KORUPSI DALAM
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN
Bab 8 & 9
UU No. 31 Tahun 1999
Jo. UU No. 20 Tahun
2001 –
Terdapat 30 perbuatan
tindak pidana korupsi yang
bisa dibagi kedalam 7
kategori
Fakta Kasus Korupsi Berdasarkan
Modusnya
Perijinan
Penyalahgunaan
Anggaran
3% Pengadaan
[PERCENTAGE]
Barang/Jasa
[PERCENTAGE]
Penyuapan
[PERCENTAGE]
■ https://acch.kpk.go.id/id/datagra
fis/info
■ https://acch.kpk.go.id/images/tema/ragam/infografis/aksi-nakal-oknum-pejabat-bank-sentral.jpg
3. Pemerasan
■ Pasal 12(e) – Memeras
– Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
– Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang
lain;
– Secara melawan hukum atau menyalahgunakan
kekuasaannya;
– Memaksa sesorang memberikan sesuatu, membayar atau
menerima pembayaran, atau mengerjakan sesuatu bagi
dirinya.
■ Pasal 12(f) - Memeras pegawai negeri yang lain
4. Penggelapan dalam Jabatan
■ Pasal 8 – Pegawai negeri menggelapkan uang atau
membiarkan penggelapan:
– Pegawai atau orang lain selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan;
– Dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga;
atau
– Membiarkan uang atau surat berharga diambil atau
digelapkan oleh orang lain; atau
– Membantu dalam penggelapan.
5. Penggelapan dalam Jabatan
■ Pasal 9 – Memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi
■ Pasal 10(a) – Merusak Bukti
■ Pasal 10(b) – Membiarkan orang lain merusak bukti
■ Pasal 10(c) – Membantu orang lain merusak bukti
6. Perbuatan Curang
■ Pasal 7(1)(a) – Pemborong berbuat curang
■ Pasal 7(1)(b) – Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
■ Pasal 7(1)(c) – Rekanan TNI/Polri berbuat curang
■ Pasal 7(1)(d) – Pengawas rekanan TNI/Polri membiarkan perbuatan
curang
■ Pasal 7(2) – Penerima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan
curang
■ Pasal 12(h) – Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga
merugikan orang lain
7. Benturan (Konflik) Kepentingan
■ Pasal 12(i) – Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang
diurusnya, unsur-unsur pidananya:
– Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
– Dengan sengaja;
– Langsung atau tidak langsung turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan;
– Pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh atau
sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
Gratifikasi
■ Pasal 12(b) jo Pasal 12(c) – Pegawai menerima gratifikasi dan tidak
melaporkan ke KPK:
– Pemberian yang bersifat netral kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara; namun
– Berkait dengan suatu jabatan atau bertentangan dengan
kewajiban atau tugas penerima.
Gratifikasi tidak harus dalam bentuk uang
atau hadiah!
Contoh gratifikasi sehari-hari:
■ Pemberian hadiah pada saat perkawinan anak dari pejabat,
hadiah ulang tahun, atau acara-acara pribadi lainnya;
■ Pemberian hadiah (parsel) kepada pejabat pada saat hari raya
keagamaan;
■ Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat untuk
pembelian barang oleh rekanan;
■ Pemberian uang terima kasih setelah menerima pelayanan
publik.
Gratifikasi yang Tidak Wajib Dilaporkan
■ Pemberian karena hubungan keluarga – kakek/nenek, bapak/ibu/mertua,
suami/istri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar,
sepupu, dan keponakan;
■ Hadiah dalam bentuk uang/barang dalam penyelenggaraan pernikahan,
kelahiran, atau upacara adat dengan nilai jual paling banyak 1 juta per
pemberi setiap acara;
■ Pemberian terkait dengan musibah yang dialami oleh penerima,
bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau anak;
■ Pemberian sesama pegawa dalam rangka pisah sambut, pension,
promosi, dan ulang tahun paling banya 300 ribu per orang dengan total
pemberian 1 juta dalam 1 tahun;
■ Dan lain-lain.
Gratifikasi Suap Pemerasan
Pemberian yang bersifat netral Pemberian kepada pegawai Paksaan dengan kekerasan atau
kepada pegawai negeri atau negeri atau penyelenggara ancama kekerasan untuk
penyelenggara negara negara dengan tujuan sesuatu memberikan atau melakukan
sesuatu
Tidak perlu adanya meeting of Adanya meeting of mind antara Adanya paksaan dari aparat
mind penyuap dan yang disuap penegak hukum
YANG TERMASUK
Pasal 1 angka 2 UU No. 20/2001
tentang Perubahan atas UU No.
31/1999 tentang Pemberantasan
Penyelenggara
negara/Pegawai Negeri
Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor)
Kebanyakan orang awam beranggapan bahwa yang dimaksud Pegawai Negeri hanyalah Pegawai Negeri Sipil (PNS),
padahal Undang-Undang mengatur lebih luas bahwa Pegawai Negeri meliputi:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau yang saat ini disebut Aparatur Sipil Negara (ASN);
2. Pejabat publik (pemangku jabatan/ambtenaar) yaitu:
a. Orang yang memegang jabatan atau profesi yang diangkat oleh instansi umum atau kekuasaan umum atau
kekuasaan negara
b. Orang yang memangku jabatan umum
c. Orang yang melakukan tugas negara atau sebagian tugas negara
3. Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah;
4. Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau
daerah; atau
5. Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara
atau masyarakat.
Penyelenggara Negara
UU 28 Tahun 1999
Pasal 2
Pejabat Negara
Pejabat Lain
pada Lembaga
yang memiliki
Tertinggi Negara
Menteri Hakim Fungsi Strategis
KPK berwenang untuk memerika perkara TPPU yang tindak pidana awalnya
korupsi
Kasus Korupsi Rudi Rubiandini (SKK
MIGAS) mencakup beberapa tindak pidana
yang sudah dibahas diatas.
Diskusikan apa saja tindak pidana tersebut!
Undang-undang No. 7 tahun 2006
tentang Pengesahan UNCAC
■ Beberapa hal baru yang diperkenalkan oleh UNCAC:
– Mutual legal assistance (kerjasama hukum timbal balik);
– Transfer of sentences persons (pertukaran narapidana);
– Corruption in public sector (korupsi di lingkungan swasta);
– Asset recovery (pengembalian asset hasil kejahatan);
– Beneficial ownership/Pemilik Manfaat (Perpres 13 Tahun 2018);
– Trading of influence (illegal practice of using one's influence in government or
connections with persons in authority to obtain favours or preferential treatment for another);
– Corruption in corporation (Korupsi yang dilakukan oleh
Korporasi, Pasal 3 PERMA 13 Tahun 2016);
– Dan lain-lain.
Whistle Blower vs Justice Collaborator
■ Seseorang yang ■ Salah satu pelaku
bersedia mengungkap tindak pidana yang
fakta sebuah kejahatan memberikan keterangan
yang terjadi, dimana dalam proses peradilan
orang tersebut tidak sehingga mengungkap
terlibat dalam tindak pelaku-pelaku lainnya
pidana yang terjadi yang memiliki peran
lebih besar
■ Surat Edaran
Mahkamah Agung No.
4 tahun 2011
Saber Pungli
■ Menko Polhukam mengumumkan pembentukan Satuan
Tugas Pungutan Liat (Saber Pungli) – Perpres 87/2016.
Tugasnya mencakup memberantas praktik pungutan liar
secara efektif dan efisien. Satgas ini memiliki empat
fungsi:
– Intelejen;
– Pencegahan dan sosialisasi;
– Penindakan; dan
– Yustisi.
Lembaga yang menangani kasus TIPIKOR
KPK
UU 30/2002 penyelidikan Penyidikan Penuntutan
Kepolisian
UU 2/2002 Penyelidikan Penyidikan Pengadilan Tipikor
Kejaksaan
UU 16/2004 Penyelidikan Penyidikan Penuntutan
Undang-undang No. 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Korupsi
■ Kewenangan KPK (Pasal 11):
– Yang menyangkut kerugian keuangan negara sebesar 1
miliar rupiah atau lebih;
– Yang menarik perhatian publik;
– Yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan/atau
khususnya penegak hukum.
■ Unsur kewenangan tidak kumulatif; satu saja dari 3 unsur
diatas cukup untuk KPK menangani kasus tersebut
Struktur Organisasi KPK
Pimpinan Penasihat