Anda di halaman 1dari 102

Maintenance

For
Mechanical Industry Migas
Maintenance :
Fungsi manajemen produksi yang berkaitan dengan
masalah sehari-hari menjaga keadaan pabrik dalam
kondisi operasi yang baik

Definition
Maintenance Management :
Berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan
pengarahan sumber daya untuk mengendalikan
ketersediaan dan kinerja pabrik industri
Tujuan :
1. Minimalkan hilangnya waktu produktif
2. Minimalkan waktu & biaya perbaikan,
Objectives : 3. Menjaga aset produktif dalam kondisi kerja
4. Minimalkan kecelakaan,
5. Minimalkan total biaya perawatan,
6. Tingkatkan kualitas produk
Pentingnya Maintenance Management :
1. Ketergantungan layanan
Importance 2. Kualitas terjamin
: 3. Cegah kegagalan peralatan
4. Pengendalian biaya Investasi besar dalam
peralatan
Civil Maintenance :
Konstruksi, pemeliharaan gedung,
memelihara fasilitas layanan

Areas of
Maintenance :
Mechanical Maintenance :
Merawat mesin dan peralatan, mengangkut
kendaraan, kompresor, tungku, dll.

Areas of
Maintenance :
Electrical Maintenance :
Memelihara peralatan listrik seperti generator,
transformator, motor, sistem telepon,
penerangan, dll.
Areas of
Maintenance :
Planned Maintenance
Dalam Pemeliharaan Terencana Tindakan
Pemeliharaan Dilakukan Dengan Beberapa Pikiran
Maintenance : Kedepan, Perencanaan Sebelumnya, Pemeliharaan
Catatan Dan Tindakan Kontrol. Ini Dapat
Diklasifikasikan Lebih Lanjut Sebagai:
1. Pemeliharaan preventif
2. Perawatan korektif
3. Pemeliharaan prediktif
Preventive Maintenance
1. Preventive Maintenance merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan pada peralatan pabrik, mesin, dan sistem
sebelum terjadinya kegagalan untuk melindungi peralatan
dan untuk mencegah atau menghilangkan degradasi saat
beroperasi.
Maintenance : 2. Atau pemeliharaan dilakukan pada interval yang telah
ditentukan atau sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan
atau degradasi fungsi dan efek terbatas.
3. It has three types :
a) running maintenance
b) scheduled maintenance
c) shut down maintenance
Running Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan saat mesin atau
peralatan sedang berjalan.
Contoh :
Maintenance : pelumasan, penyetelan mur dan sekrup,
pengencangan mur dan baut longgar.
Schedule Maintenance
1. Pemeliharaan Terjadwal adalah segala jenis pemeliharaan
terjadwal untuk objek atau item peralatan.
2. Khususnya, Pemeliharaan yang Direncanakan adalah
Maintenance : pemeriksaan layanan terjadwal yang dilakukan oleh agen
yang kompeten dan sesuai, untuk memastikan bahwa item
peralatan beroperasi dengan untuk menghindari gangguan
dan downtime yang tidak terjadwal.
Shutdown Maintenance
1. Shutdown maintenance merupakan
serangkaian kegiatan pemeliharaan
preventif yang dilakukan ketika jalur
Maintenance : produksi dalam situasi penghentian total.
2. Dilakukan secara umum setelah tiga atau
enam bulan.
3. Melibatkan inspeksi barang atau peralatan
(plant) yang diketahui atau diduga terjadi.
Corrective Maintenance
1. Dalam jenis ini, tindakan seperti perbaikan,
penggantian, atau pengembalian akan dilakukan setelah
terjadinya kegagalan, guna untuk menghilangkan
sumber kegagalan ini atau mengurangi frekuensi
kemunculannya.
2. Perbedaan antara pemeliharaan korektif dan
Maintenance : pemeliharaan preventif adalah bahwa untuk
pemeliharaan korektif, kegagalan harus terjadi sebelum
tindakan perbaikan diambil.
3. Ada dua jenis :
a) Breakdown maintenance
b) Shutdown maintenance
Breakdown Maintenance
1. Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah peralatan
rusak, di mana pabrik atau peralatan dioperasikan
sampai gagal atau rusak dan kemudian dibawa kembali
ke kondisi berjalan dengan perbaikan.
Maintenance : 2. Staf pemeliharaan menemukan kerusakan mekanis,
listrik, atau lainnya untuk segera memperbaikinya.
3. Perawatan ini layak untuk pabrik-pabrik kecil di mana :
a) Ada beberapa jenis peralatan.
b) Mesin dan peralatan biasa dan tidak memerlukan
perawatan khusus.
c) Di mana kegagalan mendadak tidak menyebabkan
kerugian finansial yang serius.
Predictive Maintenance
1. Seperti namanya, ini melibatkan prediksi kegagalan
sebelum terjadi, mengidentifikasi akar penyebab dari
gejala kegagalan tersebut dan menghilangkan penyebab
Maintenance : tersebut sebelum menyebabkan kerusakan luas pada
peralatan.
2. Jenis pemeliharaan dilakukan secara terus menerus atau
secara berkala sesuai dengan persyaratan untuk
mendiagnosis dan memantau kondisi atau sistem. Disebut
juga pemeliharaan berbasis kondisi.
Unplanned Maintenance
1. Tindakan pemeliharaan yang dilakukan tanpa pemikiran
kedepan atau perencanaan sebelumnya disebut
pemeliharaan tidak terencana.
Maintenance : 2. Pemeliharaan darurat adalah salah satu contoh
pemeliharaan yang tidak direncanakan.
3. Dalam jenis pemeliharaan ini, tindakan pemeliharaan
dijalankan dengan bantuan semua sumber daya perawatan
yang tersedia dalam waktu sesingkat mungkin, tanpa jeda
waktu utama.
4. Contohnya adalah kebocoran gas di pabrik kimia, bahaya
kebakaran, kerusakan boiler, turbin dll.
Tindakan :
1. Pemeliharaan (routine service)
2. Perbaikan ringan atau reparasi (fixing /
Tindakan minimum repair / recovery)
Maintenance 3. Perbaikan besar (overhaul / maximum repair)
Management 4. Penggantian (replacement)
5. Pembaruan (renewal)
6. Inovasi, modifikasi, renovasi, rekayasa ulang
(reengineering
1. Biaya perbaikan
a) Waktu Perbaikan
b) Ongkos Teknisi Dan Peralatan
Biaya Biaya c) Ongkos Spare Part
Maintenance
Management 2. Biaya kerugian produksi
a) Berkurangnya waktu untuk produksi
b) Penurunan kecepatan produksi
3. Biaya produk cacat
a) Scrap product
b) Rework
Biaya Biaya
Maintenance 4. Biaya keselamatan kerja
Management a) Biaya pengobatan
b) Biaya rehabilitasi
c) Biaya empati
5. Biaya persediaan
a) Stok spare part
b) Ongkos gudang dan penyimpanan
Biaya Biaya
c) Ongkos personalia logistik
Maintenance
Management
6. Biaya menunggu/menganggur
a) Keterlambatan spare part
b) Tiadanya teknisi
Maintenance
Technique
Plant Steps
Maintenance Strategy :
Maintenance 1. TPM ( Total Productive Maintenance )
2. RCM ( Reliability Centered Maintenance )
Strategy
3. CMMS ( Computerized Maintenance
Management System )
RCM
(Pemeliharaan Yang Berpusat Pada Keandalan )
Definisi RCM
Metode untuk mengembangkan, memilih dan
membuat alternatif strategi perawatan efektif yang
didasarkan pada kriteria operasional, keamanan, dan
ekonomi.
Tujuan RCM
Mempertahankan fungsi sistem sehingga
berkurangnya frekuensi kegagalan dengan cara
mengidentifikasikan penyebab kegagalan dan
kemudian memilih tindakan perawatan pencegahan
yang paling efektif dengan biaya rendah dan dapat
diterapkan.
Sejarah RCM
1. Berawal dari industri penerbangan Amerika
tahun 1960-an yang menghabiskan biaya
perawatan yang tinggi.
2. Pertama kali diperkenalkan oleh “Stanley
Nowlan” dan “Howard Heap” tahun 1978.
3. Sekarang ini digunakan pada berbagai bidang
energi, dll.
Komponen RCM
Komponen RCM
Reactive Maintenance, maintenance yang
dilakukan saat terjadi kegagalan fungsi.

Preventive Maintenance, maintenance yang


dilakukan sebelum sistem mengalami kegagalan
dan untuk mencegah kegagalan fungsi terjadi.
Komponen RCM
Predictive Maintenance, maintenance yang
dilakukan menggunakan monitoring pada sistem
untuk mengantisipasi kegagalan sistem.

 Proactive Maintenance, melakukan pencarian


dan memperbaiki penyebab terjadi kegagalan
fungsi untuk mencegah kegagalan yang sama
terjadi kembali
Prinsip RCM
Memelihara fungsional sistem, bukan
Function sekedar memelihara suatu komponen
Oriented agar beroperasi tetapi agar fungsi sesuai
harapan.

Fokus kepada fungsi sistem dari pada


suatu komponen, yaitu apakah sistem
System Focus masih dapat menjalankan fungsi utama
jika suatu komponen mengalami
kegagalan.

Mengetahui jenis kegagalan yang pernah


Reliability
terjadi dan perawatan yang pernah terjadi
Centres
pada sistem selama sistem beroperasi.
Prinsip RCM
Menjaga agar kehandalan fungsi sistem
Acknowledge
tetap sesuai dengan kemampuan yang
Limitation
didesain untuk sistem tersebut.

Safety & Mengutamakan keselamatan (safety)


Economic baru kemudian untuk masalah ekonomi.

Kegagalan sebagai kondisi yang tidak


Failure =
memenuhi harapan atau tidak sesuai
Unsatisfactory
performance standard yang ditetapkan.

Task yang dikerjakan harus dapat


Task Applicable menurunkan jumlah kegagalan atau
menurunkan tingkat kerusakan.
RCM Analisis
Apa fungsi dan hal yang bisa dilakukan oleh
suatu sistem ? (Fucntion)
Bagaimana sistem itu dapat gagal melaksanakan
fungsinya ? (Failure Function)
Apa saja yang menyebabkan kegagalan fungsi ?
(Failure Mode)
Apa yang akan terjadi jika terjadi kegagalan
fungsi ? (Failure Effects)
Apa yang bisa dilakukan untuk memprediksi
atau mencegah kegagalan tersebut?
(Maintenance Plan)
Proses RCM

Sistem yang mempunyai frekuensi


Pemilihan Sistem &
corrective maintenance yang tinggi,
Pengumpulan
biaya mahal dan berpengaruh besar
Informasi
terhadap lingkungan.

Untuk mengetahui apa yang termasuk


Definisi Batasan
dan tidak termasuk ke dalam sistem
Sistem
yang diamati.

Deskripsi Sistem & Mengidentifikasikan dan


Functional Diagram mendokumentasikan detail penting
Block dari system.
Proses RCM

Menentukan fungsi dan hal yang bisa


Penentuan Fungsi & dilakukan oleh suatu sistem dan
Kegagalan Fungsional Bagaimana sistem itu dapat gagal
melaksanakan fungsinya.

Mengetahui mode kegagalan maka


memungkinkan untuk mengetahui
dampak kegagalan yang terjadi,
Failure Mode & Effect
selanjutnya digunakan untuk
Analysis
menentukan konsekuensi dan
memutuskan apa yang akan dilakukan
untuk mengantisipasi.
Proses RCM

Pengukuran kualitatif untuk


mengklasifikasikan mode kegagalan.
- Safety Problem
Logic Tree Analysis - Outage Problem
- Minor to Infestigation Economic
Problem
- Hidden Failure

Menentukan kebijakan-kebijakan yang


mungkin untuk diterapkan dan memilih
Task Selection
task yang paling efisien untuk setiap
mode kegagalan
Penggunaan RCM
Industri besar, dimana digunakan sistem/
peralatan yang kompleks.
Dimana kegagalan sistem/ perlatan dapat
menimbulkan gangguan perekonomian,
keamanan, dan resiko lingkungan.
Contoh :

- Industri penerbangan
- Pembangkit listrik
- Perusahaan layanan publik
- Industri lepas pantai
Manfaat RCM
Mencegah terjadi korban jiwa, kerusakan
properti dan lingkungan
Menekankan pada kehandalan peralatan.
Menurunkan biaya perawatan karena
berkurangnya kegagalan.
Memperpanjang umur peralatan.
Keuntungan RCM
Effektif
Biaya maintenance yang lebih rendah dengan
mengurangi/ menghilangkan proses maintenance
yang tidak perlu
Mengurangi frekuensi overhaul
Fokus pada peralatan yang kritis
Mengurangi kemungkinan terjadi egagalan
fungsi secara tiba-tiba
Meningkatkan kehandalan sistem
Kekurangan RCM
Biaya awal yang tinggi : Pelatihan, Peralatan
Hasil tidak dapat dilihat dan rasakan dengan
cepat
TPM
( Total Productive
Maintenance )
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

0
8
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
Mengapa TPM dibutuhkan ?

Tujuan utama TPM tercantum di bawah:


1. Hindari pemborosan di lingkungan yang cepat berubah. Mengurangi Biaya
Produksi.
2. Menghasilkan kuantitas batch rendah sedini mungkin. Barang yang dikirim
ke Pelanggan harus “tidak cacat”
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

TPM TARGETS
1.PRODUKSI 3. BIAYA
Kurangi biaya produksi sebesar ..... Persen
 Dapatkan Minimum 80% Efisiensi
Produksi Keseluruhan
 Dapatkan Minimum Efektivitas 4. PENGIRIMAN
Peralatan Keseluruhan 90% Mencapai kesuksesan 100% dalam memberikan
 Jalankan Mesin saat istirahat barang sesuai kebutuhan pelanggan
2.KUALITAS 5. KEAMANAN
Menjaga lingkungan bebas kecelakaan
Beroperasi dengan cara atau sesuai
prosedur, sehingga ada tidak ada
keluhan pelanggan 6. MULTYTASK
Mengembangkan pekerja multiskilled & fleksibel.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
Manfaat langsung dari TPM Manfaat TPM Tidak Langsung
1. Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Pabrik 1. Tingkat kepercayaan yang lebih tinggi di antara
para pekerja
2. Atasi keluhan pelanggan
2. Jaga tempat kerja bersih, rapi dan menarik
3. Mengurangi biaya produksi dengan…. Persen
3. Perubahan yang menguntungkan dalam sikap
4. Memenuhi kebutuhan pelanggan sebesar 100%
operator
5. Kurangi kecelakaan
4. Mencapai tujuan dengan bekerja sebagai Tim
6. Patuhi semua peraturan pemerintah yang
5. Menambah pengetahuan dan pengalaman
relevan
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
Memperkenalkan TPM di Unit Produksi

LANGKAH - 1. Tahap Persiapan :


a) Pengumuman oleh MANAJEMEN TOP untuk semua tentang pengenalan TPM di
organisasi
b) Pendidikan awal dan publisitas untuk TPM
c) Menyiapkan komite TPM & Departemen
d) Membangun sistem kerja TPM &
e) menargetkan rencana induk untuk pelembagaan
LANGKAH - 2. Tahap Pendahuluan
LANGKAH - 3. Implementasi
LANGKAH - 4. Tahap Pelembagaan
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLARS OF TPM
 Jishu Hozen
 Kobetsu
 Kaizen
 Planned Maintenance
 Quality Maintenance
 Training
 Office TPM
 Safety , Health & Environment
 5S
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 1: 5 S

TPM dimulai dengan 5 S. Masalah tidak dapat dilihat dengan jelas ketika tempat
kerja tidak terorganisir. Membersihkan dan mengatur tempat kerja membantu tim
untuk mengungkap masalah.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 2: JISHU HOZE (Autonomus Maintenance)

Pilar ini diarahkan untuk mengembangkan Operator agar dapat menangani tugas-
tugas pemeliharaan kecil, sehingga membuat orang-orang pemeliharaan yang
terampil untuk menghabiskan waktu pada aktivitas yang lebih bernilai tambah
dan perbaikan teknis. Operator bertanggung jawab untuk menjaga peralatan
mereka agar tidak rusak.
PILLAR 2 : JISHU HOZEN

KEBIJAKAN : LANGKAH JH :

1. Pengoperasian peralatan yang tidak terputus 1. Persiapan karyawan


2. Operator fleksibel untuk mengoperasikan & memelihara 2. Pembersihan awal mesin
peralatan lainnya 3. Ambil tindakan balasan
3. Menghilangkan cacat pada sumber melalui partisipasi aktif 4. Perbaiki standar JH
karyawan sementara
4. Implementasi bertahap kegiatan JISHU HOZEN. 5. Pemeriksaan umum
6. Pemeriksaan otonomus
SASARAN JH : 7. Standardisasi
8. Manajemen otonomus
1. Mengurangi waktu proses hingga ………%
2. Mengurangi konsumsi minyak / pelumas hingga...%
3. Tingkatkan penggunaan JH
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 3: KAIZEN

KAI berarti perubahan dan ZEN berarti baik (menjadi lebih baik). Pada dasarnya Kaizen
adalah untuk perbaikan kecil, tetapi dilakukan secara terus menerus dan melibatkan semua
orang dalam organisasi. Prinsip di baliknya adalah bahwa “sejumlah besar perbaikan kecil
lebih efektif dalam lingkungan organisasi daripada beberapa peningkatan bernilai besar.

Pilar ini bertujuan mengurangi kerugian di tempat kerja yang memengaruhi efisiensi sebuah
produksi. Dengan menggunakan prosedur yang terperinci dan menyeluruh, dan
menghilangkan kerugian dalam metode sistematis menggunakan berbagai alat/peralatan
Kaizen. Kegiatan ini tidak terbatas pada area produksi dan dapat diimplementasikan dalam
area administrasi juga.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 3: KAIZEN

KEBIJAKAN :
1. Praktikkan konsep Zero Losses di setiap bidang kegiatan.
2. Pengejaran tanpa henti untuk mencapai target pengurangan biaya di semua sumber.
3. Pengejaran tanpa henti untuk meningkatkan efektivitas peralatan pabrik secara keseluruhan.
4. Penggunaan analisis PM secara ekstensif sebagai alat untuk menghilangkan kerugian.
5. Fokus pada penanganan operator yang mudah.
SASARAN:
Mencapai dan mempertahankan nol kerugian sehubungan dengan pemberhentian kecil,
pengukuran dan penyesuaian, cacat, dan downtime yang tak terhindarkan. Ini juga bertujuan
untuk mencapai.....% pengurangan biaya produksi.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 4 : PLANNED MAINTENANCE
Hal ini bertujuan agar mesin dan peralatan bebas masalah menghasilkan produk bebas cacat untuk
kepuasan pelanggan total.
Dengan pemeliharaan yang terencana, sebuah perusahaan mengembangkan upaya dari metode
reaktif menjadi proaktif dan menggunakan staf pemeliharaan terlatih untuk membantu melatih
operator agar lebih menjaga peralatan mereka.
Kebijakan :
1. Mencapai dan mempertahankan ketersediaan mesin
2. Biaya perawatan yang optimal.
3. Kurangi persediaan suku cadang.
4. Meningkatkan keandalan dan perawatan mesin.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 4 : PLANNED MAINTENANCE

SASARAN :

1. Kegagalan dan kerusakan peralatan nol.


2. Tingkatkan keandalan dan perawatan hingga 50%.
3. Mengurangi biaya perawatan hingga 20%.
4. Pastikan ketersediaan suku cadang setiap saat.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 4 : PLANNED MAINTENANCE

LANGKAH :

1. Evaluasi peralatan dan merekam status saat ini.


2. Membangun sistem manajemen informasi.
3. Siapkan sistem informasi berbasis waktu, pilih peralatan, suku cadang dan
anggota dan petakan rencana tersebut.
4. Mempersiapkan sistem perawatan prediktif dengan memperkenalkan teknik
diagnostik peralatan
5. Evaluasi pemeliharaan yang direncanakan.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 5 : QUALITY MAINTENANCE (QM)
Ditujukan untuk kepuasan pelanggan melalui kualitas tertinggi melalui pembuatan bebas cacat.
Fokusnya adalah menghilangkan ketidaksesuaian secara sistematis. untuk mendapatkan
pemahaman tentang bagian peralatan yang mempengaruhi kualitas produk dan mulai
menghilangkan masalah kualitas saat ini kemudian beralih ke masalah kualitas potensial. Transisi
adalah dari reaktif ke proaktif.
KEBIJAKAN :

1. Kontrol peralatan kegiatan QM untuk mendukung jaminan kualitas.


2. Fokus pencegahan cacat pada sumber
3. Penerapan jaminan kualitas operator yang efektif.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 5 : QUALITY MAINTENANCE (QM)

SASARAN :

1. Mencapai dan mempertahankan keluhan pelanggan nol.


2. Mengurangi cacat dalam proses hingga 50%.
3. Mengurangi biaya kualitas hingga 50%.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 6: TRAINING
Hal ini bertujuan untuk memiliki karyawan yang direvitalisasi multi-terampil yang bermoral
tinggi dan bersemangat untuk datang bekerja dan melakukan semua fungsi yang diperlukan secara
efektif dan mandiri. Training diberikan kepada operator untuk meningkatkan keterampilan
mereka.
Karyawan harus dilatih untuk mencapai fase bentuk keterampilan yang berada di bawah :
FASE 1 : Tidak tahu.
FASE 2 : Tahu teorinya tetapi tidak bisa melakukannya.
FASE 3 : Dapat melakukan tetapi tidak bisa mengajar.
FASE 4 : Dapat melakukan dan juga mengajar.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 6 : TRAINING
KEBIJAKAN :
1. Fokus pada peningkatan keterampilan & teknik pengetahuan.
2. Menciptakan lingkungan pelatihan untuk belajar mandiri berdasarkan kebutuhan yang
dirasakan.
3. Kurikulum / alat / penilaian pelatihan dll. Konduktif untuk revitalisasi karyawan.
4. Training untuk menghilangkan kelelahan karyawan dan menjadikan pekerjaan
menyenangkan.

SASARAN :
5. Mencapai dan mempertahankan downtime karena menginginkan pria di nol pada mesin
kritis.
6. Mencapai dan mempertahankan nol kerugian karena kurangnya pengetahuan / keterampilan /
Teknik.
7. Bertujuan untuk partisipasi 100% dalam skema saran.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 6 : PELATIHAN

Langkah Dalam Aktivitas Training :

1. Menetapkan kebijakan dan prioritas dan memeriksa status pendidikan dan pelatihan saat ini.
2. Menetapkan sistem pelatihan untuk keterampilan operasi dan pemeliharaan hingga kelulusan.
3. Melatih karyawan untuk meningkatkan keterampilan operasi dan pemeliharaan.
4. Persiapan jadwal pelatihan.
5. Mulai pelatihan.
6. Evaluasi kegiatan dan studi pendekatan mendatang
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
PILLAR 7 : OFFICE TPM

Office TPM harus dimulai setelah diaktifkan dari pilar TPM lainnya (JH, KK,
dan QM, PM). Office TPM harus dijalankan untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi dalam fungsi administrasi dan mengidentifikasi menghilangkan
kerugian. termasuk menganalisis proses dan prosedur menuju peningkatan
otomatisasi Office.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

Office TPM mencakup dua belas kerugian besar :


1. Kerugian pemrosesan
2. Kerugian biaya termasuk di berbagai bidang seperti pengadaan, pemasaran,dll.
3. Kehilangan komunikasi,
4. Kehilangan idle, 8. Rincian saluran komunikasi.
5. Kerugian pengaturan, 9. Waktu yang dihabiskan untuk pengambilan
informasi.
6. Kehilangan akurasi
10. Tidak tersedianya status stok online yang benar.
7. Rincian peralatan kantor. 11. Keluhan pelanggan karena logistik.
12. Biaya pengiriman / pembelian darurat
Computerized Maintenance
Management Information System (CMMIS)
Computerized Maintenance Management
Information System (CMMIS)
 Computerized maintenance management system atau
computer-based maintenance management system (CMMS)
merupakan sistem terintegrasi dari program komputer dan
databases yang didesain untuk mendukung pengelolaan
kegiatan perawatan atau pemeliharaan (maintenance) maupun
pengendalian inventorynya yang dibutuhkan suatu organisasi
atau perusahaan.
 CMMS menyediakan alat dan cara (means) untuk mengelola
(manage) secara efektif sumberdaya yang tersedia dalam
melaksanakan tugas kegiatan maintenance
Computerized Maintenance Management
Information System (CMMIS)
 Sistem Manajemen Pemeliharaan Berbasis Komputer
(Computerized Maintenance Management Systems (CMMS))
merupakan istilah yang sering digunakan. Namun lebih sesuai
digunakan istilah Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan
Berbasis Komputer (Computerized Maintenance Management
Information Systems (CMMIS)) karena sistem tersebut
sebenarnya didesain dan digunakan tidak untuk mengelola
maintenance dari equipments/asset tetapi mengelola informasi
terkait maintenance.
 Sistem yang berbasis komputer tersebut hanya merupakan alat
informasi (informational tool) dan merupakan salah satu bagian
atau building block dari suatu proses lengkap dalam sistem
pemeliharaan yang terintegrasi.
Computerized Maintenance Management
Information System (CMMIS)
 CMMIS hanya merupakan alat (tool) untuk membantu dalam
meningkatkan tugas-tugas dan kegiatan maintenance .
 CMMS hanya mengelola data yang dihimpun dalam suatu
databases. Tidak mengelola pengoperasian atau pelaksanaan
maintenance.
Computerized Maintenance
Management Information System (CMMIS)

Maintenance
Management
System
Computer-Based
Information
System (CBIS)

CMMIS
merupakan sistem
yang didasarkan pada
Maintenance Management System
dan didukung oleh Computerized Maintenance
CBIS Management
Information System
(CMMIS)
Computerized Maintenance Management
Information System (CMMIS)

 CMMIS merupakan management tool yang digunakan untuk


meningkatkan dan memudahkan cara-cara maupun proses
pemeliharaan fasilitas, equipment/assets melalui pengelolaan
data dan informasi. Antara lain dalam menyiapkan atau
membuat work orders (WO), menjadwalkan WO dan secara
otomatis membantu pemesanan spareparts yang dibutuhkan.
CMMIS tidak dapat menggantikan manajemen dan pelaksanaan
pemeliharaan yang baik. Jadi tidak dapat menggantikan
manajer pemeliharaan (maintenance manager), perencana
(planners), menetapkan pekerjaan, dsb.
Computerized Maintenance Management
Information System (CMMIS)
 CMMS atau CMMIS merupakan software yang digunakan
untuk pengoperasian sistem, meliputi perencanaan (planning),
penjadwalan (scheduling), pelaksanaan (executing), perekaman
data (recording), pengawasan dan pengendalian (controlling),
pelaporan (reporting), evaluasi (evaluating), dsb dalam rangka
penyelenggaraan preventive atau planned maintenance dari
equipments/asset.
 CMMIS dapat mengatur perioritas work orders (WO), serta
menjadwalkan, mendukung dan melaksanakan pemeliharaan
equipment/asset secara periodik atau terencana. Setelah
menyelesaikan WO, maka data-data tentang WO yang telah
dikerjakan berupa historical data, seperti tanggal pelaksaan
WO, penggunaan supplies/inventory, jam-orang (JO) atau
manhours (MH) yang digunakan, harus terekam di dalam
database..
Computerized Maintenance Management
Information System (CMMIS)

 Dewasa ini, CMMIS menjadi semakin penting, mengingat


kemampuannya dalam merekam data semua pekerjaan (work
requirements), menjejaki (tracking) status setiap pekerjaan,
menganalisis rekaman data dalam databases untuk keperluan
pengelolaan kegiatan secara menyeluruh, membuat laporan
(reports), mengelola tenaga kerja pelaksana (work force)
disamping juga untuk pengendalian biaya (costs).
Computerized Maintenance Management
Information System (CMMIS)

 Tujuan penggunaan sistem CMMIS adalah tercapainya


penggunaan sumberdaya (resources) berupa tenaga kerja
(manpower), peralatan (equipment), bahan (material), dan dana
(funds) secara optimal dalam rangka pemeliharaan
equipment/asset.
Computerized Maintenance Management
Information System (CMMIS)

 CMMIS harus mampu mendukung terlaksananya kegiatan pemeliharaan semua fasilitas atau equipment/asset
sejak pengadaan sampai penghapusan (disposal).
 Sehubungan dengan itu sistem harus mampu :

 Mengidentifikasi semua resources yang digunakan,

 Menjaga ketersediaan maintenance inventory,

 Merekam dan menjaga keberadaan data pekerjaan (work history),

 Mencantumkan setiap pekerjaan dan berapa kali dikerjakan (frequencies),

 Mencatat penggunaan cara-cara dalam menyelesaikan pekerjaan (work),

 Mengkomunikasikan secara efektif dengan pihak atau sistem yang terkait atau yang mendukung, mulai saat
pekerjaan direncanakan, selanjutnya dilaksanakan dan kemudian dievaluasi,
 Menjamin komunikasi dengan setiap customer,

 Menyediakan feedback information untuk keperluan analisis,

 Memperkecil biaya dengan cara merencanakan maintenance yang efektif


General CMMIS Diagram

Databases

Data Input Process Output


Information

Control

Feedback
CMMIS Modules

Tergantung pada kebutuhan setiap organisasi atau perusahaan.


CMMIS dapat terdiri dari sejumlah modul fitures (kemampuan) , antara
lain Equipment/Asset, Resources, Inventory Control, Work request,
Work order tracking, Work management, Quick reporting, Purchasing
and receiving.
CMMIS MODULES

Equipment/
Perchasing& Asset
Receiving. Human
Resources

Quick
reporting. CMMIS
Inventory
control

Work
management Work
Work request
Order
tracking
CMMIS Modules
Inventory Control.
Modul untuk melakukan tracking items yang berpindah tempat
(movement), seperti items yang masuk atau keluar gudang, perpindahan
items dari satu lokasi ke lokasi lain. Disamping itu, juga memonitor items
yang dipesan secara khusus (special order items). Juga mampu untuk
tracking vendor dari items, lokasi dari items, informasi tentang harga/biaya
items , dan substitusi (substitute) atau items alternatif yang dapat digunakan
jika diperlukan .
Modul ini sebaiknya juga mampu untuk melakukan tracking tools yang
dimiliki dan tool yang digunakan. Sehingga dapat diketahui tools apa saja
yang ada di stock dan tool apa saja yang tidak ada di stock (unstocked),
Juga memberikan informasi macam-macam penggunaan dari tools untuk
berbagai pekerjaan, sehingga dapat mempercepat dan memperlancar
pemilihan dan penyiapan tools.
CMMIS Modules
Work Request.
Modul yang digunakan oleh requestor untuk menginput request,
atau work creation baik pekerjaan (work) yang bersifat rutin
maupun yang bersifat darurat karena adanya persoalan teknis
(trouble), atau terkait pengontrol pekerjaan (work control). Pada
modul ini digunakan WO number.
Work Order Tracking.
Modul untuk WO tracking yang merupakan bagian yang sangat
penting dari sistem WO. Tracking system dapat digunakan untuk
mengakses semua informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan
secara detil (detailed planning) dan penjadwalan (scheduling),
termasuk rencna kerja, tenaga kerja (labor), materials, tools, biaya
(costs), equipment, blueprints,dan documents yang terkait.
Disamping itu juga untuk menganalisis kerusakan (failure analysis).
CMMIS Modules
Equipment/Asset.
Modul untuk menyimpan secara rinci dan cermat rekaman data
setiap unit equipment/Asset yang dipelihara, termasuk bill of
material, preventive maintenance (PM) schedule, service
contracts, safety procedures, measurement points, inspection,
equipment downtime, dsb.
Human Resources.
Modul untuk mengetahui sumberdaya tenaga kerja (human
resource) rekaman data tentang tenaga terampil (craft) seperti
mechanic, electrician, dan plumber, beserta skill levelnya, dan
juga kualifikasinya, yang diperlukan untuk perencanaan dan
penjadwalan pekerjaan. Disamping itu juga besarnya gaji (labor
rates) agar diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja.
CMMIS Modules

Work Management.
Modul yang digunakan untuk perencanaan (planning),
penjadwalan (scheduling), menentukan tenaga kerja (labor) yang
ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan (WO) tertentu dan
kapan dilakukan, melaksanakan dan menyelesaikan (execution
and completion), dan juga pembuatan work history
Quick Reporting.
Modul yang digunakan untuk membuat laporan tentang WO
yang telah diselesaikan, laporan tentang tenaga kerja, materials,
keruskan (failure), dan downtime
CMMIS Modules

Preventive Maintenance.
Modul yang digunakan untuk mengelola program Preventive
Maintenance (PM), antara lain :
• Menyiapkan PM WO yang didasarkan sejumlah kriteria yang
tersedia pada sistem (rekaman berdasarkan time-base dan
meter-base)
• Menyiapkan WO untuk time-based PM berdasarkan atas
rekaman data penyelesaian PM tsb yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
• Memungkinkan penyesuaian dan perpanjangan waktu
(extentions) untuk suatu item PM serta melakukan tracking
terhadap PM tsb.
CMMIS Modules

Preventive Maintenance
• Mencetak urutan job plans sesuai kebutuhan.
• Membuat/menyiapkan PM dari item baru, sehingga parts dari
item tsb akan secara otomatis dicantumkan dalan daftar
pengadaan
• Mengkonsolidasikan job plans secara periodik (mingguaan,
bulanan, dst)
• Menentukan nomor urut job plans agar mudah penggunaannya
• Menyiapkan sejumlah WO dalam batch atau individual untuk
equipment tertentu..
• Modul ini dapat digunakan untuk meramalkan (forecast)
penggunaan sumberdaya dan anggaran.
Preventive Maintenance
CMMIS Modules

Facility/Equipment History.
Module untuk perekaman atau penyimpanan data pemeliharaan
beriwayat (historical) dari facilities/equipment. Juga berisi
ringkasan (summaries) dari PM, repairs, rehabilitation,
modifications, additions, construction, dan pekerjaan lain yang
berpengaruh pada kondisi maupun konfigurasi dari setiap item.
Termasuk juga tentang pekerjaan (WO) yang telah diselesaikan
(completed) atau dibatalkan (canceled).
Rekaman data pemeliharaan beriwayat dapat digunakan untuk
menunjang kebutuhan manajemen lainnya, seperti melakukan
root-cause failure analysis dan reliability engineering.
CMMIS Modules

Purchasing and Receiving.


Modul untuk mengajukan permintaan material yang terkait
dengan pelaksanaan WO dan melakukan tracking atas
pengiriman (delivery) sampai penerimaan material serta terkait
dengan penyelesaian biayanya.
Pengadaan material melalui prosedur di luar CMMIS, merupakan
praktek pengadaan yang non-standard, sering menyebabkan
kesenjangan informasi, dan terjadinya pemesanan parts yang
redundant, serta dapat mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan
tidak efektif.
Modul ini dapat mencakup sejumlah fungsi, seperti vendor
catalog, purchase orders, invoicing, bill of material, dan
receiving
CMMIS Modules

Facilities Maintenance Contracts.


Module yang mencakup informasi tentang maintenance
contracts. Dapat memberikan gambaran tentang kinerja yang
telah ditunjukkan oleh setiap contractor, beban kontrak yang
sekarang sedang dikerjakan, dan pekerjaan yang telah
direncanakan.
Menyediakan informasi spesifik tentang quality assurance,
payment processing, delivery orders issued, schedules, dan hal-
hal penting lainnya.
CMMIS FILES

 Equipment /asset Identification and Specifications


 CMMS harus memiliki file equipment /asset. Semua work
orders (WO) ditulis dan diajukan mengacu pada
quipment/asset records yang ada. Pada umumnya
menggunakan codes (yang diinput) sebagai data fields
disimpan pada tables (code table). Sebagai contoh code tables
mencakup : tipe euipment/asset seperti motors, pumps,
cranes, building, floor, dan room di mana equipment/asset
ditempatkan atau dipasang (lokasinya);
CMMIS FILES

1. Peralatan / Aset Aset


2. Persediaan Suku Cadang dan Toko
3. Inventaris untuk Peralatan / Aset Referensi Silang Dimana
Digunakan
4. Perintah Kerja
5. Data Akuntansi Biaya
6. Riwayat Pesanan Kerja
7. Data Keterampilan
8. Permintaan Pembelian, Pesanan, Penerimaan
CMMIS DATABASES
DATABASES
EQUIPEMNT/ INFORMATION/
ASSET REPORT

SPAREPARTS

INFORMATION/
REPORT
CRAFT/SKILL
DATA PROCESS

WORK ORDER INFORMATION/


HISTORY REPORT

COST ACCOUNTING
DATA
INFORMATION/
REPORT
PURCHASE
ORDERS
Uses CMMIS and Scopes of Tasks

Bagian-bagian dari organisasi sistem yang terlibat dalam sistem dan rincian tugas-
tugasnya :

Maintenance :

1. Inisiasi atau permintaan Work Order (WO)


2. Perencanaan Work Order (WO).
3. Perencanaan Perawatan Preventif
4. Perintah Kerja (WO) dan Penjadwalan Sumber Daya
5. Daftar Permintaan Suku Cadang dan Layanan Non-Stok, Pembelian Langsung
6. Analisis Sejarah Perbaikan Peralatan / Aset.
7. Kerajinan / Pemanfaatan terampil.
8. Persiapan dan Pelacakan Anggaran.
Uses CMMIS and Scopes of Tasks

Engineering

1. Perencanaan dan Pelacakan Proyek


2. Tinjau Peralatan / Spesifikasi Aset
3. Peralatan / Sejarah Modifikasi Aset

Production

4. Penjadwalan Waktu Henti (waktu non-produktif)


5. Perbaiki Permintaan Backlog (akumulasi pekerjaan untuk
penanganan di masa mendatang)
6. Peralatan / Sejarah Perbaikan Aset oleh Penyebab dan Efek
Uses CMMIS and Scopes of Tasks

Inventory Control
1. Bagian riwayat Penggunaan
2. Bagian untuk Referensi Peralatan / Lintas Aset.
3. Pemberitahuan Lanjut tentang Persyaratan Bagian untuk
Pekerjaan yang Direncanakan.
4. Daftar Permintaan Otomatis untuk Memenuhi Persyaratan
Pemesanan Ulang
5. Perintah Kerja untuk Membeli Referensi Pesanan untuk
Barang-Barang Pembelian Langsung.
6. Penyimpanan dan Pengambilan Lembar Data Keselamatan
Bahan.
Uses CMMIS and Scopes of Tasks

Purchasing
1. Permintaan Otomatis atas Persediaan Stok Toko
2. Konsolidasi Permintaan untuk Vendor yang Sama
3. Pesanan Pembelian Tunggal
4. Tanda Terima Terhadap Pesanan Pembelian.

Accounting/Finance
1. Alokasi Biaya Otomatis
2. Evaluasi Riwayat Biaya

Executive Management
3. Budget Tracking
4. SO 9000 Compliance
Inventory Control Systems

 Inventory adalah berupa bahan mentah (raw materials),


component/parts, barang yang sedang dikerjakan atau setengah
jadi (work-in-process), atau produk jadi (finished products)
yang ditempatkan atau disimpan (held) pada suatu lokasi
sebagai bagian dari supply chain.
 Supply chain : adalah sistem yang terdiri dari organisasi,
orang, kegiatan, informasi, dan sumberdaya yang dilibatkan
dan berperan dalam memindahkan dan “menggerakkan”
(moving) suatu product atau service dari supplier ke customer.
Inventory Control Systems

 Tujuan dari inventory control system adalah untuk


memperoleh jaminan berupa ketersediaan product secara
konstan, dengan cara menentukan :
 Kapan product harus dipesan.
 Berapa kuantitas product yang harus dipesan
 Bagaimana caranya agar kuantitas tetap mencukupi untuk
memenuhi permintaan (demand), namun tidak terjadi
kelebihan stok (overstocks) atau kehabisan stok (stockouts)
Inventory Control Systems

 Sistem harus didesain agar kuantitas stock selalu berada


diantara stock minimum dan stock maximum
 Tingkat stok minimum (minimum stock level) adalah tingkat
stock yang telah memperhitungkan stock yang aman (safety)
dan dengan adanya stock penyangga (buffer).
 Konsep Just-In-Time. Suatu inventory supply system yang
dioperasikan dengan inventory yang sangat rendah atau sangat
minimum (very low inventories) dan memerlukan delivery
yang cepat dan waktu yang tepat (on-time).
Problems in CMMIS Implementation

 CMMIS gagal difungsikan sebagai management tool karena


perencanaannya kurang memadai dan adanya kesalahan dalam
cara-cara mengimplementasikan sistem tsb. atau tidak
sepenuhnya diimplementasikan.
 Masalah lainnya, adalah keterbatasan sumberdaya dan juga
tidak memiliki cukup keahlian (expertise) yang dibutuhkan
untuk mengimplementasikan sistem secara penuh.
 Disamping itu, juga disebabkan kurangnya komitmen dari
management maupun tenaga pelaksana (labor).
Problems in CMMIS Implementation

 Sejumlah organisasi umumnya mengharapkan bahwa setelah


proses implementasi, sistem secara langsung otomatis dapat
bekerja efektif.
CMMS hanya merupakan tool yang menyediakan informasi
untuk mendukung pengelolaan secara efektif fungsi
pemeliharaan, tetapi tidak akan mampu mengatasi berbagai
faktor yang menghambat efektifitas pemeliharaan tersebut..

Anda mungkin juga menyukai