Anda di halaman 1dari 4

Seputar Ijtihad

Definisi:
Etimologis: bersungguh-sungguh ‫جتِ َه اد‬ْ ِ‫ج َت ِه ُد – ا‬ْ َ‫ج َت َه َد – ي‬
ْ ِ‫ا‬
Terminologis: mencurahkan segenap kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum
syar’iy yang praktis (‘amaliy) dari dalil-dalil al-Quran dan Sunnah.
Mujtahid: orang yang melakukan ijtihad.
Dasar ijtihad:
Al-Quran: Surat al-Nisa’ (4): 59.
Sunnah: hadis tentang ‫ر‬ ْ َ ‫و ُأولِي اأْل‬
ِ ‫م‬ َ ‫ل‬
َ ‫سو‬
ُ ‫عوا ال َّر‬ ِ َ ‫وأ‬
ُ ‫طي‬ َ ‫ه‬ َ َّ‫عوا الل‬ ُ ‫طي‬ ِ َ‫م ُنوا أ‬
َ ‫ين آ‬
َ ‫ذ‬ َ ُّ‫يَا أَي‬
ِ َّ ‫ها ال‬
diutusnya Muadz menjadi hakim di Yaman dan ijtihad seudah ada sejak zaman
.Rasulullah SAW
Logika: nash-nash al-Quran dan Sunnah terbatas, sedang peristiwa manusia tidak
terbatas.
Sasaran ijtihad:
Masalah yang ditunjuk oleh nash yang zhanniy (belum pasti) misal: kata ‫ أو‬، ‫ا لقرء‬
‫ال م ستم ا لنساء‬
Masalah baru yang hukumnya belum dijelaskan oleh nash dan belum di sepakati
(rokok dsb)
Hukum yang ‘illatnya (sebab/alasan hukumnya) diketahui.
Fungsi dan faedah ijtihad:
1. Sebagai jalan menggali hukum syara’
2. Sebagai solusi masalah-masalah kontemporer
3. Menolong manusia untuk agar selalu di jalan yg benar
4. Menyadarkan manusia bahwa dalam hidupnya ada masalah dan solusi tersendiri
Tingkatan mujtahid:
1. Mustaqil, mempu mengambil hukum dan mampu merumuskannya sendiri
2. Mutlaq, mampu melakukan seperti mujtahid mustaqil tp mereka tidak merumuskan
kaidah pengambilannya
3. Muqayyad atau takhrij mengikuti pola mjtahid mustaqil lalu pengambilan hukumnya
mengkuti mereka spt Imam Syairazi
4. Tarjih, menguasai dan memahami pola pengambilan mujtahid Mustaqil lalu
mengkomparasikan
5. Fatwa, dia menguasai pendapat Imam mujtahid lalu menfatwakannya
Syarat-syarat Mujtahid:
Menguasai dalil-dalil hukum dari al-Quran dan Sunnah.
Menguasai bahasa Arab dengan ilmu-ilmunya.
Mengetahui masalah-masalah yang sudah diijma’kan.
Menguasai ilmu ushul fikih/metodologi hukum Islam.
Mengetahui maqashidusy syari’ah (tujuan-tujuan ditetapkannya hukum
Islam).
Mengetahui asbabun nuzul dan asbabul wurud.
Mengetahui perkambangan IPTEK.
Sebab perbedaaan Imam-imam madlhab:
1. Perbedaan dalam memahami lafadl Al Qur’an
2. Perbedaan dalam menilai hadis
3. Perbedaan dalam menggunakan cara berpikir atau sumber dasar hukumnya
4. Dalam trajih pada dalil dan kondisi
• Taqlid: mengikuti tanpa tahu dalil dan kalau Itba’ mengetahui dalil
• Hukumnya
 Tidak boleh bagi yg mampu berijtihad sendiri
 Bila tidak mampu atau mungkin mampu maka mengikuti pendapat
Imamnya
• Talfiq: menggabungkan dan mencampur adukkan dua pendapat Imam
dalam satu perbuatan sehingga perbuatan tsb batal menurut kedua
pemilik pendapat tsb
• Misal: wudlunya ikut tata cara Imam syafi’I tp batalnya ikut Imam Hanafi
atau Imam Malik
• Hukum Talfiq: Boleh talfiq bila terpaksa krna kondisi tertentu serta tidak
menyalahi keputusan hakim dan Ijma’
• Pendapat terkait klarifikasi talfiq, sbb:
1. Jika talfiq tersebut terkait ibadah mahdlah boleh
2. Jika talfiq dalam ibadah maliyah maka tidak boleh ikut yg lebih ringan
3. Jika terkait interaksi sosial maka boleh atas dasar mashlahah
• Tatabbu’ur rukhas adalah mengikuti pendapat mujtahid yg ringan-
ringan saja tanpa unsur keterpaksaan
• Hukum Tatabu’ur rukhas:
1. Imam Syafi’i: boleh mengikuti yg ringanringan tsb
2. Dlahiri dan Hambali: harus ikut yg berat
3. Imam Al Maturidi: Bila kaitannya dg hak Allah SWT maka boleh ambil yg
ringan dan bila kaitannya dg hak sesama manusia maka ambil yg berat

Anda mungkin juga menyukai