Anda di halaman 1dari 18

BAB 9

KONSEP MOL
DAN
PERHITUNGAN KIMIA
INDIKATOR
1.Menentukan kadar zat dalam senyawa
2.Menentukan rumus empiris dan rumus
molekul
3.Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil
reaksi
4.Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu
reaksi
5.Menentukan rumus hidrat
PILIHAN MATERI
A. Persen komposisi D. Pereaksi Pembatas

B. Rumus Kimia E. Senyawa Hidrat

C. Stoikiometri Reaksi Kimia F. Konsentrasi Larutan


(kadar zat)

BACK NEXT
A. Persen komposisi
Mengacu pada hukum perbandingan tetap (hukum Proust), komposisi
setiap unsur dalam senyawa adalah tetap. Oleh karena itu, persen
komposisi setiap unsur dalam senyawa selalu tetap.
massa unsur i unsur Х Ar unsur
% massa unsur = Х 100% = Х 100%
massa senyawa Mr senyawa
dengan i unsur = angka indeks = jumlah atom unsur dalam satu molekul.
Dalam senyawa AxBy
x (Ar A)
% massa unsur A = Х 100%
Mr AxBy

y (Ar B)
% massa unsur B = Х 100%
Mr AxBy

BACK HOME NEXT


B. Rumus Kimia
1. Rumus Empiris (RE)
Rumus empiris adalah rumus yang menunjukkan
perbandingan paling sederhana jumlah atom-atom dalam
satu mol molekul senyawa.
Contoh menentukan rumus empiris
suatu senyawa mengandung 51,1% belerang dan 49,9% oksigen dalam
persen massa. Apa rumus empiris senyawa ini?
Penyelesaian :
Dengan mengganggap bahwa senyawa murni = 100,0 g, maka S = 51,1 g dan
O = 49,9 g

Massa Dibagi
Rumus
Unsur Unsur Jumlah Mol Atom dengan mol
Empiris
(g) Terkecil
S 51,1 = 1,59 =1
SO2
O 49,9 = 3,12 =2

BACK HOME NEXT


B. Rumus Kimia
2. Rumus Molekul (RM)
Rumus molekul adalah rumus kimia yang menunjukkan
keseluruhan jumlah atom-atom penyusun molekul unsur atau
senyawa.
Dengan demikian,
RM = n x RE n = 1, 2, 3, ....

Mr senyawa = n x Mr RE → n =

Massa molekul relatif glukosa adalah 180. Bagaimana rumus molekul


glukosa?
Mr RE CH2O = 12 + 2(1) + 16 = 30

n= =

BACK HOME NEXT


C. Stoikiometri Reaksi Kimia

Dengan persamaan reaksi, jumlah zat-zat yang terlibat dalam


reaksi kimia dapat dihitung. Stoikiometri reaksi kimia
mempelajari penghitungan jumlah zat-zat yang berubah dan
zat-zat produk reaksi yang terjadi

BACK HOME NEXT


Perhitungan Kimia

5. Perhitungan dalam Reaksi Kimia

Pada reaksi setara berlaku perbandingan mol = perbandingan koefisien.


Langkah-langkah metode pendekatan mol sebagia berikut.

BACK HOMEKembali ke NEXT


Kembali ke daftar isi awal bab
Bagan untuk memudahkan mempelajari konsep mol sebagai berikut.

HOMEKembali ke awal
Kembali ke daftar isi
BACK NEXT bab
Contoh:
Logam krom (Ar = 52 g mol–1) dilarutkan dengan asam sulfat menghasilkan larutan kromium(III)
sulfat dan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Cr(s) + H2SO4(aq) → Cr2(SO4)3(aq) + H2(g) (belum setara)
Jika 300 mL larutan H2SO4 2 M tepat habis bereaksi dengan logam tersebut, massa logam yang
direaksikan sebanyak . . . .
a. 24,6 g d. 21,6 g
b. 23,5 g e. 20,8 g
c. 22,8 g
Jawaban: e
Reaksi setara: 2Cr(s) + 3H2SO4(aq) → Cr2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
V H2SO4= 300 mL = 0,3 L
Mol H2SO4 = M × V = 2 × 0,3 = 0,6 mol

Massa Cr = mol × Ar = 0,4 × 52 = 20,8 g


Jadi, massa logam krom yang direaksikan sebanyak 20,8 g.

HOMEKembali ke awal
Kembali ke daftar isi
BACK NEXT bab
D. Pereaksi Pembatas
Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang habis bereaksi atau tidak bersisa pada
akhir reaksi.

Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi
semua mol reaktan dengan koefisiennya.

BACK HOME NEXT


E. Senyawa Hidrat

Senyawa hidrat merupakan senyawa kristal padat yang mengikat beberapa molekul air
(H2O) sebagai bagian dari struktur kristalnya.

Contoh senyawa hidrat:

Kristal CuSO4 berwarna biru, sedangkan dalam


bentuk hidratnya (CuSO4·5H2O) berwarna putih

BACK HOME NEXT


Pada dasarnya penentuan rumus senyawa hidrat merupakan penentuan jumlah
molekul air kristal (H2O) yang pada umumnya dinotasikan dengan x.
Contoh:
Sebanyak 32,1 g senyawa LiClO4⋅xH2O dipanaskan hingga seluruh air kristalnya
menguap. Massa padatan tersisa adalah 21,3 g. Jika Ar Li = 7 g mol–1, Cl = 35,5 g mol–1, O
= 16 g mol–1, dan H = 1 g mol–1, tentukan rumus senyawa tersebut!
Penyelesaian:
F. Kadar Zat
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terkandung
dalam suatu larutan.

satuan-satuan konsentrasi larutan yang berkaitan adalah :


1. Persen Massa
% m/m = x 100

2. Persen Volume
% V/V = x 100

3. Bagian per Juta (bpj)

bagian per juta = x 106

BACK HOME NEXT


1. Persen Massa (%Massa)

Persen massa menyatakan banyaknya zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Satuan ini digunakan apabila zat terlarut berupa padatan.
Contoh:
Suatu larutan mengandung 5% NaCl. Hal ini berarti setiap 100 gram larutan NaCl
mengandung 5 gram padatan NaCl dan 95 gram air.
Rumus %massa dapat dituliskan sebagai berikut:

HOMEKembali ke awal
Kembali ke daftar isi
BACK NEXT bab
2. Persen Volume (%Volume)

Persen volume menyatakan besarnya volume zat terlarut yang terdapat dalam
100 mL larutan.
Contoh:
Larutan HCl 10%, berarti setiap 100 mL larutan tersebut mengandung 10 mL HCl dan
90 mL air.
Rumus %volume dapat dituliskan sebagai berikut:

BACK HOMEKembali ke awal


Kembali ke daftar isi NEXT bab
3.a. Bagian Per Juta (Bpj)

Bagian per juta atau disebut part per million (ppm) menyatakan banyaknya
bagian massa suatu komponen dalam sejuta bagian massa campuran.

atau:
Banyaknya bagian volume suatu komponen dalam sejuta bagian volume campuran.

Rumus bpj dapat dituliskan sebagai berikut:

atau:

HOMEKembali ke awal
Kembali ke daftar isi
BACK NEXT bab
3.b. Kadar Unsur dalam Senyawa atau Campuran

Perbandingan unsur merupakan perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu


senyawa. Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa AmBn ditentukan sebagai
berikut.

Sementara itu, perbandingan massa unsur dalam senyawanya dirumuskan sebagai


berikut.

Persentase unsur dalam senyawa merupakan persentase massa unsur tersebut


dalam senyawa.

HOMEKembali ke awal
Kembali ke daftar isi
BACK NEXT bab

Anda mungkin juga menyukai