SOSIOLOGI
XI IPS 3
Disusun Oleh :
1. Lazuardi Maula Al Hafiy (13)
2. Risma Septian Kusmawanti (21)
3. Ulul Rahmawati Putri (24)
4. Yunita Ayu Murtikasari (27)
Kasus Penembakan 4 Mahasiswa Trisakti, Semanggi I dan II, belum selesai
setelah 20 tahun reformasi
(https://www.bbc.com)
Pada 12 Mei 1998, demonstrasi sampai sore berlangsung tertib dan damai, dengan
pembacaan puisi dan menyanyikan lagu. Demonstrasi itu juga pertama kalinya
didukung oleh seluruh civitas academika Trisakti termasuk para dosen.
Oknum tersebut dikejar massa dan lari menuju barisan aparat sehingga massa
mengejar ke barisan aparat tersebut. Hal ini menimbulkan ketegangan antara aparat
dan mahasiswa. Perwakilan mahasiswa dan aparat kembali bernegosiasi agar
mahasiswa dan aparat sama-sama mundur. Ketika massa bergerak untuk mundur
kembali ke dalam kampus, di antara barisan aparat ada yang meledek dan
mentertawakan serta mengucapkan kata-kata kotor pada mahasiswa sehingga
sebagian massa mahasiswa kembali berbalik arah.
Tiga orang mahasiswa sempat terpancing dan bermaksud
menyerang aparat keamanan tetapi dapat diredam oleh satgas
mahasiswa Usakti. Pada saat yang bersamaan barisan dari aparat
langsung menyerang mahasiswa dengan tembakan dan pelemparan
gas air mata sehingga mahasiswa panik dan berlarian menuju
kampus. Pada saat kepanikan tersebut terjadi, aparat melakukan
penembakan yang membabi buta, pelemparan gas air mata dihampir
setiap sisi jalan, pemukulan dengan pentungan dan popor,
penendangan dan penginjakkan, serta pelecehan seksual terhadap
para mahasiswi.
Dampak Dari Kasus Mahasiswa Trisakti
Dampak Tragedi Trisakti ini bagi Indonesia adalah perjuangan para pejuang
reformasi tidak sia-sia. Peristiwa tersebut juga menumbuhkan semangat tali
persaudaraan dan menggiatkan upaya yang berkaitan dengan kebangkitan
demokrasi dan HAM. Selain itu, setelah tragedi tersebut, Trisakti mengadakan mata
kuliah Kebangkitan, Demokrasi, dan HAM yang wajib diikuti oleh mahasiswa-
mahasiswa Trisakti. Dengan harapan akan segera dibentuk peradilan yang benar-
benar adil untuk kasus-kasus HAM. Tidak lama setelah kejadian tersebut, presiden
Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh wakilnya, yakni B.J Habibie.
Sorak sorai mahasiswa pun terdengar tanda revolusi telah datang.
Upaya Mengatasi
Rencana pemerintah terkait penyelesaian kasus pelanggaran berat hak asasi manusia
(HAM) masa lalu, khususnya kasus Trisakti, Semanggi I dan II, menuai kritik dari
sejumlah organisasi masyarakat sipil pegiat HAM.
Direktur eksekutif ELSAM Wahyu Wagiman mengatakan, penyelesaian kasus
pelanggaran berat HAM masa lalu melalui rekonsiliasi mengabaikan prinsip-prinsip
yang adil dan komprehensif tentang pencegahan impunitas. Sementara, Presiden
Joko Widodo berulang kali mengatakan bahwa kasus-kasus pelanggaran HAM berat
akan diselesaikan secara adil dan bermartabat.
"Pilihan rekonsiliasi menjadi bukti semakin jauhnya realisasi janji pemerintah dalam
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu," ujar Wahyu melalui keterangan
tertulis, Selasa (31/1/2017)
Upaya Penyelesaian menurut kami
Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, kita mengusulkan untuk pemerintah
melakukan penyelidikan terhadap petinggi TNI/POLRI yang menjabat pada waktu
itu. Karena , para korban dan pelaku pada masa itu banyak yang masih hidup hingga
sekarang. Bahkan, petinggi TNI/POLRI pada masa itu, sekarang masih menjabat
pada pemerintahan dan menduduki jabatan yang strategis .
Yang kita harapkan yaitu tentang tuntutan kedilan, dan keseriusan pemerintah
dalam menangani permasalahan tersebut, sesuai sila ke 5 dalam pancasila ‘keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia’. Karena tragedi penembakan trisakti tersebut
merupakan pelanggaran HAM yang berat.
Tetapi, kami menyayangkan upaya pemerintah yang hanya melakukan rekonsiliasi ,
dan melakukan penangkapan pada anggota TNI/POLRI, namun petinggi yang
bertanggung jawab atas peristiwa tersebut dbiarkan bebas tanpa adanya usaha
penyelidikan untuk mengungkap siapa oknum yang seharusnya bertanggung jawab.
Karena kami berasumsi, bahwa aparat keamanan tidak mungkin bergerak dengan
sendrinya tanpa adanya komando dari petingginya.
THANKS FOR WATCHING