Anda di halaman 1dari 17

EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK
MENULAR
Kelompok 3
1. ANDINI RAHAYU RESMELIANI (19.01.003)
2. FADILAH FUJI HARSIH (19.01.007)
3. INDRI LESTARI (19.01.011)
4. MIRA OKTAVIA (19.01.015)
5. NOVIE ANGGRAINI (19.01.018)
6. NUR SALIAH RAHMAN (19.01.020)
7. YULINDA ANDA SARI (19.01.030)
Dosen Pembimbing : Yunita Eliyani.,SKM.M,Kes
PENDEKATAN DALAM
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
TIDAK MENULAR
Penyakit Tidak Menular (PTM)
merupakan salah satu atau masalah
kesehatan Dunia dan Indonesia yang
PENGERTIAN sampai saat ini masih menjadi perhatian
EPIDEMIOLOGI PTM dalam Dunia kesehatan karena penyakit
( penyakit tidak ini merupakan salah satu dari penyebab
menular) kematian (Jansje, Ticoalu & Samodra,
2012). Penyakit Tidak Menular (PTM)
juga dikenal sebagai penyakit kronis,
tidak ditularkan dari orang ke orang,
mereka memiliki durasi yang panjang
dan umumnya berkembang lambat.
TUJUAN
TUJUAN EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI PTM
PTM
(( PENYAKIT
PENYAKIT TIDAK
TIDAK MENULAR)
MENULAR)

-Tujuan khusus
-Tujuan umum a. Tersedianya data faktor risiko PTM
Tersedianya data dan b. Tersedianya data kasus PTM
informasi epidemiologi PTM c. Tersedianya informasi PTM secara
sebagai dasar pengambilan terus menerus sebagai dasar
keputusan dalam penentuan strategi pengendalian PTM
perencanaan, pelaksanaan, d. Tersedianya informasi PTM sebagai
pemantauan, evaluasi dasar untuk menetapkan prioritas
program PTM, gangguan penanggulangan PTM di masyarakat
akibat kecelakaan dan tindak e. Tersedianya informasi PTM sebagai
kekerasan serta upaya dasar perencanaan, pemantauan,
peningkatan kewaspadaan penilaian dan evaluasi program
serta respon yang cepat dan pengendalian PTM.
tepat secara nasional, f. Terselenggaranya kewaspadaan dini
provinsi, dan kabupaten/kota. dan tanggap darurat PTM.
EPIDEMIOLOGI
DESKRIPTIF
PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

Epidemiologi deskriptif adalah ilmu yang


menggambarkan penyebaran/distribusi
penyakit yang terjadi di masyarakat
berdasarkan variabel epidemiologi yang
mempengaruhinya.
1. Untuk menggambarkan distribusi
keadaan masalah kesehatan
sehingga dapat diduga kelompok
mana di masyarakat yang paling
banyak terserang.
Tujuan epidemiologi 2. Untuk memperkirakan besarnya
deskriptif masalah kesehatan pada berbagai
kelompok.
3. Untuk mengidentifikasi dugaan
adanya faktor yang mungkin
berhubungan terhadap masalah
kesehatan (menjadi dasar suatu
formulasi hipotesis).
CIRI-CIRI EPIDEMIOLOGI
DESKRIPTIF

1. Bertujuan untukmenggambarkan
2. Tidak terdapt kelompok pembanding
3. Hubunga seba akiba hanya
merupakan suatu perkiraan ataau
semacam asumsi
4. Hasil penelitiannya berupa hipotesis
5. Merupakan studi pendahluan untuk
studi yang mendalam
EPIDEMIOLOGI
ANALITIK
Jenis Disain
Epidemiologi Analitika
Epidemiologi analitik
terdiri dari:
Epidemiologi analitik adalah ilmu yang (1) Studi observasi (case
mempelajari determinan yaitu faktor- control, cohort, cross
faktor yang berhubungan dengan kejadian sectional),
dan distribusi penyakit atau masalah yang (2)Eksperimen/intervens
berkaitan dengan kesehatan (Lapau, 2009). i (eksperimen kuasi,
Epidemiologi analitik di samping meliputi eksperimen murni)
pemahaman terhadap dasar-dasar (Rajab, 2009).
epidemiologi deskriptif juga mempunyai
pembidangan yang lebih khusus.
Kekhususannya tersebut menekankan pada menurut Lapau (2009) dan
aspek analisis yaitu mengkhususkan diri Bustan (2006), kelompok jenis
pada analisis hubungan antara fenomena disain epidemiologi analitik
kesehatan dengan berbagai variabel lain dapat dibagi menjadi dua
(Riyadi dan Wijayanti, 2011). subkelompok, yaitu:
1. Studi Observasional
2 Studi Eksperimental
 
PENGERTIAN KASUS
KONTROL

Studi kasus kontrol merupakan studi penelitian


yang dimana peneliti akan melakukan observasi
atau pengukuran terhadap variabel bebas dan
tergantung tidak dalam satu waktu. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional karena
peneliti tidak memberi perlakuan kepada subjek
penelitian (Ningtyas,2015).
Ciri-ciri Kasus
Kontrol
Ciri- ciri case control adalah bersifat observasional, diawali
dengan kelompok penderita dan bukan penderita, terdapat
kelompok kontrol, kelompok kontrol harus memiliki risiko
terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok
kasus, membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh
faktor antara kelompok kasus dan kelompok kontrol, tidak
mengukur insidensi Langkah-langkah dalam melakukan
penelitian dengan menggunakan case control.
STUDI KOHORT (FOLLOW-UP)
Studi Eksperimental

Dalam studi ini sekelompok orang Eksperimen merupakan suatu penelitian


dipaparkan (exposed) pada suatu yang menjawa pertanyaan “jika kita
penyebab penyakit (agent). melakukan sesuatu pada kondisi yang
Kemudian, diambil sekelompok dikontrol secara ketat maka apakah
orang lain yang mempunyai ciri- yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui
ciri yang sama dengan kelompok apakah ada perubahan atau tidak pada
pertama, tetapi tidak dipaparkan suatu keadaan yang di kontrol secara
atau dikenakan pada penyebab ketat maka kita memerlukan perlakuan
penyakit. Kelompok kedua ini (treatment) pada kondisi tersebut dan
disebut kelompok kontrol.Setelah hal inilah yang dilakukan pada
beberapa saat yang telah penelitian eksperimen. Sehingga
ditentukan kedua kelompok penelitian eksperimen dapat dikatakan
tersebut dibandingkan, dicari sebagai metode penelitian yang
perbedaannya antara kedua digunakan untuk mencari pengaruh
kelompok tersebut bermakna atau perlakuan tertentu terhadap yang lain
tidak (Notoadmodjo, 2005). dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono, 2011).
1) One-Shoot Case Study
Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai 2) The one group pretest-
Pre-experimental design karena posttest design
belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh.Masih 3. The static-group
terdapat variabel luar yang ikut comparison
berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel
4. True experimental design
dependen. Bentuk Pre-
experimental design dibagi
beberapa macam antara lain:
5. Quasi experimental
design
CARA MENENTUKAN BESAR FAKTOR RESIKO

Faktor resiko adalah karakteristik, tanda atau


kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu
yang mana secara statistic berhubungan dengan
peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa
induvidu lain pada suatu kelompok masyarakat),
seperti yang dijelaskan oleh oleh Simbong SW dalam
epidemiologi penyakit tidak menular, yang di tulis
kembali oleh MN Bustam, 2000.
KESIMPULAN

Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi


masalah kesehatan utama masyarakat di
Indonesia. Untuk itu tindakan pencegahan
dan pengendalian PTM sangat diperlukan
agar angka kesakitan dan kematian akibat
PTM dapat diturunkan. Untuk itu,
diperlukan suatu sistem surveilans PTM yang
baik agar tindakan yang dilaksanakan sesuai
dengan kondisi sebenarnya di masyaraka.

Anda mungkin juga menyukai