Anda di halaman 1dari 28

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MATERI 6

Asfin Tyas Toding


1901036233
Akuntansi
DASAR HUKUM
Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah;
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
Peraturan pemerintah No. 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran
Kementrian/Lembaga (RKA-KL).
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah,
Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan
dana Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan
Perencanaan

Ruang lingkup perencanaan

Jenis Periode

RPJPN 20 TAHUN

RPJMN 5 TAHUN

RENSTRA K/L 5 TAHUN

RKP TAHUNAN

RK K/L TAHUNAN
Perencanaan (RPJPN)
Memuat :

Visi
RPJPN

Misi

Penjabaran Tujuan
Nasional
Arah Pembangunan
Nasional
Perencanaan (RPJPM)

RPJMN Dokumen Perencanaan Untuk Periode 5 Tahun

visi, misi, dan program Presiden ke dalam strategi


pembangunan Nasional, kebijakan umum, program
MUATAN prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro
yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal

PEDOMAN RPJP Nasional

JANGKA WAKTU Paling lambat 3 (tiga) bulan setelah kepala


PENETAPAN negara dilantik

Ditetapkan dengan Peraturan Presiden(PP)


Perencanaan (RKP)

Rencana Pembangunan Memuat :


Tahunan
Rancangan kerangka
ekonimi
Rencana Kerja Pemerintah

Prioritas pembangunan dan


kewajiban

Dokumen perencanaan Rencana kerja yang terukur


untuk periode 1 (satu) dan pendanaannya
tahun

Ditetapkan dengan Peraturan Presiden(PP)


Perencanaan (RKP – K/L)

Memuat rencana pendapatan belanja untuk masing –masing program dan kegiatan menurut fungsi,
dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya
Penganggaran

Rencana keuangan yang mencerminkan pilihan kebijakan untuk suatu periode pada masa
yang akan datang .

Suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan
terjadi pada suatu periode di masa yang akan datang, serta data pengeluaran dan
penerimaan yang sungguh- sungguh terjadi di saat ini dan masa yang lalu.
Prinsip Penganggaran

Transparasi dan
Akuntabilitas
Disusun dengann Anggaran
pendekatan
kinerja

Disiplin
Anggaran

Efisiensi dan
Efektifitas
Anggaran

Keadilan
Anggaran
APBN

Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang


disetujui oleh DPR.
Berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1
Januari – 31 Desember).

Tujuan APBN adalah Mengatur pembelanjaan negara, mewujudkan


stabilitas ekonomi dan pemerataan pendapatan/mengembangkan
aktivitas ekonomi masyarakat
APBD

Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi
kewajiban daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus
dimasukkan dalam APBD

Tujuan APBN adalah Mengatur pembelanjaan negara, mewujudkan


stabilitas ekonomi dan pemerataan pendapatan/mengembangkan
aktivitas ekonomi masyarakat
Struktur APBN

Pendapatan Penerimaan 1. Penerimaan dalam negeri


Negara dan Hibah Perpajakan • Pajak penghasilan
• Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
• Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan pajak
lainnya
2. Pajak perdagangan internasional, terdiri atas Bea Masuk dan Tarif Ekspor

Penerimaan Negara 1. Penerimaan SDA (Migas dan Non Migas)


Bukan Pajak (PNBP) 2. Bagian Laba BUMN
3. PNBP Lainnya
Hibah

Belanja Negara Belanja Pemerintah 1. Belanja Pegawai


Pusat 2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
Belanja Daerah 1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
4. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Pembiayaan Pembiayaan Dalam Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara, serta penyertaan modal
Negeri negara
Pembiayaan Luar 1. Penarian Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman
Negeri Proyek
2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan
Moratorium
Struktur APBD
Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah 1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah, yang terdiri dari:
• Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
• Hasil pemanfaatan/pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
• Pendapatan bunga
• Tuntutan ganti rugi
• Keuntungan setelah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
• Komisi potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang
dan/atau jasa oleh daerah
Dana Perimbangan 1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah Hibah, dana darurat, dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan oleh Pemerintah
yang Sah
Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung 1. Belanja Pegawai
2. Bunga
3. Subsidi
4. Hibah
5. Bantuan Sosial
6. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan g. Belanja tidak terduga
Belanja Langsung 1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang dan Jasa
3. Belanja Modal
Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan 1. SILPA tahun anggaran sebelumnya
2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Penerimaan pinjaman
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Pengeluaran Pembiayaan 1. Pembentukan dana cadangan
2. Penyertaan modal pemerintah daerah
3. Pembayaran pokok utang
4. Pemberian pinjaman
Fungsi APBN dan APBD

•Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN/APBD menjadi dasar untuk


melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
•Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN/APBD menjadi pedoman
bagi manajemen dalam merencanakankegiatan pada tahun yang bersangkutan.
•Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN/APBD menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
•Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN/APBD harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber
daya,serta meningkatkan efisiensidan efektivitas perekonomian.
•Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN/APBD harus
memperhatikanrasa keadilan dan kepatutan.
•Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN/APBD menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamentalperekonomian
negara.
Hubungan APBN dan
APBD

APBN APBD Propinsi


1.Penerimaan Pemerintah: 1. Penerimaan Propinsi:
a. Pendapatan Asli Daerah:
a. Penerimaan Dalam Negeri - Pajak
- Penerimaan dr Pajak - Bukan Pajak
- Penerimaan bukan Pajak b. Transfer dari Pemerintah Pusat
2. Belanja Pemerintah Propinsi:
b. Hibah
a. Belanja Pem. Propinsi
b. Belanja Kabupaten/Kota
2. Belanja Pemerintah: 3. Pembiayaan:
- Pinjaman
a. Belanja Pemerintah Pusat
b. Belanja Daerah: APBD Kabupaten/Kota
- Propinsi 1. Penerimaan Kabupaten/Kota:
- Kabupaten/Kota a. Pendapatan Asli Daerah:
- Pajak
3. Pembiayaan: - Bukan Pajak
b. Transfer dari
a. Dalam Negeri - Pem. Pusat
- Pem. Propinsi
b. Luar Negeri:
2. Belanja Kabupaten/Kota:
- Pinjaman Program/Proyek 3. Pembiayaan:
- interest rate dan Pokok Hutang - Pinjaman
Alur Sumber Dana APBN ke APBD
APBN APBD
PENDAPATAN PENDAPATAN
Pajak • PAD
PNBP • Dana Perimbangan
Hibah • Lain2 Pendapatan
- Dana Otsus & Penyesuaian
BELANJA NEGARA - Dana Hibah Daerah
I. Pemerintah Pusat - Dana - Darurat
Belanja Pegawai
Belanja Barang BELANJA
Belanja Modal Belanja K/L Belanja Pegawai
Bantuan Sosial Belanja Barang
Pembayaran Bunga Belanja Modal
Subsidi Pembayaran Bunga
Belanja Hibah APP Subsidi
Belanja Lain-lain Belanja Hibah
II. Belanja Daerah Bantuan Sosial
Dana Perimbangan Belanja Tak Terduga
Dana Otsus & Penyesuaian Belanja Transfer
Hibah
- PDN
- Penerusan Hibah LN PEMBIAYAAN
- Penerusan Pinjaman LN
I. Penerimaan
`Dana Darurat
SILPA
PEMBIAYAAN Pencaian Dana Cadangan
Penjualan Aset yg dipisahkan
I. Pembiayaan Dalam Negeri Penerimaan Pinjaman
1. Perbankan dalam negeri Penerimaaan kembali pemberian pinjaman
2. Non-perbankan dalam negeri Penerimaan Piutang Daerah
II. Pembiayaan Luar negeri (neto) II. Pengeluaran
1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) Pembentukan Dana Cadangan
2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN Penyertaan Modal
PENGELUARAN : Pembayaran Utang
I. Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri Pemberian Pinjaman
II. Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri
16
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Renstra Pedoma Pedoma RKA- Keppres


n Renja - KL n Rincian APBN
KL KL

Pemerintah
Pusat
Musren-
Pedoman bangnas Diacu

RPJP Pedoma RPJM Dijabarkan RKP Pedoman RAPBN APBN


Nasional n Nasional

Diacu Diacu Diselaraskan melalui Musrenbang

Dijabarkan
RPJP Pedoman RPJM RKP Pedoman RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah

Pemerintah
Daerah
Pedoman Musren- Diacu
bangda
Renstra Pedoman Renja - Pedoma RKA - Kep KDH tentang
SKPD SKPD n SKPD Rincian APBD

UU NO. 25/2004
UU NO. 17/2003
Siklus Penyusunan APBN
Siklus APBN di bagi menjadi 6 tahap:
Tahap pertama yaitu perencanaan dan pengganggaran
yang berlangsung di bulan Januari sampai Juli

Tahap kedua yaitu pembahasan oleh pemerintah dan DPR yang


berlangsung di bulan Agustus sampai Oktober

Tahap ketiga yaitu penetapan APBN dibulan Oktober dan sudah


ditetapkan melalui Undang-undang

Tahap ke empat yaitu pelaksanaan APBN yang dimulai dari Januari


pada tahun yang di maksud

Tahap kelima yaitu pelaporan dan pencatatan

Tahap keenam yaitu pemeriksaan dan pertanggungjawaban


Tahap perencanaan
APBN

1. Di bulan Januari, pemerintah akan menentukan arah kebijakan dan


prioritas pembangunan nasional
2. Kementrian negara/lembaga (K/L) menyusun rencana inisiatif baru
dan indikasi kebutuhan anggaran berdasarkan prioritas pembangunan
3. Konsep resource envelope, rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah
(RKP), dan pagu indikatif ditetapkan pada bulan Maret. K/L
kemudian akan menyusun rencana kerjanya (Renja).
4. Pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) dilaksanakan antara
K/L, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan.
5. Pokok-pokok kebijakan fiskal, kerangka ekonomi makro, dan RKP
disahkan di pertengahan Mei melalui Peraturan Presiden.
6. Kemudian ditetapkanlah pagu anggaran yang telah disetujui oleh
DPR di pertengahan Juni.
7. Pagu anggaran tsb menjadi dasar dari penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L).
8. RKA-K/L tsb menjadi bahan untuk penyusunan Nota Keuangan dan
Rancangan
Tahap Pembahasan APBN

Pada bulan
Agustus,
Dilakukanlah
RAPBN, Nota
pembahasan antara
Keuangan, dan
pemerintah dan
Rancangan
DPR, dengan
Undang-Undang
mempertimbangka
APBN
n masukan dari
disampaikan
DPD
kepada DPR
(Banggar).
Tahap Penetapan APBN

Setelah disetujui oleh DPR (Banggar), disahkanlah Undang-Undang


APBN pada akhir Oktober.

Penetapan APBN kemudian diikuti dengan penetapan Keputusan


Presiden yg di dalamnya terdapat Rincian APBN sebagai lampiran UU
APBN

K/L selanjutnya mengusulkan konsep Daftar Isi Pelaksanaan Anggaran


(DIPA) berdasarkan Keppres mengenai rincian

Konsep DIPA oleh K/L disampaikan ke Kementerian Keuangan untuk


disahkan.
Tahap Pelaksanaan APBN

Pelaksanaan APBN dilakukan oleh


K/L dan Bendahara Umum Negara
dengan mengacu pada DIPA.

persamaan dengan tahapan


pelaksanaan APBN, K/L dan
Bendahara Umum Negara melakukan
pelaporan dan pencatatan.

Pelaporan dan pencatatan dilakukan


sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) sehingga
menghasilkan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP).
Tahap Pemeriksaan dan
TPertanggungjawaban APBN

Badan Pemeriksa LKPP yg telah diaudit


oleh BPK disampaikan
Keuangan (BPK) Presiden kepada DPR
melakukan dalam bentuk RUU
pemeriksaan atas pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN
LKPP yg telah untuk dibahas dan
dihasilkan tadi. disetujui.
STRUKTUR APBD

SKPD + SKPKD

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN


(SKPKD)
PA D

- Pajak (SKPKD) SKPKD SKPD


- Retribusi (SKPD)
- Laba BUMD (SKPKD)
Belanja
- Lain2 PAD yg Belanja Penerimaa
Belanja Tidak
Sah (SKPKD dan Langsung n
Tidak Langsung Langsung
SKPD)
- Belanja - Fungsi
- Subsidi Pengeluara
Pegawai - Urusan
- Bunga n
- Program
Dana Perimbangan - Hibah
- Kegiatan
(SKPKD) - Transfer
- Bantuan Sosial
- Belanja Tidak
Terduga
Lain-Lain Belanja Belanja Belanja
Pendapatan yang Sah Pegawai Barang dan Modal
(SKPKD) Jasa

RKA-SKPD APBD DPA-SKPD


Proses Perencanaan Daerah

RPJPD Mekanisme Perencanaan Tahunan

RPJMD Renstra-SKPD

Ranc. Akhir RKPD


Ranc. Awal Ranc. Awal RKPD
RKPD Renja-SKPD

Forum Musrenbang Renja-SKPD


Ranc. RKPD SKPD Kabupaten

Musrenbang Musrenbang
Desa/Kel. Kecamatan

Penganggaran
Dokumen Pokok Penganggaran Daerah

RPJMD/ KUA PPAS


RKPD
EVALUASI

RAPBD RKA-SKPD
PERDA
APBD
Penjabaran
APBD

Pelaksanaan Anggaran
DPA- ANGGARAN
SKPD KAS
Time Frame Penyusunan APBD
Juni Mgu II Minggu I Oktober
Akhir Mei Juli Akhir Nov 31 Des

Pembahasan Perda
Raperda
Pembahasan KUA APBD
DPRD

APBD
dan PPAS

Persetujuan
Nota Kesepakatan bersama
Ranc Kepda-DPRD
KUA
&
Daerah
Kepala

PPAS
Rancangan Perkada ttg
Pedoman Pembahasan RKA Raperd Penjabaran
Perkada ttg
RPJMD RKPD Penyusunan oleh Tim Anggaran a APBD Penjabaran APBD
RKA-SKPD Pemda APBD
SKPD

Renstra Renja RKA-SKPD


Mendagri/
Gubernur

Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai