Pembentukan
Kepribadian
• Langkah untuk menyesuaikan diri terhadap
stres:
– (a) menilai situasi stres ; menggolongkan jenis
stres dan memperkirakan bahaya yg akan dialami
– (b) merumuskan alternatif tindakan yg dapat
dilakukan dan menentukan tindakan yg paling
memungkinkan dilakukan
– (c) melaksanakan tindakan paling sulit!!
– (d) Melihat feedback
Interaksi bawaan-lingkungan dan
terbentuknya “Aku” (self)
• Coleman (1972) determinan kepribadian individu yaitu
bawaan, lingkungan dan interaksi antara bawaan dan lingkungan
• Faktor bawaan/herediter/ konstitusional ciri primer, warna
kulit, mata, rambut, juga tendensi reaksi primer, seperti
kepekaan, adaptabilitasm aktivitas, dll
• Lingkungan ; fisik (rumah, udara, gizi) dan sosial budaya (orang
tua, sekolah, kelompok masy, dll)
• INTERAKSI antara bawaan dan lingkungan berlanagsung terus
menerus dan akan menumbuhkan perasaan “aku”.
• Aku mengintegrasikan perasaan, pemikiran dan tindakannya
• Aku merupakan bukti adanya identitas diri!!
• Interaksi kepribadian atau “aku” individu dengan
lingkungan dapat menimbulkan stres yg dapat diatasi
dengan baik atau tidak oleh individu.
• Tingkah laku abnormal muncul sebagai upaya
mengatasi frustrasi dan stres individu.
Pentingnya pengalaman masa dini dan
asuhan keibuan
• Pakar psikologi perkembangan menyatakan bahwa tiap
tahap perkembangan memiliki sasaran tertentu yg jika
tidak tercapai dapat mengakibatkan gangguan
penyesuaian diri yg menjadi awal munculnya tingkah
laku abnormal
• Dedeprivasi (penelantaran) kasih sayang ibu pada
anaknya, trauma psikis masa dini dapat mempengaruhi
kepribadian individu
• berbagai riset dilakukan terhadap hewan
• Freud dan tokoh psikoanalisis
* apa yang terjadi di
masa kecil akan berulang dan bertahan sampai
dewasa!!
• Pengasuhan oleh ibu dimasa kecil akan
mempengaruhi perkembangan emosi anak
• Yarrow empat model pengasuhan ibu ; *
*institutional mothering (asrama, anak korba perang)
*Mother separation (dipisahkan dari ibunya)
* Multiple mothering kasih sayang terjadwal
* Gangguan kualitas mothering Ibu mengalami gangguan
Pola Hubungan keluarga dan Keluarga
Patogenik
• Coleman (1984) menemukakan bahwa gangguan
perkembangan kepribadian juga disebabkan oleh pola
hubungan keluarga yang patogenik ( interaksi ayah-ibu,
ayah-anak, anak-anak, ibu-anak) atau struktur keluarga
yang patogenik
• pola hubungan keluarga patogenik, misalnya: anak ditolak
orang tuanya (rejected) konsep diri rendah, agresivitas,
mengompol, dll
• anak terlalu dilindungi, pemanjaan, pemenuhan
kebutuhan berlebihan, tuntutan tidak realistis, disiplin yg
salah, kegagalan komunikasi, persaingan saudara, dll.
• Coleman keluarga patogenik, yaitu:
– 1. Keluarga yg tidak adekuat tidak mampu
menyelesaikan masalah sehari-hari, terus menerus
memerlukan bantuan orang lain
– 2. Keluarga terganggu membuat suasana
dirumah dalam ketegangan emosional ; ortu
bertengkar
– 3. Keluarga anti sosial menunjukkan
– Keluarga terpecah ayah-ibu berpisah sehingga
berakibat pada anak
Klasifikasi Tingkah Laku Abnormal
• Klasifikasi Psikologis
- atas dasar gangguan pada fungsi-fungsi psikologis
- Linneaus; gangguan dalam ide, imajinasi dan emosi
- Arnold; gangguan fungsi persepsi, imajinasi dan
konseptual
- Pritchard; moral insanity dan intelectual insanity
- Heinroth; gangguan pengertian
- Bucknill&Tuke; gangguan intelek, gangguan afektif
- Ziehen; gangguan tanpa efek intelektual dan dengan
efek intelektual
• Klasifikasi Fisiologis
- proses mental memiliki dasar faali/fisiologis
- Tuke; gangguan fungsi sensorik (halusinasi),
gangguan fungsi motorik (kelumpuhan),
gangguan fungsi ide (dimensia)
- Maynart; perubahan anatomis, gangguan gizi
dan intoksikasi/keracunan yang mengakibatkan
kerusakan dibagian otak
- Wernicke; tiap kesadaran tergantung pada
seperangkat elemen saraf tertentu.
• Klasifikasi Etiologis
- pengelompokkan gangguan jiwa berdasarkan
nama gangguan dan penyebabnya
* Neurosis dan psikoneurosis
* Psikosis Schizofrenia
* Tak tergolongkan
* dll
• Klasifikasi Simtomatologis
- mencari gejala-gejala dan menyimpulkan
jenis gangguan berdasarkan gejala-gejala
tersebut DSM III
Klasifikasi Gangguan Jiwa
Menurut DSM II
1. Retardasi mental
2. Sindroma otak
3. Psikosis yg bertalian dengan kondisi fisik
4. Neurosis
5. Gangguan kepribadian + non psikotik
6. Gangguan psikofisiologis
7. Gejala-gejala khusus
8. Gangguan situasional sementara
9. Gangguan tingkah laku anak & remaja
10. Tidak ada kelainan psikiatrik tp berasalah dan perlu dibantu
11. Tak tergolongkan
Diagnosa Tingkah Laku Abnormal
• Menegakkan diagnosis psikiatri mencakup tiga proses ;
1. Mengorganisasi gejala, simptom, keluhan dan tanda
perilaku abnormal yang diperoleh melalui interview dan
observasi dalam pemeriksaan psikiatris
2. Mengelompokkan sejumlah simtom menjadi suatu
sindrom
3. Menentukan gangguan mental (mental disorder)
yang dihadapi melalui pemeriksaan yang lebih spesifik
• Gangguan mental adalah penyimpangan dari pola
pikir, emosi, perilaku dan persepsi yang menyimpang
dari suatu norma sosial dan menimbulkan kelemahan
sosial (sosial impairment)
• “Gangguan” atau “sindrom” mirip dengan “penyakit”
atau “disease” namun gangguan sudah lebih spesifik
karena sudah diketahui penyebab (meskipun belum
terlalu jelas) dan perjalanan penyakit tsb.
• Contoh penyakit: alcohol hallucinosis, contoh
gangguan: gangguan bipolar afektif
• Disfungsi, Keadaan (state) dan Sifat.
- keadaan abnormal belum tentu merupakan
gangguan atau penyakit, mungkin saja
merupakan suatu keadaan yg bersifat
sementara. Suatu disfungsi yakni tidak atau
kurang berfungsi salah satu kemampuan atau
ekspresi dari suatu sifat kepribadian