Anda di halaman 1dari 19

Mikromiretik

mikromiretik

• Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi


tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan
dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran
luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya.
Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata.
• Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel
kecil oleh Della Valle yang dinamakan “Mikromeritik”.
Dispersi koloid mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-
partikelnya tidak dapat dilihat dibawah mikroskop biasa,
sedangkan partikel-partikelnya dari emulsi dan suspensi
farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak
penglihatan mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya
sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau granulat garam,
ukurannya berada dalam jarak pengayakan.
• Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi.
Karenanya perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari
suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-partikel
dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu
sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan
banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari
sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk
sampel tersebut.

• Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting


dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan
besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek
fisiologisnya. 
Pentingnya mempelajari mikromiretik,yaitu

1.      Menghitung luas permukaan.


2.      kimia dan fisika dalam formulasi obat.
3.      Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan
secara per oral, suntikan dan topikal.
4.      Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi.
5.      Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
• Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran
partikel sangat penting dalam farmasi. Sehingga luas
permukaan dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti
pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara
klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi
penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan
secara oral, parenteral, rektal dan topikal.
• Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari
segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung
pada  ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut.
Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian
ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang
diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan
serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus
mengetahuhi pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik .
UKURAN PARTIKEL DAN DISTRIBUSI UKURAN

• a.       Bentuk dan luas partikel


• b.      Kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel

yang ada dan karenanya luas permukaan total


Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dalam garis
tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimetrisan dari partikel naik,
bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang
berrti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik
untuk suatu partikel. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan
suatu garis tengah buatan yang ekuivalen, yang menghubungkan
ukuran partikel dan garis tengah bulatanyang mempunyai luas
permukaan, volume dan garis tengah yang sama. Jadi garis tengah
permukaan / d3 adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai
luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa. Garis
tengah suatu bulatan yang mempunyai volume yang sama seperti
partikel adalah garis tengh volume / dv. (2)
• Garis tengah yang diproyeksikan /dp adalah garis tengah suatu bulatan
yang mempunyai luas pengamatan yang sama seperti partikel bila
dipandang tegak lurus ke bidangnya yng paling stabil. Ukuran tersebut
bisa juga dinyatakan sebagai garis tengah  Stokes, dst, yaitu garis tengah
suatu bulatan yang mengalami sedimentasi pada laju yang sama seperti
partikel tidak simetris tersebut. Selalu jenis garis tengah yang digunakan
mencerminkan metode yang dipakai untuk memproleh garis tengah
tersebut. Seperti akan terlihat kemudian, garis tengah yang diproyeksikan
didapatkan dengan teknik mikroskopik, sedang garis tengah Stokes
ditentukan dari penelitian sedimentasi pada partikel-partikel tersuspensi. 

• Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu


untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga
berapa banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada di dalam
sampel. Jadi kita perlu suatu perkiraan kisaran ukuran yang ada dan
banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel. Ini adalah
distribusi ukuran partikel, dan dari sini kita bisa menghitung ukuran
partikel rata-rata untuk sampel tersebut. 
• Ukuran Partikel Rata-rata, Misalkan kita telah melakukan
suatu pemeriksaan mikroskopik dari suatu sampel
serbuk dan mencatat banyaknya partikel yang terletak
dalam berbagai kisaran ukuran. Data penentuan seperti
itu ditunjukkan dalam table 5-2. Untuk membandingkan
harga ini dengan harga dari, katakanlah batch kedua
dari bahan yang sama, kita biasanya menghitung suatu
garis tengah rata-rata sebagai dasar untuk
perbandingan. 

• Metode-metode yang digunakan untuk menentukan


ukuran partikel:
a.       Mikroskopi Optik

Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau


tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas
mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel
terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel
tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah
layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan
bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar
untuk diukur .
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh
hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan
lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan
dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel
yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan 
yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu dan
jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus
selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel
lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu
komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini .
b.   Pengayakan

Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari


penentuan ukuran partikel adalah metode analisis ayakan.
Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel.
Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya
lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang
akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala
paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar
jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka 
membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali
pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu
ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9
menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari
jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap
ayakan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAYAKAN

• SAMPEL MASSA
SAMPEL YANG MASSANYA MAKIN BESAR,TEKANANNYA JUGA
SEMAKIN BESAR PADA WAKTU PENGAYAKAN.
PENGAYAKAN YANG TERLALU LAMA MEMUNGKINKAN ADANYA
PARTIKEL YANG HANCUR.
• INTENSITAS GETARAN
SEMAKIN TINGGGI GETARAN , SEMAKIN BANYAK TUMBUKAN DAN
MENYEBABKAN PARTIKEL YANG DI AYAK TIDAK SESUAI UKURAN
MASING MASING PENGAMBILAN SAMPEL.
• SAMPEL YANG BAIK ADALAH SAMPEL YANG MEWAKILI SEMUA
UKURAN YANG ADA DALAM POPULASI.
c.       Dengan cara sedimentasi

Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.

• Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini


adalah metode pipet, metode hidrometer dan metode malance.

• Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran
kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat
halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran
partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu
batasan dengan istilah “very coarse, coarse, moderately coarse, fine and
very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu melalui
lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda
ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan
pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis.
  BENTUK PARTIKEL DAN LUAS
PERMUKAAN
Pengetahuan mengenai bentuk partikel dan luas pemukaan sangat
diperlukan. Bentuk partikel mempengaruhi  aliran dan sifat-sifat pengemasan
dari suatu serbuk, juga mempunyai beberapa pengaruh terhadap
luas  permukaan. Luas permukaan per satuan berat atau volume  merupakan
suatu karakteristik serbuk yang penting jika kita akan mempelajari adsorpsi
permukaan dan laju disolusi.

1.  Bentuk Partikel     
Suatu bola mempunyai luas permukaan minimum per satuan volume.
Makin tidak simetris suatu partikel, makin besar luas permukaan per satuan
volumenya. Seperti telah dibicarakan sebelumnya, suatu partikel berbentuk
bola diberi ciri sempurna dengan garis tengahnya.  Jika partikel menjadi lebih
tidak simetris, semakain sulit untuk menetapkan garis tengah yang berarti
bagi partikel tersebut. Oleh karena itu seperti telah kita lihat, perlu sekali garis
tengah bola ekuivalen dengan partikel tersebut. Adalah suatu hal yang
mudah untuk memperoleh luas permukaan atau volume dari suatu bola,
karena untuk partikel seperti itu. 
• luas permukaan =  d2    (9)   dan       volume =  d3 / 6   (10)
• Dimana d adalah garis tengah (diameter) partikel. Oleh karena itu luas
permukaan dan volume dari partikel bulat (berbentuk bola)  berbanding
lurus dengan garis tengah kuadrat (d2) dan garis tengah pangkat tiganya
(d3). Namun demikian untuk mendapatkan suatu perkiraan dari luas
permukaan atau voume suatu partikel (atau sekumpulan partikel) yang
bentuknya tidak bulat, seseorang harus memilih suatu garis tengah yang
merupakan karakteristik dari partikel tersebut dab menghubunkan garis
tengah ini dengan luas permukaan atau volumenya, dengan menggunakan
suatu faktor koreksi. Misalkan partikel-partikel tersebut dilhat di bawah
mikroskop, dan diingikan untuk menghitung luas permukaan dan voume
dari garis tengah yang diproyeksikan, dp, dari partikel tersebut. Kuadrat
atau pangkat tiga dari dimensi yang dipilih ini (dalam hal ini dp) berturut-
turut sebanding dengan luas permukaan dan volume. Dengan memakai
konstanta perbandingan, maka kita dapat menuliskan :
• luas permukaan = sdp2 =   ds2      (11)
• Dimana s adalah faktor luas permukaan dan ds adalah diameter
permukaan ekivalen (equivalent surface diameter)
Dimana v adalah faktor volume dan dv adalah diameter volume ekivalen.
“Faktor bentuk “ dari luas permukaan dan volume dalam kenyataannya
adalah perbandingan dari garis tengah yang satu dengan garis tengah yang
lainnya. 

1.  Luas Permukaan Spesifik


Luas permukaan spesifik adalah luas permukaan per satuan volume (Sv)
atau per satuan berat (Sw)  dan bisa diturunkan dari persamaan (11) dan (12).
2.  Metode Untuk Menentukan Luas Permukaan
Luas permukaan suatu sampel serbuk dapat dihitung dari hasil distribusi
ukuran partikel yang diperoleh dengan menggunakan salah satu metode
yang telah dibicarakan diatas.Ada dua metode yang biasa digunakan untuk
menghitung luas permukaan secara langsung.
Metode pertama, didasarkan atas jumlah gas atau solut dari cairan yang
diabsorpsi pada sampel serbuk untuk membentuk lapisan tunggal
(monolayer) yang merupakan fungsi langsung dari luas permukaan.
Metode kedua berdasarkan pada kenyataan, bahwa kecepatan gas atau
cairan merembes (fermeasi) melalui suatu bentangan (bed) serbuk  yang
berhubungan dengan luas permukaan serbuk tersebut.
a)      Ukuran pori
Bahan-bahan yang mempunyai luas spesifik tingi bisa mempunyai retakan-retakan
dan pori-pori yang mengabsorpsi gas dan uap, seperti air, ke dalam sela-selanya.
Serbuk obat yang relatif tidak larut dalam air bisa melarut lebih atau kurang cepat
dalam medium air bergantung pada absorpsinya terhadap kelembaban atau udara.

 Cara untuk mengukur pori yakni :


• Ø  Penggunaan aseton sehingga meningkatkan absorpsi air dan jumlah tempat
untuk serapan air.
• Ø   Menggunakan alat Permeabilitas udara sehingga dapat diperoleh garis tengah
pori-pori rata-rata dari tablet.

b)      Sifat – sifat turunan serbuk


Telah dibicarakan sebelumya tertama berhubungan dengan distribusi ukuran dan
luas permukaan serbuk, ini merupakan dua sifat dasar dari tiap kmpulan partikel.
Sebagai tambahan pada dua sifat tersebut, ada banyak sifat turunan yang
berhubungan dengan farmasi, sebagai berikut :
• Ø  Porisitas
Misalkan suatu serbuk sebagai contoh zink oksid, ditempatkan dalam glas
ukur dan volume totalnya dicatat. Volume yang ditempatkan dikenal
sebagai volume bulk,Vb.  Jika serbuk tidak berpori, yakni tidak mempunyai
pori-pori dalam (pori-pori internal) atau ruang kapiler, voume serbuk bulk
terdiri dari volume partikel-partikel padat sebenarnya ditambah volume
ruang antara partikel-partikel tersebut.  Volume ruang tersebut dikenal
sebagai volume rongga v, diberikan oleh persamaan :  
• v = Vb – Vp
Dimana Vp adalah volume sebenarnya dari partikel-partikel tersebut.
• Ø  Kerapatan Partikel

Kerapatan partikel-partikel dalam suatu keadaan tertentu dapat keras atau


lunak dan dalam keadaan ain kasar atau seperti spon, mk hendakya hati-
hati dalam menyatakan kerapatannya. Kerapatan secara universal
didefinisikan sebagai bobot per satuan volume. Kesukaran timbul jika
seseorang mau menentukan volume partikel yang mengandung
“microscopic cracks”, pori-pori internal dan ruang-ruang kapler.
Pada umumnya dapat didefinisikan tiga tipe kerapatan yaitu :

(a)    kerapatan sesungguhnya dari bahanya sendiri tidak termasuk void-void dan pori-pori interpartike yang
lebih besar dari dimensi molekuler atau dimensi atomik di dalm kisi-kisi kristal.
(b)   Kerapatan granular seperti yang ditentukan dengan jalan pemindahan mercuri yang tidak merembes
pada tekanan-tekanan biasa didalam pori-pori yang lebih kecil dari 10 mikron.
(c)    Kerapatan bulk serbuk  seperti yang ditentkan dari volume bulk dn bobr suatu serbuk kering di dalam
gelas ukur silindris.

Bilamana zat padat tidak porous, maka kerapatan sesungguhnya dan kerapatan granulya adalah identik
dan dua-duanya dapat diperoleh dengan jalan memindahkan helium atau zat cair seperti mercuri, benzena
atau air.

c)      Sifat alir Serbuk


Serbuk bulk agak analog dengan cairan non-Newton yang menunjukkan aliran plasik dan kadang-
kadang aliran dilatan, diamana partikel-partikelnya dipengaruhi daya tarik menarik sampai derajat yang
bervariasi. Oleh karena itu serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau melekat. Neumann telah
membicarakan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat aliran dari serbuk. Terutama yang jelas adalah ukuran
partikel, porositas dan kerapatan, dan kehalusan permukaan. Akan halnya partikel-partikel yang relatif kecil
(kurang dari 10 m), aliran partikel melalui lubang dihambat karena gaya lekat (kohesif) antar partikel kurang
lebih sama dengan gaya gravitasi. Karena gaya gravitasi ini merupakan fungsi dari diameter pangkat tiga,
maka pengaruh gravitasi akan menjadi lebih jelas jika ukuran partikel bertambah sehingga terjadilah aliran.
Kecepatan alir maksimum dapat tercapai, kemudian berkurang jika ukuran partikel mendekati ukuran lubang.
Jika serbuk mengandung partikel-partikel kecil yang jumlahnya cukup banyak, sifat alir serbuk itu dapat
diperbaiki dengan menghilangkan “fines” atau mengabsorpsinya pada partikel-partikel yang lebih besar.
Kadang-kadang aliran yang jelek disebabkan adanya kelembaban, dalam hal ini pengeringan partikel akan
mengurangi sifat kohesifnya.

Anda mungkin juga menyukai