Anda di halaman 1dari 16

TENSION

PNEUMOTORAKS
DEFINISI

Terdapatnya udara pada rongga potensial diantara pleura


visceral dan pleura parietal.
Pneumotoraks yang merupakan salah satu
kegawatdaruratan pada cedera dada.
EPIDEMIOLOGI

Dari 2000 insidens yang dilaporkan ke Australian


Incident Monitoring Study (AIMS), 17 merupakan
penderita atau suspect penumotoraks, dan 4 diantaranya
didiagnosis sebagai tension pneumotoraks.
ETIOLOGI

 Trauma benda tumpul atau tajam


 Pemasangan kateter vena sentral (ke dalam pembuluh darah
pusat) Biasanya vena subclavia atau vena jugularis interna
 Komplikasi pneumothorax ventilator, pneumothorax spontan,
pneumothorax sederhana ke tension pneumothorax
 Ketidakberhasilan mengatasi pneumothorax terbuka ke
pneumothorax sederhana dimana fungsi pembalut luka
sebagai katup satu arah
PATOFOSIOLOGI

Trauma tajam: luka tusuk  menembus pleura parietal


 lubang kecil membuat katup 1 arah (one way valve)
 membuat udara masuk ke rongga pleura saat inspirasi,
tetapi tidak bisa keluar saat ekspirasi  rongga pleura
semakin mengembang seiring waktu dan tekanannya
terus bertambah  tension pneumothorax  tekanan
udara ke segala arah mendesak organ sekitar.
PATOFOSIOLOGI

• Akibatnya, tekanan meningkat pada hemitoraks yang


terkena. Saat tekanan naik, paru ipsilateral kolaps dan
menyebabkan hipoksia. Peningkatan tekanan lebih lanjut
menyebabkan mediastinum terdorong ke arah
kontralateral dan menekan jantung serta pembuluh darah
besar. Kondisi ini memperburuk hipoksia dan
mengurangi venous return.
DIAGNOSIS
 Anamnesa: sesak, nyeri dada.

 Inspeksi :
• Didapatkan terjadi pencembungan pada dada yang sakit (hiperekspansi dinding
dada)
• Pada saat respirasi bagian dada yang sakit tertinggal
• Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat

 Palpasi:
• Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
• Iktus cordis terdorong ke sisi thorax yang sehat
• Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit
 Perkusi:
• Suara ketok pada sisi yang sakit, hipersonor sampai timpani
• Batas jantung terdorong ke arah thorax yang sehat apabila
tekanan intrapleura tinggi

 Auskultasi:
• Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai
menghilang.
TANDA-TANDA KLASIK

Distress nafas
Takikardi
Hipotensi
Adanya deviasi trakea
Hilangnya suara napas unilateral
Distensi vena leher
Sianosis pada manifestasi lanjut
PENATALAKSANAAN

• Airway
Pemeriksaan apakah ada obstruksi jalan napas yang
disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, atau
maksila dan mandibula, faktur laring atau fraktur
trakea. Menjaga jalan nafas dengan jaw thrust atau chin
lift, proteksi c-spine, bila perlu lakukan pemasangan
collar neck.
PENATALAKSANAAN
• Breathing
Pemberian oksigen
• Apabila ada tanda-tanda terjadi tension pneumotoraks maka
dilakukan:
Dekompresi dengan needle torako sintesis.
Dilakukan dengan menggunakan jarum yang paling besar
dengan menusukkan ke sela iga kedua pada pertengahan
klavikula.
PENATALAKSANAAN

• Circulation
Kontrol perdarahan  dengan balut tekan tapi jangan
terlalu rapat untuk menghindari parahnya tension
pneumothoraks
Pemasangan IV line 2 kateter berukuran besar (1-2 liter
RL).
PENATALAKSANAAN

• Disability
Menilai GSC daan reaksi pupil. Tentukan tingkat
kesadaran ketika sambil lakukan ABC
• Eksposure
Buka pakaian penderita, cegah hipotermia, tempatkan di
tempat tidur dengan memperhatikan jalan nafas terjaga.
KOMPLIKASI

Gagal napas akut (3-5%)


Komplikasi tube torakostomi  lesi pada nervus
interkostales
Henti jantung-paru
Infeksi sekunder dari penggunaan WSD
Timbul cairan intra pleura, misalnya
 Pneumothoraks disertai efusi pleura : eksudat, pus.
 Pneumothoraks disertai darah : hemathotoraks.
Syok
Kematian (sangat jarang terjadi)
PROGNOSIS

• Dubia ad bonam.
• Hampir 50% mengalami kekambuhan setelah
pemasangan tube torakostomi tapi kekambuhan jarang
terjadi pada pasien-pasien yang dilakukan torakotomi
terbuka.

Anda mungkin juga menyukai