Anda di halaman 1dari 22

Rhinitis Alergi

KELOMPOK 3
Anissya Nur Sya’bhana(201911002)
Kristian Sariaman Ambarita(201911017)
Silfy Bunga Oktavianty(201911028)
PENGERTIAN
Rhinitis alergi adalah suatu kondisi klinis
yang ditandai dengan peningkatan imunitas
humoral yang dimediasi oleh IgE
(hipersensitivitas tipe I) dan terjadi sebagai
respons terhadap antigen lingkungan yang
mengakibatkan inflamasi saluran nafas atas.
Epidemiologi
Rhinitis alergi merupakan bentuk alergi
respiratorius yang paling sering ditemukan dan
diperkirakan diantarai oleh reaksi imunologi cepat
(hipersensitivitas tipe 1) . Penyakit ini mengenai
sekitar 8% hingga 10% dari populasi penduduk
Amerika Serikat (20%-30% penduduk remaja).
Etiologi
Rhinitis alergi disebabkan oleh alergen yaitu
zat yang dapat menimbulkan alergi. Zat
tersebut tidak menimbulkan reaksi apapun pada
orang yang tidak alergi, namun pada orang yang
alergi.
Faktor Predisposisi
• Faktor penyebab timbulnya gejala ada dua macam yakni dari dalam
tubuh yakni:
• Pertumbuhan hormonal seperti yang terjadi pada ibu hamil atau minum
pil KB dan menderita hipertiroid.
• Psikis yang disebabkan stres, emosi meningkat, serta ada keturunan
penderita alergi.
Patofisiologi
Alergen diingesti oleh makrofag, sel dendrite
dan limfosit B (sel pembawa antigen atau APC).
Alergen kemudian diproses dan di bawa ke
permukaan sel tersebut untuk berinteraksi
dengan limfosit T helper (sel CD4).
Klasifikasi
1. Menurut Sifat:
- Rhinitis Akut
- Rhinitis Kronis
2. Menurut berdasarkan penyebab:
- Rhinitis Alergi : Rinitis alergi adalah penyakit umum yang paling banyak di derita oleh
perempuan dan laki-laki yang berusia 30 tahunan. Merupakan inflamasi mukosa
saluran hidung yang disebabkan oleh alergi terhadap partikel, seperti: debu, asap,
serbuk/tepung sari yang ada di udara
3. Menurut berdasarkan Waktu:
- Rhinitis Alergi Musiman
- Rhinitis Alergi yang terjadi terus menerus
- Rhinitis Non Alergi
Gejala Klinis
Gejala rinitis dapat dimulai pada waktu yang berbeda
sepanjang tahun, itu tergantung pada substansi apa
alergi pasien. Jika seseorang alergi terhadap serbuk
sari yang umum, maka ketika jumlah serbuk sari lebih
tinggi gejalanya akan makin parah.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk rinitis alergi
berfokus pada hidung, tetapi pemeriksaan
wajah, mata, telinga, leher, paru-paru, dan
kulit juga penting.
Pemeriksaan
Diagnostik
• Pemeriksaan sitologi hidung : ditemukan eosinofil dalam jumlah yang banyak menunjukkan
kemungkinan alergi inhalan, basofil (cukup 5 sel/lap) mungkin alergi makanan, sedangkan
sel PMN menunjukkan infeksi bakteri.
• Hitung eosinofil darah tepi dapat normal atau meningkat, demikian halnya dengan Ig E
total sering kali menunjukkan nilai normal.
• Pemeriksaan secara invivo dengan uji kulit untuk mencari alergen penyebab. Ada beberapa
cara yitu : uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (skin end-point
titration-SET), uji cukit (prick test), uji gores (scratch test). (Brunner&syddarth,2013)
Terapi
Terapi yang paling ideal untuk rinitis alergi,
seperti halnya alergi pada umumnya, adalah dengan
menghindari kontak dengan alergen penyebab. Biasanya
dokter akan memberikan obat-obat antihistamin atau
dikombinasi dengan dekongestan dan kortikosteroid.
Penyebab
 Serbuk bunga  Ketombe hewan

 Rumput  Asap rokok

 Debu  Parfum
Pencegahan
 Cuci barang-barang, seperti tirai, bantal, sprei, dan sarungbantal, dll

 Oastikan rumah memiliki ventilasi yang baik

 Jangan memasukaan pakaian yang lembab ke dalam lemari pakaian

 Jika memiliki hewan peliharaan, mandikan secara rutin, setidaknya duakali


seminggu
Konsep Asuhan Keperawatan
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke poliklinik THT karena bersin-bersin terus menerus setiap hari sejak 6 tahun yang lalu dan memberat dalam
1 bulan ini. Setiap bersin dapat mencapai 3-5 kali. Bersin didapatkan pada waktu yang tidak menentu, baik pagi siang ataupun malam. Bersin meningkat
apabila terpapar debu dan dingin. Bersin didapatkan selama 3-4 hari dalam 1 minggu. Keluhan juga disertai dengan pilek, hidung tersumbat, rasa gatal
pada hidung, dan kadang-kadang muncul demam. Pilek dengan cairan berwarna bening, encer, dan banyak, namun tidak berbau. terkadang sampai
dengan hidung tersumbat. Pasien juga sering merasakan gatal pada hidung, dan kemudian menggaruk hidung dengan menggunakan punggung tangan.
Keluhan pada pasien tidak mengganggu aktivitas, karena pasien masih dapat bekerja pada siang hari. Keluhan tidak disertai dengan batuk, nyeri
tenggorok, nyeri kepala dan penurunan fungsi pendengaran. Riwayat alergi: pasien memiliki alergi terhadap debu dan udara yang dingin. Riwayat
pengobatan: sebelumnya pasien hanya mengobati keluhan dengan menggunakan obat-obatan di warung. Riwayat kebiasaan: pasien berangkat kerja
dengan menggunakan motor dan tidak menggunakan masker baik saat berkendara dan bekerja. Pasien bekerja sebagai petugas parkir di salah satu
kawasan Mall ternama di Jakarta Timur. Hasil pemeriksaan didapatkan data bahwa keadaan umum sakit sedang, TD 120/80 mmHg, HR 84x/menit, RR
20x/menit, S 37C. Pemeriksaan fungsi pendengaran, hasil tes Rinne positif pada aurikula dekstra dan sinistra. Pemeriksaan hidung: tampak
pembengkakan dan hiperemis pada konka hidung, mukosa hidung hiperemis, septum nasi bentuk C-shape deviasi ke arah sinistra, discharge serous
jernih, tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan tenggorokan: mukosa faring hiperemis dan oedema
Konsep Asuhan Keperawatan
ANALISA
DATA
DS: klien mengatakan alergi terhadap debu dan dingin
DO:
- hidung klien tampak terlihat merah DS: klien mengatakan tidak menggunakan masker
- TTV (:TD: 120/80MmHg N: 84x/mnt R: 20x/mnt S: 37'C) yang baik pada saat berkendara dan bekerja
Masalah: Risiko Respon Alergi (Domain 11 Kode 00217) DO: klien tampak belum mengetahui bagaimana
Etiologi: Pajanan pada Alergen Lingkungan cara menggunakan masker yang baik dan benar
Masalah: defisien pengetahuan ( domain 5 kkde
DS: klien mengatakan gatal pada hidung 00126)
DS: klien tampak menggarukan hidung dengan Etiologi: kurang informasi
punggung tangan
Masalah: hambatan rasa nyaman (domain 12 kode
00214)
Etiologi: Gatal
Konsep Asuhan Keperawatan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
- Risiko respon alergi B.d Pajanan pada Alergen Lingkungan (Domain 11
Kode 00217)

- Hambatan Rasa Nyaman B.d Gatal ( Domain 12 Kode 00214 )

- Defisiensi Pengetahuan B.d Kurang Informasi (Domain 5 Kode 00126)


Konsep Asuhan Keperawatan
INTERVENSI
Manajemen Alergi (6410)
KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1
M anajemen Lingkungan (6480)
- identifikasi alergi yang diketahui (misalnya obat- obatan,
- ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
makanan, serangga, lingkungan) dan reaksi yang tidak biasa
- kurangi rangsangan lingkungan, yang sesuai
- siapkan obat obatan untuk mengurangi atau meminimalkan
- sediakan keluarga / orang terdekat dengan informasi
respon alergi
mengenai membuat lingkungan rumah yang aman
- diskusikan metode untuk mengontrol alergen dari lingkungan bagi pasien

(misalnya debu, jamur dan serbuk sari) - hindari dari paparan dan aliran udara yang tidak
perlu, terlalu panas atau terlalu dingin
Konsep Asuhan Keperawatan
INTERVENSI
KEPERAWATAN
DIAGNOSA 2

Peningkatan Keselamatan (5380)

- Sediakan lingkungan yang tidak mengancam

- Bantu pasien/keluarga mengidentifikasi factor apa yang meningkatkan rasa keamanan


Konsep Asuhan Keperawatan
INTERVENSI
KEPERAWATAN
DIAGNOSA 3

Pendidikan Kesehatan (5510)

- Identifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk berprilaku sehat

- Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga, atau kelompok sasaran

- Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku
kesehatan

- Tekankan pola makan yang sehat, tidur, ber olahraga, dan lain lain bagi individu, keluarga, dan kelompok yang meneladani
nilai dan perilaki ini dari orang lain, terutama pada anak anak
Konsep Asuhan Keperawatan
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

Implementasi dilakukan selama 3 hari sesuai dengan


intervensi keperawatan
Konsep Asuhan Keperawatan
EVALUASI
KEPERAWATAN
Dx. 1.Klien mengatakan sudah mulai terbiasa untuk bisa mengontrol alerginya,Klien tampak
sudah bisa mengontrol alerginya,Masalah Teratasi,Intervensi Dihentikan.

DX 2. Klien mengatakan sudah mulai terbiasa untuk bisa mengontrol alerginya,Klien tampak
sudah bisa mengontrol alerginya,Masalah Teratasi,Intervensi Dihentikan.

DX 3.Klien mengatakan sudah bisa menggunakan masker dengan baik dan benar,Klien tampak
sudah bisa menggunakan masker dengan baik dan benar,Masalah Teratasi,Intervensi Dihentikan

Anda mungkin juga menyukai