Anda di halaman 1dari 45

PENDIDIKAN

BUDAYA
ANTI
KORUPSI
MENGAPA ?
- Pelajaran nilai religius dan moral

- Mencegah tindak pidana korupsi

- Mencegah aksi korupsi

- Mewarisi tindakan korup yang dilakukan pendahulunya

-menanamkan nilai luhur dan budi pekerti

-Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah


DASAR

1. UU No.8 Th 1981 ttg Kitab UU Hukum Acara Pidana;

2. UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001 tg Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi;

3. UU No.28 Th 1999 Ttg Penyelenggara Negara Bebas Dari KKN ;

4. UU No. 8 Th 2010 Ttg Tindak Pidana Korupsi Pencucian Uang;

5. Peraturan Pemerintah No. 55 Th 2012 ttg Rencana Strategi


Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka
Pendek th 2012 – 2014 dan Jangka Menengah 2014 – 2019.
TUJUAN

1.     Untuk menanamkan semangat anti korupsi.

Semangat anti korupsi akan mengalir di dalam darah setiap generasi


dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Sehingga, pekerjaan
membangun bangsa menjadi akan maksimal.

2. Untuk membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang


diperlukan untuk melawan korupsi

3. Untuk merubah sikap dan perilaku anti korupsi


PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses


belajar mengajar yang kritis terhadap nilai-nilai anti
korupsi. Sehingga bukan hanya sekedar media bagi
transfer pengetahuan (kognitif) namun juga menekankan
pada upaya pembentukan karakter (afektif) dan
kesadarn moral dalam melakukan perlawanan
(psikomotorik) terhadap perilaku korupsi
DASAR PEMIKIRAN

a) Realitas dan praktek korupsi sudah akut,


masalah tdk bisa dieselesaikan melalui gakkum

b) Menurut Paulo Freire, pendidikan mjd pbebasan


permanen agar sadar ttg penindasan yg menimpanya dna
melakukan aksi2 budaya u/ mbebaskannya

c) Perlawanan masyarakat thd korupsi masih sangat


rendah, jalur penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi
selama ini tidak ada
LATAR BELAKANG

a) Telah terjadi sejak masa kerajaan di wilayah nusantara dan telah tersistematisasi
mulai masa VOC dan pemerintahan Hindia Belanda

b) Mewabah di kultur dan struktur birokrasi pemerintah dan menjadi fenomena


multidemensional

c) Pergeseran pola hidup masyarakat : nilai2 spiritual nilai materialistis +


konsumerisme

d) Korupsi = extra ordinary crime . Pemberantasan korupsi harus dijadikan sbg


collective ethics movement

e) Integritas (satunya kata dengan perbuatan)


Kejujuran : menyampaikan kebenaran, ucapannya sesuai dengan
kenyataan
Integritas : membuktikan tindakan sesuai dengan ucapannya.
Seorang pemimpin harus dapat bertindak secara konsisten antara kata dan
perbuatan. Karena orang –orang yg kita pimpin akan melihat sejauh mana
kita melaks apa yg kita ucapkanshg mereka akan mengikuti apa yg kita
perintahkan.
Hutson (2005) dlm tulisannya Trustworthiness,menyebutkan
bahwa orang2 yg memiliki integritas memiliki kemampuan
diantaranya :

1. Mempertahankan keyakinannya scr terbuka dan berani;

2. Mendengarkan kata hati dan menjalani prinsip2 hidup;

3. Bertindak secara terhormat dan benar;

4. Terus membangun dan menjaga reputasi yg baik.


PENGERTIAN
Kata korupsi berasal dari bhs Latin ‘corruptio’ atau ‘corruptus’
Selanjutnya ‘corruptio” berasal dari ‘corrumpere’ bhs Latin yg lebih tua
Dari bhs Latin dikenal ‘corruption, corrupt (Inggris), ‘corruption’
(Perancis) dan ‘corruptie/korruptie’ (Belanda)

ARTI KATA KORUPSI


- Kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat diauap,
tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian

- Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan


uang sogok
PENGERTIAN LAIN (MUHAMMAD ALI : 1998)

1.Korup artinya busuk, suka menerima


uang suap/sogok, memakai kekuasaan u/
kepentingan sendiri

2. Korupsi artinya perbuatan busuk


seperti penggelapan uang, penerimaan
uang sogok

3. Koruptor artinya orang yang


melakukan korupsi
Dalam UU No.31 Th 1999 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
menjelaskan bahwa korupsi adh perbuatan setiap orang, baik
pemerintahan mapun swasta, yg scr mlanggar hukum melakukan
perbuatan yg dpt mperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi
yg dpt mrugikan keuangan negara.

Dari pengertian tersebut dpt disimpulkan ada beberapa unsur yg


menyusun perilaku pidana korupsi, yaitu :
a. Pelaku , bs berasal dr pejabat, pengusaha, profesional, korporasi
bahkan politisi;
b. Perbuatan yg btentangan dg produk hukum, norma maupun etika;
c. Unsur mrugikan keuangan negara atau masy, baik langsung/tidak;
d. Tujuan u/ menguntungkan diri sendiri/klg/kelompok maupun
golongan;
e. Bsifat tersembunyi/clandestine, motifnya berubah-ubah dan
dimanipulasi menjadi seolah-olah legal dan tidak ada masalah.
UU. NO. 31 TH
1999 JO UU NO.
20 TH 2001

7 BENTUK / JENIS :
1) Kerugian keuangan
Negara.
2) Suap-menyuap.
3) Penggelapan dalam
30 BENTUK/ jabatan.
TIPIKOR
JENIS 4) Pemerasan.
5) Perbuatan curang.
6) Benturan kepentingan
dalam pengadaan.
7) Gratifikasi.
U PSI Kerugian Negara
KOR
TU K2
BEN
Pemberian sesuatu / janji (Penyuapan)
Penggelapan Dalam Jabatan
Perbuatan Pemerasan
Perbuatan Curang
Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan
PERTEMUAN KE 2
LANJUTAN BUDAYA
ANTI KORUPSI
Gratifikasi
PEMBERIAN YG DAPAT DIGOLONGKAN GRATIFIKASI
Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu;
Hadiah atau sumbangan dari rekanan yang diterima pejabat pada saat perkawinan
anaknya;
Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat/pegawai negeri atau keluarganya untuk
keperluan pribadi secara cuma-cuma;
Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat/pegawai negeri;
Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari rekanan;
Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat/pegawai negeri pada saat kunjungan
kerja;
Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat/pegawai negeri pada saat hari raya
keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya;
Pembiayaan kunjungan kerja lembaga legislatif, karena hal ini dapat memengaruhi
legislasi dan implementasinya oleh eksekutif;
Penyediaan biaya tambahan (fee) 10-20 persen dari nilai proyek.
Parsel ponsel canggih keluaran terbaru dari pengusaha ke pejabat;
Pembangunan tempat ibadah di kantor pemerintah (karena biasanya sudah tersedia
anggaran untuk pembangunan tempat ibadah dimana anggaran tersebut harus
dipergunakan sesuai dengan pos anggaran dan keperluan tambahan dana dapat
menggunakan kotak amal);
Pengurusan KTP/SIM/Paspor yang “dipercepat” dengan uang tambahan;
Pengurusan izin yang dipersulit.
PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI
a. Menurut UU Nomor 31 tahun 1999 pasal 2 ayat 1:
1) Setiap orang yg scr melawan hukum;
2) Perkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi;
3) Dapat merugikan keuangan negara / ekonomi negara.

Unsur ini tidak harus pegawai negeri/penyelenggara negara tetapi


dpt dilakukan o/ orang swasta (organisasi/swasta/korporasi)

b. Pasal 3
1) Setiap orang dengan tujuan;
2) Untungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi;
3) Dapat rugikan keuangan negara/ekonomimnegara;
4) Salahgunakan wewenang/kesempatan/sarana yg ada padanya
krn jabtan/kedudukan.

Unsur ini pelaku harus pegawai negeri /penyelenggara negara (UU


No.28 tahun 1999)
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
EKTERNAL INTERNAL
POLITIK Terjadi utk kepentingan politik, perilaku SIFAT TAMAK/RAKUS
penyuapan, politik uang, monopoli kekuasaan

HUKUM Dilihat dari 2 sisi yaitu aspek MORAL YG KURANG KUAT


perundang-undangan terjadi tawar menawar
dan pertarungan kepentingan, aspek lemahnya
penegakan hukum

EKONOMI, Pendapatan dan gaji yang tidak GAYA HIDUP YG KONSUMTIF


mencukupi kebutuhan
ORGANISASi, Aspek-aspek penyebab terjadinya DORONGAN KELUARGA
korupsi dari sudut pandang organisasi ini
meliputi: (a) kurang adanya teladan dari
pimpinan, (b) tidak adanya kultur organisasi
yang benar, (c) sistem akuntabilitas di instansi
pemerintah kurang memadai, (d) manajemen
cenderung menutupi korupsi di dalam
organisasinya.
POTENSI JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN POLRI
MODUS OPERANDI : PENGADAAN BARANG DAN JASA

1) Pegawai polri yg mempengaruhi pejabat pengadaan untuk mengintervensi


proses pengadaan dilingkungan Polri dalam rangka memenangkan
pengusaha/rekanan tertentu.
 
2) Pejabat pengadaan Polri menyusun spesifikasi barang dan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) yang mengarah ke merek/ produk tertentu dalam
rangka memenangkan rekanan tertentu.
 
3) Pegawai Polri yg menerima hasil pengadaan barang/jasa tidak sesuai dg
kontrak.
 
4) Pegawai Polri yg secara langsung maupun tidak langsung ikut dalam
pengadaan barang/jasadi lingkungan Polri (benturan kepentingan dalam
pengadaan).
 
5) Pegawai Polri yg secara langsung maupun tidak langsung ikut dalam
pengadaan barang/jasadi lingkungan Polri (benturan kepentingan dalam
pengadaan).
MO : PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

1) Pegawai Polri yg menggunakan anggaran dinas tidak sesuai dg peruntukannya


Contoh: Surat Perintah Perjalanan Dinas fiktif, akomodasi fiktif,dll.

2) Pegawai Polri yg mengelola keuangan atau surat berharga melakukan


pencatatan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.

3) Bensatker / juru bayar melakukan pemotongan dg dalih untuk komando atau


operasional terhadap anggaran yg seharusnya digunakan untuk mendukung
kegiatan operasional dan mencatatnya seolah-olah pembayaran dilakukan
sesuai dg jumlah

4) Bensatker/ juru bayar melakukan pencatatan berulang (duplikasi) anggaran


untuk satu kegiatan

5) Bendahara pembantu yg mengelola dana PNBP tidak menyetorkan ke kas


negara
MO : GRATIFIKASI
1) Pegawai Polri yang bertugas sebagai pengemban fungsi pelayanan kepada
sesama anggota Polri menerima ucapan terimakasih berupa uang, barang
dan sesuatu yg dapat dinilai dengan uang dari yg dilayaninya.

2) Pegawai Polri yang bertugas sebagai pengemban fungsi pelayanan kepada


masyarakat, menerima ucapan terima kasih berupa uang, barang dan sesuatu
yg dapat dinilai dengan uang dari yg dilayaninya

MO : PENYUAPAN
1) Pegawai Polri yg memberi/menerima hadiah dalam bentuk uang
maupun barang atau sesuatu yg dapat dinilai dengan uang untuk memperoleh
kedudukan, jabatan maupun mengikuti pendidikan.

2) Pegawai Polri yg menerima hadiah dalam bentuk uang maupun barang atau
sesuatu yg dapat dinilai dengan uang yg berhubungan atau bertentangan dg
kewajiban, kedudukan, jabatan, dan kewenangannya
MO : PEMERASAN

1) Melakukan pungutan liar.


2) Meminta imbalan dalam penanganan perkara.
3) Meminta imbalan dalam menjalankan tugas kepolisian kepada masyarakat
tidak sesuai ketentuan.
4) Meminta imbalan dalam pengurusan jabatan, pangkat, pendidikan dan
pengakhiran dinas.
5) Meminta imbalan dalam pelayanan perijinan bagi personel Polri
a. Korupsi, Penyuapan, Narkotika
PENCUCIAN dan Sikotropika;
UANG: suatu b. Penyelundupan tenaga kerja;
upaya perbuatan f. penyelundupan migran;
untuk g. di bidang perbankan;
menyembunyikan h. di bidang pasar modal;
atau i. di bidang perasuransian;
menyamarkan j. Kepabeanan dan cukai;
asal usul uang l. perdagangan orang;
atau dana atau m. perdagangan senjata gelap;
Harta Kekayaan
hasil tindak
Psl 2 n. terorisme;
o. penculikan;
pidana melalui Hsl TP p. pencurian;
berbagai transaksi q. penggelapan;
keuangan agar r. penipuan;
uang atau Harta s. pemalsuan uang;
Kekayaan tersebut t. perjudian;
tampak seolah- u. prostitusi;
olah berasal dari v. di bidang perpajakan;
kegiatan yg sah w. di bidang kehutanan;
atau legal x. di bidang lingkungan hidup;
y. di bidang kelautan dan perikanan
KARAKTERISTIK TINDAK PIDANA KORUPSI

 Kejahatan yg terorganisir
 Pelaku memiliki kemampuan intelektual yg bagus
 Pelaku memiliki otoritas / koneksitas di bidang keuangan
 Mempunyai pengaruh atau koneksi dengan orang yg mempunyai
pengaruh
 Pelaku mencari bukti sebagai alasan pembenaran
 Hilangkan bukti untuk tutupi perbuatan jahat
 Dikemas dengan bukti atau aturan yg dibuat seolah-olah sudah
sesuai dengan prosedur
NILAI
ANTI KORUPSI PERILAKU

JUJUR
ADIL

KETELADANAN PEDULI
BERANI

SEDERHANA MANDIRI

DISIPLIN
KERJA KERAS
TANGGUNG
JAWAB
JUJUR seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur & transparan serta tdk
berdusta baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain
PEDULI memiliki sifat kasih sayang,individu yg memiliki jiwa sosial tinggi,
pribadi dg jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri
dengan cara yg tdk benar
MANDIRI tdk tergantung pada orang lain, mentalitas kemandirian
memungkinkanya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara
efektif, pribadi yg mandiri tdk akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yg
tdk bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat
DISIPLIN, ketekunan & konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya, kepatuhan pd prinsip kebaikan & kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja
TANGGUNG JAWAB, segala tindak tanduk & kegiatan yang dilakukan akan
dipertanggung jawabkan sepenuhnya kpd TUHAN, masyarakat, negara serta
bangsanya.
KERJA KERAS seseorang yg memiliki etos kerja akan selalu
berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjan

ya , ia tidak
mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat
SEDERHANA pribadi yg berupaya memenuhi kebutuhanya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan , kekayaan utama yang
menjadi modal kehidupanya adalah ilmu pengetahuan, .
BERANI seseorang yang memiliki karakter kuat berani
menyatakan kebenaran & menolak kebathilan , tidak akan mentolerir
adany penyimpangan & berani menyatakan penyangkalan secara
PRINSIP ANTI KORUPSI

KEWAJARAN
AKUNTABILTAS TRANSPARANSI Menurut
Kesesuaian aturan Keterbukaan dan keadaan
dan pelaksanaan kejujuran sebagaimana
mestinya

KEBIJAKAN KONTROL KEBIJAKAN


Mengatur tata interaksi Membuat kebijakan efektif
DAMPAK PENYEBAB KORUPSI
1. EKONOMI : Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi, Penurunan Produktifitas, Rendahnya
Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik, Menurunnya Pendapatan Negara Dari Sektor Pajak,
Meningkatnya Hutang Negara.

2. SOSIAL DAN KEMISKINAN MASYARAKAT : Mahalnya Harga Jasa dan Pelayanan Publik,
Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lambat, Terbatasnya Akses Bagi Masyarakat Miskin,
Meningkatnya Angka Kriminalitas, Solidaritas Sosial Semakin Langka dan Demoralisasi

3. RUNTUHNYA OTORITAS PEMERINTAH : Matinya Etika Sosial Politik, Tidak Efektifnya Peraturan
dan Perundang-undangan, Birokrasi Tidak Efisien

4. POLITIK DAN DEMOKRASI : Munculnya Kepemimpinan Korup, Hilangnya Kepercayaan Publik


pada Demokrasi, Menguatnya Plutokrasi (sistem politik yang dikuasai oleh pemilik modal/kapitalis),
Hancurnya Kedaulatan Rakyat

5. PENEGAKAN HUKUM : Fungsi Pemerintahan Mandul, Hilangnya Kepercayaan Rakyat Terhadap


Lembaga Negara

6. PERTAHANAN DAN KEAMANAN : Kerawanan Hankamnas Karena Lemahnya Alusista dan SDM,
Lemahnya Garis Batas Negara, Menguatnya Sisi Kekerasan Dalam Masyarakat.

7. KERUSAKAN LINGKUNGAN : Menurunnya Kualitas Lingkungan, Menurunnya Kualitas Hidup.


Apa yg dpt kita lakukan terkait pencegahan korupsi ?
UPAYA PENCEGAHAN :
Serangkaian tindakan untuk mencegah dan
memberantas tipikor melalui :
 Perbaikan control system ;
 Perbaikan governance;
 Perbaikan aspek “lunak” :
 Pendidikan dan budaya
 Perubahan visi dan mindset
 Perubahan hal-hal yg mempengaruhi perilaku ( pola
karier, penghargaan dan sanksi )
PERINGKAT NEGARA TER’KORUP’ BERDASAR TRANSPARENCY INTERNATIONAL

Negara-negara Eropa masih menempati peringkat terendah dalam Indeks Persepsi Korupsi,
dimana Denmark berada pada peringkat pertama negara paling rendah korupsinya, diikuti oleh
Finlandia, Swedia, dan Swiss. Singapura menjadi satu-satunya negara Asia yang paling
rendah korupsinya.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Dalam data Indeks Persepsi Korupsi 2016 yang dilansir
Transparency International, Indonesia berada di peringkat 90 dari 176 negara dengan skor 37.

10 Negara Terendah Korupsi di Dunia 11. Filipina SE-Asia Pasifik


Denmark skor 90 Skor: 35
Selandia Baru skor 90 Peringkat global: 101 dari 176 negara
Finlandia skor 89 12. Timor Leste
Swedia skor 88  Skor: 35
Swiss skor 86 Peringkat global: 101 dari 176 negara
Norwegia skor 85  13. Indonesia
Singapura skor 84 Skor: 37
Belanda skor 83 Peringkat global: 90 dari 176 negara
Kanada skor 82 14. Mongolia
Jerman skor 81 Skor: 38
Peringkat global: 87 dari 176 negara
15. China
Skor: 40
Peringkat global: 79 dari 176 negara
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia pada 2016 berada di peringkat 4 di
kawasan ASEAN. Negara dengan IPK tertinggi di kawasan Asia Tenggara adalah
Singapura dengan skor 84, dan berada di posisi 7 tingkat dunia. Kemudian diikuti
Brunei Darussalam diperingkat dua dengan skor IPK 58 lalu Malaysia diperingkat
3 dengan nilai 49.

Korupsi berdampak langsung pada kehidupan masyarakat Indonesia. Mulai dari


kualitas bangunan rumah subsidi dari pemerintah yang berkualitas rendah, jalanan
rusak yang tidak terbenahi, pendidikan yang sulit terjangkau, proses mendapatkan
pekerjaan yang rumit. Parahnya, di Indonesia sudah bukan rahasia lagi bahwa suap
menjadi tren setiap ada penerimaan calon pegawai negeri sipil di berbagai daerah,
sebagaimana kasus suap CPNS di Bombana, Sulawesi Utara, bulan Januari 2017.
Sayangnya, tidak dipungkiri masih banyak orang yang menganggap praktek ini
kebudayaan yang “biasa” dan lumrah dilakukan.

PERINGKAT Hasilnya, DPR menjadi lembaga yang berada di puncak yang


disebut kerap melakukan praktik korupsi. Di peringkat bawahnya terdapat
birokrasi, DPRD, Dirjen Pajak dan kepolisian.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo mengklaim
bahwa Indonesia kini sudah peringkat KETIGA terbaik di ASEAN
dalam hal pemberantasan korupsi.
"Hari ini, saya Laporkan, IPK (Indeks Persepsi Korupsi) kita paling
tidak di ASEAN sudah nomor tiga," kata Agus dalam peringatan Hari
Antikorupsi Dunia di Jakarta, Senin, 11 Desember 2017. 
PA S A L 2

AY AT
1 ANGGOTA POLRI DAPAT MEMILIKI ATAU MENJALANKAN USAHA SESUAI
DENGAN KETENTUAN PERA TU RAN PERUNDANG- UNDANGAN.

AY AT DALAM M EL AK S AN A K A N U S A HA SEBAGAIMANA DIMAKSUD PAD A A Y A T


2 (1) , ANG GOTA POLRI D I L ARAN G :
BEKERJA SAMA DENGAN ORANG LAIN ATAU BEKERJA SENDIRI DI DALAM ATAU
DI LUA R LINGK UNGA N K ERJA DENGA N TUJ UA N UNTUK
MEMPEROLEH KEUNTUNGAN PRIBADI,
GOLONGAN ATAU PIHAK LAIN YANG SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK
LANGSUNG MERUGIKAN KEPENTINGAN NEGARA;

BERTINDAK SELAKU PERANTARA BAGI PENGUSAHA ATAU GOLONGAN UNTUK


MENDAPATKAN PEKERJAAN ATAU PESANAN DARI KANTOR/INSTANSI POLRI DEMI
KEPENTINGAN PRIBADI; DAN

MEMILIKI SAHAM/MODAL DALAM PERUSAHAAN YANG KEGIATAN USAHANYA


BERADA DALAM LINGKUP KEKUASAANNYA.

42
PA S A L 2

AY AT KEGIATAN US AHA Y A N G TIDAK TERMASUK DA L AM LA RA NGA N


3 SEBAGAIMANA DIMAKSUD PAD A A Y A T (2),
MELIPUTI :
PEMILIKAN MODAL ATAU SAHAM Y ANG JUMLAH DAN SIFAT KEPEMILIKAN
TIDAK MENENTUKAN PENYELENGGARAAN ATAU JALANNYA PERUSAHAAN;

KELUARGA ANGGOTA POLRI YANG MENERIMA PEKERJAAN ATAU BEKERJA


SEBAGAI PEGAWAI PADA SWASTA ATAU PERUSAHAAN MILIK NEGARA YANG
TIDA K A DA HUBUNGA NNYA DENGA N PEK ERJA A N/JA BA TA N SUA M
ISTRI ATAU ORANGTUANYA; I/

TUJUA N SERTA FUNGSI SOSIA L, BA IK SEBAGA I PEMIMPIN,


PENGURUS, PENGAWAS ATAU PEGAWAI BIASA, ATAS DASAR PENUGASAN
DARI PEJABAT YANG BERWENANG DAN DIANGKAT BERDASARKAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN; DAN

MELAKUKAN PEKERJAAN SWASTA Y ANG MEMPUNYAI FUNGSI


SOSIAL ANTARA LAIN PRAKTIK DOKTER, BIDAN DAN MENGAJAR SEBAGAI
GURU.

43
PA S A L 2

AY AT K EGIA TA N U SA HA SEBA GA IMA NA DIMA K SUD PA DA AY A T ( 3),


4 TERMASUK D I J AL AN KA N OLEH KELUARGA A NG G OT A
POLRI.

AY AT J ENIS USA HA SELA IN SEBA GA IMA NA DIMA K SUD PA DA AYA T ( 3)


5 DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN KAPOLRI.

PAS A L 3

ANG G OTA POLRI DALAM M E L A KS A N A K A N KEGIATAN U S A HA TIDAK:

a. MENGGANGGU TUG AS POKOK;


b. MEMANFAATKAN J A BAT AN ATAU KED UD UKAN SEBAGAI
ANGGOTA POLRI; DAN
c. MENGGUNAKAN FASILITAS DINAS.

44

Anda mungkin juga menyukai