Dan
Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Infrastrutur Desa
Satu Milyar Satu Desa
(SAMISADE)
Oleh:
Dadan SM, ST.
(Tenaga Ahli infrastrutur Desa )
1 Jalan Poros Desa Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3. Pembangunan Baru meter
2 Jalan Poros Dusun Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
3 Jalan Lingkungan Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
4 Jalan Setapak Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
5 Jalan Akses Lahan Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
6 Jembatan Roda 4 Baja / Kayu / Beton / Gantung 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
7 Jembatan Roda 2 Baja / Kayu / Beton / Gantung 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
8 Pasar Desa/Umum Los / Lapak / Kios 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
9 Pasar Hewan Los / Lapak / Kios 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
10 Pasar Ikan Los / Lapak / Kios 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
11 Tambatan Perahu Pasar Laut Tambatan Dermaga / Tambatan Tepi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
12 Tambatan Perahu Danau Tambatan Dermaga / Tambatan Tepi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
13 Tambatan Perahu Sungai Tambatan Dermaga / Tambatan Tepi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
14 Gedung Sekolah TK / PAUD Pasangan Batu / Beton / Baja / Kayu 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
15 Polindes Pasangan Batu / Beton / Baja / Kayu 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
16 Posyandu Pasangan Batu / Beton / Baja / Kayu 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
17 Perpipaan 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
18 Bangunan air bersih (Bak air, perpipaan,dll) Pasangan Batu / Beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
19 PMA (Perlindungan Mata Air, perpipaan, dll) Pasangan Batu / Beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
20 Instalasi Pompa Mesin 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
21 Instalasi Pompa Hidram 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
22 Penampungan Air Hujan (PAH) 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
23 Sumur Gali 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
24 Sumur Bor 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
25 Sumur Pompa Tangan (SPT) 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
N0 Jenis Prasarana Tipe Konstruksi utama Sifat Pekerjaan Satuan
Permen PU No. 03/2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan.
TATA RUANG :
- UU no. 26, th.2007, ttg. Penataan Ruang (pengganti UU-24/1992)
- PP no. 26, th.2008, ttg. RTRWN (pengganti PP-47/1997)
TRANSPORTASI :
- UU no. 22, th.2009, ttg. LLAJ (pengganti UU-14/1992)
- PP ……………………………………………
- PP …………………………………………….
9
JALAN
(dari UU-38/2004, tentang Jalan)
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perleng-kapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (pasal 1 ayat 4)
Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat
pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam
satu hubungan hierarkis;
1
BAGIAN-BAGIAN JALAN
1
2
JARINGAN JALAN
REKAPITULASI PANJANG JARINGAN JALAN
JUMLAH 119,913
GAMBARAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN BOGOR
Merujuk pada UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan, penanganan jalan merupakan bagian dari penyelenggaraan
jalan yang dilaksanakan pemerintah sesuai dengan jenjang hirarki kewenangan dan status jalannya.
WEWENANG PENYELENGGARAAN JALAN :
- Pemerintah : Jalan Nasional
- Pemerintah Provinsi : Jalan Provinsi
- Pemerintah Kabupaten : Jalan Kabupaten dan Jalan Desa
- Pemerintah Kota : Jalan Kota
TUJUAN PENYELENGGARAAN JALAN
(UU 38/2004 tentang Jalan, Pasal 3)
a. mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan jalan;
b. mewujudkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan;
c. mewujudkan peran penyelenggara jalan secara optimal dalam pemberian layanan kepada
masyarakat;
d. mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak pada kepentingan
masyarakat;
e. mewujudkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mendukung
terselenggaranya sistem transportasi yang terpadu; dan
f. mewujudkan pengusahaan jalan tol yang transparan dan terbuka.
LALULINTAS
JALAN ARTERI
PERAN MOBILITAS
UTAMA
TRANSISI
JALAN KOLEKTOR
DISTRIBUSI
KOLEKSI
JALAN LOKAL
PERANAKSESIBILITAS
AKSESIBILITAS AKSES
PERAN
KELAS JALAN DAN SPESIFIKASI PRASARANA JALAN :
(UU 38/2004, Pasal 10)
Pengaturan kelas jalan dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan (UU 22/2009, Pasal 19).
Sementara UU 22/2009 Tentang Lalu lintas & Angk Jalan mengelompokkan kelas
jalan berdasarkan :
- Fungsi & Intensitas Lalu lintas untuk keentingan pengaturan penggunaan
jalan & kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan
- Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat (MST) kendaraan
bermotor
KELAS JALAN BERDASARKAN SPESIFIKASI PRASARANYA
(Penjelasan UU 38/2004, Pasal 10)
UU-22/2009 LLAJ
BAB VI. JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Pasal 19 : Kelas Jalan
Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan:
a. fungsi dan intensitas Lalu Lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan Jalan dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan; dan
b. daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi Kendaraan Bermotor.
Kelas Jalan Fungsi Jalan Ukuran Kendaraan Bermotor MST
Lebar ≤ 2.500 mm
Jalan Arteri
Kelas I Panjang ≤ 18.000 mm 10 Ton
Jalan Kolektor
Tinggi ≤ 4.200 mm
Jalan Arteri
Lebar ≤ 2.500 mm
Jalan Kolektor
Kelas II Panjang ≤ 12.000 mm 8 Ton
Jalan Lokal
Tinggi ≤ 4.200 mm
Jalan Lingkungan
Jalan Arteri
Lebar ≤ 2.100 mm
Jalan Kolektor
Kelas III Panjang ≤ 9.000 mm 8 Ton
Jalan Lokal
Tinggi ≤ 3.500 mm
Jalan Lingkungan
Lebar > 2.500 mm
Kelas
Jalan Arteri Panjang > 18.000 mm > 10 Ton
Khusus
Tinggi ≤ 4.200 mm
2
2
Pengaturan Muatan Sumbu Terberat (MST)
MST = 10 Ton
MST = 8 Ton
2
SKETSA HIPOTESIS HIRARKI JALAN PERKOTAAN
Pelabuhan &
Pergudangan
Bandar Udara
Pergudangan
Kawasan
Kawasan Perdagangan
Industri Regional
Terminal
Angkutan
Barang
Perumahan
Dari Pasal 20 :
Pengaturan jalan kabupaten dan jalan desa , meliputi:
a. perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa berdasarkan kebijakan nasional
di bidang jalan dengan memperhatikan keserasian antardaerah dan antarkawasan;
b. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa;
c. penetapan status jalan kabupaten dan jalan desa ; dan
d. penyusunan perencanaan jaringan jalan kabupaten dan jalan desa.
Dari Pasal 21 :
Pengaturan jalan kota , meliputi:
e. perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kota berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan
dengan memperhatikan keserasian antardaerah dan antarkawasan;
f. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kota;
g. penetapan status jalan kota; dan
h. penyusunan perencanaan jaringan jalan kota.
26
FUNGSI DAN STATUS JARINGAN JALAN (3)
( UU-38 / 2004 + PP-34/2006, tentang Jalan) )
Dari Pasal 28 :
Jalan kabupaten terdiri atas:
a. jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi; K-4
b. jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat desa, antaribukota kecamatan,
ibukota kecamatan dengan desa, dan antardesa;
c. jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota; dan
d. jalan strategis kabupaten.
Yang dimaksud dengan jalan strategis kabupaten adalah jalan yang diprioritaskan untuk melayani
kepentingan kabupaten berdasarkan pertimbangan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan, dan keamanan kabupaten.
Dari Pasal 29
Jalan kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota.
Dari Pasal 30 :
Jalan desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan kabupaten
di dalam kawasan perdesaan, dan merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa.
2
7
DIAGRAM FUNGSI DAN STATUS JARINGAN JALAN
( UU-38 / 2004 + PP-34/2006, tentang Jalan dan PP-26/2008 tentang RTRWN )
Catatan :
Penetapan fungsi dan status jalan secara berkala dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun.
2
8
PENETAPAN FUNGSI & STATUS JALAN KABUPATEN DAN JALAN DESA
(UU-38/2004 tentang Jalan)
UU-38/2004 tentang Jalan, pasal 20, pengaturan jalan kabupaten :
c. Penetapan status jalan kabupaten dan jalan desa
d. Penetapan perencanaan jaringan jalan kabupaten dan jalan desa.
Sebab-sebab tertentu antara lain dibangunnya jalan elak (by pass) di suatu perkotaan yang menggantikan jalan primer semula
sehingga jalan primer semula yang masuk kota menjadi berkurang fungsinya dari fungsi primer menjadi fungsi sekunder.
3
PERUBAHAN FUNGSI DAN STATUS JALAN (2)
CATATAN :
Perubahan fungsi jalan membawa konsekuensi perubahan status jalan yang berarti perubahan wewenang
penyelenggaraanya.
Perlu komitmen antar instansi terkait dalam hal wewenang penye-lenggaraannya yang akan dilepas atau
yang akan menjadi tanggung jawab penyelenggaraannya.
(jangan sampai jaringan jalan tersebut tidak ada yang menangani, sehingga perlu segera ditindaklanjuti dengan
Berita-Acara Serah Terima Aset).
3
PROSES PENETAPAN FUNGSI DAN STATUS JALAN
1. Pembahasan PemProv dengan seluruh PemKab/PemKot mengenai seluruh jaringan jalan yang ada
di wilayah provinsi (dikurangi jalan arteri dan Kolektor-1 dalam sistem primer / Jalan Nasional)
untuk ditetapkan fungsinya oleh Pemprov.
2. Pembuatan Nota Kesepakatan / MOU dari hasil pembahasan yang ditandatangani oleh pemprov,
pemkab/pemkot untuk tindak lanjut menuju SK Gubernur.
3. Penyiapan SK Gubernur tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Fungsinya sebagai K-2, K-3,
K-4, dan Lokal (Dalam Sistem Primer) dan sebagai Jalan Arteri, Kolektor, dan Lokal (Dalam Sistem
Sekunder)
4. Setelah penetapan ditandatangani Gubernur, pemprov, pemkab, dan pemkot menetapkan SK
Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya :
Jalan Provinsi dengan SK Gubernur,
Jalan Kabupaten dan Desa dengan SK Bupati,
Jalan Kota dengan SK Walikota.
3
Jalan Perdesaan
FORM - MATRIX CIRI KHAS JALAN PERDESAAN
Diisi jenis-je nis konstruksi perkerasan Jalan Desa
3 s /d 5 Cm ,
10 atau 15 cm ,
15 atau 20 cm , batu 10 atau 15 cm , batu tum pul 12 atau 15 cm pada perm ukaan halus 0 Cm , perm ukaan m udah
Tebal & permukaan diperm ukaan
runcing diperm ukaan di perm ukaan jalur ban (2jalur) nam un m udah terjdi kena eros i
m udah s egregas i
retakan
Cukup m urah nam un 5- Murah atau m ahal tergantung
Cukup m urah, m udah Cukup m ahal dan
Biaya diperhitungkan 10% lebih m ahal dari Murah jika harga per- Mahal jika harga per- kondis i topografinya, nam un
dipelihara dengan m udah rus ak karena
s/d fa ktor umur Telford, m udah dipelihara
m ² dibagi dengan um ur m ² dibagi dengan jalan tanah hanya bers ifat
bahan s etem pat, tahan eros i atau cam puran
rencana dengan bahan s etem pat, pakai um ur pakai s em entara dan perlu pek
lam a tidak penuhi s yarat
tahan lam a peningkatan
Dis iplin m enjaga
Lebih s ering dikerjakan Sulit dalam m enjaga Perlu
Lebih banyak dikerjakan di kom pos is i cam puran Dapat dikerjakan m as y,
Kemudahan dibandingkan telas ah kom pos is i m aterial m endatangkan
pegunungan dibandingkan dan kebuthan air. nam un lem ah dalam
Pekerjaan karena bis a ditingkatkan karena s ebagian tenaga tram pil
jalan datar dicam pur m es in pem adatan
dengan as pal bes ar dari alam pengas palan
pengaduk (m olen)
datar , tanjakan dan datar, lokas i s ulit jika tanah das ar dan
Lokasi Datar datar dan tanjakan daerah labil, s ering atau tidak ada batu pondas i jalan s tabil, Jalan baru atau dana terbatas
terendam pecah lam a
tiap tahun ada
Kemunkinan Jika s udah s tabil dapat Jika s udah s tabil patching, dan 4 Dapat ditingkatkan dg Telford,
Tidak cocok untuk dias pal m aks im um s and s heet
ditingka tkan dias pal dapat dias pal tahunan pelapis an Telas ah, Rabat beton, Sirtu
ulang
Punggung sa pi ± 5 % ± 4 % ± 2 % ± 3 % ± 2 % ± 5 %
Cukup m urah, m udah Cukup m ahal dan Mahal dan s ulit cari relatif Murah tergantung
Cukup m urah, m udah Relatif Murah & Bahan
Kegiatan dipelihara dengan ham pir tiap m us im bahan as pal, kondis i topografinya s erta
dipelihara dengan bahan s em en m udah didapat/
pemeliharaan bahan s etem pat, tahan hujan akan rus ak biasanya harus beli kes tabilan atau kepadatan
s etem pat, tahan lam a dicari di toko
lam a karena eros i jum lah bes ar tanah das ar
Sekian danTerima Kasih
3
DESAIN DAN RAB
CONTOH
UNTUK JALAN DESA & BANGUNAN PELENGKAP
CARA MELAKUKAN
Desain, Perhitungan Biaya, Gambar
Kategori Jalan Desa
1. Pembangunan Jalan Baru
2. Peningkatan Jalan
3. Rehabilitasi Jalan
4. Pemeliharaan prasarana.
Dasar Perhitungan
1. Data lapangan (Denah ,Tampak,Potongan dan Det
ail)
2. Analisa yang dipakai ( SNI, Analisa Kab/Kota Analis
a yang dikeluarkan oleh Dinas Instansi Terkait)
3. Standar Harga tertinggi Desa /SHT (LKPP No 12 T
ahun2019
GAMBAR DESAIN
07:00 AM
Konstruksi
Penggunaan Keuntungan Kerugian
Perkerasan
-Pada daerah datar yang kondisi -Mudah dilaksanakan dan -Pada musim hujan badan
Tanah
tanahnya stabil & keras murah jalan akan rusak
Lapisan Penutup -Tanjakan > 12 %, maksimum 150 -Permukaan lebih baik / -Mahal.
dengan Buras m (Tiap tanjakan) halus. -Perawatan sulit.
07:00 AM
BETON
Umum
Cakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan seluruh
struktur beton bertulang,
Beton tanpa tulangan,
beton prategang,
struktur beton pracetak,
beton untuk struktur komposit
Jangan Lupa!!
Periksa tebal beton apakah
sesuai gambar?
Deletasi = gap or
jarak antara plat
beton
DELETASI
APA SAJA YG PERLU DIPERHATIKAN !
Cukupka
h
DIMENSI
Perlukah PARIT?
deletasi?
Kec.Sukamakmur Kec.Pamijahan
Konstruksi Telford
0.50 0.50 Normal : 3,00 0.50 0.50
Saluran Bahu Perkerasan Jalan Bahu Saluran
Tanah 0,50
B 4 - 5 % 4 - 5%
A 6 - 8 % 6 - 8%
KETERANGAN A :
Kondisi disamping saluran (sisi luar) dapat berupa :
- Pagar / Pekarangan rumah
- Tebing dan sejenisnya
- Hamparan Rumput (tanah kosong)
- Pohon-pohon batas Hutan atau Tegalan, dll
Pasir Aspal / Abu Batu
Berm / Bahu Jalan Aspal : 2,5 kg/M2
Rata-rata 0,50
4 - 5 %
6 - 8 % Padat 5 cm
Konstruksi Lama
Konstruksi Lama
Batu Pinggir
Patokan utama dari semua alat tersebut adalah 1 zak semen, semua perbandingan selalu mengikuti patokan
semen ini. Berikut adalah beberapa perbandingan semen.
1 zak semen = 5 sekop pengki
1 zak semen = 1 dolak
1 zak semen = 0,024 m3 (ini merupakan zak semen ukuran 50kg yaitu 10 cm x 40 cm x 60 cm)
Yang terpenting adalah tentukan dahulu mutu beton yang akan kita buat, misal kita memakai mutu beton 1:2:3
bisa kita pakai 1 sekop semen : 2 sekop pasir : 3 sekop batu split.u sedangkan untuk mutu beton SNI biasanya
dimulai dengan hurup K, seperti K 100 adalah semen 247 : pasir 869 : batu split 999 : air 215.
Lanjutan Berikut ini daftar Mutu Beton SNI Sesuai Standar Nasional Indonesia.
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
1. Pendahuluan
2. Kriteria Dan Mekanisme
Pemberian Bantuan Keuangan Infrastruktur Desa
3. Penyaluran Dan Penggunaan
4. Pelaksanaan
5. Penutup dan Lampiran
Akses
Pariwisata
PRIORITAS Akses
Ekonomi
BANTUAN KEUANGAN
INFRASTUKTUR
Akses
Perbatasan
Desa
Akses
Akses Pusat Kesehatan
Pemerintah
an dan
Pendidikan
Jenis Kegiatan
Jalan Desa /
Lingkungan Jembatan TPT
Rp. Rp.
200.000.000 1.000.000.000
KETERANGAN
Pengajuan Bantuan untuk satu Kegiatan Atau Lebih Sepanjang Secara Kumulatif tidak melebihi 1 Milyar
TIMELINE TAHAPAN
BANTUAN KEUANGAN INFRASTRUKTUR DESA
Penyusunan
Pengajuan Verifikasi Peninjauan
Pelaporan
MEKANISME PERENCANAAN
BOGOR MEMBANGUN
Verifikasi
TIM
TIM VERIFIKASI:
VERIFIKASI:
-- Camat
Camat selaku
selaku penanggungjawab
penanggungjawab
-- Sekretaris
Sekretaris Kecamatan
Kecamatan sebagai
sebagai ketua
ketua Verifikasi
Verifikasi Administrasi
Administrasi Camat menyampaikan laporan
-- Kepala
Kepala Seksi
Seksi di
di kecamatan
kecamatan sebagai
sebagai hasil verifikasi Tim Verifikasi
anggota
anggota Verifikasi
Verifikasi Teknis
Teknis kepada Bupati melalui Kepala
DISETUJUI
-- Unsur
Unsur PD
PD (( UPT
UPT PUPR)
PUPR) sebagai
sebagai DPMD
anggota
anggota Verifikasi
Verifikasi Lapangan
Lapangan
-- Pendamping
Pendamping Desa
Desa sebagai
sebagai anggota
anggota
Perda
Perda APBD
APBD dan
dan Perbup
Perbup
RKPD KUA PPAS Penjabaran
Penjabaran APBD
APBD
Musdes RKPDes
Dalam hal
Perubahan
Perbedaan
Perbedaan angka
angka dalam
dalam Kepbup
Kepbup
RKPDes APBDesa dengan APBDes
dengan APBDes
MEKANISME PENYALURAN
2 TAHAP
40 % 60 %
BA
BA Tim
Tim verifikasi
verifikasi
bahwa
bahwa kegiatan
kegiatan
1.
1. Persiapan
Persiapan tahap
tahap II sudah
sudah
2.
2. Pembangunan
Pembangunan fisik
fisik tahap
tahap II sesuai
sesuai
MEKANISME PENCAIRAN, PENGGUNAAN & PELAKSANAAN
Persyaratan Pencairan
KEPALA DESA mengajukan permohonan Tahap II dilengkapi dengan
pencairan bantuan keuangan kepada Persyaratan dicetak laporan realisasi
BPKAD atas nama Bupati melalui Camat melalui aplikasi penggunaan bantuan
SISKEUDES keuangan tahap I dengan
realisasi fisik dan
administrasi 75 % dari
BPKAD mentransfer dana yang diterima pada
CAMAT :
bantuan keuangan dari Tahap I beserta berita
1. Melakukan penelitian dan verifikasi
kas umum daerah ke kas acara hasil verifikasi
terhadap dokumen persyaratan yang
desa capaian kegiatan fisik oleh
dituangkan dalam berita acara
tim verifikasi
2. Menyampaikan permohonan pencairan
beserta berita acara kepada BPKAD atas
nama Bupati.
PELAKSANAAN :
1. Pengadaan melalui swakelola
PENGGUNAAN :
2. Jika tidak dapat swakelola, maka
Pemerintah Desa penerima bantuan keuangan
menunjuk penyedia baik sebagian
wajib menggunakan dana berdasarkan
maupun seluruhnya, dengan syarat
kegiatan pada APBDesa dan rencana biaya
a. Mendukung swakelola atau
paling lambat mulai 14 (empat belas) hari
b. Kegiatan yang tidak dapat
kerja terhitung masuknya dana bantuan
dilaksanakan dengan swakelola
dalam rekening kas desa
TERIMA KASIH