klien yang
berdasarkan hasil pemeriksaan.
sumber data sekunder, yakni data yang diperoleh dari orang lain,
misalnya keluarga atauorang terdekat dengan klien.
sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya rekam medik dan catatan
perawatan klien.
Pengelompokan data.
Data fisiologis/biologis Data Spiritual
- riwayat kesehatan dan penyakit. - Nilai-nilai norma
- Masalah kesehatan saat ini. - Kepercayaan
- Masalah gangguan fungsi sehari-hari. - Keyakinan
- Maslah risiko tinggi. - Moral
- Pengaruh perkembangan terhadap kehidupan.
Perumusan masalah
Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat di rumuskan
beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada
yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah
keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan
tindakan medis. Selanjutnya di susun diagnosis keperawatan
sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan
segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi
akan menimbulkan komplikasi, misalnya turgor kulit yang jelek
pada kasus diare. Segera mencakup waktu, misalnya pada
pasien stroke yang tidak sadar, maka tindakan harus segera di
lakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parahh atau
bahkan kematian.
Prioritas masalah juga dapat
ditentukan berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut maslow,
yaitu:
• Keadaan yang mengancam
kehidupan.
• Keadaan yang mengancam
kesehatan
• Persepsi tentang kesehatan dan
keperawatan
Keterangan
No. Penting segera
hasil
+ + prioritas 1
+ - prioritas 2
- + prioritas 3
- -
prioritas 4
pusdiklat Depkes Ri
diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti
tentang masalah klien serta pengembangannya yang dapat di
pecahkan atau di ubah melalui tindakan keperawatan,
Yura
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan/ kesimpulan yang diambil
dari pengakajian status kesehatan klien.
DK = diagnosis keperawatan
P = Problem / maslah
E = Etiologi / Penyebab
S = Symptomj / gejala.
c/. imobilitas (P), berhubungan dengan pemasangan gips pada tungkai (E), yang ditandai
dengan rasa nyeri di daerah tungkai(S).
Dengan rumus PE
Rumus : DK = P + E
C/. Imobilitas (P), berhubungan dengan pemasangan gips pada tungkai (E).
Ciri-ciri diagnosis keperawatan yang baik.
mengambarkan tanggapan individu
(ketidaktahuaan, ketidakmauan dan
ketidakmampuan) terhadap proses, kondisi, dan
situasi penyakit.
berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia,
menurut hirarki kebutuhan maslow.
berubah sesuai respons pasien terhadap penyakit.
Oleh karena itu, perjalanan proses keperawatan
tersebut berbentuk spiral
berisi petunjuk/saran bagi asuhan keperawatan
yang profesional dan mandiri.
tidak menggunakan sistem klasifikasi medis
(kedokteran).
Dalam upaya mengatasi masalah yang terjadi pada
klien, diagnosis keperawatan juga memerlukan
dukungan dari diagnosis kedokteran. Kedua diagnosis
ini akan saling melengkapi, baik dalam data
pengkajian klien maupun dalam menentukan terapi
yang akan diberikan.
Pusdiklat keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien.
Zaidin ali
Perencanaan keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan dan penilaian
rangkaian asuhan keperawatan pada pasien/ klien berdasarkan analisis
pengakjian agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi.
Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa rumusan tujuan
asuhan keperawatan harus berfokus pada pasien,jelas, singkat,
dapat diukur, dalam periode tertentu, realistik dan ditentukan
bersama antara perawat dan pasien. Pencapaian tujuan harus
menggunakan kriteria tertentu yang pada tahap perencanaan
dapat dilkasanakan dengan berbagai kegiatan:
1. penentuan prioritas diagnosis.
Penentuan diagnosis ini dilakukan padatahap perencanaan
setelah tahap diagnosis keperawatan, maka dapat diketahui
diagnosis mana yang akan dilakukan dan diatasi pertamakali
atau yang segera dilakukan. Dalam menentukan proiritas
terdapat beberapa pendapat urutan prorityas, diantaranya:
* berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan
(mengancam jiwa) yang dilatarbelakangi dari prinsip
pertolongan pertama yaitu dengan membagi beberapa
prioritas diantaranya prioritas inggi, prioritas sedang dan
prioritas rendah.
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak
berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu
penyakit yang secara spesifik seperti masalah keungan
atau yang lainnya.
* Berdasarka kebutuhan maslow.
Maslow menentukan priorita sdiagnosis yang akan di rencanakan
berdasarkan kebutuhan diantaranya, kebutuha fisilogis keselamatan
dan keamanan, mencintai dan memiliki, haraga diri dan aktualisasi diri,
yang dapat digambarkan sbb:
Untuk prioritas diagnosis yang akan direncanakan, maslow membagi urutan
tersebut berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia di antaranya.
1). Kebutuhan fisiologis.
Meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri,cairan, perawatan
kulit, mobilitas, eliminasi.
2). Kebutuhan keamanan dan keselamatan.
Meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan,
pakaian bebas dari infeksi dan rasa takut.
3). Kebutuhan mencintai dan dicintai.
Meliputi masalah kasih sayang, seksualitas, afiliasi dalam klp, hubungan
antar manusia,.
4). Kebutuhan harga diri
Meliputi masalah respek dari kelurga, perasaan menghargai diri sendiri.
5). Kebutuhan aktualisasi diri
Meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.
2. penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan.
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi
masalah diagnosis keperawatan dengan kata lain tujuan
merupakan sinonim dan kriteria hasil yang mempunyai
komponen sebagai berikut: S(subjek) P(predikat), K(kriteria),
K(kondisi), W(waktu) dengan penjabaran sebagai berikut:
S : perilaku pasien yang diamati.
P : kondisi yang melengkapi pasien.
K : kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan
tercapainya tujuan.
K : sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W : waktu yang ingin di capai.
kriteria hasil:
Suara nafas bersih, tidak ada suara nafas tambahan,
seperti whezing, rales atau ronchi, frekuensi nafas
16-20 x/m, iramanya teratur, pola pernafasan
eupnea teratur, tidak terdapat batuk, sianosis tidak
ada.
3. penentuan rencana tindakan
langkah dalam tahap perencanaan ini dilaksanakan setelah
menentukan tujuan dan kriteri hasil yang diharapkan dengan
menentukan rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan
dalam mengatasi masalah klien. Dalam membuat rencana
tindakan perawat harus mengetahui juga tentang instruksi atau
perintah tentang tindakan keperawatan apa yang akan
dilaksanakan dari perawat primer (pembuat asuhan
keperawatan). Untuk memudahkan dalam menentukan rencana
tindakan, maka beberapa persyaratan dalam menuliskan
rencana tindakan diantaranya harus terdapat unsur tanggal,
kata kerja yang dapat diukur yang dapat dilihat, dirasa dan
didengar (sebagaimana dalam contoh dibawah ini), adanya
subjek, hasil, target tanggal dan tanda tangan perawat.
Jenis evaluasi.
evaluasi formatif.
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan
respons segera seperti kaji luka post op app pasien, hasil evaluasi kondisi
luka baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, kondisi jahitan bagus.
evaluasi sumatif.
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada
waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap
perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan
yang mempunyai kriteria tertentu yang membuktikan apakah tujuan tercapai,
tidak tercapai atau tercapai sebagian dengan contoh penulisan sbb:
tujuan tercapai
tujuan ini dikatakan tercapai apabila klien telah menunjukan
perubahan dan kemajuan yang sesui dengan kriteria yang telah
di tetapkan :
Contoh penulisan.
Diagnosa keperawatan:
Ganggaun rasa nyaman nyeri b/d adanya luka post op app
Tujuan:
Nyeri klien hilang yang ditandai oleh luka post op app kering
6/8/2010
Contoh penulisan:
Diagnosa keperawatan:
Ganguan rasa nyaman nyeri akibat adanya luka post op app
Tujuan:
Nyeri klien hilang yang ditandai oleh luka pos op app kering
6/8/2010
Evaluasi tanggal 6/8/2010
S: klien masih mengeluh nyeri pada daerah post op app.
O: luka post op masih tampak basah tp tanda-tanda infeksi
tidak muncul.
A: Nyeri klien belum berkurang dan luka masih
tampak basah (masalah teratasi sebagian)
P: perawatan luka lanjutkan dan kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian antibiotik
Tujuan Tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukan
adanya perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria
yang diharapkan.
Contoh penulisan.
Diagnosa keperawatan:
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d adanya luka post op
app.
Tujuan:
Nyeri klien hilang yang ditandai oleh luka post op
membaik/kering.
Evaluasi tanggal 6/8/2010
S: klien mengatakan masih nyeri dengan skala yang 10-8.
O: luka post op klien masih tampak basah dan adanya
tanda-tanda infeksi.
A: rasa nyeri masih tetap ada (masalah tidak teratasi).
P: lanjutkan perawata luka seintensif mungkin dan
kolaborasi dengan dokter
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d adanya luka
post operasi app hari pertama ditandai dengan :
DS : - klien mengeluh nyeri
- klien mengatakan skala nyeri 8
- klien mengeluh mual.
DO : - Klien tampak melindungi daerah luka
- Klien tampak pucat
- klien tampak meringis
- TTV, TD: 140/80 mmhg, N: 90x/m,
RR: 24x/m, S: 37C.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x 24 jam nyeri ps. Hilang (berkurang).
KH : - k mengeluh nyeri sudah berkurang
- skala nyeri ps menjadi 5
- mual hilang
-dst.