Anda di halaman 1dari 22

Maintenance Managemen

PT.Green Cold

Nama : Mustika Natalia


ID : 004201205100
Jurusan : Teknik Industri 2012
Dosen : Nanang Ali Sutisna, M.Eng

1
DAFTAR ISI

BAB I . PENDAHULUAN .............................................................. 3

BAB II . ISI ……………………………………….. 5

1. MANAJEMEN ……………………………………….. 5
a. Definisi Manajemen ……………………………………….. 5
b. Fungsi Manajemen ……………………………………….. 5

2. PEMELIHARAAN ……………………………………….. 7
a. Definisi Pemeliharaan ……………………………………….. 7
b. Tujuan Pemeliharaan ……………………………………….. 7
c. Jenis Pemeliharaan ……………………………………….. 8
d. Tugas & Keg.Pemeliharaan ……………………………………….. 9
e. Prosedur Pemeliharaan ……………………………………….. 10
f. Biaya Pemeliharaan ……………………………………….. 11
g. Produktifitas & Effisiensi ……………………………………….. 12

BAB III. PENGAPLIKASIAN DI ……………………………………….. 14


PT.GREEN COLD

a. Perkenalan ……………………………………….. 14
b. Usulan ……………………………………….. 15
c. Kesimpulan ……………………………………….. 21

BAB IV. PENUTUP ……………………………………….. 22

2
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan peradaban manusia telah memacu peningkatan kebutuhan dan keinginan
baik dalam jumlah , variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan ini menimbulkan tantangan
untuk dapat memenuhi keinginan tersebut dengan cara meningkatkan kemampuan menyediakan
dan menghasilkannya peningkatan kemampuan penyediaan atau produksi barang merupakan
usaha yang harus dilakuakan oleh perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan secara efektif
dan efesien. Usaha ini dilakukan agar dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan demi
menjamin kelangsungan perusahaa
Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efesien , dikembangkanlah
pemikiran dan pengkajian untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik. Tujuannya adalah untuk
mengahasilkan pengeluaran yang optimal, sehingga dapat untuk mencapai sasaran secara tepat
dalam waktu, jumlah, mutu dengan biaya yang efesien dengan memanfaatkan factor-faktor
produksi. Factor produksi yang dimaksud meliputi tenaga manusia ( men ), bahan ( material ),
dana ( money ), serta mesin dan peralatan ( machines ) kekurangan salah satu factor produksi
dapat menggangu proses produksi, artinya kelancaran proses produk dapat terhambat bila salah
satu factor produksi mengalami kerusakan.
Mesin-mesin produksi merupakan factor produksi yang berfungsi mengkonfersi bahan
baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan pesawat pengubah energi
yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis, rasiomal dan matematis. Kebutuhan
produktifitas yang lebih tinggi serta meningkatkannya keluaran mesin pada tahun-tahun terakhir
ini telah mempercepat perkembangan otomatisasi. Hal ini pada gilirannya memperbesar kebuthan
akan fungsi pemeliharaan ( maintenance ) mesin-mesin tersebut, selain karena mesin-mesin
tersebut cenderung terus mengalami kelusuhan sehingga diperlukan reparasi atau perbaikan.
Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas
produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan adalah untuk
mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak produk akhir. jadi, dengan
adanya pemeliharaan, maka fasilitas/ peralatan pabrik diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan
rencana dan tidak mengalami kerusakan selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka
waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Perawatan atau pememliharaan mesin tentu saja membutuhkan biaya. Biaya ini meliputi
nilai rawatan yang disimpan dan digunakan, biaya pekerja langsung, segala macam pekerja tidak
langsung, dan pekerja yang disubkontrakan. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengaturan yang

3
baik sehingga pelaksanaan kegiatan perawatan diharapkan dapat membantu memaksimalkan
perbedaan antara biaya variable yang dikeluarkan oleh pabrik dan hasil penjualan yang diperoleh
dari menjual produk sehingga keuntungan dapat tatap diperoleh. Ini merupakan fungsi utama dari
manajemen pemeliharaan ( Wallay,1987 ).
Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin produksi, tetap
saja banyak industri/ pabrik berskala besar maupun kecil yang mengabaikannya. Ini dikarenakan
industri/pabrik tersebut hanya memandang dari segi biaya dan waktu jangka pendek yang akan
dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, tanpa mempertimbangkan kerugian yang
mungkin akan diderita apabila pemeliharaan mesin tidak dilakukan. Oleh karena itu, studi
manajemen pemeliharaan mesin-mesin produksi ini perlu dilakuakan untuk mengetahui besar
perhatian pabrik dalam menerapkan system manajemen pemeliharaan mesinnya.

4
BAB II
ISI
1. MANAJEMEN
A. Definisi Manajemen
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dengan kenyataanya tidak ada definisi yang
digunakan secara konsisten oleh semua orang. Berikut ini beberapa definisi manajemen yang
dikemukakan oleh para ahli dalam Handoko ( 1989 ).
1. Marie Parker mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain.
2. Stoner menyatakan definisi manajemen yang lebih kompleks, yaitu manajemen adalah proses
perencanaan , pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
3. Luther Gillick mendefinisikan sebagai manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (
sciene )yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaiman manusia
bekerja bersama untu mencapai hasil tujuan dan membuat system kerja sama ini bermanfaat bagi
kemanusiaan.

Berdasarkan uraian diatas , dapat disimpulkan bahwa definisi manajemen adalah bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi perencanaan ( planning ), pengorhanisasian ( organizing ),
penyusunan personalia/ pegawaian ( staffing ), pengarahan dan kepemimpinan ( leading ), dan
pengawasan ( controlling ) (Handoko, 1989 ).

B. Fungsi manajemen
Menurut Manullang ( 2002 ), fungsi manajemen dapat didefinisikan sebagai aktivitas-
aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Bila dilihat dari sudut proses atau urutan
pelaksanaan aktivitas tersebut, maka fungsi –fungsi manajemen-manajemen itu dibedakan
menjadi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan.
1. Perencanaan ( Planning )
Perencanaan merupakan fungsi menyusun serangkaian tindakan yang ditentukan sebelumnya agar
tercapai tujuan-tujuan organisasi. Perencanaan dilakukan untuk menghindari pekerjaan rutin

5
supaya kejadian mendadak dapat diperkecil.
2. Organisasi ( Organizing )
Definisi oraganisasi dapat dibedakan menjadi dua, tergantung dari sudut pandangannya.
Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan, sementara dalam arti bagan atau struktur , organisasi merupakan gambaran
secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari hubungan – hubungan , kerjasama
dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha untuk mencapai suatu tujuan.
3. Penyusunan ( Staffing )
Fungsi penyusunan ( staffing ) disebut juga dengan fungsi personalia meliputi tugas-tugas
memperoleh pegawai, menunjukkan pegawai , dan memanfaatkan pegawai. Fungsi adalah fungsi
setiap manajer yang berhubungan dengan para pegawai dilingkungan pimpinannya agar para
pegawai terdorong untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya untuk merealisasikan
dengan tujuan perusahaan atau tujuan aktivitas yang didampinginya.
4. Pengarahan (directing)
Bila rencana pekerjaan sudah tersusun, sturuktur organisasi sudah ditetapkandan posisi atau
jabatan dalam struktur organisasi tersebut sudah diisi, maka kegiatan yang harus dilakukan
pimpinan selanjutnya adalah menggerakkan bawahan, mengkoordinasi agar apa yang menjadi
tujuan perusahaan dapa diwujudkan. Menggerakkan bawahan milah yang dimaksud dengan
mengarahkan (directing) bawahan.
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan,menilainya, dan bila perlu mengkoreksi dengn maksud supaya peaksanaan sesuai
dengan rencana semula.

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1992), fungsi pengawasan kegiatan produksi dapat
dibagi dalam:
a. Supervisi, yang menjamin agar kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan baik
b. Pembandingan, berusaha mengecek apakah hasil kerja sesuai dengan yang dikehendaki
c. Koreksi, berusaha untuk menhilangkan kesulitan-kesulitan/penyimpanga-penyimpangan baik
pekerjaan maupun merubah rencana yang terlalu berlebihan.

6
2. PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
A. Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan fungsi yang pentin dalam suatu pabrik. Sebagai suatu usaha
menggunakan fasilitas/peraltan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan
menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana. Selain itu,
fasilitas/peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum
jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai.
Pemeliharaan (maintenance), menurut The American Management Association, Inc.
(1971), adalah kegiatan rutin, pekerjaan berulang yang dilakukan untuk
menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas
sebenarnya secar efesien ini berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan atau mantaince juga
didefinisikan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi
yang bisa diterima ( BS3811,1974 dalam Corder, 1992 ).
Di Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementrian
Tekhnologi ( sekarang Departemen Perdagangan dan Industri ) pada bulan april 1970, menjadi
teroteknologi. Kata teroteknologi ini diambil dari bahasa Yunani Terein yang berarti merawat,
memelihara, dan menjaga. Teroteknologi adalah kombinasi dari manajemen, keuangan,
perekayasaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi asset fisik untuk mendapatkan biaya siklus
hidup ekonomis. Hal ini berhubungan dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta
mampu pemelihara dari pabrik, mesin-mesin, peralatan, bangunan, dan struktur dan instalasinya,
pengetesan, pemeliharaan modifikasi, dan penggantian, dengan umpan balik informasi untuk
rancangan, untuk kerja dan biaya ( Corder,1992 ).

B. Tujuan Pemeliharaan
Menurur Corder (1992 ), tujuan pemelihraan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai
berikut :
1. memperpanjang usia kegunaan assets ( yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja , bangunan
dan isinya)
2. menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan
mendapatkan laba investasi(return of investment) maksimum yang mugkin
3. menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

7
C. Jenis Pemeliharaan
Corder, (1992) membagi kegiatan pemeliharaan kedalam dua bentuk, yaitu pemeliharaan
terencana (planned maintenance) dan pemeliharan tak terencana (unplanned maintenance), dalam
bentuk pemeliharaan darurat (breakdown maintenance). Pemeliharaan terencana (planned
maintenance) merupakan kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan
terlebih dahulu. Pemeliharaan terencana ini terdiri dari pemeliharaaan pencegahan (preventive
maintenance) dan pemeliharan korektif (corrective maintenance).

1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)


Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menentukan kondisi atau
keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan
dalam proses produksi.
Preventive maintenance ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi fasilitas produksi
yang termasuk dalam “critical unit”. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi termasuk dalam
“critical unit “apbila kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan
atau keselamatan para pekerja, mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan
kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup

8
besar atau harganya mahal ( Assauri, 2004 ).
Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakuakn oleh suatu pabrik dapat
dibedakan menjadi routine maintenance dan periodic maintenance. Routine maintenance adalah
kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin
sebagai jadwal kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan periodic
maintenance ini jauh lebih berat dari routine maintenance (Assauri, 2004)

2. Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance)


Menurut Prawirosentono (2000 ), pemeliharaan korektif ( corrective maintenance adalah
peralatan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana.
Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas/ peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam
operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan lancer kembali. Sedikit berbeda dengan
pendapat sebelumnya, selain preventive maintenance dan corrective maintenance, Patton ( 1983 )
menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu “ pemeliharaan kemajuan “ ( Improvement
maintenance ), yang berfungsi untuk memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah mesin ataupun
pesanan.
Disamping pemeliharaan terencana ( planned maintenance ) yang telah dijelaskan sebelumnya,
terdapat pula pemeliharaan tidak terencana (unplanned maintenance ). Pemeliharaan tidak
terencana didefinisikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau
petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang
tidak layak. Pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa pemeliharaan darurat (
emergency maintenance ) yaitu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan
yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.(
Prawirosentono,2000).

D. Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan


Menurut Assauri ( 2004 ), semua tugas dan kegiatanpemeliharaan dapat digolongkan
kedalam salah satu dari lima tugas pokok, yaitu (1) inpeksi (inspection ), (2) kegiatan teknik (
enginerring ), (3) kegiatan produksi ( production ), (4) kegiatan administrasi (clerical work ), (5)
pemeliharaan bangunan ( house keeping ).

1. Inpeksi ( inspection )
Kegiatan inpeksi meliputi kegiatan pengecekkan atau pemeriksaan secara berkala ( routine
schedule check ) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan

9
pengecekkan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat
laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Hasil laporan inpeksi harus memuat keadaan
peralatan yang diinspeksi, sebab terjadinya kerusakan ( bila ada ), usaha perbaikan yang telah
dilakukan, dan saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi
ini adalah untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/ fasilitas produksi yang
baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.

2. Kegiatan teknik ( enginerring )


Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli, pengembangan peralatan
atau komponen yang perlu diganti, serta melakuakan penelitian terhadap kemungkinan
pengembangan tersebut.

3. kegiatan produksi ( production )


kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan
mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan
dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan service dan pelumasan. Kegiatan produksi ini
dimaksudkan agar kegiatan produksi dalam pabrik dapat berjalan lancar sesuai rencana.

4. kegiatan administrasi ( clerical work )


pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi kegiatan
pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian
yang terpenting dari bagian pemeliharaan.
5. pemeliharaan bangunan ( house keeping )
kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap
terpelihara dan terjamin kebersihannya.

E. Prosedur Pemeliharaan
Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap asset atau fasilitas yang digunakan dalam
produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa saja
yanga akan dilakukan terhadap mesin tertentu.

Corder ( 1992 )memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan, anatara lain :

10
1. menentukan apa yang dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-
bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang memerlukan
pemeliharaan dan merupakan salah satunya alas an yang bisa dipertanggungjawabkan dalam
meminta pengeluaran biaya.
2. menetukan bagaiman asset atau sarana tersebut dapat dipelihara. Membuat jadwal
pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. System ini dapat dimulai
dengan melakukan pemeliharan terencana bagi beberapa mesin “kunci” dan kemudian diikuti
oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum.
3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi
pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini disiapkan terpisah untuk
masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan.
4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi,
biasanay dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan dan pemberhentian
pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan
dasar yang mutlak.
5. Membuat dan mengisi blanko laporan pemeriksaan yang dikutkan bersama spesifikasi
pekerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blanko ini dikembalikan ke kantor
perencana pemeriksaan.

Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenance yang


dilakukan berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan ( Maintenance Work Order System ),
Sistem Daftar Pengecekkan ( Check List System ), dan rencana triwulan. Work Order System
yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakn berdasrakan pesanan dari bagian produksi maupun
bagian-bagian lain. Check List Sytem merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat untuk
melakuakn kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin berkala. Rencan
kegiatan maintenance per triwulan dilaksanakn berdasarkan pengalaman-pengalaman atau
catatan-catatan sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki
(Prawirosentono, 2000).

F. Biaya Pemeliharaan
Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur pabrik,
keterampilan para operatorrnya,perlunya terus menjalankan pabrik tersebut memiliki peranan

11
yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan.
(Walley,1987).
Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan
pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan
kehilangan waktu produksi yang diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan
korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang
meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya penggantian
peralatan (Handoko,1987).

G. Produktivitas dan Efesiensi Pemeliharaan


Encyclopedia of Professional Management dalam Atmosoeprapto (2000) menyebutkan
bahwa produktivitas adalah suatu ukuran sejauh mana sumber-sumber daya digabungkan dan
dipergunakan dengan baik untuk dapat mewujudkan hasil-hasil tertentu yang diinginkan.
Produktivitas dapat dijabarkan sebagai hasil penjumlahan atau merupakan fungsi dari efektivitas
dan efesiensi.
Efektivitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana sasaran dapat dicapai,
sedangkan efesiensi menggambarkan bagaimana sumber-sumber daya dikelola secara cepat dan
benar. Efektivitas dan efesiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi
(Atmosoeprapto,2000).
Dalam mencapai efektivitas pemeliharaan mesin dan seluruh fasilitas produksi secara
optimum, maka prawirosentono (2000) membagi kegiatan maintenance menjadi lima kelompok
pokok yaitu, : 1) pemeliharaan mesin (mechanical maintenance), 2) pemeliharaan jaringan listrik
(electrical maintenance), 3) pemeliharaan instrumen (instrument maintenance), 4) perawatan
pembangkit listrik (electrical power maintenance), 5) bengkel pemeliharaan (workshop).
Siagian (2002) menyatakan bahwa prinsip efesiensi secara sederhana berarti menghindarkan
segala bentuk pemborosan. Efesiensi mesin merupakan rasio antara keluaran actual dan kapasitas
efektif. Kapasitas efektif adalah keluaran maksimum yang dapat dihasilkan mesin pada kondisi
nyata yang antara lain dipengaruhi oleh penjadwalan produksi, perawatan mesin, factor kualitas,
dan waktu istirahat operator. Keluaran actual adalah laju keluaran yang benar-benar dicapai. Laju
keluaran ini dipengaruhi kerusakan mesin, adanya produk cacat dan kekurangan bahan baku
(Stevenson, 1996 dalam Fachrurrozi,2002).
Masalah efesiensi dalam manajemen pemeliharaan lebih ditekankan pada aspek ekonomi
dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan alternatif tindakan yang dipilih untuk
dilaksanakan sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Di dalam persoalan ekonomis

12
ini, perlu diadakan analisis perbandingan biaya antara masing-masing alternative tindakan yang
dapat diambil ( Assauri,2004).

13
BAB III
PENGAPLIKASIAN DI PT.GREEN COLD

A. PERKENALAN
PT.Green Cold adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan sandwich
panel. PT. Green Cold memiliki 4 mesin.
a. 2 Mesin Pencetak (pembuat atap)
b. 1 Mesin Pembuat Sandwich Panel
c. 1 Mesin Bending

PT. Green Cold belum memiliki jadwal yang teratur mengenai perawatan mesin
atau melakukan maintenance terhadap mesin. Mesin akan mendapatkan perawatan
atau perbaikan apabila sudah mengalami kerusakan. Sehigga PT Green Cold
termasuk perawatan yang tak direncanakan.
Meninjau hal itu tentu sangat banyak kerugian yang akan kami alami, karena bisa
diperkirakan bahwa mesin di PT.Green Cold tidak akan memiliki umur yang lama.
Dan apabila terjadi kerusakan yang sangat parah akan membuat kami mengalami
pengeluaran(biaya) yang sangat besar, dan kemungkinan apabila mesin tidak dapat
diperbaiki maka kami akan membeli mesin baru.
PT. Green Cold kurang memperhatikan dalam perawatan mesin dikarenakan PT.
Green Cold masih terbilang perusahaan yang baru. Mesin didalam PT.Green Cold
juga masih terbilang manual.
Terakhir dilakukan perbaikan pada mesin di PT.Green Cold yaitu pada tahun 2013,
dimana mesin tidak mau beroperasi. Teknisi mesin didatangkan dari Cina untul
memperbaiki mesin tersebut.

1. Analisa Kerugian yang dialami


a. Bila terjadi kerusakan akan membutuhkan waktu perbaikan yang sangat lama
b. Hasil Produksi yang kurang maksimal

14
c. Kerusakan yang akan dialami mesin bisa sangat parah, kemungkinan harus
membeli mesin baru.
d. Kerusakan mesin bisa mati total sehingga produksi berhenti

B. USULAN
PT.Green Cold harus menerapkan system perawatan/ maintenance sebelum mesin
mengalami kerusakan. Dan untuk mengoptimalkan hasil produksi, Membuat daftar
list perbaikan dan cara penggunaan mesin.
Hasil Evaluasi :

Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar

1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)


Pemeliharaan Pencegahan akan sangat menguntungkan untuk PT.Green Cold.
Untuk memperpanjang umur mesin. Sehingga mesin lebih awet dan perusahaan tidak
harus membeli mesin dalam jangka yang lama. Mengecilkan persentasi kerusakan
yang parah pada mesin, karena mesin mendapatkan perawatan secara berkala,
sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu besar untuk hal
perbaikan.
a. Inspeksi (inspection), adalah kegiatan pemeliharaan periodik untuk
memeriksa kondisi komponen peralatan peralatan produksi dan area sekitar

15
peralatan produksi. Lihat, rasa, dengar, adalah kegiatan pemeliharaan untuk
memeriksa kondisi peralatan melalui penglihatan, perasaan dan pendengaran.
b. Pemeliharaan berjalan (running maintenance), adalah kegiatan pemeliharaan
yang dilaksanakan tanpa mengehentikan kerja peralatan.
c. Penggantian komponen kecil (small repair), adalah kegiatan pemeliharaan
yang berupa penggantian komponen kecil.
d. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance), adalah pemeliharaan yang
dapat dilakukan hanya pada saat peralatan produksi berhenti.

2. Pembuatan Schedule atau Perencanaan PM


Untuk PM harus dbuatkan schedule sehingga mesin dapat perawatan secara
berkala. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan rutin, misalnya :
a. Memeriksa fungsi dari mekanisme komponen
b. Memeriksa dan menyetel (adjustment)
c. Membersihkan
d. Mengencangkan bagian-bagian yang kendur

FORM SCHEDULE PM SETIAP BULAN

(NAMA BULAN & TAHUN)


Nama Tanggal
Mesin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Mesin A
1
Mesin B
II
Mesin C
III
Mesin D
IV

A,B,C,D : Nama Teknisi


Dari table diatas PM akan dilaksanakan 1 kali setiap bulan.

3. Pembuatan List Daftar Perbaikan Pada Mesin

16
Dari data list perbaikan maka dapat kita ketahui kerusakan apa yang terjadi, dan
bisa membandingkan dari inspeksi sebelumnya apakah kerusakan pada setiap part
sering terjadi dan memliki masalah yang sama tiap bulannya, sehingga kita dapat
mencari solusi terbaik

CONTOH LIST DAFTAR PERBAIKAN/PENGECEKAN

Nama Mesin : Mesin Atap


Nama Teknisi : A
Tanggal : 19 Desember 2014
Part Mesin Kondisi Keterangan Solusi
OK No.
Part 1 √ Kondisi Baik
Part II √ Pisau Rusak Mengganti Pisau Yang
Baru
Part III √ Tekanan Kurang Rapat Perbaikan
Part IV √ Kondisi Baik
Part V √ Kondisi Baik
Part VI √ Kondisi Baik

17
Perawatan yang direncanakan dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Kesiapan fasilitas industri lebih besar
1. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada peralatan bisa berkurang karena adanya sistem
perawatan yang baik dan teratur.
2. Pelaksanaan perawatan tidak banyak mengganggu kegiatan produksi, sehingga hilangnya
waktu produksi menjadi minimum.
3. Perawatan yang lebih sederhana dan teratur dapat mengurangi kemacetan produksi
daripada adanya perawatan khusus yang mahal.

4. Perlengkapan dan suku cadang yang dibutuhkan lebih mudah terkontrol dan selalu
tersedia bilaman diperlukan.
b. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih cepat dan murah daripada memperbaiki
kerusakkan yang terjadi secara tiba-tiba.

c. Pengelolaan dan pelayanan perawatan yang terencana dapat menjaga kesinambungan hasil
industri dengan kualitas dan efisiensi yang tinggi.

d. Pemanfaatan tenaga kerja lebih besar dan efektif.

1. Frekuensi pekerjaan perawatan yang direncanakan dapat merata dalam setahunnya,


sehingga penumpukan tugas perawatan akan terkurangi.

2. Tiap jenis pekerjaan perawatan lebih mudah diketahui kemajuannya dan dapat terkontrol
secara efektif.

3. Cara kerja perawatan yang positif dapat mempengaruhi sikap kerja menjadi lebih baik
dengan pendekatan yang penuh dedikasi dan tanggung jawab.

e. Adanya perhatian yang penuh untuk mengelola seluruh sarana dalam melayani program
perawatan.

18
4. List Biaya Maintenance ( Cost Maintenance )
Setiap melakukan PM ataupun perbaikan sebaiknya kita melist biaya-biaya yang
akan dikeluarkan seberapa besar. Agar kita dapat membandingkan harga yang
dikeluarkan tiap bulan dan bisa menganalisa biayatiap tahunnya. Dengan demikian
budget untuk maintenance dapat terkendali.

5. Membuat Organisasi (Departemen) Maintenance


Pembuatan organisasi (Departemen) ini adalah agar ada orang yang bertanggung
jawab dalam perbaikan ataupun dalam kegiatan perawatan mesin. Sehingga
dibutuhkan tenaga yang ahli untuk hal tersebut.

Berikut adalah contoh pembuatan ataupun penyusunan organisasi :

19
6. Membuat Laporan Pekerjaan
Laporan Pekerjaan sangatlah dibutuhkan karena akan menunjukan seberapa besar
kerusakan dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kerusakan. Berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kerusakan tersebut. Apabila kerusakan
parah dan membutuhkan waktu yang lama untuk perbaikan makan dari kita dapat
mengatur jadwal agar produksi tidak terganggu. Dengan adanya laporan produksi
maka kita mempunyai histori dari setiap mesin.

20
C. KESIMPULAN

Sangat penting menjalankan Sistem Maintenance Management diperusahaan,


dikarenakan hal ini akan sangat membantu perusahaan dalam meningkatan profit perusahaan,
memperpanjang umur mesin, menghindari kerusakan yang parah dan memperkecil resiko dalam
kecelakaan kerja

21
BAB IV.
PENUTUP

Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari oleh suatu perusahaan, karena
hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi. Perawatan mesin yang biasanya
dilakukan oleh perusahaan hanya berupa perawatan yang tak terencana atau corrective
maintenance yaitu mengganti komponen jika terjadi kerusakan.
Tanpa disadari tindakan tersebut justru mengakibatkan peningkatan biaya produksi karena
penggantian komponen dilakukan pada saat proses produksi sedang berjalan. Berbeda dengan
preventive maintenance, yang dapat memperkecil kemungkinan kerusakan mesin produksi
sehingga proses dapat berjalan dengan lancar. Selain itu umur teknis dari mesin-mesin produksi
akan lebih lama. Untuk itu akan dibuat sistem penjadwalan preventive maintenance yang
diharapkan dapat menekan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Cikarang. 19 Desember 2014

Mustika Natalia
(004201205100)

22

Anda mungkin juga menyukai