LEADERSHIP
STUDI KASUS
TA I N D O N E S I A (P E RS E RO )
PT . BA R A
S G K EC A M AT A N KE B O MA
O . 2 4 1 , P AN G G A NG, GEN DIN
JL. VE T ER A N N
N G RE S IK JA W A T IM U R 6 1 12 3
KABUPATE
Keterampilan. Peningkatan dan pengembangan karyawan dalam segi kapasitas dan kapabilitas
untuk meningkatkan produktvitas dan kinerja perusahaan.
Kekuasaan. Di PT. Barata Indonesia (Persero), Direksi bertugas secara kolegial, namun agar lebih
efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas, maka dilakukan pembagian tugas di antara
Anggota Direksi.
Wewenang. Kewenangan tertinggi di PT. Barata Indonesia (Persero) berada di para pemegang
saham yang terbentuk di rapat umum pemegang saham (RUPS). RUPS merupakan lembaga
tertinggi perseroan, sebagai wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting
yang kewenangannya tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris sesuai Anggaran
Dasar dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan untuk menjalankan PT. Barata Indonesia (Persero)
adalah kepemimpinan transformasional dan karismatik.
Gaya kepemimpinan transformasional terlihat ketika pemimpin mendorong para anggota
kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, berusaha menciptakan hubungan-hubungan saling
menghormati dengan sesama pegawai.
Gaya kepemimpinan karismatik juga banyak ditemukan di sini dimana para pemimpinnya
memiliki daya tarik yang kuat bagi bawahan sehingga mau mengikuti apa yang diinginkan pemimpin.
Pemimpin karismatik mampu membaca situasi organisasional yang dihadapi dan mampu mengenali
karakteristik para bawahannya sehingga dapat menyesuaikan kepemimpinannya dengan situasi
yang dihadapi. Perilaku pemimpin seperti ini bisa menimbulkan kekaguman bagi bawahannya
sehingga mereka bisa bekerja lebih baik.
Kedua kepemimpinan ini terlihat menonjol di PT. Barata Indonesia (Persero). Selama
penelitian, peneliti mendapati adanya “gap” teknologi dan demografi usia. Gap ini
menimbulkan masalah dalam pengembangan sumber daya manusia. PT. Barata
Indonesia (Persero) membutuhkan pemimpin yang sarat dengan ide-ide luar biasa.
Kepemimpinan yang mampu memetakan arah menuju wilayah yang belum dikenal,
mampu memberikan inspirasi kepada orang yang ada di dalam organisasi dan
masyarakat, mampu menggerakkan dengan penuh kekuatan, gairah dan ketegasan
seperti yang dikemukakan oleh Boyatzis and Mckee (2005: 3).
Pemimpin yang hebat merupakan pemimpin resonan. Pemimpin yang selalu bergairah
untuk mencapai tujuan-tujuannya. Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang bisa
membangun hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekitar mereka.
SUGGESTION TO APPLY
Demografi karyawan yang tidak berimbang serta kompetensi karyawan yang kurang merata di
PT. Barata Indonesia (Persero) berpengaruh pada kecepatan transfer teknologi dan kematangan
penanganan masalah perusahaan. Untuk itu perlu menerapkan kepemimpinan resonan di PT. Barata
Indonesia (Persero). Dengan adanya kepemimpinan resonan maka diharapkan semua karyawan di
dalam perusahaan akan bisa membuat perubahan yang direncanakan karena perubahan tidak bisa
terjadi secara kebetulan. Dibutuhkan kepemimpinan hebat yang mampu menggerakkan anggota-
anggota di dalam organisasi, memahami pentingnya melakukan pembaharuan terencana dan
mendobrak kebiasaan-kebiasaan lama. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan membuat program
training pelatihan kepemimpinan resonan.
TERM AND CONDITION
Program training pelatihan kepemimpinan resonan untuk pemenuhan kualitas sumber daya
manusia di PT. Barata Indonesia (Persero) berpedoman pada perkembangan arah bisnis
perusahaan dan perencanaan SDM pada tahun berjalan. Program pelatihan kepemimpinan resonan
adalah wujud dari pengimplementasi pengembangan karir dan mapping karyawan dari segi
kompetensi. Karyawan yang lolos dari proses promosi, rotasi kerja dan penugasan kerja
mendapatkan pelatihan tentang kepemimpinan resonan melalui program Management Trainee (MT).
SUMMARY
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan untuk menjalankan PT. Barata Indonesia (Persero) adalah
kepemimpinan transformasional dan karismatik.
Kedua gaya kepemimpinan ini menimbulkan “gap” teknologi dan demografi usia yang menimbulkan
masalah dalam pengembangan sumber daya manusia.
Saat ini, PT. Barata Indonesia (Persero) membutuhkan pemimpin yang sarat dengan ide-ide luar
biasa yang mampu memetakan arah menuju wilayah yang belum dikenal, mampu memberikan
inspirasi kepada seluruh anggota organisasi dan masyarakat. PT. Barata Indonesia (Persero)
membutuhkan kepemimpinan resonan.
THANK YOU