Kelompok 1
• Dani Dwi Laksono (011811011)
• Dewi Ernawati (011811015)
• Dheanty Eka Pratiwi (011811017)
• Dhaifa Inayah (011811016)
• Martha Herthin Hia (011811032)
• Salsabila Novia Rahmah (011811051)
Definisi hipertensi
Hipertensi dapat didefnisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. pada popilasi manula,
hhipertensi sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastoik 90 mmHg (Abdul masjid,
2018).
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas menjadi dua yaitu:
● Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan
distolik sama atau lebih dari 90 mmHg. Hipertensi ini biasanya dijumpai pada usia
pertengahan.
● Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg. Hipertensi ini biasanyadijumpai pada usia di atas 65
tahun.
Prevalensi hipertensi
● Data statistik WHO (word Hearld Organization) melaporkan hingga tahun 2018
terdapat satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan diperkirakan
sekitar 7,5 juta orang atau 12,8% kematian dari seluruh total kematian yang
disebabkan oleh penyakit ini, tercatat 45% kematian akibat jantung koroner
dan 51% akibat stroke yang juga disebabkan oleh hopertensi.
● Menurut Riskesdas 2018, 63 Juta lebih penduduk Indonesia menyandang
Hipertensi Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Jenis-jenis hipertensi
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi.
Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
1. Diet
2. Latihan fisik
3. Edukasi psikologis : Tehnik Biofeedback , Tehnik relaksasi, Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Pemeriksaan penunjang hipertensi
1. Hemoglobin / hematokrit.
2. BUN
3. Kalium serum Hipokalemia
4. Kalsium serum
5. Kolesterol dan trigliserid serum
6. Pemeriksaan tiroid Hipertiroidisme
7. Kadar aldosteron urin/serum
Pencegahan hipertensi
1. Bersantai
2. Hindari obesitas
3. Hindari merokok
4. Berolahraga secara teratur
5. memakan buah – buahan dan sayuran
6. Hindari minuman yang mengandung kafein (teh,kopi, dan coklat)
7. Hindari makanan yang mengandung garam, berlemak, dan tinggi kalori.
Pencegahan hipertensi
Definisi lansia
Ny. A saat ini berusia 70 tahun dan menderita hipertensi sejak tahun 1995, klien memiliki
riwayat keturunan penyakit hipertensi dari mendiang ayahnya. Pada saat Ny. A mengalami
kekambuhan akibat hipertensinya, klien mengatakan nyeri pada bagian tengkuk, pusing,
nyeri dibagian punggung belakang dengan skala nyeri yang dirasakan 5 dengan intensitas
cukup nyeri dan ekspresi klien tampak menahan rasa nyerinya, serta klien tidak bisa
melakukan aktifitasnya dan untuk menghilangkan rasa nyerinya dengan cara berjemur
atau tidur. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil TTV : TD: 140/80 mmHg, N: 88
x/menit, S: 36,7 ℃, RR: 20 x/menit dan BB: 54 kg, TB: 150 cm. Ny. A mengatakan
khawatir jika tekanan darahnya tinggi, keluarga klien juga mengatakan jika klien sering
mengeluh tentang penyakitnya dan klien sering tampak gelisah saat hipertensinya
kambuh. Saat ini klien hanya meminum obat yang dianjurkan dokter dan dirawat oleh
keluarganya dirumah.
Analisa data
No Data Masalah Etiology
1. Ds : Nyeri akut peningkatan tekanan
1. Klien mengatakan sering pusing, vaskuler selebral dan
masuk angin dan merasa sakit iskemia
pada bagian tengkuknya.
2. Klien mengatakan rasa nyeri yang
dirasakan terkadang mengganggu
aktivitasnya.
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan
saat terlalu banyak melakukan
aktivitas (P)
4. Nyeri terasa seperti mencengkram
(Q)
5. Klien mengatakan nyeri di tengkuk
(R)
6. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
7. Nyeri yang dirasakan hilang timbul
(T)
Lanjutan…
Do :
1.Wajah klien tampak meringis saat
menahan nyeri
2.TTV :
• TD : 140/80 mmHg
• N : 88 x/menit
• S : 36,7 ℃
• RR : 20 x/menit
• BB : 54 kg
• TB : 150 cm
Lanjutan…
2. Ds : Gangguan mobilitas kelemahan
Klien mengatakan aktifitas dilakukan fisik
secara mandiri dengan perlahan
Klien mengatakan ia keletihan atau
kelemahan secara verbal dan klien
merasakan ketidak nyamanan.
Do :
Klien tampak lemah saat melakukan
aktifitas.
Lanjutan…
3. Ds : ansietas Kurang pengetahuan
• Pasien mengatakan khawatir jika
tekanan darahnya tinggi
• Pasien mengatakan gelisah disaat
tekanan darahnya tinggi
• Keluarga pasien mengatakan
pasien sering mengeluh tentang
penyakitnya
Do :
• Pasien tampak gelisah
Diagnosa keperawatan
1. • Teraupetik
Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ((mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
• Edukasi
Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
• Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik (jika perlu)
No. Dx keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi
2. • Teraupetik
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi.
• Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Anjurkan melakukan ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
No. Dx keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi
3. • Teraupetik
Pahami situasi yang membuat anxietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
• Edukasi
Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Latih teknik relaksasi
• Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
THANK YOU