Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

dalam Mata Kuliah


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FLASHBACK
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MERUPAKAN USAHA
MENDIDIK WARGA NEGARA MENJADI WARGA NEGARA YANG
BAIK, DENGAN MAMPU MENJALANKAN PERAN DAN
FUNGSINYA SEBAGAI WARGA NEGARA SESUAI DENGAN HAK-
HAK DAN KEWAJIBAN KONSTITUSIONAL.
Landasan Hukum
Upaya pencegahan korupsi dilakukan dengan
mencegah berkembangnya mental korupsi pada
Generasi melalui pendidikan secara preventif.
1. Surat Edaran Nomor 1016/E/T/2012 tentang
Implementasi Pendidikan Anti Korupsi di
Perguruan Tinggi kepada seluruh Perguruan
Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta
(Kopertis Wilayah I sampai dengan wilayah XII).
2. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012
tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun
2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-
2014 (Stranas PPK) dilakukan penyusunan aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK)
setiap tahun.
Landasan Hukum
1. Berdasarkan lampiran bagian V Instruksi
Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Tahun 2014, disebutkan salah satu dari
22 rencana aksi strategi pendidikan dan budaya
Antikorupsi melibatkan lembaga pendidikan
tinggi negeri dan swasta dalam
implementasiannya.
2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Nomor 33 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi di
Perguruan Tinggi.
Terbentuknya KPK
Berdasarkan Undang-Undang RI
No. 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang RI No. 19
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang RI No. 30
Tahun 2002 dibentuklah lembaga
yang memiliki kewenangan khusus
dalam pemberantasan korupsi, yaitu
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
TUJUAN INSERSI MATA KULIAH PENDIDIKAN
ANTI KORUPSI KE DALAM MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1. Menggali potensi mahasiswa dalam Pendidikan Anti
Korupsi sebagai bagian dari perwujudan
pembentukan warga negara yang baik;
2. Mengembangkan kecakapan intelektual dan sosial
mahasiswa mengenai Pendidikan Anti Korupsi dalam
pembentukan warga negara yang baik.
3. Membentuk pola kepribadian mahasiswa yang dapat
menanamkan nilai-nilai Anti Korupsi sebagai salah
satu tujuan pelaksanaan Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi.
Menurut UU No 21 Tahun 2001, ada 30 jenis
tindakan yang bisa dikategorikan sebagai
tindak korupsi. Akan tetapi secara ringkas
tindakan-tindakan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Kerugian Keuntungan Negara;
2. Suap Menyuap;
3. Penggelapan Dalam Jabatan;
4. Pemerasan;
5. Perbuatan Curang;
6. Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan;
7. Gratifikasi “PEMBERIAN HADIAH”
KERUGIAN Unsurnya:
1. Setiap Orang;
KEUANGAN 2. Memperkaya Diri Sendiri, Orang Lain atau
NEGARA Suatu Korporasi;
Korupsi 3. Dengan Cara Melawan Hukum;
dirumuskan 4. Dapat Merugikan Keuangan Negara atau
dalam Pasal 2 Perekonomian Negara.
UU No. 31 Contoh:
Tahun 1999 jo Seorang ibu pegawai Dinas PU dalam
proyek pembangunan sebuah jembatan
UU No. 21
yang dibiayai negara, diam-diam
Tahun 2001 mengurangi jumlah semen yang
digunakan. Di atas kertas tertulis 1000
sak, ternyata yang dipakai hanya 500
sak, terus uang sisa pembelian semen
dikantongi sendiri.
Hukumannya: penjara maksimal 20 tahun atau denda
maksimal 1 miliar.
SUAP, Pasal 5 UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 21 Tahun 2001
Suap/Sogokan/Pelicin adalah:
❖ Pegawai Negeri atau Orang Selain Pegawai Negeri Yang
Ditugaskan Untuk Menjalankan Suatu Jabatan Umum Secara
Terus Menerus Untuk Sementara Waktu;
❖Dengan Sengaja;
❖Menggelapkan atau
Membiarkan Orang Lain
Mengambil atau
Membiarkan Orang Lain
Menggelapkan atau
Membantu Dalam
Melakukan Perbuatan Itu;
❖Uang atau Surat Berharga;
❖Yang Disimpan Karena
Jabatannya.

HUKUMANNYA: PENJARA MAKSIMAL 5 TAHUN ATAU DENDA MAKSIMAL 250 JUTA


Penyalahgunaan Jabatan Pasal 8 UU No.31
Tahun 1999 jo UU No. 21 Tahun 2001, unsur-
unsur korupsi jenis ini adalah:
❖ Pegawai Negeri atau Orang Selain
Pegawai Negeri Yang Ditugaskan Untuk
Menjalankan Suatu Jabatan Umum
Secara Terus Menerus Untuk Sementara
Waktu;

❖ Dengan Sengaja;
❖ Menggelapkan atau Membiarkan Orang Lain Mengambil atau Membiarkan Orang
Lain Menggelapkan atau Membantu Dalam Melakukan Perbuatan Itu;
❖ Uang atau Surat Berharga;
❖ Yang Disimpan Karena Jabatannya.

HUKUMANNYA: PENJARA MAKSIMAL 15 TAHUN DENDA MAKSIMAL 750 JUTA.


PEMERASAN
Pasal 12 UU No. 31 Tahun 1999 jo
UU No. 21 Tahun 2001

1. Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara;


2. Dengan Maksud Menguntungkan Diri Sendiri
atau Orang Lain;
3. Secara Melawan Hukum;
4. Memaksa Seseorang Memberikan Sesuatu,
Membayar, atau Menerima Pembayaran
Dengan Potongan atau Mengerjakan Sesuatu
Bagi Dirinya;
5. Menyalahgunakan Kekuasaan.

Hukumannya:
Penjara Maksimal 20 Tahun atau
Denda Maksimal 1 Miliar.
PERBUATAN CURANG
Dalam Pasal 7 UU No. 31 Tahun 1999 jo
UU No. 20 tahun 2001
1. Pemborong, Ahli Bangunan, atau
Penjual Bahan Bangunan;
2. Melakukan Perbuatan Curang;
3. Pada Waktu Membuat Bangunan atau
Menyerahkan Bahan Bangunan;
4. Yang Dapat Membahayakan
Keamanan Orang atau Keamanan
Barang atau Keselamatan Negara
Dalam Keadaan Perang.
Hukumannya: Penjara Maksimal 7 Tahun
atau Denda Maksimal 350 Juta.
Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
Dalam Pasal 12 huruf i UU No. 31 Tahun 1999 jo
UU No. 20 Tahun 2001

1. Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara;


2. Dengan Sengaja;
3. Langsung atau Tidak Langsung Turut Serta Dalam Pemborongan
Pengadaan atau Persewaan;
4. Pada Saat Dilakukan Perbuatan Untuk Seluruh atau Sebagian Ditugaskan
Untuk Mengurus atau Mengawasinya.

HUKUMANNYA: 20 TAHUN ATAU DENDA MAKSIMAL 1 MILIAR.


GRATIFIKASI
1. Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara;
2. Menerima Gratifikasi;
3. Yang Berhubungan Dengan
Jabatan dan Berlawanan Dengan
4. Kewajiban atau Tugasnya;
5. Penerimaan Gratifikasi Tersebut
Tidak Dilaporkan Kepada KPK
Dalam Waktu 30 Hari Sejak
Diterimanya Gratifikasi.

HUKUMANNYA: PENJARA MASKIMAL 20 TAHUN ATAU


DENDA MAKSIMAL 1 MILIAR.
ASPEK PERILAKU
INDIVIDU
INTERNAL

ASPEK SOSIAL
LEMAHNYA
ALUTISTA DAN SDM

KERAWANAN
MENGUATNYA SISI
ASPEK SIKAP DAMPAK PERTAHANAN DAN
PENYEBAB KORUPSI KEKERASAN DALAM
MASYARAKAT MASIF KKN KEAMANAN
MASYARAKAT
NASIONAL

EKONOMI
LEMAHNYA GARIS
BATAS NEGARA
POLITIK
EKTERNAL KEMISKINAN YANG
MERAJALELA DI
ORGANISASI MASYARAKAT
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

STOP
KORUPSI !!!

Anda mungkin juga menyukai