Anda di halaman 1dari 21

MOCH. TAKDIR SUHAN, SH,MH.

PENUNTUT UMUM UMUM PADA DIREKTORAT PENUNTUTAN KPK


DARI TAHUN 2014 SAMPAI SEKARANG

PERKARA YANG PERNAH DITANGANI, DIANTARANYA :


1. ANAS URBANINGRUM;
2. FREDRICH YUNADI;
3. WAHYU SETIAWAN (Mantan Komisioner KPU)

1
Bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan

a. Keuangan negara dan perekonomian negara;

b. Menghambat pertumbuhan dan pembangunan


nasional.

2
3 PENYEBAB KORUPSI

1. TERPAKSA (BY NEEDS)

2. MEMAKSA (BY GREEDS)

3. DIPAKSA (BY SYSTEM)

3
GONE THEORY

1. GREEDS ( KESERAKAHAN)
2. OPPORTUNITIES (KESEMPATAN)
3. NEEDS (KEBUTUHAN)
4. EXPOSURE (PENGUNGKAPAN)

4
YANG BERWENANG MENANGANI TINDAK PIDANA KORUPSI

Pasal 6 UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana


 (“KUHAP”), penyidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik
Indonesia dan/atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.

1. Kepolisian
2. Kejaksaan (Pasal 30 UU No. 16 Tahun 2004)
3. KPK (Pasal 6 huruf e UU No 19 Tahun 2019)

5
INDIKASI KORUPSI
1. Memiliki mata uang asing dalam jumlah besar;
2. Memiliki barang mewah (mobil, perhiasan, dsb)
3. Memiliki banyak rekening bank atas nama orang lain;
4. Memiliki aset bernilai tinggi atas nama sendiri / orang lain
(tanah, rumah, apartemen, ruko, dsb)
5. Hal-hal yang tidak sesuai dengan kewajaran.

6
7
JENIS TIPIKOR
(UU No. 31 / 1999 Jo UU No. 20/ 2001)

Korupsi di rumuskan dalam 30 jenis tipikor, dikelompokkan menjadi 7 jenis besar,sbb :

1. Kerugian keuangan negara (pasal 2, pasal 3 4. Pemerasan (pasal 12 huruf e,f,g);


/ penyalahgunaan wewenang) 5. Perbuatan curang (pasal 7 (1) huruf a, b, c, d,
2. Suap menyuap (pasal 5(1) huruf a, b, Pasal pasal 7 (2), pasal 12 huruf h;
13, pasal 5 (2), pasal 12 (a,b) pasal, 11 pasal 6. Konflik kepentingan dalam pengadaan (pasal
6 (1)a,b, pasal 6 (2), pasal 12 c,d; 12 huruf i)

3. Penggelapan dalam jabatan (pasal 8,9,10 7. Gratifikasi ( pasal 12 B jo pasal 12c)


a,b,c)
• Tindak pidana lain yang berkaitan dengan
korupsi (merintangi proses, keterangan
kekayaan, keterangan rekening, keterangan
palsu dan identitas pelapor)

8
Pasal 2

1. Setiap orang;
2. Memperkaya diri sendiri;
3. Dengan cara melawan hukum;
4. Dapat merugikan keuangan negara.

Ayat (2) “dalam hal tindak pidana korupsi dilakukan dalam


keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan”

9
Pasal 3

1. Setiap orang;
2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi;
3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana;
4. Yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan;
5. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

10
Pemberi Suap
Pasal 5 ayat (1) huruf a
1. Setiap orang;
2. Memberi sesuatu atau menjanjikan sesuatu;
3. Kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara;
4. Dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya

Pasal 13
5. Setiap orang;
6. Memberi hadiah atau janji;
7. Kepada pegawai negeri;
8. Dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya atau
oleh pemberi hadiah atau janji dianggap, melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut.

11
Penerima Suap
Pasal 12 huruf a
1. Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara;
2. Menerima hadiah atau janji;
3. Diketahuinya bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkannya
agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya;
4. Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkannya
agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya.

12
Pasal 12 huruf b

1. Pegawai negeri atau Penyelenggara Negara;


2. Menerima hadiah;
3. diketahuinya bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai
akibat atau karena telah melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya;
4. Patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat
atau karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
13
Pasal 11
1. Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara;
2. Menerima hadiah atau janji;
3. Diketahuinya;
4. Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya dan menurut pikiran orang yang
memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungannya
dengan jabatannya.

14
GRATIFIKASI
Pasal 12 B
1. Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara;
2. Menerima Gratifikasi;
3. Yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya;
4. Penerimaan gratifikasi tersebut tidak dilaporkan kepada KPK dalam
jangka waktu 30 hari sejak diterimanya Gratifikasi.

15
PEMBUKTIAN TERBALIK
PASAL 12B

a. Yang nilainya Rp10 juta atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi


tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. Yang nilainya kurang dari Rp10 juta, pembuktian bahwa gratifikasi
tersebut suaop dilakukan oleh Penuntut Umum.

16
PELAPORAN GRATIFIKASI

Berdasarkan UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001 Pasal 12c


ayat 2 dan UU No. 30 tahun 2002 Pasal 16, setiap Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara yang menerima gratifikasi wajib melaporkan
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, dengan cara sebagai berikut :

Penerima gratifikasi wajib melaporkan penerimaanya selambat-lambatnya


30 (tiga puluh) hari kerja kepada KPK, terhitung sejak tanggal gratifikasi
tersebut diterima.

17
ASET RECOVERY MELALUI TPPU
UU NO. 8 TAHUN 2010

Pasal 2 ayat (1) “hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang
diperoleh dari tindak pidana diantaranya Korupsi”

Pasal 3,4 dan 5

Yang pada intinya menyamarkan asal usul dari hasil suatu tindak pidana

18
Pendekatan Follow The Money mendahulukan
mencari uang atau harta kekayaan hasil tindak
pidana dibandingkan dengan mencari pelaku
kejahatan. Setelah hasil diperoleh, kemudian
dicarilah pelakunya dan tindak pidana yang
dilakukan.

19
SEMAKIN KRITIS TERHADAP
MASALAH KORUPSI DAN MENAMBAH
MOTIVASI UNTUK TERLIBAT DALAM
GERAKAN ANTI KORUPSI

20
21

Anda mungkin juga menyukai