Anda di halaman 1dari 22

JURUSAN TEKNIK, PROGRAM STUDI MESIN

AKADEMI TEKNOLOGI WARGA

PASAK

Haikal, ST., MT.


 Pasak adalah potongan baja karbon rendah yang diselipkan
antara poros dan hub atau kepala pulley untuk mencegah gerakan
relatif. Pasak selalu diselipkan sejajar dengan sumbu poros.
Pasak digunakan sebagai pengunci sementara dan menerima
tegangan geser dan crushing. Lubang pasak dislot dalam sebuah
poros dan hub dari pulley untuk menyesuaikan/mencocokan
ukuran pasak.

JENIS PASAK:
PENDAHULUAN SUNK KEYS, SADDLE KEYS, TANGENT
KEYS, ROUND KEYS, DAN SPLINES
SUNK KEYS

 1. Rectangular Sunk key

Lebar pasak, w = d/4;


 
Tebal pasak, t = 2w/3 = d/6

dimana, d = diameter poros atau diameter lubang hub.


Pasak mempunyai ketirusan 1:100 hanya pada sisi atas.

 2. Square sunk key, w = t =d/4


 3. Paralel sunk key. Pasak jenis ini mempunyai lebar dan ketebalan yang seragam. Perlu
dicatat bahwa parallel sunk key tidak mempunyai ketirusan
 4. Gib-head key. Pasak ini adalah sebuah rectangular sunk key dengan kepala pada salah satu ujung
diketahui seperti gib-head. Pasak ini biasanya diberikan untuk memudahkan pelepasan pasak.

Lebar pasak, w = d/4 .


 
Tebal pada ujung yang besar, t = 2w/3 = d/6
5. Feather key. Sebuah pasak yang dipasang antara poros dan hub yang
memungkinkan terjadinya pergerakan relatif secara aksial dinamakan feather key. Pasak ini
merupakan jenis khusus dari pasak sejajar yang mentransmisikan sebuah gerak putar dan juga
gerak aksial. Pasak ini dikunci oleh salah satu poros atau hub.
6. Woodruff key. Pasak ini dapat dipasang dengan mudah pada poros dan hub. Pasak ini
merupakan potongan piringan silinder yang terdiri dari beberapa bagian penampang
seperti ditunjukkan pada di bawah ini. Woodruff key sebagian besar digunakan pada
mesin perkakas dan konstruksi mobil.
 
Tabel 1: Ukuran standar parallel key, tapered key dan gib head key.
SADDLE KEYS
 1. Flat saddle key. adalah sebuah pasak tirus yang terpasang pas dengan lubang pasak pada
hub dan datar (rata) pada poros seperti ditunjukkan pada gambar d ibawah ini. Pasak ini
memungkinkan terjadinya slip pada poros karena menerima beban. Oleh karena itu pasak ini
digunakan untuk beban yang ringan.
 2. Hollow saddle key. adalah sebuah pasak tirus yang terpasang pas dengan lubang pasak pada
hub dan bagian bawah dari pasak permukaannya berbentuk lengkung pada poros. Karena pasak ini
menahan gesekan, oleh karena itu cocok untuk beban ringan.
TANGENT KEYS
Pasak ini setiap pasangnya menerima torsi hanya satu arah, seperti pada gambar di
bawah ini. Sangat cocok digunakan untuk poros yang menerima beban berat.
Round keys
Round keys seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini, berpenampang bulat
dan sesuai dengan lubang drill yang terpasang sebagian pada poros dan sebagian
pada hub. Pasak ini biasanya digunakan untuk poros dengan daya rendah.
SPLINES
Kadang-kadang pasak dibuat menyatu dengan poros yang sesuai dengan lubang pasak
dalam hub. Seperti poros yang dinamakan splined shaft yang ditunjukkan pada gambar di bawah
ini. Di sini poros biasanya berjumlah 4, 10 atau 16 lubang pasak. Splined shaft relatif lebih kuat
dari pada poros yang mempunyai lubang pasak tunggal.
GAYA-GAYA YANG BERAKSI PADA SUNK KEY
1. Gaya (F1) akibat tahanan pasak dalam lubang pasak. Gaya ini menghasilkan tegangan
tekan (compressive stresses), dimana tegangan ini yang sulit ditentukan besarnya.

2. Gaya (F) akibat transmisi torsi oleh poros. Gaya ini menghasilkan tegangan geser dan
tegangan tekan (shearing and compressive stresses) dalam pasak.
KEKUATAN DARI SUNK KEY

Sebuah pasak dihubungkan antara poros dengan Hub seperti ditunjukkan gambar di bawah.
Maka gaya-gaya yang berkerja adalah sebagai berikut:
T = Torsi yang ditransmisikan oleh poros
F = Gaya aksi tangensial pada sekeliling (permukaan) poros
d = Diameter poros,
l = Panjang pasak,
w = Lebar pasak,
t = ketebalan pasak,

τ dan σc = Tegangan geser (shearing stress)

dan tegangan tekan (crushing/compressive)


untuk material pasak.
RUMUS
 Dengan pertimbangan geseran (shearing) dari pasak, maka
- Gaya geser tangensial (tangential shearing force) terjadi pada sekeliling poros:
F = Luas geseran x tegangan geser = l x w x τ 1-1

- Torsi yang ditransmisikan oleh poros:


1-2

 Sedangkan dengan pertimbangan tekanan (chrusing) dari pasak, maka


- Gaya tekan tangensial (tangential crushing force) terjadi pada sekeliling poros:
F = Luas tekanan x tegangan tekan = l x t/2 x σc 1-3

- Torsi yang ditransmisikan oleh poros:


1-4

Pasak mampu menahan shearing dan crushing sama kuat apabila:


jika persamaan (1-2) dan (1-3) disubstitusi menjadi:
Untuk menentukan panjang pasak yang dipakai untuk mentrasmisikan daya
secara penuh dari poros , kekuatan geser pasak adalah sama dengan kekuatan geser
torsional dari poros.
Kekuatan geser dari pasak adalah: (1-5)

kekuatan geser torsional dari poros: (1-6)

Dari persamaan (1-5) dan (1-6) diperoleh:


….(w = d/4)

(1-7)

Ketika material dari pasak sama dengan material poros, sehingga τ poros = τ pasak maka:
l = 1,571d (dari pesamaan (1-7))
CONTOH SOAL
 Rancanglah sebuah pasak dengan tipe rectangular key untuk sebuah poros berdiameter 50
mm. Tegangan geser dan tegangan tekan (shearing and crushing stresses) untuk material
pasak diketahui 42 MPa dan 70 MPa.

Penyelesaian :
Diketahui :

Rectangular keys dirancang dengan analisa sebagai berikut:


Dari tabel 1, kita menentukan bahwa untuk diameter poros 50 mm diperoleh:
Lebar pasak, w = 16 mm,
Ketebalan pasak, t = 10 mm
Panjang pasak diperoleh dengan mempertimbangkan pasak mengalami shearing dan
crushing misalkan l = panjang pasak.
Pertimbangan geser pada pasak. Kita mengetahui bahwa kekuatan geser (atau torsi yang
ditransmisikan) pasak pada persamaan (2-4) adalah:

(i)
dan kekuatan geser torsional (atau torsi yang ditransmisikan poros) pada persamaan (2-5)
(ii)
dari dua persamaan di atas diperoleh:
Sekarang pertimbangan crushing pada pasak. Kita mengetahui bahwa kekuatan geser
pasak
(atau torsi yang ditransmisikan) pada persamaan (2-2) adalah:

(iii) Dari persamaan (ii) dan (iii) diperoleh:

Diambil nilai paling besar untuk panjang pasak adalah


l = 117,7 mm ≈ 120 mm
 Alur pasak yang ada pada poros akan mengurangi kemampuan pasak dalam menahan beban. Hal ini
terjadi karena adanya konsentrasi tegangan di sudut alur pasak. Dengan kata lain kekuatan menahan
momen torsi dari poros berkurang.
 H.F. Moore:

EFEK ALUR PASAK


CONTOH

Anda mungkin juga menyukai