Pertemuan 6
Pertemuan 6
&
Aspek Ekonomi Sumber Daya Lahan
Terasering atau pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya lebih dari 8% yang
bertujuan memperpendek panjang lereng sehingga run off menjadi lebih lambat.
Rorak adalah tanah yang digali diarea perkebunan dengan ukuran tertentu yang
fungsinya untuk menahan laju run off, meningkatkan infiltrasi dan sumber unsur
hara bagi tanaman karena rorak akan menampung sedimentasi tanah hasil erosi.
Tanaman penutup tanah yang dilakukan diarea perkebunan menggunakan
tanaman kacang-kacangan dengan tujuan memperlambat run off, meningkatkan
infiltrasi, mencegah erosi, meningkatkan kelembaban tanah, menggemburkan
tanah, sumber bahan organic dan unsure hara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
lahan:
Faktor fisik
Lahan memiliki nilai ekonomi dan nilai pasar yang berbeda-beda. Lahan di
perkotaan yang digunakan untuk kegiatan industri dan perdagangan memiliki
nilai pasar yang tertinggi karena di tempat tersebut terletak tempat tinggal dan
sumber penghidupan manusia yang paling efisien dan memberikan nilai
produksi yang tertinggi. Para pemilik sumberdaya lahan cenderung
menggunakan lahan untuk tujuan-tujuan yang memberikan harapan untuk
diperolehnya penghasilan yang tertinggi. Mereka akan menggunakan lahannya
sesuai dengan konsep penggunaan yang tertinggi dan terbaik. Konsep ini
memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhi kemampuan lahan, seperti
aksebilitas serta kualitas sumberdaya lahan dan lingkungan. Penggunaan yang
terbaik dan tertinggi biasanya untuk daerah industri dan perdagangan, menyusul
untuk daerah permukiman, kemudian untuk daerah pertanian, dan yang terakhir
untuk ladang penggembalaan dan daerah liar yang tidak ditanami (Suparmoko,
1989).
Menurut Barlowe (1978) nilai ekonomi lahan dapat
dibedakan menjadi
dua yaitu :
1. Sewa Lahan (contract rent) sebagai pembayaran
dari penyewa kepada pemilik dimana pemilik
melakukan kontrak sewa dalam jangka waktu
tertentu.
2. Keuntungan usaha (economic rent atau land rent)
yang merupakan surplus pendapatan di atas biaya
produksi atau harga input lahan yang
memungkinkan faktor produksi lahan dapat
dimanfaatkan dalam proses produksi.
Menurut Hardjowigeno dalam Akib (2002), lahan
paling sedikit mempunyai tiga jenis nilai dalam ekonomi
lahan, yaitu :
1. Ricardian Rent, nilai lahan yang berkaitan dengan
sifat dan kualitas tanah
2. Locational Rent, nilai lahansehubungan dengan sifat
lokasi relatif dari lahan
3. Enviromental Rent, sifat tanah sebagai komponen
utama ekosistem
Menurut Mubyarto (1985), faktor-faktor yang
mempengaruhi land rent adalah :
1. Perbedaan kesuburan tanah
2. Perbedaan jarak dari pasar
3. Perbedaan biaya produksi
4. Perbedaan lahan yang terbatas (scarsity of land)
sehubungan dengan kondisi lingkungan lahan
tersebut.
Adanya kelangkaan sumberdaya lahan
menyebabkan lahan memiliki nilai yang semakin
tinggi. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan
konsep sewa ekonomi lahan (land rent) yang
merupakan konsep penting dalam teori ekonomi
sumberdaya lahan. Ada dua aspek penting yang
menentukan nilai ekonomi lahan, yaitu faktor
kesuburan lahan dan jarak lahan tersebut dari
pusat fasilitas. Terkait dengan aspek-aspek
tersebut, ada beberapa ahli yang mengemukakan
teori sewa ekonomi lahan antara lain :
Teori Sewa Tanah Klasik
DavidRicardo
Konsep sewa atas dasar perbedaan dalam
kualitas tanah terutama sektor pertanian.
Konsep sewa hanya melihat faktor
kemampuan tanah untuk membayar sewa
tanpa memperhatikan faktor lokasi tanah.
Asumsi :
Daerah permukinan baru terdapat SD
tanah yang subur dan berlimpah.
Hanya tanah subur yang digunakan untuk
bercocok tanam.
Tidak ada pembayaran sewa
Penduduk masih sedikit jumlahnya.
Sewa tanah akan muncul jk penduduk
bertambah jumlahnya sehingga tanah
kurang subur digunakan oleh masyarakat.
DavidRicardo
Harga produk pertanian ditentukan oleh
biaya produksi,
Biaya produksi meningkat krn kebutuhan
masyarakat yang meningkat,
Harga produk harus meningkat sejalan
dengan perluasan areal pertanaman dan
penggunaan tanah subur yang semakin
intensif.
Input tenaga kerja dan kapital
Sebidang tanah dengan 4 perbedaan
tingkat kesuburan tanah dari yang
tertinggi pada tanah A ke yang terrendah
tanah D
Kapasitas produksi A = 50 unit, B = 40
unit, C = 30 unit dan D = 25 unit
A B C D
Rp 4
Rp 3,3
Rp 2,5
Rp 2
50 40 30 25
Tanah A akan memiliki nilai sewa, jika tanah
B digunakan. Penggunaan tanah B karena
adanya pertumbuhan penduduk n perlu
adanya perluasan penggunaan tanah.
Tanah B akan memiliki nilai sewa, jika tanah
C digunakan dan tanah C akan memiliki
nilai sewa, jika tanah D digunakan.
Von Thunen
Sewa tanah berkaitan dengan perlunya
biaya transport dari daerah yang jauh
ke pusat pasar,
Sewa tanah dekat pasar lebih tinggi
dari tanah yang lebih jauh dari pasar.
Pengaruh Biaya Transpor Produk dari
Berbagai Lokasi ke Pasar thd Land Rent
Rp Rp
P T
C Biaya Transpor
U
Jarak OK Km
Biaya totalKT
Biaya transportasi UTC
Harga barang OP
Titik O land
rent CPT
OK tidak ada land rent
Land Rent dengan jarak lokasi tanah ke pasar mempunyai
hubungan negatif (B). Semakin jauh lokasi tanah dengan
pasar, semakin kecil nilai land rentnya dan sebaliknya.
David Ricardo