Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 6

ANAK DENGAN DBD


Linda Elrika (181064)
Miranti Aidina Yusuf (181149)
Novria Syamsi Syahbani (181031)
Nidya Natasya (181151)
DEFINISI
Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemoragic
fever (DHF),Dengue Fever(DF),demam dengue, dan dengue shock
sindrom (DSS) (Widoyono,2008)

Demam dengue /DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri
otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis hemoragik ( Sudoyo,2010)
ETIOLOGI
Disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus
keluarga floviviridae. Terdapat 4 serotip virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-
3, DEN-4, yang semuanya dapat menyebabkan demam berdarah. Virus
dengue dapat beraplikasi pada nyamuk genius Aedes (stegomya) dan
toxorhynchites (Sudoyo, 2010).
TANDA DAN GEJALA
a.Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari dengan sebab
yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh antipiretik.
b.Malaise, mual, muntah, sakit kepala, tidak nafsu makan dan kadang-kadang
batuk.
c.Nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi
d.Pembesaran hati
e.Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat sampai tak teraba, TD
menurun, disertai kulit yang lembab dan dingin terutama pada ujung jari
tangan, kaki dan hidung, lemah, gelisah sampai menurunnya kesadaran.
(Rampengan, 2007 ; 127)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium :
Leukosit
Trombosit Radiologi :
Hematokrit Pada foto dada
Hemostasis didapatkan efusi
Protein/albumin pleura
GGOT/SGPT
Elektrolit
PATHWAY
KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever menurut
( Hidayat Alimul , 2010) diantaranya:

- Ensepalopati
Sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan dan kemungkinan
dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh darah ke otak.
- Syok (renjatan)
Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat terjadi syok
hipovolemik.
- Efusi Pleura
Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan dengan tanda pasien akan
mengalami distress pernafasan.
-Perdarahan intravaskuler menyeluruh
KLASIFIKASI
a. Derajat I (Ringan)
Demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji
torniquet positif.

b. Derajat II (Sedang)
Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan yang lain.

c. Derajat III

Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu denyut nadi cepat, lemah, tekanan darah menurun disertai
dengan kulit yang dingin , lembab, dan gelisah.

d. Derajat IV

Derajad III ditambah syok berat, dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur disertai dengan
penurunan kesadaran, sianosis dan asidosis. (Suriadi,2010)
PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit
- Tirah baring
- Makanan lunak dan bila belum nafsu makan berikan minum 1,5 – 2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula/sirup),air tawar ditambah
garam
- Medikomentosa yang bersifat simtomatis untuk hiperpireksia dapat
diberi kompres, anti piretik golongan asitaminofen.
PENATALAKSANAAN
b. Klien dengan tanda renjatan
- Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah
renjatan diatasi
- Observasi keadaan umum, nadi, suhu dan pernafasan tiap
jam, serta Hb dan Ht 4-6 jam pada hari pertama, selanjutnya
tiap 24jam
PENATALAKSANAAN
c. Klien DSS (Dengue Shock Syndrome)
Diberi cairan intra vena yang diguyur, seperti : Nacl, RL yang
dipertahankan selama 24-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak
tampak hasilnya dapat diberikan plasma/ plasma ekspander/ dekstran/
prepat hemasel sejumlah 15-29 ml/kg BB dan dipertahankan selama
24-48 jam setelah renjatan teratasi .Transfusi darah diberikan pada
pasien dengan perdarahan gastro intertinal yang hebat dan pada
pemeriksaan Hb dan Ht menurun (Ratna Dewi.Pudiastuti.2011).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses (viremia).
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
4. kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma.
5. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
6. Resiko terjadi syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan
tubuh.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (pemasangan infus).
8. Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.
9. Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan
yang dialami pasien
EVALUASI
 TTV pasien dalam batas normal
 Pasien tidak mengalami hipertermia
 Pasien dapat menghabiskan makanan sesuai porsinya
 Pasien dapat beraktifitas seperti biasanya
 Nutrisi pasien sesuai dengan kebutuhan
 Keseimbangan cairan pasien tetap terjaga dan kebutuhan cairan pasien terpenuhi
 Pasien tidak mengalami tanda dan gejala kekurangan volume cairan
 Intake dan output kembali normal/seimbang
 Pemenuhan nutrisi yang adekuat
 Pendarahan tidak terjadi/teratasi
 Pengetahuan keluarga bertambah
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn, E. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih bahasa: I Made Kariasi,S.Kp. Ni Made Sumarwati, S.Kp.
Jakarta:EGC
Hidayat, A. Alimul. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Jakarta: Heat Books.
Murwani, Arita, 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi I. Yogyakarta
Ngastiyah. 2005. Keperawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan), Jakarta: Salemba Medika.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Waspadai Penyakit Pada Anak. Jakarta: PT Indeks.
Rampengan, T. H. (2007). Penyakit Infeksi Tropik pada Anak (2nd ed.). Jakarta : EGC.
Soegijanto S. Demam Berdarah Dengue Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press. 2006 ; 39,40,45, 63,119
Sudoyo, A.W.Setiyohadi, B.Alwi, I.Simadibrata, M. & Setiati, S. 2010. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Pusat
Penerbit Ilmu penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 1218-20.
Suriadi, Yuliani, Rita.2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta : CV. Sagung Seto
Widoyono.2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan Pembrantasannya. Jakarta: Erlangga.
World Health Organization (2010) "Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever"

Anda mungkin juga menyukai