Anda di halaman 1dari 39

Konservasi Lahan

&
Aspek Ekonomi Sumber Daya Lahan

Pertemuan 6, 5 April 2016


Definisi

Lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di


permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang
dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada diatas
dan dibawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah,
batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan serta
segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dimasa
lalu dan sekarang yang kesemuanya itu berpengaruh
terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat
sekarang dan dimas mendatang.

(Brinkman dan Smyth, 1973 dan FAO, 1976).


Lahan adalah bagian daratan dari
permukaan bumi sebagai suatu lingkungan
fisik yang meliputi tanah beserta segenap
faktor yang mempengaruhi penggunaannya
seperti iklim, relief, aspek geologi, dan
hidrologi yang terbentuk secara alami
maupun akibat pengaruh manusia.

UU NOMOR 41 TAHUN 2009


Sebagai suatu area/daerah tertentu dari
permukaan bumi, melibatkan semua unsur
biosfir yang langsung diatas atau dibawah
permukaan tanah meliputi:

 Tanah dan bentuk wilayah.


 Iklim dekat permukaan hidrologi
permukaan(danau dangkal, sungai, rawa
dan pasang surut, asosiasi air tanah dan
geohidrologi.
 Populasi tanaman dan binatang.
 pola pemukiman manusia dan hasil fisik
dari kegiatan masa lalu maupun sekarang.
 Sebagai sumber daya alam yang dapat pulih
dan sering terdegradasi.
 Segi ilmu perkotaan: lahan adalah site/ lokasi
yang dapat digunakan untuk kebutuhan
pembangunan permukiman dan fasilitas
perkotaan lainnya.
Kategori Lahan

 Proses pembentukannya: Analisis lansekape.


 Penggunaannya: Klasifikasi penggunaan lahan (hutan,
sawah, lahan kering, perkebunan, pemukiman, industry, dll).
 Lokasi spesifik: rawa, pantai, pasang surut, lahan pertanian,
lahan perkotaan, dll.
 Kualitas dan produktivitas lahan: marginal, subur-miskin.
 Kesesuaian dan alokasi tata ruang/ tata guna lahan.
 Nilai : ekonomi, sosial-budaya, politik,lingkungan, hokum, dll.
 Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun
atas (i) komponen struktural yang sering disebut karakteristik
lahan, dan (ii) komponen fungsional yang sering disebut
kualitas lahan.
 Sumber daya lahan mungkin dinilai dalam aspek atau atribut yang
berbeda dalam pemanfaatannya. Perbedaan dalam cara penilaian
lahan ini akan menyebabkan perbedaan dalam penggunannya.
Seorang petani yang akan memanfaatkan lahan akan lebih
memperhatikan aspek ekosistem seperti ketersediaan air atau
kemudahan untuk diolah.
 Seorang pengembang perumahan akan lebih memperhatikan aspek
ruang atau lokasi dari lahan yang bersangkutan.
 Penggunaan lahan merupakan setiap bentuk campur tangan manusia
terhadap sumber daya lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya baik materil maupun spiritual.
 Manusia berperan sebagai pengatur ekosistem, yaitu dengan
menyingkirkan komponen-komponen yang dianggap tidak berguna
atau dengan mengembangkan komponen yang diperkirakan aka n
menunjang penggunaan lahannya.
Misalnya:
• Diubahnya areal hutan yang heterogen menjadi lahan perkebunan yang
homogen karena budidaya perkebunan lebih menguntungkan dari pada
hutan.
• Lahan terbuka menjadi perkebunan dan sebagainya.
Konservasi Lahan

Usaha memanfaatkan / penggunaan lahan sesuai


dengan kemampuannya dan melakukannya dengan
cara yang sesuai dengan kaidah konservasi agar tidak
terjadi kerusakan tanah
KONSERVASI LAHAN / PENGGUNAAN LAHAN
Menurut Harsono dalam Akib (2002), Penggunaan lahan secara garis
besar dibedakan menjadi dua golongan :
1. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan potensi alaminya, seperti
kesuburan tanah, kandungan mineral, atau terdapatnya endapan bahan
galian pertambangan di bawah permukaannya.
2. Penggunaan tanah dalam kaitannya dengan pemanfaatannya sebagai
ruang pembangunan yang secara tidak langsung tidak memanfaatkan
potensi alami dari tanah, tetapi lebih ditentukan oleh adanya hubungan-
hubungan antara tata ruang dengan penggunaan-penggunaan lain yang
telah ada, diantaranya ketersediaan prasarana dan fasilitas umum
lainnya.
Teknologi konservasi yang dapat diterapkan:

Terasering atau pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya lebih dari 8% yang
bertujuan memperpendek panjang lereng sehingga run off menjadi lebih lambat.
Rorak adalah tanah yang digali diarea perkebunan dengan ukuran tertentu yang
fungsinya untuk menahan laju run off, meningkatkan infiltrasi dan sumber unsur
hara bagi tanaman karena rorak akan menampung sedimentasi tanah hasil erosi.
Tanaman penutup tanah yang dilakukan diarea perkebunan menggunakan
tanaman kacang-kacangan dengan tujuan memperlambat run off, meningkatkan
infiltrasi, mencegah erosi, meningkatkan kelembaban tanah, menggemburkan
tanah, sumber bahan organic dan unsure hara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
lahan:
Faktor fisik

 yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah factor-faktor yang terkait dengan


kesesuaian lahannya, meliputi factor-faktor lingkungan yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan budidaya tanaman,
kemudahan teknik budidaya ataupun pengolahan lahan dan kelestarian lingkungan.
Faktor fisik ini meliputi kondisi iklim, sumber daya air dan kemungkinan
pengairan, bentuk lahan dan topografi serta karakteristik tanah, yang secara
bersama akan membatasi apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan pada sebidang
lahan.
Faktor kelayakan ekonomi

 adalah seluruh persyarata yang diperlukan untuk pengelolaan suatu penggunaan


lahan. Pengelola lahan tidak akan memanfaatkan lahannya kecuali bila
penggunaan tersebut termasuk, dalam hal ini teknologi yang diterapkan telah
diperhitungkan akan memberikan suatu keuntungan atau hasil yang lebih besar
dari biaya modalnya.
 Kelayakan ekonomi ini bersifat dinamis,
tergantung dari harga dan permintaan terhadap
penggunaan lahan tersebut atau hasilnya.
Penerapan teknologi baru ataupun meningkatnya
permintaan mungkin menyebabkan suatu
penggunaan lahan yang tadinya tidak memiliki
nilai ekonomis berubah menjadi layak secara
ekonomis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan

 Faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi


dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor fisik dan
biologis mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti
keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-tumbuhan,
hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi
dicirikan oleh keuntungan, keadaan pasar dan
transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum
pertanahan, keadaan politik, keadaan sosial dan secara
administrasi dapat dilaksanakan.
Barlowe (1986)
Aspek ekonomi Sumberdaya Lahan

Lahan memiliki nilai ekonomi dan nilai pasar yang berbeda-beda. Lahan di
perkotaan yang digunakan untuk kegiatan industri dan perdagangan memiliki
nilai pasar yang tertinggi karena di tempat tersebut terletak tempat tinggal dan
sumber penghidupan manusia yang paling efisien dan memberikan nilai
produksi yang tertinggi. Para pemilik sumberdaya lahan cenderung
menggunakan lahan untuk tujuan-tujuan yang memberikan harapan untuk
diperolehnya penghasilan yang tertinggi. Mereka akan menggunakan lahannya
sesuai dengan konsep penggunaan yang tertinggi dan terbaik. Konsep ini
memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhi kemampuan lahan, seperti
aksebilitas serta kualitas sumberdaya lahan dan lingkungan. Penggunaan yang
terbaik dan tertinggi biasanya untuk daerah industri dan perdagangan, menyusul
untuk daerah permukiman, kemudian untuk daerah pertanian, dan yang terakhir
untuk ladang penggembalaan dan daerah liar yang tidak ditanami (Suparmoko,
1989).
Menurut Barlowe (1978) nilai ekonomi lahan dapat
dibedakan menjadi
dua yaitu :
1. Sewa Lahan (contract rent) sebagai pembayaran
dari penyewa kepada pemilik dimana pemilik
melakukan kontrak sewa dalam jangka waktu
tertentu.
2. Keuntungan usaha (economic rent atau land rent)
yang merupakan surplus pendapatan di atas biaya
produksi atau harga input lahan yang
memungkinkan faktor produksi lahan dapat
dimanfaatkan dalam proses produksi.
Menurut Hardjowigeno dalam Akib (2002), lahan
paling sedikit mempunyai tiga jenis nilai dalam ekonomi
lahan, yaitu :
1. Ricardian Rent, nilai lahan yang berkaitan dengan
sifat dan kualitas tanah
2. Locational Rent, nilai lahansehubungan dengan sifat
lokasi relatif dari lahan
3. Enviromental Rent, sifat tanah sebagai komponen
utama ekosistem
Menurut Mubyarto (1985), faktor-faktor yang
mempengaruhi land rent adalah :
1.      Perbedaan kesuburan tanah
2.      Perbedaan jarak dari pasar
3.      Perbedaan biaya produksi
4.      Perbedaan lahan yang terbatas (scarsity of land)
sehubungan dengan kondisi lingkungan lahan
tersebut.    
Adanya kelangkaan sumberdaya lahan
menyebabkan lahan memiliki nilai yang semakin
tinggi. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan
konsep sewa ekonomi lahan (land rent) yang
merupakan konsep penting dalam teori ekonomi
sumberdaya lahan. Ada dua aspek penting yang
menentukan nilai ekonomi lahan, yaitu faktor
kesuburan lahan dan jarak lahan tersebut dari
pusat fasilitas. Terkait dengan aspek-aspek
tersebut, ada beberapa ahli yang mengemukakan
teori sewa ekonomi lahan antara lain :
Teori Sewa Tanah Klasik

 DavidRicardo
Konsep sewa atas dasar perbedaan dalam
kualitas tanah terutama sektor pertanian.
Konsep sewa hanya melihat faktor
kemampuan tanah untuk membayar sewa
tanpa memperhatikan faktor lokasi tanah.
Asumsi :
 Daerah permukinan baru terdapat SD
tanah yang subur dan berlimpah.
 Hanya tanah subur yang digunakan untuk
bercocok tanam.
 Tidak ada pembayaran sewa
 Penduduk masih sedikit jumlahnya.
Sewa tanah akan muncul jk penduduk
bertambah jumlahnya  sehingga tanah
kurang subur digunakan oleh masyarakat.
 DavidRicardo
Harga produk pertanian ditentukan oleh
biaya produksi,
Biaya produksi meningkat krn kebutuhan
masyarakat yang meningkat,
Harga produk harus meningkat sejalan
dengan perluasan areal pertanaman dan
penggunaan tanah subur yang semakin
intensif.
Input tenaga kerja dan kapital
Sebidang tanah dengan 4 perbedaan
tingkat kesuburan tanah dari yang
tertinggi pada tanah A ke yang terrendah
tanah D
Kapasitas produksi A = 50 unit, B = 40
unit, C = 30 unit dan D = 25 unit
A B C D
Rp 4

Rp 3,3

Rp 2,5

Rp 2

50 40 30 25
Tanah A akan memiliki nilai sewa, jika tanah
B digunakan. Penggunaan tanah B karena
adanya pertumbuhan penduduk n perlu
adanya perluasan penggunaan tanah.
Tanah B akan memiliki nilai sewa, jika tanah
C digunakan dan tanah C akan memiliki
nilai sewa, jika tanah D digunakan.
 Von Thunen
 Sewa tanah berkaitan dengan perlunya
biaya transport dari daerah yang jauh
ke pusat pasar,
 Sewa tanah dekat pasar lebih tinggi
dari tanah yang lebih jauh dari pasar.
Pengaruh Biaya Transpor Produk dari
Berbagai Lokasi ke Pasar thd Land Rent
Rp Rp

P T

Land Rent Land Rent

C Biaya Transpor
U

0 K Jarak ke pasar (Km) L M


A B
 Titik O  tepat pada lokasi pasar
Biaya transportasi nol
Biaya total OC

 Jarak OK Km
Biaya totalKT
Biaya transportasi UTC

 Harga barang OP
Titik O  land
rent CPT
OK  tidak ada land rent
Land Rent dengan jarak lokasi tanah ke pasar mempunyai
hubungan negatif (B). Semakin jauh lokasi tanah dengan
pasar, semakin kecil nilai land rentnya dan sebaliknya.
 David Ricardo

Sewa tanah dilihat dr faktor kemampuan /kesuburan tanah.


 Von Thunen

Sewa tanah dilihat dr jauh dekatnya SD tanah dgn lokasi


pasar dan mempunyai hubungan dgn biaya transportasi.
Tanah-tanah yang lokasinya dekat dengan
pasar oleh masyarakat digunakan untuk
pusat kegiatan ekonomi, yang akan
memberikan pendapatan dan kapasitas sewa
yang tinggi untuk berbagai alternatif
penggunaan, seperti industri atau kegiatan
lain yang lebih menguntungkan
RANGKUMAN
1. SD tanah merupakan SDA yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup karena diperlukan dalam setiap kegiatan
manusia.
2. Penggunaan SD tanah ditentukan oleh :
 Kemampuan tanah khususnya untuk aktivitas pertanian,
 Lokasi ekonomi, jarak SD tanah dari pusat pasar, nilai
tertinggi:
a. Perdagangan & industri
b. Perumahan,
c. Pertanian,
d. Rekreasi,
e. Hutan,
f. Padang belantara.
3. SD Tanah dimanfaatkan untuk berbagai
penggunaan  tujuannya, menghasilkan
barang-barang pemuas kebutuhan manusia
 terus meningkat  akibat dari
bertambahnya jumlah penduduk.
4. Perluasan penggunaan SD tanah 
penggunaan SD tanah yang kualitasnya
semakin rendah.
5. SDA yang berkualitas tinggi semakin
langka diperlukan pemanfaatan SD tanah
secara bijaksana  mempertim-bangkan
unsur konservasi.
6. Konservasi tanah
Penggunaan yang disesuaikan dengan sifat-sifat tanah
sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan.
Tidak/bukan :
 Penundaan penggunaan tanah
 Pelarangan penggunaan tanah.
7. Sewa tanah merupakan surplus pendapatan diatas
pengeluaran biaya atas pemanfaatannya dalam proses
produksi.
8. Besarnya sewa tanah ditentukan oleh;
 Tingkat kesuburan tanah,
 Lokasi ekonomi.
9. Semakin subur SD tanahnya, semakin
tinggi sewa tanahnya, SD tanah yang
lokasinya dekat pasar mempunyai nilai
sewa yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai