Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN AIRWAY PADA PASIEN TOTAL


TIROIDEKTOMI

BY : SALMA UTAMI MASKUROH (1810221025)


Pembimbing : dr. Thariq Emyl, T. H, Sp. An

SMF ANASTESI
PERIODE 8 APRIL – 11 MEI 2019
Identitas Pasien

Nama : Ny.TS
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 04 – 11- 1977
Usia : 41 tahun 5 bulan
Alamat : Tambun, Bekasi
No. Rekam Medis : 24023xx
Tanggal Masuk RS : 28 April 2019
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Anamnesis

• Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan ataupun debu
• Riwayat Penyakit
Pasien tidak memiliki riwayat asma, penyakit jantung, ginjal, hepar,
hipertensi, diabetes mellitus dan kecelakaan/trauma
• Riwayat Operasi
Pasien pernah operasi sebelumnya yaitu section caesaria
• Keadaan Saat Ini
Benjolan leher kanan kira-kira ukuran 3x3 cm, batuk (-), pilek (-), mual
(-), muntah (-), ataupun demam (-)
 
Status Generalis

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 54 kg
Tinggi Badan : 155 cm

Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Respirasi Rate : 18x/menit
Nadi : 75x/ menit
Suhu : 36.60C
Kepala dan Leher :
normocephal, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pembesaran
KGB (-), Benjolan pada leher kanan berukuran kira-kira 3x3 cm,
konsistensi kenyal, permukaan regular dan mobile

Thorax :
Jantung  murmur (-), gallop (-)
Paru  vesikuler (+/+) , wheezing (-), rhonki (-)

Abdomen :
Bising usus (+), distensi (-), nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT <2 detik
Kesulitan Airway

Look : Tidak ada trauma pada wajah, lidah normal, gigi ompong
(+)
Evaluasi : Bukaan mulut : 3 jari pasien
Jarak mento-hyoid : 3 jari pasien
Jarak tiro-hyoid : 2 jari pasien
Mallampati Skor : 2 (palatum mole, dan uvula)
Obstruksi : tidak ada tanda-tanda obstruksi
Mobilisasi leher : Baik, leher pendek tidak ada
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah lengkap
Hemoglobin 10.6 L 12.0 – 14.0 g/dL
Leukosit 10.06 H 5.000 – 10.000 U/L
Hematokrit 33.0 37.0 – 45.0 %
Eritrosit 4.57 4.00 – 5.00 10^6/uL
Pemeriksaan Penunjang
Trombosit 443 150 – 400 10^3/uL
MCV 72.2 82.0 – 92.0 fL
Elektrolit
MCH 23.2 27.0 – 31.0 pg
Natrium 137 135 – 145 mEq/L
MCHC 32.1 32.0 – 36.0 g/dL
Kalium 4.50 3.50 – 5.00 mEq/L
Kimia Klinik
Chlorida 106.0 98.0 107.0 mEq/L
Ureum Darah 25 15 – 40 mg/dL
Kreatinin Darah 0.6 0.6 – 1.2 mg/dl
Glukosa Sewaktu 88 70 – 200 mg/dL
SGOT 13 5 – 34 U/L
SGPT 12 0 – 55 U/L
PT 10.6 9.8 – 11.2 detik
APTT 33.5 31.0 – 47.0 detik
Kesan : Normal Chest Kesan : nodul tiroid kanan
( lesi dengan bentuk bulat, batas tegas
ukuran 2.66 x 2.91cm, mendorong
trakea ke kiri)
Status Anestesi
Monitoring

• Pemantauan adekuatnya jalan nafas dan ventilasi selama anestesia : pengamatan


tanda klinis (kualitatif) seperti pergerakan dada, observasi reservoir breathing
bag, serta pastikan stabilitas ETT tetap terjaga.
• Pemantauan oksigenasi selama anestesia : pemantauan dilakukan dengan
pemasangan pulse oximetri untuk mengetahui saturasi O2 .
• Pemantauan adekuat atau tidaknya fungsi sirkulasi pasien : Pemantauan tekanan
darah arterial dan denyut jantung Pemantauan EKG secara kontinu mulai
sebelum induksi anestesi
• Pemantauan kebutuhan cairan pasien selama anestesia
Input : Berupa Infus
Output : Perdarahan
Tekanan
Tekanan
Waktu Darah Nadi
Darah Sistolik
Diastolik
Kebutuhan cairan selama operasi 700 + 559 = 1259 ml ml
08.45 146
Cairan yang diberikan selama anestesi : Asering97jumlah ± 750
86
cc
08.50 142 90 84
Cairan yang keluar selama operasi
08.55 139 89 80
• Perdarahan sebanyak ± 50 cc
09.00 151 100 78
• Pada pasien tidak dilakukan pemasangan kateter urin (berdasarkan
09.15 155 100 83
instruksi operator karena operasi tidak melebihi 3 jam).
09.30 148 97 77
09.45 160 105 87
10.00 148 95 73
10.15 160 107 70
10.30 144 92 71
10.45 141 94 74
11.00 157 100 88
11.15 149 94 85
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
AIRWAY ASSESSMENT

L LOOK EXTERNALLY

E EVALUATE 3-3-2 RULE

M MALLAMPATI

O OBSTRUCTION

N NECK MOBILITY
MALAMPATI

•Grade I : Pilar faring, uvula, dan palatum


mole terlihat jelas
•Grade II : Uvula dan palatum mole
terlihat sedangkan pilar faring
tidak terlihat
•Grade III : Hanya palatum mole yang
terlihat
•Grade IV : Pilar faring, uvula, dan
palatum mole tidak terlihat
Manual : Triple Manuver
Oropharyngeal dan
Nasopharyngeal Airway
Laryngeal Mask Airway
Endotracheal Intubation
Intubasi trakea adalah tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam
trakea melalui rima glottis, sehingga ujung distalnya berada kira-kira di
pertengahan trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea.

Tujuan intubasi trakea:


• Menjaga patensi jalan napas
• Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi
• Pencegahan aspirasi dan regurgitasi
Kesulitan intubasi :

• Leher pendek
• Mandibula menonjol
• Maksila/ gigi depan menonjol
• Uvula tidak terlihat (Mallampati 3 atau 4)
• Gerak sendi temporo- mandibular terbatas
• Gerak vertebra servikal terbatas
PERSIAPAN INTUBASI
(STATICS)
 Scope : stetoskop dan laringoskop
 Tube : ETT (dewasa 7 & 7,5; anak
4+ umur/4)
 Airway : Oropharyngeal airway,
Nasopharyngeal airway
 Tape : plester
 Introducer : magill dan stylet
 Conector bila disambungkan
dengan mesin
 Suction
 Ambu bag
PERSIAPAN INTUBASI

Persiapkan alat‐alat dan memposisikan pasien


Berhasilnya intubasi sangat tergantung dariposisi pasien,
kepala pasien harus sejajar dengan qanestesiologis atau lebih
tinggi untuk mencegah ketegangan pinggang selama
laringoskopi

ETT sebaiknya dipilih yang sesuai

Preoksigenasi dengan nafas yang dalam


dengan oksigenasi 100 %.
Mulut pasien dibuka dengan Ekstensi kepala dipertahankan dengan
tangan kanan dan gagang tangan kanan
laringoskop dipegang dengan
tangan kiri.
Gagang diangkat ke atas dengan lengan
kiri dan akan terlihat uvula, faring serta
Daun laringoskop dimasukkan dari epiglotis
sudut kanan dan lapangan pandang
akan terbuka. Daun laringoskop
didorong ke dalam rongga mulut. Epiglotis diangkat sehingga tampak
aritenoid dan pita suara yang tampak
keputihan berbentuk huruf V.

Bila perlu, sebelum memasukkan pipa asisten


diminta untuk menekan laring ke posterior
sehingga pita suara akan dapat tampak dengan
jelas.
Tracheal tube diambil dengan
tangan kanan dan ujungnya
dimasukkan melewati pita suara
sampai balon pipa tepat melewati
pita suara.

Ventilasi atau oksigenasi


diberikan dengan tangan kanan
memompa balon dan tangan kiri
memfiksasi. Balon pipa
dikembangkan dan daun
laringoskop dikeluarkan
selanjutnya pipa difiksasi dengan
plester.
Perempuan usia 41 tahun datang ke ruang operasi untuk menjalankan
operasi Total Tiroidektomi pada tanggal 29 April 2019 dengan diagnosis
pre-operatif yaitu Struma Nodosa Non Toxic rencana total tiroidektomi

Pre-operatif

• Anamnesa untuk melihat apakah pasien memiliki riwayat penyakit


yang dapat menjadi penyulit operasi.
• Pada pasien ASA II dengan anemia.
• Pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan dilakukan airway assessment.
• Lihat ada trauma pada wajah kemudian nilai lidah pasien serta gigi
pasien, apakah giginya ada yang bolong atau memakai gigi palsu.
• Evalusi dengan 3-3-2 rule bukaan mulut 3 jari pasien, jarak mento-hyoid
3 jari pasien dan jarak tiro-hyoid 2 jari pasien.
• Skor malampati pasien adalah skor 2 dimana uvula dan palatum mollae
terlihat.
• Pada pasien tidak terdapat obstruksi.
• Mobilitas leher pada pasien baik. Pada pasien ini tidak terdapat kesulitan
airway
Intraoperatif

• Anestesi yang dipilih adalah anestesi umum dengan manajemen airway


menggunakan intubasi.
• Indikasi intubasi pada pasien ini untuk menjaga patensi jalan napas,
mempermudah memberikan ventilasi dan oksigenasi serta mencegah
terjadinya aspirasi selama operasi berlangsung
• Sebelum melakukan intubasi persiapkan statics terlebih dahulu
• Setelah pasien tiba dan sudah terpasang EKG lead, cuff tensi meter dan
pulse oximetry, pasien diberikan anastesi intravena premedikasi
• Kemudian melakukan preoksigenasi kepada pasien dengan sungkup
muka berukuran 5.0 yang telah dihubungkan ke mesin.
• Setelah anastesi intravena induksi dan pelumpuh otot diberikan kepada
pasien
• Lakukan ventilasi dengan meletakkan sungkup muka sambil melakukan
maneuver head tilt dan jaw trust serta ibu jari serta telunjuk memegang
sungkup muka membentuk huruf C kemudian tangan yang satu lagi
memegang ambu bag
• Selanjutnya setelah melakukan ventilasi, kemudian lakukan intubasi
• Intubasi menggunakan ETT dengan ukuran 7.0 dan difiksasi sedalam 21cm.
ETT disambungkan ke ventilator dengan volume tidal 440, RR 12, PEEP 3
• Intubasi dilakukan 1 kali percobaan dan tidak ditemukan kesulitan saat
intubasi.
Melakukan monitoring airway dengan pemantauan adekuatnya jalan nafas
dan ventilasi selama anestesia pengamatan tanda klinis (kualitatif) seperti
pergerakan dada, observasi reservoir breathing bag, serta pastikan
stabilitas ETT tetap terjaga.
Post Operatif

• Post operasi pasien dilakukan ekstubasi


• Kemudian diberikan
• Inj. Prostigmin 0.5 mg sebagai Inj Sulfas Atropin 0.25 mg sebagai
• Inj. Ondansetron 4 mg untuk mengurangi efek samping mual ataupun
muntah post operasi
• Inj. Ketorolac 30 mg sebagai analgesia post operasi.
• Post operasi pasien diobservasi tanda vital, diberikan O2 nasal kanul dan
mobilisasi bertahap.
• Post operatif pasien dipantau dengan memperhatikan aldrette skor pada pasien
yakni kesadaran, pernafasan, tekanan darah, dan aktivitas, serta warna kulit.
Skor pada pasien adalah diatas 10 sehingga diperbolehkan untuk keruang
rawat inap.
KESIMPULAN
• Pada operasi tiroidektomi total, asesmen airway sangat diperlukan.
• Tujuannya untuk memastikan pasien tidak mengalami kesulitan airway ketika
saat dilakukan intubasi sehingga tekanan ventilasi positif yang dapat dicapai
dengan pada saat anestesi umum.
• Pasien yang menjalani operasi pembedahan pada daerah leher memiliki masalah
lain yang dapat menyebabkan tersumbatnya jalan nafas, misalnya ukuran dan
lokasi tumor.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menilai asesmen pre operatif yaitu
menentukan jarak tiromental, mengevalusi buka mulut pasien, menentukan skor
malampati, menilai apakah kemungkinan terdapat obstruksi pada pasien dan
menilai gerakan leher pasien apakah mobilitasnya baik atau tidak.
• Hal ini menentukan pasien akan mengalami sulit intubasi atau tidak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai