Anda di halaman 1dari 36

BAB 24

ANESTHESIA FOR
PATIENTS WITH
RESPIRATORY DISEASE
Faktor - Faktor Resiko Paru
 Merokok dan
 Gangguan fungsi paru
ganguan respirasi
 Kejadian atelektasis,
 Prosedur
pneumoni, emboli paru
pembedahan thorax
dan gagal nafas
dan abdominal atas

2
Table 23-1
Risk Factor Postoperative Pulmonary
Complications
PENYAKIT OBSTRUKSI PARU

Secara umum menimbulkan gangguan fungsi paru meliputi :

asthma emphysema bronchitis kronik

fibrosis cystic bronchiectasis bronchiolitis

4
Menimbulkan :

 forced expiratory volume dalam satu detik (FEV1) dan rata-rata


FEV1/FVC(forced vital capacity) > 70% dari yang diperkirakan.
 MMEF < 70%
 Forced Expiratory Flow (FEF) 25 – 75% pada laki-laki dewasa
dan wanita > 2.0 dan > 1,6 L/detik
 Peningkatan tahanan jalan nafas dan udara yang tersumbat ↑
kerja pernafasan dimana pertukaran gas yang lemah 
ventilasi/perfusi tidak seimbang.
Pembagian klasifikasi :

ASTHMA • Extrinsic (allergic) asthma


berhubungan dengan
lingkungan
Manifestasi dari episode
Intrinsic (idiopatic) asthma
serangan : serangan biasanya terjadi
tanpa provokasi
 Dyspnea
 Cough
Klasifikasi sekarang
 Wheezing
Acut
Kronis
6
 Pasien dengan serangan asma acut PaCO2 normal
atau tinggi indikasi pasien kerja pernapasan tidak
lama tanda  gagal nafas.

 Pulsus paradoxus elektrocardiografi ditandai right


ventricular strain ( ST segment berubah, right axis
deviation dan right bundle branch block ) indikasi dari
severe airway obstruction.
Pengelolaan Preoperatif

• Pasien asma dengan bronchospasme aktif


pada bedah emergensi -- > pengobatan
intensif

• Pemberian oksigen, ß2 agonists spray dan


glukocorticoid intravena ↑ fungsi paru-paru
dalam beberapa jam.
• Bronchodilator, ß agonist, glokocortichoid,
leukotriene blockers, chromones,
theophylines dan antikolinergik.

• Hidrokortison diberikan 50 – 100 mg


preoperative dan 100 mg postoperative
selama 1 sampai 3 hari.
Intraoperatif
• Reflek bronchospasme dapat besar sebelum intubasi
diberikan thiopental 1 -2 mg/kg , volatile agent dengan
MAC 2 -3 selama 5 menit dan lidocain 1 – 2 mg?kg IV
atau Intratracheal.

• Bronchospasme intraoperative  wheezing, ↑ tekanan


pompa puncak (plateu pressure tidak berubah), ↓ tidal
volume pernafasan atau ↑ gelombang yang lambat
pada kapnograf.
• Jika wheezing tidak berhenti sesudah anestesi
dalam beberapa kasus dipertimbangkan
sebelum memulai diberikan obat pencegahan

• Sumbatan ET, sekresi atau pompa balon yang


lebih, intubasi endobronchial, usaha ekspirasi
aktif (tegang) oleh karena anestesi ringan,
edema pulmo atau emboli dan peumothorax
 bronkospasme.
PENYAKIT OBSTRUKSI PARU
KRONIK
BRONCHITIS KRONIK EMPHYSEMA
• batuk produktif > 3 bulan sampai
Secara patologis meluas dari
2 tahun
distal jalan nafas sampai
• Infeksi paru berulang  cabang bronchus dan
bronchospasme mematikan septum alveolar

• RV ↑ tetapi total lung capacity


( TLC) normal

12
Penanganan
• Supportive
• Menghentikan merokok
• Bronchodilator
• Inhaled ß2 adrenergic agonists
• Ipratropium
• Antibiotic
• Suplemental Oksigen  hypoksemia dan hipertensi pulmonal low flow
oksigen 1 – 2 L/menit
• Terapi oksigen dapat  peningkatan PaCO2 pada pasien dengan CO2
tertahan ↑ PaO2 diatas 60 mmHg, kegagalan respirasi cepat pada
pasien ini.
Pengelolaan Preoperatif

Intervensi sebelum operasi  koreksi hipoksia,


bebas bronchospame, mengurangi dan
melancarkan sekresi dan mencegah
infeksi.mungkin ↓ komplikasi paru-paru post
operasi pada pasien dengan gangguan obstruksi
paru-paru kronik.
Pasien-pasien resiko besar untuk komplikasi ini
pengukuran fungsi paru-paru preoperative lebih
dari 50% dari yang diperkiraan.

Menghentikan merokok 6 – 8 minggu sebelum


operasi ↓ sekresi dan mengurangi komplikasi
paru.

Bronchodilators, glucokorticoid dan oksigenasi


Postoperatif
Preoksigenasi sampai induksi pada general
anestesi mencegah kekurangan oksigen .

Kelembaban gas digunakan jika secara


signifikan tampak bronchospasme dan untuk
lama prosedur > 2 jam.
RESTRICTIVE PULMONARY DISEASE

Volume paru-paru ↑ dengan memelihara rata-rata


aliran ekspirasi normal 

• forced expiratory volume (FEV1) dalam satu detik ↑


• forced vital capacity(FVC) akan meningkat tetapi
perbandingan FEV1/FVC normal.
Acute Intrinsic Pulmonary Disorders

Edema Pulmo Infeksi Pneumoni

Aspirasi
ARDS pneumonitis
Pertimbangan Preoperatif

Penurunan compliance paru meningkatkan :

• cairan ekstravaskuler paru


• tekanan kapiler pulmo
• Permeabilitas kapiler paru
Pengelolaan Preoperatif
• Oksigenasi dan ventilasi untuk tindakan emergensi
• Diuretic mencegah kelebihan cairan
• Vasodilator dan inotropic diperlukan pada gagal
jantung
• Drainase untuk pleural efusi dan acites
• Distensi abdominal massive dengan nasogastic
kompresi
Intraoperatif
Penurunan hasil compliance paru dalam tekanan
inspirasi tinggi selama tekanan ventilasi positif dan
meningkat pada barotrauma dan volutrauma

Tidal volume dikurangi sampai 4-8 ml/kg dengan


meningkatkan kompensasi dalam ventilator rate 14-18
pernafasaan/menit

Tekanan jalan nafas biasanya tidak lebih dari 30 cm


H2O
Chronic Intrinsic Pulmonary Disorders

Pertimbangan :
Penanganan diarahkan mencegah
dan memperluas penyakit dengan
Panyebab : mencari penyebabnya
• Radang kronik alveolar Glukocorticoid dan
dan perialveolar tissue immonosupressive untuk fibrosis
• Fibrosis paru paru idiopatik

Hipoksemia kronik dan right


ventikel failure dengan oksigen
terapi
Pengelolaan Preoperatif
dyspnea dievaluasi dengan test fungsi paru dan
analisa gas darah

Capasitas vital kurang dari 15 ml/kg indikasi severe


disfungsi ( normal 70 ml/kg)

Foto rongent membantu untuk mengetahui


seberapa berat penyakit
Intraoperatif
pengelolaan predisposisi komplikasi
kontrol ventilasi pertukaran gas secara optimum

Oksigenasi konsentrasi minimal


Tekanan inspirasi tinggi selama ventilasi
mekanik meningkatkan pneumothorax
Extrinsic Restrictive Pulmonary Disorders

• neuromuscular
• pleural efusi disorders
• pneumothorax • Peningkatan
• mediastinal masses tekanan
• kyphoscoliosis intraabdominal
• pectus excavatum • Pregnancy
• Perdarahan
EMBOLI PARU
Pertimbangan preoperatif
• Merupakan hasil dari :
• Pembekuan darah
• Kegemukan
• Sel tumor
• Udara
• Cairan amnion
• Benda asing dalam sistem pembuluh darah
Pathofisology
Dalam sirkulasi paru akan meningkatkan dead space
jika menit ventilasi tidak berubah  PaO2 me↑

Me↑ tahanan vaskuler paru  crossectional area me ↓


 reflek dan vasokonstriksi

Bronchokonstriksi akan meningkat dengan ratio V/Q


rendah  me ↑ shunt paru dan hipoksemia
Diagnosis klinik

tachipnea dyspnea chest paint

Hemoptosis Tachicardi Hipotensi


Penunjang

Analisa gas darah EKG


mild hipoxsemia Foto thorax
Alkalosis respirasi Angiografi
Penanganan
• Minidose heparin 5000U q12 h preoperative
• Anticoagulasi oral
• Aspirin
• Dextran
• High elastic stocking
• Kompresi pneumatic
• Heparin dua kali selama 4-5 hari dan
diperiksa/diukur 24 jam sebelum dihentikan
• Warfarin dilanjutkan untuk 3-12 bulan
Pengelolaan Preoperatif

Dalam ruang operasi ditempatkan caval filter


untuk embolectomy

Jika episode acute > satu tahun hentikan terapi


antikoagulan

Pada chronic recurrent pulmonary emboli fungsi


paru dikembalikan normal
Intraoperatif
Regional anestesi kontra indikasi paien dengan
anticoagulant dan perdarahan yang memanjang

General anestesi menggunakan short acting agent


Inotropic support

Dosis kecil opioid, etomidate atau ketamin bisa


digunakan tetapi ↑ tekanan arteri pulmonal
Emboli Paru Intraoperatif

Emboli paru intraoperatif biasanya tidak banyak


menimbulkan hipotensi mendadak, hipoksemia
atau bronchospasme.

Penurunan konsentrasi pada tidal akhir CO2


juga tidak berarti tetapi tidak spesifik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai