SEDIAAN STERIL
Secara garis besar, berdasarkan volumenya
sediaan steril dibagi menjadi 2 yaitu:
1. SVP (Small Volume Parenteral)
2. LVP (Large Volume Parenteral)
1. Small Volume Parenteral
a. Dikemas dalam wadah 100 mL
b. Dosis bervariasi yaitu single dose dan
multiple dose
c. Mengandung preservative
d. Teknik sterilisasinya melalui filtrasi terutama
untuk bahan yang termolabil
e. Contoh sediaan adalah vial dan ampul
2. Large Volume Parenteral
a. Dikemas dalam wadah 100-1000 mL
b. Dosis single dose
c. Tidak mengandung preservative
d. Teknik sterilisasinya melalui sterilisasi akhir
e. Contoh sediaan adalah infus
Syarat Sediaan Steril
1. Steril (Bebas partikel dan mikroorganisme)
2. Bebas pirogen
3. Isotonis (Boleh sedikit hipertonis tapi tidak
boleh hipotonis)
4. Isohidris
5. Stabil
6. Tidak berwarna
Uji Endotoksin dan Pirogen
1. Tujuan : Untuk menguji apakah sediaan steril
bebas dari endotoksin maupun pirogen
2. Metode:
Uji Endotoksin : The Limulus Amebocyte
Lysate Test
Uji Pirogen : Pengukuran suhu Tubuh Kelinci
The Limulus Amebocyte Lysate
• Uji in Vitro untuk deteksi dan analisis
endotoksin bakteri
Uji Pirogen dengan Kelinci
Di suntikkan 10 ml/kg BB produk yang diuji
pada vena setiap kelinci sebanyak 3 ekor
Catat temperatur pada 1, 2 dan 3 jam setelah
penyuntikan
Bila masing-masing kelinci tidak ada yang
temperaturnya meningkat 0.6 0C dan jika hasil
penjumlahan kenaikan temperatur dari 3
kelinci tidak lebih dari 1.4 0C maka zat yang
diuji memenuhi persyaratan bebas pirogen
• Jika kelinci-kelinci menunjukkan temperatur
0.6 0C atau lebih ataupun hasil penjumlahan
kenaikan temperatur 3 kelinci lebih dari 1.4 0C
ulangi menggunakan 5 kelinci lain
• Jika tidak lebih dari 3 dari 8 kelinci, masing-
masing menunjukkan kenaikan temperatur 0.6
0C atau lebih dan jumlah kenaikan
temperatur dari 8 kelinci tidak lebih dari 3.7
0C maka larutan memenuhi persyaratan bebas
pirogen
Perhitungan Tonisitas
Perhitungan tonisitas larutan umumnya
menggunakan metode berikut:
a. Metode Ekivalensi NaCl
b. Metode Penurunan titik beku
Metode Ekivalensi NaCl
Contoh Soal 1:
• R/ Ampisilin Na 0,1 (E=0,16)
Isoniazid 0,05 (E=0,25)
m.f.Inject. Isot. 5 mL
Jawab:
Rumus: B = 0,9/100 x V - ( W x E )
• (W x E) = (W1 x E1) + (W2 x E2)
• untuk ampisilin Na = 0,1 gr x 0,16 = 0,016
• untuk isoniazid = 0,05 gr x 0,25 = 0,0125
total = 0,0285 gram
B = 0,9/100 x V - ( W x E )
B = 0,9/100 x 5ml - 0,0285 g
B = 0,045 - 0,0285
B = 0,0165 g
Contoh Soal
Ket:
• B = bobot dalam gram zat yang ditambahkan dalam 100 ml hasil
akhir supaya didapatkan larutan isotonis
• b1 = penurunan titik beku air yang ditambahkan oleh 1% zat
berkhasiat
• b2 = penurunan titik beku air yang ditambahkan oleh 1% bahan
pembatu isotonis
• C = kadar zat berkhasiat dalam % b/v
Contoh soal
1. R/ Aethylmorphin HCl 2%
NaCl qs ad isotonis
AQUA ad 100 ml
• Penurunan titik beku Aethylmorphin HCl = 0,008
• Penurunan titik beku NaCl = 0,576