Anda di halaman 1dari 46

TINDAK PIDANA KORUPSI

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


TRINI HANDAYANI
SEMESTER V FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
DEFINISI KORUPSI SECARA YURIDIS

PASAL2 (1) UU NO 31 TAHUN 1999 (JUNCTO DG UU NO 20 TAHUN 2001)

Setiap orang yang secara MELAWAN HUKUM melakukan PERBUATAN


MEMPERKAYA DIRI SENDIRI atau ORANG LAIN atau suatu KORPORASI
yang dapat MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA atau PEREKONOMIAN
NEGARA,
Sanksi pidana: dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun
dan denda paling sedikit 200juta rupiah dan paling banyak 1 Milyar
rupiah.
KATEGORISASI KORUPSI

1. MATERIAL CORRUPTION – Penyelewengan yang bersifat


materi/ uang;
2. STATE CAPTURE CORRUPTION (POLITICAL CORRUPTION)---
Penyelewengan dalam bentuk manipulasi suara dalam
pemilu, komersialisasi jabatan, keputusan, dsb;
3. INTELECTUAL CORRUPTION – Penyelewengan yang muncul
dalam bentuk manipulasi informasi atau ilmu pengetahuan.
KONDISI KORUPSI DI INDONESIA

 MELUAS SECARA SITEMIK


 SEMUA SEKTOR
 DARI PUSAT SAMPAI DAERAH
 SEMUA LEMBAGA NEGARA
 EKSEKUTIF, LEGISLATIF, YUDIKATIF

KEJAHATAN LUAR BIASA (EXTRA ORDINARY CRIME)


CORRUPT PERSEPTION INDEX (INDEKS
PERSEPSI KORUPSI)

?
PETA KORUPSI DI INDONESIA

PENERIM
PENERIMA AAN
AN PAJAK NONPAJA
K

DA BELANJA
DA U/ BARANG
DE K/ PETA
K
NT ONS KORUPSI DAN
RA E JASA
SI

APBN/ BANTUAN
APBD SOSIAL
KONDISI INDONESIA SAAT INI

 ANGKA KEMISKINAN 29,13 JUTA ORANG (11,96%) --- BPS;


 PENGANGGURAN 7,6 JUTA --- BPS, ANGKATAN KERJA 120,4 JUTA (PENDUDUK 241
JUTA JIWA)
 HUTANG TAHUN 2012 --- 1,937 TRILYUN --- 1 ORANG INDONESIA MENANGGUNG
UTANG 10JUTA RUPIAH.
 HUTANG INDONESIA SEKARANG ???? 2023
 KERUSAKAN ALAM : 3,8 JUTA HA HUTAN DI INDONESIA DIEKSPLOITASI SECARA
ILLEGAL.

DAMPAK KORUPSI
PRIORITAS PENANGANAN KORUPSI OLEH KPK

GRAND CORRUPTION NATIONAL INTEREST


1. MELIBATKAN PENGAMBIL 1. KETAHANAN PANGAN PLUS:
KEPUTUSAN TERHADAP PERTANIAN, PERIKANAN,
PETERNAKAN, PLUS PENDIDIKAN
KEBIJAKAN ATAU REGULASI;
DAN KESEHATAN;
2. MELIBATKAN APARAT 2. KETAHANAN ENERGI DAN
PENEGAK HUKUM; LINGKUNGAN: ENERGI, MIGAS,
3. BERDAMPAK LUAS TERHADAP PERTAMBANGAN DAN KEHUTANAN;
KEPENTINGAN NASIONAL; 3. PENERIMAAN PAJAK, BEA DAN
CUKAI DAN PNBP (PENGHASILAN
4. KEJAHATAN SINDIKASI, NEGARA BUKAN PAJAK);
SISTEMIK DAN TERORGANISIR 4. INFRASTUKTUR
SEKTOR HULU MIGAS

152,9 TRILYUN
SMS YULIANI KEPADA PACARNYA
“ KITA PUTUS, AKU MALU PACARAN SAMA KAMU KARENA AYAH KAMU KORUPTOR”
MODUS PEMBOROSAN ANGGARAN

1. MARK-UP PERJALANAN DINAS,


2. FIKTIF: MEMALSUKAN TIKET PESAWAT --- AGEN/ BIRO PERJALANAN
3. MONEY POLITICS RECRUITMENT ELIT PARPOL;
4. SUAP DAN PERCUKONGAN DALAM PILKADA;
5. PENJARAHAN ASET APBD/ APBN;
6. STATE CAPTURE CORRUPTION;
7. SUAP DALAM BISNIS

CONTOH:
1. BIAYA POLITIK TINGGI – KEPALA DAERAH BALAS JASA --- REKANAN
(PROYEK) --- KUALITAS PROYEK ???
2. PENERIMAAN CPNS (Prof. DR. Jawahir Thontowi)
SEMA NOMOR 4 TAHUN 2011

Tentang PERLAKUAN BAGI PELAPOR TINDAK PIDANA (WHISTLE


BLOWER) ADALAH PIHAK YANG MENGETAHUI DAN MELAPORKAN
TINDAK PIDANA TERTENTU DAN BUKAN MERUPAKAN BAGIAN
DARI PELAKU KEJAHATAN YANG DILAPORKAN
WHISTLE BLOWER TIDAK DAPAT DITUNTUT, BEDA DENGAN
JUSTICE COLLABORATOR ---- HARUS ADA PERLINDUNGAN
HUKUM/ REWARD --- BANYAK MASYARAKAT YANG BERANI
MELAPORKAN TP KORUPSI .
BENTUK/ JENIS TP KORUPSI

1. KERUGIAN KEUANGAN NEGARA: Ps 2 & Ps 3;


2. SUAP MENYUAP: Ps 5 (1) huruf a dan b, Ps 5 (2), Ps 6 (1) huruf a dan b, Ps 6 (2),
Ps 11, Ps 12 huruf a, b, c dan d, Ps 13;
3. PENGGELAPAN DALAM JABATAN: Ps 8, 9, 10 huruf a, b dan c;
4. PEMERASAN: Ps 12 huruf e, f, g;
5. PERBUATAN CURANG: Ps 7 (1) huruf a, b, c & d, Ps 7 (2) & Ps 12 huruf h;
6. BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN: Ps 12 huruf I;
7. GRATIFIKASI: Ps 12 B jo Ps 12 C.
JENIS TP LAIN YG BERHUBUNGAN DG TP
KORUPSI
1. MERINTANGI PROSES PERKARA KORUPSI: Ps 21;
2. TIDAK MEMBERI KETERANGAN ATAU MEMBERIKAN KTERANGAN YG TIDAK BENAR:
Ps 22 jo Ps 28;
3. BANK YG TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN REKENING TERSANGKA, Ps 22 jo Ps
29 ;
4. SAKSI ATAU AHLI YG TIDAK MEMBERI KETERANGAN ATAU MEMBERI KETERANGAN
PALSU Ps 22 jo Ps 35;
5. ORANG YG MEMEGANG RAHASIA JABATAN TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN ATAU
MEMBERI KETERANGAN PALSU, Ps 22 jo ps 36;
6. SAKSI YG MEMBUKA IDENTITAS PELAPOR, ps 24 jo Ps 31.
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

Pasal 2 dan Pasal 3 Menyalahgunakan wewenang


Pasal 3 UU No 31/ 1999-Ps 1 (1) huruf b UU
Melawan Hukum untuk memperkaya diri No 3/ 1971
dan dapat merugikan keuangan negara Unsur-unsur yg harus terpenuhi:
adalah KORUPSI. 1. Setiap orang;
Unsur-unsur yg harus terpenuhi: 2. Dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri, orang lain atau suatu korporasi;
1. Setiap orang;
3. Menyalahgunakan kewenangan,
2. Memperkaya diri sendiri, orang lain kesempatan atau sarana;
atau suatu korporasi;
4. Yg ada padanya karena jabatan atau
3. Dengan cara melawan hukum; kedudukan;
4. Dapat merugikan keuangan negara 5. Dapat merugikan keuangan negara atau
atau perekonomian negara. perekonomian negara.
PASAL 2 UU NO 31 TAHUN 1999 JO UU
NO 20 TAHUN 2001
(1) Seorang yg secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yg dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidanan dg pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan
denda paling sedikit Rp. 200 juta dan paling banyak Rp.1 M
(2) Dalam hal TP korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam
keadaan ter tentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
KORUPSI YG TERKAIT DG SUAP MENYUAP

1. PEGAWAI NEGERI:
a. MENYUAP PNS
b. MENERIMA SUAP
2. HAKIM
3. ADVOKAD
PEGAWAI NEGERI

MENYUAP PNS:
SETIAP ORANG:
1. Memberi sesuatu atau menjanjikan sesuatu;
2. Dg maksud supaya berbuat atau tidak berbuat sesuatu dl jabatannya sehingga
bertentangan dg kewajibannya.
PEGAWAI NEGERI
S E S U A I D E N G A N U U N O . 31 / 1 9 9 9 S E B AG A I M A N A T E L A H D I U B A H
D E N G A N U U N O . 2 0 / 2 0 01 .

1. Pegawai pada MA, MK.


2. Pegawai pada KEM/DEPARTEMEN & LPND.
3. Pegawai pada Kejagung
4. Pegawai pada BI
5. Pimpinan dan pegawai pada Sekretariat MPR, DPR, DPD, DPRD
Prop./Dati II.
6. Pegawai pada Perguruan Tinggi Negeri.
7. Pegawai pada Komisi atau Badan yang dibentuk berdasarkan UU,
Keppres maupun PP.
8. Pimpinan dan Pegawai pada Sekr.Presiden, Sekretariat Wk.Presiden,
Sekkab dan Sekmil.
9. Pegawai pada BUMN, BUMD.
10.Pegawai pada badan Peradilan.
11.Anggota TNI dan POLRI serta Pegawai Sipil dilingkungan TNI & POLRI
12.Pimpinan dan Pegawai dilingkungan Pemda Kab dan Propinsi
MENERIMA SUAP

 Menerima hadiah atau janji yg diketahuinya bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dalam jabatannya yg bertentangan dg kewajibannya;
 Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yg bertentangan dg
kewajibannya.
MENYUAP HAKIM

 Pasal 6 (1) huruf a UU No 20 Tahun 2001, pasal 210 (1) angka 1 KUHP

Setiap orang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yg diserahkan kepadanya untuk diadili.
MENYUAP ADVOKAD

 Pasal 6 (1) huruf b UU No 20 Tahun 2001, pasal 210 (1) angka 2 KUHP

Setiap orang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada advokad dengan maksud
untuk mempengaruhi nasehat atau pendapat yg akan diberikan berhubung dg perkara
yg diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.
PENGGELAPAN DALAM JABATAN
PEGAWAI NEGERI YANG
1. Menggelapkan atau membiarkan orang lain mengambil atau membiarkan orang
lain menggelapkan atau membantu dalam melakukan perbuatan itu’ uang atau
surat berharga yg disimpan karena jabatannya;
2. Memalsu buku-buku atau daftar-daftar khusus untuk pemeriksaan administrasi;
3. Menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai
barang, akta atau surat dan daftar yg digunakan untuk meyakinkan atau
membuktikan di muka pejabat yg berwenang.
INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK)

• Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, HGU, IMB, ijin ekspor,
angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).
• Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi pajak).
• Pengadaan barang dan jasa pemerintah (prosedur tender,
penunjukan langsung, dll.).
• Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan (bea
cukai).
• Pungutan liar oleh polisi, imigrasi, tenaga kerja.
• Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.
• Kepastian dalam penegakan Hukum
• Di Indonesia ada 368 jenis pelayanan publik (waktu & biaya).
PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG
GRATIFIKASI

Menurut UU No.31/1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001, Penjelasan Pasal 12 b


ayat (1), Gratifikasi adalah :

Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.

Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar


negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik.
PEMERASAN DALAM JABATAN
PASAL 12 UU NO. 31/99 JO. UU NO. 20/2001

Pejabat

Pengusaha/
Masyarakat
PENYUAPAN
PASAL 5,6, & 11 UU NO. 31/99 JO. UU NO.
20/2001

Pengusaha/
Masyarakat
Pejabat
GRATIFIKASI
PASAL 12B,12C & 13 UU NO. 31/99 JO. UU NO.
20/2001

Pejabat
Pengusaha/
Masyarakat
DILEMMA

Pejabat/Pegawai Negeri
 Kami tidak mempunyai anggaran/anggaran habis
 Kami tidak mempunyai anggaran untuk lembur
 Kami telah membantu perusahaan anda

Perusahaan
 Kami perlu segera menyelesaikan pekerjaan
 Kami akan membayar selama itu legal
 Hal ini bertentangan dengan prinsip kami
 Kode etik melarang kami untuk melakukan hal seperti itu
 Kami sangat concern terhadap reputasi perusahaan
 Kantor Pusat/Manajemen tidak akan menyetujuinya
 Hal ini telah dilakukan selama bertahun-tahun
DASAR HUKUM : UU 31/1999 JO 20/2001
PASAL 12B AYAT (1) BERBUNYI :
• Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dianggap suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya, dengan ketentuan sbb. :
a. Yang nilainya 10 juta rupiah atau lebih, pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut bukan suap dilakukan oleh penerima
gratifikasi;
b. Yang nilainya di bawah 10 juta rupiah pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut suap, dibuktikan oleh penuntut umum
PASAL 12B AYAT (1) TIDAK BERLAKU

1. PENERIMA GRATIFIKASI MELAPOR KEPADA KPK


2. PALING LAMBAT 30 (TIGAPULUH) HARI TERHITUNG
SEJAK TANGGAL GRATIFIKASI TERSEBUT DITERIMA
3. KPK --- MAKSIMAL 30 (TIGAPULUH) HARI SETELAH
MENERIMA LAPORAN, WAJIB MENETAPKAN BAHWA
GRATIFIKASI TERSEBUT MILIK PENERIMA ATAU MILIK
NEGARA
KETENTUAN TENTANG GRATIFIKASI
BAGI PEMBERI
U U N O . 31 / 1 9 9 9 J O . U U N O . 2 0 / 2 0 01 PA S A L 1 3 :

Setiap orang yang memberi hadiah atau janji


kepada pegawai negeri dengan mengingat
kekuasaan atau wewenang yang melekat pada
jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan
atau kedudukan tersebut, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
atau denda paling banyak 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah).
TUJUAN DAN SASARAN

Penerapan Undang-undang No. 31/1999 jo. UU


No.20/2001 & UU No. 30/2002 yang
menyangkut Gratifikasi tersebut perlu
disosialisasikan, agar:
• kebiasaan menerima sesuatu
pemberian/hadiah yang berkaitan dengan
jabatan seorang PN atau Pegawai Negeri dapat
dihindari.
• kebiasaan memberi sesuatu dari pengusaha
atau masyarakat kepada PN atau Pegawai
Negeri dapat dihindari.
GRATIFIKASI

Korupsi Seringkali berasal dari kebiasaan yang tidak disadari oleh


Pegawai Negeri dan Pejabat Penyelenggara Negara , Misal: penerimaan
hadiah oleh Pejabat dan Keluarganya dalam suatu acara pribadi ,
menerima pemberian tertentu seperti diskon yang tidak wajar atau
fasilitas perjalanan.
Banyak orang berpikir dan berpendapat bahwa pemberian itu sekedar
tanda terima kasih dan sah-sah saja.
Namun perlu disadari, bahwa pemberian tersebut selalu terkait dengan
jabatan yang dipangku oleh penerima serta kemungkinan adanya
kepentingan-kepentingan dari pemberi.
Karena itulah Undang-undang mengatur tentang Gratifikasi yaitu
pemberian dalam arti luas kepada Pegawai Negeri dan Pejabat
Penyelenggara Negara.
KORUPSI DALAM PERSPEKTIF
BUDAYA

Ada 2 bangsa di Asia yaitu Thailand dan


Indonesia yang mempunyai kebiasaan:
Pejabat senang menerima sesuatu pemberian
dari rakyatnya dan rakyatnya senang
memberi sesuatu kepada pejabatnya.

Disarikan dari bukunya : “Politik Birokrasi dan Pembangunan”


karya Mochtar Mas’oed , Pustaka Pelajar Tahun 1999.
PEMBERIAN HADIAH (GRATIFIKASI)
a. Uang ( dalam segala bentuk dan semua jenis mata uang ).
b. Barang yang mempunyai nilai ( misal : Perhiasan, rumah,
mobil, HP, dll), termasuk Perjalanan Wisata (Tour), barang
promosi, discount terhadap pembelian barang tertentu, saham,
dll.
c. Pinjaman : rumah, mobil, uang, dll.
d. Pengobatan : rawat jalan, rawat inap & pengobatan gigi.
e. Keanggotaan dalam club OR atau Sosial.
f. Asuransi : Jiwa, Kecelakaan, Pendidikan, dll.
(c s/d f, yang biasanya juga disebut benefit non tunai)
BUDAYA TATA KRAMA & SOPAN SANTUN

Agama : Hadiah Lebaran/Natal.


Etnik : Pendirian sekolah di daerah asal.
Komunitas : Hadiah perkawinan.
Keluarga : Hadiah ulangtahun atau uang saku tour.
Jabatan : Keuntungan bisnis.
Tekanan : Pengaruh jabatan

 Ucapan terima kasih : Pekerjaan sudah dibantu.


EMPIRIS.

Ada yang berpendapat bahwa penerimaan


Gratifikasi tersebut sangat erat
hubungannya dengan penghasilan PN atau
Pegawai Negeri yang “belum cukup”,
sehingga sangat terbuka kemungkinan PN
masih menerima gratifikasi tersebut .
KESIMPULAN

Pelanggaran terhadap penerimaan Gratifikasi oleh


Penyelenggara Negara atau Pegawai Negeri menurut
UU 31/1999 yo UU No.20 Tahun 2001 Pasal 12B
ayat (2) adalah :

TINDAK PIDANA KORUPSI


SANKSI
Pasal 12B ayat (2) UU No. 20/2001
Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling
singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak
Rp 1 miliar.
KETENTUAN PIDANA
UU 31/1999 yo UU No. No. 20/2001 Pasal
12C ayat (1) :

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika
penerima melaporkan gratifikasi yang
diterimanya kepada Komisi Pemberantasan
Korupsi.
ANALISIS KASUS UU NO 8 TAHUN 2010

PASAL 69: PENYIDIK TIDAK PERLU MEMBUKTIKAN ASAL UANG TERLEBIH DAHULU
PASAL 73: KELELUASAAN ALAT BUKTI
PASAL 72: PENEROBOSAN RAHASIA BANK
PASAL 78: PEMBUKTIAN TERBALIK
PASAL 26: BANK BISA MENUNDA TRANSAKSI APABILA NASABAH DIDUGA
BERMASALAH -- DIALAMI DHANA (TP DHANA TIDAK MENGAJUKAN KEBERATAN)
EDDY HIARIEJ

 Laporan kasus itu dilayangkan oleh Ketua Indonesia Police


Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso pada pertengahan Maret
lalu. Eddy dilaporkan ke KPK atas dugaan penerimaan
gratifikasi Rp7 miliar.

Pemberian uang itu diduga melalui perantara asisten pribadi


Eddy Hiariej berinisial YAR dan YAM.

Sugeng menduga uang itu berkaitan dengan permintaan


bantuan pengesahan badan hukum dari PT CLM oleh
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU)
Kemenkumham.

Dalam perjalanannya, Sugeng sempat memprotes KPK karena


dinilai lambat memproses laporannya.
PERATURAN YG BERHUBUNGAN DG TP
MONEY LAUNDERING
UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG --15 kejahatan/ tindak pidana yg tersebut dl
Pasal 2 (korupsi, penyuapan, penyelundupan barang,
penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran, perbankan,
narkotika, psikotropika, perdagangan budak, wanita dan anak,
perdagangan senjata gelap, penculikan, terorisme, pencurian,
penggelapan dan penipuan)
UU NO 25 TAHUN 2003: + ILLEGAL LOGGING
UU NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN TPPU: 23 TP – Pasal 2 (+ asuransi, kelautan,
perjudian, lingkungan hidup, pajak, pasar modal, pabean, cukai)
TUGAS KELOMPOK

1 KELOMPOK I: BAHAS TENTANG PENGERTIAN KORUPSI SECARA HARFIAH DAN


YURIDIS
2. II: PERATURAN DAN PENGERTIAN JUSTICE COLLABORATOR MAUPUN WHISTLE
BLOWER
3. III: JENIS-JENIS TP KORUPSI DAN PENJELESANANNYA
4. IV: KATEGORISASI DAN PENANGANAN TP KORUPSI YANG MERUPAKAN PRIORITAS
PENANGANAN OLEH KPK BERIKUT PENJELASAN DAN URGENSINYA

WAKTU DISKUSI: 15 MENIT – PRESENTASI 5 MENIT


TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB

JANGAN MENYERAH
MELAWAN KORUPSI

Anda mungkin juga menyukai