Anda di halaman 1dari 78

Pedoman Infrastruktur Desa

Dan
Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Infrastrutur Desa
Satu Milyar Satu Desa
(SAMISADE)

Oleh:
Dadan SM, ST.
(Tenaga Ahli infrastrutur Desa )

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KABUPATEN BOGOR


DASAR HUKUM
1. Undang Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa;
2. PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta
ng Desa sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang P
eraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. Permendagri No 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
4. Pemendagri No 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa;
5. Permendes PDTT No 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa;
6. Permendagri No 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa;
7. Permendari No 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
8. Perda Kabupaten Bogor No 6 Tahun 2015 tentang Desa; sebagaima telah dirubah Perda no 6 tahun
2018 Tentang perubahan Perda No 6 Tahun 2015 Tentang Desa
9. Perbub No 44 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
10. Perka LKPP No 12 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa;
11. Perbup No 83 Tahun 2020 tentang Pedoman Bantuan Keuangan Infrastruktur;
Maksud Tujuan
1. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa se
rta memberikan pedoman dalam perencanaan, penyaluran, pelaksanaan d
an penggunaan bantuan keuangan infrastruktur desa.
2. mempercepat akselerasi pembangunan di desa dalam rangka menyeimba
ngkan pertumbuhan perekonomian wilayah yang berada di desa
3. Meningkatkan partisipasi dan kemampuan masyarakat dalam pengambilan
keputusan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaa, pengendali
an dan pemeliharaan.
4. Membangkitkan dan mengembangkan swadaya masyarakat dengan mend
ayagunakan potensi desa.
5. Meningkatkan pemeliharaan prasarana dasar pendidikan, kesehatan dan e
konomi sesuai kebutuhan masyarakat.
Pokok Bahasan 1
Pedoman infrastrutur desa

1. Bahan Bacaan (Infrastrutur Perdesaan)


2.Rumus 7 ( Cara Menghitung Sederhana)
3.Contoh Desain dan RAB (Cara praktis)
4.Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa Di Desa
Sarana dan Prasarana Infrasrtuktur Desa
N0 Jenis Prasarana Tipe Konstruksi utama Sifat Pekerjaan Satuan

1 Jalan Poros Desa Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3. Pembangunan Baru meter
2 Jalan Poros Dusun Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
3 Jalan Lingkungan Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
4 Jalan Setapak Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
5 Jalan Akses Lahan Rabat beton / Aspal / Telford / Telasah/ Conblok 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
6 Jembatan Roda 4 Baja / Kayu / Beton / Gantung 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
7 Jembatan Roda 2 Baja / Kayu / Beton / Gantung 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
8 Pasar Desa/Umum Los / Lapak / Kios 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
9 Pasar Hewan Los / Lapak / Kios 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
10 Pasar Ikan Los / Lapak / Kios 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
11 Tambatan Perahu Pasar Laut Tambatan Dermaga / Tambatan Tepi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
12 Tambatan Perahu Danau Tambatan Dermaga / Tambatan Tepi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
13 Tambatan Perahu Sungai Tambatan Dermaga / Tambatan Tepi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
14 Gedung Sekolah TK / PAUD Pasangan Batu / Beton / Baja / Kayu 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
15 Polindes Pasangan Batu / Beton / Baja / Kayu 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
16 Posyandu Pasangan Batu / Beton / Baja / Kayu 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
17 Perpipaan 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
18 Bangunan air bersih (Bak air, perpipaan,dll) Pasangan Batu / Beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
19 PMA (Perlindungan Mata Air, perpipaan, dll) Pasangan Batu / Beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
20 Instalasi Pompa Mesin 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
21 Instalasi Pompa Hidram 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
22 Penampungan Air Hujan (PAH) 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
23 Sumur Gali 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
24 Sumur Bor 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
25 Sumur Pompa Tangan (SPT) 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
N0 Jenis Prasarana Tipe Konstruksi utama Sifat Pekerjaan Satuan

26 Sumur Pompa Mesin (SPM) 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit


27 Instalasi Penjernihan Air 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
28 Bendung Sederhana 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
29 Embung 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m³
30 Bangunan Irigasi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
31 Saluran Irigasi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
32 Drainase / Saluran Pembuangan 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
33 MCK Pasangan Batu / Beton / Kayu 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
34 PLTMH dan Jaringan Kabel Listrik 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
35 Genset dan Jaringan Kabel Listrik 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
36 Tempat penjemuran padi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
37 Pangkalan ojek 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
38 Lumbung padi 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
39 Tempat Pengolahan Sampah 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru unit
40 Gorong-gorong buis beton/plat dekker 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
41 Tembok Penahan Tanah pas batu kosong/ beton/ pas batu mortar/vegetatif 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
42 Bronjong batu bronjong kawat 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
43 Parit tepi jalan tanah/ pasangan batu / beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
44 Bahu jalan tanah,/sirtu/ rabat beton,/telasah/ telford,/aspal 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
45 Krib pengarah bronjong batu/ beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
46 Saluran drainase pasar tanah, pasangan batu / beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru meter
47 Bak Sampah Pasangan Batu / Beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
48 Perpustakaan Pasangan Batu / Beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
49 Laboratorium Pasangan Batu / Beton 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
50 Taman bermain 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru m²
51 Bangunan Lain Lain 1. Perbaikan 2. Peningkatan 3.Pembangunan Baru -
Jalan dan Jembatan
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
JALAN :
- UU no. 38, th.2004, tentang Jalan  (pengganti UU-13/1980)
- PP no. 34, th.2006, tentang Jalan  (pengganti PP-26/1985)
- PP no. 15, th.2005, tentang Jalan Tol  (pengganti PP-8/1990)

Permen PU No. 03/2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan.

TATA RUANG :
- UU no. 26, th.2007, ttg. Penataan Ruang  (pengganti UU-24/1992)
- PP no. 26, th.2008, ttg. RTRWN  (pengganti PP-47/1997)

TRANSPORTASI :
- UU no. 22, th.2009, ttg. LLAJ  (pengganti UU-14/1992)
- PP ……………………………………………
- PP …………………………………………….

UU & PP terkait dengan : Keuangan, Pemerintahan, Pertanahan, Lingkungan, dsb.


UUD-45  UU  PP  Permen/Kepmen

9
JALAN
(dari UU-38/2004, tentang Jalan)

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perleng-kapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (pasal 1 ayat 4)

SISTEM JARINGAN JALAN


(dari UU-38/2004, tentang Jalan)

Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat
pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam
satu hubungan hierarkis;

1
BAGIAN-BAGIAN JALAN

a = jalur lalu lintas d = ambang pengaman


b = bahu jalan c = saluran tepi
x = b+a+b = badan jalan
SISTEM JARINGAN JALAN
(UU-38/2004 tentang Jalan)

Pengelompokkan Jalan (Jalan Umum)

1. Menurut SISTEM (pasal 7) : - Sistem Primer


- Sistem Sekunder

2. Menurut FUNGSI (pasal 8) : - Jalan Arteri


- Jalan Kolektor
- Jalan Lokal
- Jalan Lingkungan

3. Menurut STATUS (pasal 9) : - Jalan Nasional


- Jalan Provinsi
- Jalan Kabupaten
- Jalan Kota
- Jalan Desa

4. Menurut KELAS (pasal 10) : - Jalan Bebas Hambatan (freeway)


Kelas jalan berdasarkan
spesifikasi penyediaan
- Jalan Raya (highway)
prasarana jalan - Jalan Sedang (road)
- Jalan Kecil (street)

1
2
JARINGAN JALAN
REKAPITULASI PANJANG JARINGAN JALAN

REKAPITULASI PANJANG JALAN PROVINSI & NASIONAL


JARINGAN JALAN PROVINSI

RUAS JALAN PANJANG (KM


KABUPATEN BOGOR
PARUNG PANJANG - BUNAR 26,820

JL. MOCH. TOHA (PARUNG PANJANG) 1,500

BTS. TANGGERANG/BOGOR - PARUNG 11,740

SAWANGAN – BTS. DEPOK (LAMA) 4,133

PD. RAJEG – HARAPAN JAYA – PD. RAJEG JL. BERSIH - 8,210


CIBINONG

CILEUNGSI – CIBINONG (CITEUREUP) 14,130

JL. MAYOR OKING (CITEUREUP) 3,610

JL. MAYOR OKING (CIBINONG) 3,790

CIBARUSAH - CIBUCIL 1,400

CILEUNGSI - CIBEET 44,580

JUMLAH 119,913
GAMBARAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN BOGOR

Jalan Status Kabupaten : 458 ruas = 1.748,915 Km


Berdasarkan Kep.Bupati Bogor No. 620/426/Kpts/Per-UU/2011 September 2011

Jembatan Status Kabupaten : 550 unit = 5.549,70 M’


Jembatan Desa : 942 unit
3. PENYELENGGARAAN JALAN & KEWENANGAN PEMERINTAH

ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN JALAN

Pengaturan Pembinaan Pembangunan Pengawasan


- Perumusan - Penyusunan - Pemrograman
kebijakan perenc. pedoman dan & pengang- Tertib :
- Penyusunan standar teknis garan pengaturan,
perenc umum - Pelayanan - Perenc teknik pembinaan dan
- Penyusunan - Pemberdayaan - Pelaks.konstr. Pembangunan
peraturan per- - Penelitian dan - Pengoperasian
uu-an pengembangan - Pemeliharaan

Merujuk pada UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan, penanganan jalan merupakan bagian dari penyelenggaraan
jalan yang dilaksanakan pemerintah sesuai dengan jenjang hirarki kewenangan dan status jalannya.
WEWENANG PENYELENGGARAAN JALAN :
- Pemerintah : Jalan Nasional
- Pemerintah Provinsi : Jalan Provinsi
- Pemerintah Kabupaten : Jalan Kabupaten dan Jalan Desa
- Pemerintah Kota : Jalan Kota
TUJUAN PENYELENGGARAAN JALAN
(UU 38/2004 tentang Jalan, Pasal 3)
a. mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan jalan;
b. mewujudkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan;
c. mewujudkan peran penyelenggara jalan secara optimal dalam pemberian layanan kepada
masyarakat;
d. mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak pada kepentingan
masyarakat;
e. mewujudkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mendukung
terselenggaranya sistem transportasi yang terpadu; dan
f. mewujudkan pengusahaan jalan tol yang transparan dan terbuka.

TUJUAN PENANGANAN JALAN :


Mewujudkan atau menyediakan pelayanan jalan yang :
ANDAL, yaitu memenuhi kriteria standar pelayanan minimal /SPM atau kondisi mantap serta
PRIMA, yaitu selalu memberikan pelayanan yang optimal atau masih memiliki umur pelayanan.
4. PRINSIP UTAMA KLASIFIKASI FUNGSI JALAN

1. Jaringan jalan memiliki 2 peran utama:


– Memberikan aksesibilitas bagi wilayah dapat dijangkau dan dapat dikembangkan kegiatan sosial
dan ekonominya
– Menyediakan mobilitas bagi kelancaran lalulintas kendaraan, orang, dan barang

2. Klasifikasi fungsi jalan secara umum terdiri dari:


- Jalan Arteri (A): yang diutamakan untuk melaksanakan peran mobilitas yang umumnya membutu
hkan kapasitas dan kecepatan tinggi (jalan yang didesain dengan kinerja/performance jalan ting
gi)
- Jalan Kolektor (K): yang difungsikan sebagai kolektor/ distributor, di mana fungsi aksesibilitas d
an mobilitas diperankan secara merata
- Jalan Lokal (L): yang diutamakan untuk melaksanakan peran aksesibilitas bagi wilayah (kuncinya
adalah pemerataan jangkauannya ke semua daerah)
ILUSTRASI PRINSIP UTAMA KLASIFIKASI FUNGSI JALAN

LALULINTAS

JALAN ARTERI
PERAN MOBILITAS
UTAMA

TRANSISI

JALAN KOLEKTOR
DISTRIBUSI

KOLEKSI

JALAN LOKAL
PERANAKSESIBILITAS
AKSESIBILITAS AKSES
PERAN
KELAS JALAN DAN SPESIFIKASI PRASARANA JALAN :
(UU 38/2004, Pasal 10)
Pengaturan kelas jalan dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan (UU 22/2009, Pasal 19).

Sementara UU 38/2004 Tentang Jalan membagi kelas jalan berdasarkan Spesifikasi


Prasarana jalannya.

Pengelompokan Kls Jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarananya :


- JALAN BEBAS HAMBATAN
- JALAN RAYA
- JALAN SEDANG
- JALAN KECIL

Sementara UU 22/2009 Tentang Lalu lintas & Angk Jalan mengelompokkan kelas
jalan berdasarkan :
- Fungsi & Intensitas Lalu lintas untuk keentingan pengaturan penggunaan
jalan & kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan
- Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat (MST) kendaraan
bermotor
KELAS JALAN BERDASARKAN SPESIFIKASI PRASARANYA
(Penjelasan UU 38/2004, Pasal 10)
UU-22/2009 LLAJ
BAB VI. JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Pasal 19 : Kelas Jalan
Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan:
a. fungsi dan intensitas Lalu Lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan Jalan dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan; dan
b. daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi Kendaraan Bermotor.
Kelas Jalan Fungsi Jalan Ukuran Kendaraan Bermotor MST
Lebar ≤ 2.500 mm
Jalan Arteri
Kelas I Panjang ≤ 18.000 mm 10 Ton
Jalan Kolektor
Tinggi ≤ 4.200 mm
Jalan Arteri
Lebar ≤ 2.500 mm
Jalan Kolektor
Kelas II Panjang ≤ 12.000 mm 8 Ton
Jalan Lokal
Tinggi ≤ 4.200 mm
Jalan Lingkungan
Jalan Arteri
Lebar ≤ 2.100 mm
Jalan Kolektor
Kelas III Panjang ≤ 9.000 mm 8 Ton
Jalan Lokal
Tinggi ≤ 3.500 mm
Jalan Lingkungan
Lebar > 2.500 mm
Kelas
Jalan Arteri Panjang > 18.000 mm > 10 Ton
Khusus
Tinggi ≤ 4.200 mm

2
2
Pengaturan Muatan Sumbu Terberat (MST)

MST = 10 Ton

Berat Total ≤ 25 Ton Berat Total ≤ 50 Ton


Berat Total ≤ 15 Ton

5 Ton 10 Ton 6 Ton 19 Ton 5 Ton 18 Ton 27 Ton

MST = 8 Ton

Berat Total ≤ 21 Ton Berat Total ≤ 45 Ton


Berat Total ≤ 12 Ton

4 Ton 8 Ton 5 Ton 16 Ton 5 Ton 15 Ton 20 Ton

MST < 8 Ton


MST = 5 TON Berat Total ≤ 8 Ton Berat Total ≤ 12 Ton

3 Ton 5 Ton 3 Ton 9 Ton

Berat Total ≤ 5,5 Ton


MST = 3,5 TON

2 Ton 3,5 Ton


PERSYARATAN TEKNIS
(PP Jalan 34/2006)
Kecepaten Rencana Lebar Badan Jalan
Fungsi Jalan (minimum) (minimum)
Sistem Jaringan Arteri 60 km/jam 11 m
Jalan PRIMER Kolektor 40 km/jam 9m
(Pasal 13-16)
Lokal 20 km/jam 7,5 m
Lingkungan 15 km/jam 6,5 m

Kecepaten Rencana Lebar Badan Jalan


Fungsi Jalan (minimum) (minimum)
Sistem Jaringan Jalan Arteri 30 km/jam 11 m
SEKUNDER
(Pasal 17-20) Kolektor 20 km/jam 9m
Lokal 10 km/jam 7,5 m
Lingkungan 10 km/jam 6,5 m

2
SKETSA HIPOTESIS HIRARKI JALAN PERKOTAAN

Pelabuhan &
Pergudangan
Bandar Udara

Pergudangan

Kawasan
Kawasan Perdagangan
Industri Regional

Terminal
Angkutan
Barang

Perumahan

Jaringan Jalan Primer


Kawasan Sekunder
Jalan Arteri Sekunder
Kawasan Primer Jalan Kolektor Sekunder
Jalan Lokal Sekunder
Batas Perkotaan
Jalan Lingkungan Sekunder
2
PENGATURAN JALAN (3)
(dari UU-38/2004, tentang Jalan)

Dari Pasal 20 :
Pengaturan jalan kabupaten dan jalan desa , meliputi:
a. perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa berdasarkan kebijakan nasional
di bidang jalan dengan memperhatikan keserasian antardaerah dan antarkawasan;
b. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa;
c. penetapan status jalan kabupaten dan jalan desa ; dan
d. penyusunan perencanaan jaringan jalan kabupaten dan jalan desa.

Dari Pasal 21 :
Pengaturan jalan kota , meliputi:
e. perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kota berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan
dengan memperhatikan keserasian antardaerah dan antarkawasan;
f. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kota;
g. penetapan status jalan kota; dan
h. penyusunan perencanaan jaringan jalan kota.

26
FUNGSI DAN STATUS JARINGAN JALAN (3)
( UU-38 / 2004 + PP-34/2006, tentang Jalan) )
Dari Pasal 28 :
Jalan kabupaten terdiri atas:
a. jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi;  K-4
b. jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat desa, antaribukota kecamatan,
ibukota kecamatan dengan desa, dan antardesa;
c. jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota; dan
d. jalan strategis kabupaten.

Yang dimaksud dengan jalan strategis kabupaten adalah jalan yang diprioritaskan untuk melayani
kepentingan kabupaten berdasarkan pertimbangan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan, dan keamanan kabupaten.

Dari Pasal 29
Jalan kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota.
Dari Pasal 30 :
Jalan desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan kabupaten
di dalam kawasan perdesaan, dan merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa.

2
7
DIAGRAM FUNGSI DAN STATUS JARINGAN JALAN
( UU-38 / 2004 + PP-34/2006, tentang Jalan dan PP-26/2008 tentang RTRWN )

FUNGSI / PERANAN STATUS


(Wewenang Penyelenggaraan)

Arteri Jalan NASIONAL


SK Menteri (termasuk jalan tol SK Menteri
Kolektor-1
Sistem PU dan jalan strategis PU
nasional)
Jaringan Jalan
PRIMER
Kolektor-2 Jalan SK Gubernur
Kolektor- PROVINSI
3
Kolektor-4
Jalan
Lokal
SK Gubernur KABUPATEN SK Bupati
Lingkungan
dan
Jalan DESA
Sistem Jaringan Jalan Arteri
SEKUNDER Kolektor
Jalan SK Walikota
Lokal KOTA
Lingkungan

Catatan :
Penetapan fungsi dan status jalan secara berkala dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun.
2
8
PENETAPAN FUNGSI & STATUS JALAN KABUPATEN DAN JALAN DESA
(UU-38/2004 tentang Jalan)
UU-38/2004 tentang Jalan, pasal 20, pengaturan jalan kabupaten :
c. Penetapan status jalan kabupaten dan jalan desa
d. Penetapan perencanaan jaringan jalan kabupaten dan jalan desa.

Keputusan BUPATI tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan


Menurut Statusnya Sebagai JALAN KABUPATEN dan JALAN
Keputusan GUBERNUR tentang Penetapan
DESA
Ruas-Ruas Jalan :
 Kolektor-4, Lokal, dan Lingkungan dalam sistem primer,
 Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Peranannya Sebagai
 Arteri, Kolektor, Lokal, dan Lingkungan dalam
(c) sistem
Kolektor-2, Kolektor3, Kolektor-4, Lokal, dan Lingkungan.
 Dalam Jaringan Jalan Sekunder Menurut Peranannya sekunder
 termasuk Jalan Strategis Kabupaten.
Sebagai Arteri, Kolektor, Lokal, dan Lingkungan.

(d) Jalan Kabupaten


Keputusan BUPATI tentang Rencana Jaringan
dan Jalan Desa
Berdasarkan usul
- RTRWN, RTRWP, RTRWK/K
bupati/walikota
- UU+PP Transportasi bersangkutan
 Sistranas, Tatrawil dengan
- Kebutuhan Jaringan Jalan Dengan memperhatikan SK Menteri PU tentang Rencana Umum
memperhatikan SK
- Rekomendasi Studi Jaringan Jalan Nasional dan SK Gubernur tentang Rencana Jaringan
Menteri PU tentang
Jalan Provinsi.
- Usulan Kabupaten/Kota Penetapan Fungsi
Arteri & Kolektor-1

Penetapan secara berkala dilakukan paling singkat lima tahun. 2


PERUBAHAN FUNGSI DAN STATUS JALAN (1)
Perubahan Fungsi : (PP-34/2006, pasal 64)

1. Fungsi jalan suatu ruas jalan dapat berubah apabila:


 berperan penting dalam pelayanan terhadap wilayah yang lebih luas daripada wilayah
sebelumnya;
 semakin dibutuhkan masyarakat dalam rangka pengembangan sistem transportasi;
 lebih banyak melayani masyarakat dalam wilayah wewenang penyelenggara jalan yang baru;
dan/atau
 oleh sebab-sebab tertentu menjadi berkurang peranannya, dan/atau melayani wilayah yang lebih
sempit dari wilayah sebelumnya.
2. Perubahan fungsi jalan dapat diusulkan oleh penyelenggara jalan
sebelumnya kepada penyelenggara jalan yang akan menerima.
3. Dalam hal usulan perubahan fungsi jalan disetujui, maka penyelenggara
jalan yang menyetujuinya mengusulkan penetapan perubahan fungsi jalan
kepada pejabat yang berwenang.

Sebab-sebab tertentu antara lain dibangunnya jalan elak (by pass) di suatu perkotaan yang menggantikan jalan primer semula
sehingga jalan primer semula yang masuk kota menjadi berkurang fungsinya dari fungsi primer menjadi fungsi sekunder.

3
PERUBAHAN FUNGSI DAN STATUS JALAN (2)

Perubahan Status : (PP-34/2006, pasal 65)


1. Status jalan suatu ruas jalan dapat berubah setelah perubahan fungsi jalan ditetapkan.
2. Perubahan status jalan dapat diusulkan oleh penyelenggara jalan sebelumnya kepada
penyelenggara jalan yang akan menerima.
3. Dalam hal usulan perubahan status jalan sebagaimana disetujui, maka penyelenggara jalan yang
menyetujuinya menetapkan status jalan tersebut.
4. Penyelenggara jalan sebelumnya tetap bertanggung jawab atas penyelenggaraan jalan tersebut
sebelum status jalan ditetapkan.

CATATAN :
 Perubahan fungsi jalan membawa konsekuensi perubahan status jalan yang berarti perubahan wewenang
penyelenggaraanya.
 Perlu komitmen antar instansi terkait dalam hal wewenang penye-lenggaraannya yang akan dilepas atau
yang akan menjadi tanggung jawab penyelenggaraannya.
(jangan sampai jaringan jalan tersebut tidak ada yang menangani, sehingga perlu segera ditindaklanjuti dengan
Berita-Acara Serah Terima Aset).

3
PROSES PENETAPAN FUNGSI DAN STATUS JALAN
1. Pembahasan PemProv dengan seluruh PemKab/PemKot mengenai seluruh jaringan jalan yang ada
di wilayah provinsi (dikurangi jalan arteri dan Kolektor-1 dalam sistem primer / Jalan Nasional)
untuk ditetapkan fungsinya oleh Pemprov.
2. Pembuatan Nota Kesepakatan / MOU dari hasil pembahasan yang ditandatangani oleh pemprov,
pemkab/pemkot untuk tindak lanjut menuju SK Gubernur.
3. Penyiapan SK Gubernur tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Fungsinya sebagai K-2, K-3,
K-4, dan Lokal (Dalam Sistem Primer) dan sebagai Jalan Arteri, Kolektor, dan Lokal (Dalam Sistem
Sekunder)
4. Setelah penetapan ditandatangani Gubernur, pemprov, pemkab, dan pemkot menetapkan SK
Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya :
Jalan Provinsi dengan SK Gubernur,
Jalan Kabupaten dan Desa dengan SK Bupati,
Jalan Kota dengan SK Walikota.

(contoh lampiran SK  tayangan berikut)

3
Jalan Perdesaan
FORM - MATRIX CIRI KHAS JALAN PERDESAAN
Diisi jenis-je nis konstruksi perkerasan Jalan Desa

Telford Telasah Rabat Beton Sirtu Aspal Tanah

Keaw etan/ umur


± 6-10 tahun ± 7-10 tahun ± 15-20 tahun ± 2-3 tahun ± 2-3 tahun ± 1-2 tahun
rencana

Pas ir landas , batu Batu pecah Batu pecah m aks 5


Batu pecah untuk bt pokok, Split 2/3-1/2, pas ir cor,
Bahan pecah untuk bt pokok, bt bergradas i, m aks 5 cm , 3 cm , 0,5 cm , Tanah as li, s ebagian urugan
bt pinggir, bt pengunci. PC.
pinggir, bt pengunci. cm , tanah berbutir pasir dan as pal
D iis i p e rb e d a a n

3 s /d 5 Cm ,
10 atau 15 cm ,
15 atau 20 cm , batu 10 atau 15 cm , batu tum pul 12 atau 15 cm pada perm ukaan halus 0 Cm , perm ukaan m udah
Tebal & permukaan diperm ukaan
runcing diperm ukaan di perm ukaan jalur ban (2jalur) nam un m udah terjdi kena eros i
m udah s egregas i
retakan
Cukup m urah nam un 5- Murah atau m ahal tergantung
Cukup m urah, m udah Cukup m ahal dan
Biaya diperhitungkan 10% lebih m ahal dari Murah jika harga per- Mahal jika harga per- kondis i topografinya, nam un
dipelihara dengan m udah rus ak karena
s/d fa ktor umur Telford, m udah dipelihara
m ² dibagi dengan um ur m ² dibagi dengan jalan tanah hanya bers ifat
bahan s etem pat, tahan eros i atau cam puran
rencana dengan bahan s etem pat, pakai um ur pakai s em entara dan perlu pek
lam a tidak penuhi s yarat
tahan lam a peningkatan
Dis iplin m enjaga
Lebih s ering dikerjakan Sulit dalam m enjaga Perlu
Lebih banyak dikerjakan di kom pos is i cam puran Dapat dikerjakan m as y,
Kemudahan dibandingkan telas ah kom pos is i m aterial m endatangkan
pegunungan dibandingkan dan kebuthan air. nam un lem ah dalam
Pekerjaan karena bis a ditingkatkan karena s ebagian tenaga tram pil
jalan datar dicam pur m es in pem adatan
dengan as pal bes ar dari alam pengas palan
pengaduk (m olen)
datar , tanjakan dan datar, lokas i s ulit jika tanah das ar dan
Lokasi Datar datar dan tanjakan daerah labil, s ering atau tidak ada batu pondas i jalan s tabil, Jalan baru atau dana terbatas
terendam pecah lam a
tiap tahun ada
Kemunkinan Jika s udah s tabil dapat Jika s udah s tabil patching, dan 4 Dapat ditingkatkan dg Telford,
Tidak cocok untuk dias pal m aks im um s and s heet
ditingka tkan dias pal dapat dias pal tahunan pelapis an Telas ah, Rabat beton, Sirtu
ulang

Punggung sa pi ± 5 % ± 4 % ± 2 % ± 3 % ± 2 % ± 5 %

Cukup m urah, m udah Cukup m ahal dan Mahal dan s ulit cari relatif Murah tergantung
Cukup m urah, m udah Relatif Murah & Bahan
Kegiatan dipelihara dengan ham pir tiap m us im bahan as pal, kondis i topografinya s erta
dipelihara dengan bahan s em en m udah didapat/
pemeliharaan bahan s etem pat, tahan hujan akan rus ak biasanya harus beli kes tabilan atau kepadatan
s etem pat, tahan lam a dicari di toko
lam a karena eros i jum lah bes ar tanah das ar
Sekian danTerima Kasih

3
DESAIN DAN RAB

CONTOH
UNTUK JALAN DESA & BANGUNAN PELENGKAP
CARA MELAKUKAN
Desain, Perhitungan Biaya, Gambar
Kategori Jalan Desa
1. Pembangunan Jalan Baru
2. Peningkatan Jalan
3. Rehabilitasi Jalan
4. Pemeliharaan prasarana.
Dasar Perhitungan
1. Data lapangan (Denah ,Tampak,Potongan dan Det
ail)
2. Analisa yang dipakai ( SNI, Analisa Kab/Kota Analis
a yang dikeluarkan oleh Dinas Instansi Terkait)
3. Standar Harga tertinggi Desa /SHT (LKPP No 12 T
ahun2019
GAMBAR DESAIN

Syarat gambar desain


jelas dan bermutu,
agar Mandor/pelaksana di lapangan dapat dengan mudah menera
pkan sesuai maksud perencana
Cakupan yang harus terpenuhi
pada gambar desain

• menunjukkan lokasi jalan,


• trase jalan
• cara konstruksi,
• jenis bahan dan volume bahan
Denah
– Titik awal proyek
– Titik akhir proyek
– Lokasi pemukiman di sekitar jalan
– Sungai yang dilewati (bila ada)
– Lokasi jalan lain disekitarnya
– Penggunaan lahan disekitar jalan (hutan, tegalan, sawah, kebun, perkampu
ngan dsb)
– Lokasi jembatan yang ada (dengan panjangnya)
– Gorong-gorong atau jembatan yang dibutuhkan (dengan panjang jembata
n)
– Tempat yang ada masalah teknis, misalnya tanjakan, masalah drainase air t
anah, penggalian batu besar.
Gambar Detail

Tujuan untuk melihat


• bentuk,
• dimensi,
• bahan dan
• cara konstruksi semua bangunan baru.
Bagian-bagian gambar detail

 Tampang melintang yang tipikal digambar dengan skala besar untu


k memperlihatkan bentuk jalan, selokan pinggir, kemiringan tebing,
dsb.
 Detail perkerasan dan bahu
 Detail gorong-gorong (termasuk bak pemasukan dan pembuangan)
VOLUME DAN STANDAR PRODUKTIVITAS

untuk memudahkan perhitungan kebutuha


n tenaga kerja, yang dinyatakan dalam HOK
(Hari Orang Kerja).
Satu hari orang kerja adalah jumlah pekerja
an yang dapat dilakukan oleh seorang biasa
dalam satu hari, (6 jam kerja efektif)
PENYUSUTAN MATERIAL
Perubahan volume material di lapangan dalam proses pekerjaan konstru
ksi, terjadi karena :
◦ Kondisi material berubah dari asli atau gembur ke padat
◦ Material terbuang, hilang atau tidak dan atau sisa dipakai
Untuk menentukan kebutuhan material yang digunakan sampai memenu
hi kondisi akhir pekerjaan
Kebutuhan Volume =
(Volume kondisi akhir) × (Faktor penyusutan)
Jenis Perkerasan Jalan Desa
Konstruksi
Penggunaan Keuntungan Kerugian
Perkerasan

-Pada daerah datar & -Tidak semua desa mudah


-Konstruksi kuat
Telford pegunungan. untuk mendapatkan batu
-Mudah perbaikannya
-Tanah yang lunak & keras. belah

-Pada tanjakan tajam


-Permukaan lebih baik dari -Sulit diaspal.
Telasah -Pada pegunungan yang sulit
pada Konstruksi Telford -Perlu tenaga ahli khusus.
memo- bilisasi alat gilas

-Pada tanah datar -Harus digilas.


Sirtu -Mudah dilaksanakan
-Daerah pantai -Mudah erosi.

07:00 AM
Konstruksi
Penggunaan Keuntungan Kerugian
Perkerasan

-Mahal jika dihitung saat


-Pada Tanah yg labil, mudah
-Awet membangun
pecah, lembek
Beton -Mudah Perbaikannya -Murah jika dihitung umur
-Pada tanjakan
pakai

-Pada daerah datar yang kondisi -Mudah dilaksanakan dan -Pada musim hujan badan
Tanah
tanahnya stabil & keras murah jalan akan rusak

Lapisan Penutup -Tanjakan > 12 %, maksimum 150 -Permukaan lebih baik / -Mahal.
dengan Buras m (Tiap tanjakan) halus. -Perawatan sulit.

07:00 AM
BETON
Umum
Cakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan seluruh
struktur beton bertulang,
Beton tanpa tulangan,
beton prategang,
struktur beton pracetak,
beton untuk struktur komposit

Meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,


pemeliharaan pondasi, pengadaan penutup beton, lantai kerja,
pemompaan dll.
MUTU BETON

Mutu beton yang tercakup dalam spesifikasi teknik ini :


Mutu tinggi K 400-800 kg/cm2 untuk beton prategang seperti tiang
pancang, gelagar, plat
Mutu sedang K 250 – < K 400 Kg/cm2 untuk beton bertulang, lantai beton
jembatan rangka baja, gelagar beton, diafragma, kerb beton pracetak,
gorong-gorong
Mutu rendah K 175- < K 250 kg/cm2 untuk struktur beton tanpa tulangan
seperti siklop, trotoar, pasangan batu kosong
Mutu rendah K 125-< K 175 kg/cm2 untuk lantai kerja, penimbunan
kembali dengan beton
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KUALITAS BETON
AIR
Jika air terlalu banyak, beton akan segregasi
Jika air terlalu sedikit, beton sulit dipadatkan
FAKTOR AIR SEMEN DAN GRADASI
Untuk faktor air semen tertentu diperlukan rasio agregat halus – agregat kasar
tertentu
SEMEN
Jika semen lebih halus, beton menjadi more workable
Jika semen lebih kasar, beton menjadi less workable
WAKTU DAN SUHU
Penyerapan air oleh agregat
Penguapan air
Proses hidrasi
STRUKTUR PERKERASAN
Jenis Konstruksi Perkerasan :
1. Perkerasan Lentur (flexible pavement)
2. Perkerasan Kaku (rigid pavement)

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku


Contoh Jalan Rabat Beton

Jangan Lupa!!
Periksa tebal beton apakah
sesuai gambar?

Deletasi = gap or
jarak antara plat
beton
DELETASI
APA SAJA YG PERLU DIPERHATIKAN !

Cukupka
h
DIMENSI
Perlukah PARIT?
deletasi?
Kec.Sukamakmur Kec.Pamijahan
 
Konstruksi Telford
0.50 0.50 Normal : 3,00 0.50 0.50
Saluran Bahu Perkerasan Jalan Bahu Saluran

Tanah 0,50
B 4 - 5 % 4 - 5%
A 6 - 8 % 6 - 8%

Tanah Dasar 0,50


Lapisan Pasir Urug
Pasangan Batu Belah/Batu Pokok
0,3 Batu Pinggir 0,3
Batu Pengunci
Aspal resap / prime coat 0,5 Kg/M2
Batu Pecah (Split) 3-5 Cm

Aspal 2,5 kg/M2


Pasir Aspal / Abu Batu

KETERANGAN A :
Kondisi disamping saluran (sisi luar) dapat berupa :
- Pagar / Pekarangan rumah
- Tebing dan sejenisnya
- Hamparan Rumput (tanah kosong)
- Pohon-pohon batas Hutan atau Tegalan, dll
Pasir Aspal / Abu Batu
Berm / Bahu Jalan Aspal : 2,5 kg/M2
Rata-rata 0,50
4 - 5 %
6 - 8 % Padat 5 cm

Konstruksi Lama

Lapisan Pasir Urug


Pasangan Batu Pokok
Batu Pengunci
Tanah Timbunan
Aspal resap / prime coat : 0,5 Kg/M2
Batu Pinggir
Batu Pecah (Split) : 3-5 Cm
PERKERASAN DAN PENGASPALAN JALAN

DETAIL B : PERKERASAN & PENGASPALAN JALAN


Pasir Aspal / Abu Batu
Berm / Bahu Jalan Aspal : 2,5 kg/M2
Rata-rata 0,50
4-5%
6-8%

Konstruksi Lama

Lapisan Pasir Urug


Pasangan Batu Pokok
Batu Pengunci
Tanah Timbunan

Batu Pinggir

Batu Pecah (Split) : 1- 2 Cm


Kec.Cigudeg
 
UKURAN DOLAK :
Panjang : 60 cm Trial perbandungan Camp.
Lebar : 40 cm
Tinggi : 10 cm
Trial perbandingan Campuran

Patokan utama dari semua alat tersebut adalah 1 zak semen, semua perbandingan selalu mengikuti patokan
semen ini. Berikut adalah beberapa perbandingan semen.
1 zak semen = 5 sekop pengki
1 zak semen = 1 dolak
1 zak semen = 0,024 m3 (ini merupakan zak semen ukuran 50kg yaitu 10 cm x 40 cm x 60 cm)

Yang terpenting adalah tentukan dahulu mutu beton yang akan kita buat, misal kita memakai mutu beton 1:2:3
bisa kita pakai 1 sekop semen : 2 sekop pasir : 3 sekop batu split.u sedangkan untuk mutu beton SNI biasanya
dimulai dengan hurup K, seperti K 100 adalah semen 247 : pasir 869 : batu split 999 : air 215.
Lanjutan Berikut ini daftar Mutu Beton SNI Sesuai Standar Nasional Indonesia.

Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio

7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87

9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78

12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72

14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66

16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61

19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58

21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56

24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53

26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52

28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49

31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48


RENCANA ANGGARAN BIAYA PRASARANA
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PRASARANA
Propinsi : JAWA BARAT No. RAB : 01
 
 
Kabupaten : Bogor Program :
……………………
Kecamatan : Babakan Madang Jenis Kegiatan : Jalan Rabat Beton
Propinsi : JAWA BARAT Kecamatan :………  
Desa : Babakan Madang Ukuran/Dimensi : 6 x 350 m' :
……………………
Vo l u me JUMLAH TOTAL (Rp) Kabupaten : Bogor                         Desa :…….  
Harga
No URAIAN Dari Satuan Jalan Rabat
Total Dari APBD Satuan (Rp) Dari Swadaya Dari APBD
Swadaya Kegiatan : Beton Kegiatan :   Kegiatan : #REF! Bobot
A. B A HA N Ukuran : 6 x 350 Bobot Ukuran :   Bobot Ukuran : 6.00
Bobot
JUMLAH TOTAL ( Rp )
No Uraian (%
(%)
Jumlah : 1 Jumlah :   ( % ) Jumlah : 1.00 )
1 Pekerjaan Beton K-300 525.00 525.00 m3 1,076,250 - 565,031,250 (%)
No. RAB : 01 No. RAB :   No. RAB : 2
2 Pasir Urug 281.00 281.00 m3 195,000 - 54,795,000 APBD Swadaya APBD Swadaya APBD Swadaya APBD Swadaya
3 Kayu u/ bekisting 6.00 6.00 m3 1,650,000 - 9,900,000 BAHAN
4 Paku 53.00 53.00 Kg 18,600 - 985,800
5 Plastik Cor 189.00 189.00 kg 19,000 - 3,591,000
I 664,083,770. 92.69%     664,083,770. 88.28%
6 Besi dia. 12 mm 1,776 1,775.52 Kg 11,000 - 19,530,720 - - - - - -
00 00
7 Kawat Benrat 65.00 65.00 kg 17,000 - 1,105,000 ( tidak perlu
8 Sirtu 59.00 59.00 m3 155,000 - 9,145,000 dirinci )
PERALATAN
Sub Total 1) - 664,083,770
B. A L A T II 0.38%     0.36%
2 Meteran 5 m' 2.00 - 2.00 buah 15,000 - 30,000
2,710,000.00 - - - - - 2,710,000.00 -
Meteran 50 m' buah ( tidak
3 2.00 - 2.00 65,000 - 130,000
perlu dirinci )
4 Sekop 5.00 - 5.00 buah 75,000 - 375,000
UPAH
5 Ember 30.00 - 30.00 buah 14,000 - 420,000
6 Benang 10.00 - 15.00 Rol 6,000 - 90,000
7 Gergaji Kayu 3.00 - 5.00 buah 75,000 - 375,000 III 49,650,000.0 6.93%     49,650,000.0 6.60%
- - - - - -
8 Palu 2.00 - 2.00 buah 35,000 - 70,000 0 0
( tidak
9 Cangkul 5.00 - 8.00 buah 65,000 - 520,000 perlu dirinci )
10 Prasasti 40 x 60 1.00 - 1.00 buah 500,000 - 500,000
11 Papan Proyek 1.00 - 1.00 buah 200,000 - 200,000 716,443,770   - -   - -   - 716,443,770 -
  Jumlah 100.00%   0% 95.24%
Sub Total 2) - 2,710,000   716,443,77     716,443,77
- -
C. U P A H 0 0
1 Pekerja Konstruksi 291.00 - 291.00 HOK 110,000 - 32,010,000 Operasional
V               4.76%
2 Tukang 126.00 - 126.00 HOK 140,000 - 17,640,000 TPK 5 % 35,822,200
VI                   0.00%

Sub Total 3) - 49,650,000


VII Jumlah Total                     100.00%
TOTAL BIAYA - 716,443,770 752,265,970

Jumlah Biaya Upah                


49,650,000 - - 49,650,000
716,443,770
Jumlah HOK
Sumber Dana -   HOK   HOK       HOK
Konstruksi 417.00 - - 417.00
716,443,770

Kepala Desa ……………………………………,2019


TPK Desa
ESTIMASI HARGA Volume Harga Satuan
NO Uraian Pekerjaan
m2/m3/m' (Rp)
1 Pekerjaan Galian Tanah Biasa M3 35.000 - 40.000
2 Urugan Tanah Kembali M3 15.000 -25.000
2 Pasangan Batu Kali M3 750.000 - 950.000
3 Plesteran M2 45.000 - 55.000
4 Telford (batu belah 15/20) dan LPA M2 120.000 - 135.000
5 Sirtu tebal 15 cm dan LPA tebal 10 cm M2 120.000 - 140.000
6 Lapisan penetrasi tebal 5 cm M2 90.000 - 120.000
7 Hotmix tebal 3 cm (HRS) M2 100.000 130.000
8 Beton Mutu K-250 M3 1.250.000 - 1.400.000
9 Saluran Irigasi Pasangan Batu Belah KA/KI Tinggi 70 cm M' 190.000 - 220.000
10 Jalan Lingkungan Beton Tebal 10 CM M2 150.000 - 165.000
11 Beton Mutu K- 175 M3 1000.000 - 1.200.000
12 Saluran Beton Bentuk U Tepe Ds 300 - 500 M' 340.000 - 365.000
13 Saluran Beton Bentuk U Tepe Ds 300 M' 190.000 - 220.000
14 Gorong-gorong dia. 40 m' 1.250.000 - 1.350.000
15 Gorong-gorong dia. 60 m' 1.450.000 - 1.550.000
16 Gorong-gorong dia. 100 CM m' 1.60.000 -1.750.000
17 Pelat beton dia 60 x 60 M m' 3.200.000 - 3.500.000
18 Pelat beton Uk 1,0 X 1,0 M m' 4,850.000 - 5.200.000
22 Posyandu unit 85.000.000 - 90.000.000
Pokok Bahasan 2
Petunjuk Teknis Bantuan infrastruktur Desa (SAMI
SADE)

1. Pendahuluan
2. Kriteria Dan Mekanisme
Pemberian Bantuan Keuangan Infrastruktur Desa
3. Penyaluran Dan Penggunaan
4. Pelaksanaan
5. Penutup dan Lampiran
Akses
Pariwisata

PRIORITAS Akses
Ekonomi
BANTUAN KEUANGAN
INFRASTUKTUR
Akses
Perbatasan
Desa

Akses
Akses Pusat Kesehatan
Pemerintah
an dan
Pendidikan
Jenis Kegiatan

Jalan Desa /
Lingkungan Jembatan TPT

Drainase Gorong Gorong MCK


Menara Sentra
Telekomunikas
i Ekonomi TPS
BESARAN BANTUAN KEUANGAN

MINIMAL PENGAJUAN MAKSIMAL PENGAJUAN

Rp. Rp.
200.000.000 1.000.000.000
KETERANGAN
Pengajuan Bantuan untuk satu Kegiatan Atau Lebih Sepanjang Secara Kumulatif tidak melebihi 1 Milyar
TIMELINE TAHAPAN
BANTUAN KEUANGAN INFRASTRUKTUR DESA

Perencanaan Proses Pemeriksaan


Pelaksanaan Selesai
Realisasi Laporan

Penyusunan
Pengajuan Verifikasi Peninjauan
Pelaporan
MEKANISME PERENCANAAN
BOGOR MEMBANGUN

MUSYAWARAH DESA BAHAN RKPD


Dalam RAB
dicantumkan biaya
operasional maksimal 5
% untuk :
a. Biaya survei awal KETUA TAPD
b. Biaya ATK
PROPOSAL USULAN c. Honor TPK
d. Biaya dokumentasi
e. Biaya transportasi
f. Biaya pendukung
lainnya DPMD
DPMD menghimpun
menghimpun dan dan
CAMAT menyampaikan rekapitulasi
menyampaikan rekapitulasi
data
data hasil
hasil verifikasi
verifikasi

Verifikasi

TIM
TIM VERIFIKASI:
VERIFIKASI:
-- Camat
Camat selaku
selaku penanggungjawab
penanggungjawab
-- Sekretaris
Sekretaris Kecamatan
Kecamatan sebagai
sebagai ketua
ketua Verifikasi
Verifikasi Administrasi
Administrasi Camat menyampaikan laporan
-- Kepala
Kepala Seksi
Seksi di
di kecamatan
kecamatan sebagai
sebagai hasil verifikasi Tim Verifikasi
anggota
anggota Verifikasi
Verifikasi Teknis
Teknis kepada Bupati melalui Kepala
DISETUJUI
-- Unsur
Unsur PD
PD (( UPT
UPT PUPR)
PUPR) sebagai
sebagai DPMD
anggota
anggota Verifikasi
Verifikasi Lapangan
Lapangan
-- Pendamping
Pendamping Desa
Desa sebagai
sebagai anggota
anggota

Berkas dikembalikan ke DITOLAK


desa
MEKANISME PERENCANAAN DI DESA,
PENGANGGARAN DAN PENETAPAN

Perda
Perda APBD
APBD dan
dan Perbup
Perbup
RKPD KUA PPAS Penjabaran
Penjabaran APBD
APBD

10 hari setelah penetapan RKPD

Ketua TAPD menyampaikan


pagu indikatif kepada desa
Kepbup tentang Penetapan
Daftar Nama Desa dan
Besaran Bantuan Keuangan

Musdes RKPDes

Dalam hal

Perubahan
Perbedaan
Perbedaan angka
angka dalam
dalam Kepbup
Kepbup
RKPDes APBDesa dengan APBDes
dengan APBDes
MEKANISME PENYALURAN

TRANSFER DARI SYARAT :


REKENING KAS 1. Tercantum dalam Kepbup Penetapan
UMUM DAERAH KE 2. Tercantum dalam RKPDes
KAS DESA 3. Tercantum dalam APBDes

2 TAHAP

TAHAP I TAHAP II Penyelesaian


Penyelesaian
kegiatan
kegiatan

40 % 60 %

BA
BA Tim
Tim verifikasi
verifikasi
bahwa
bahwa kegiatan
kegiatan
1.
1. Persiapan
Persiapan tahap
tahap II sudah
sudah
2.
2. Pembangunan
Pembangunan fisik
fisik tahap
tahap II sesuai
sesuai
MEKANISME PENCAIRAN, PENGGUNAAN & PELAKSANAAN
Persyaratan Pencairan
KEPALA DESA mengajukan permohonan Tahap II dilengkapi dengan
pencairan bantuan keuangan kepada Persyaratan dicetak laporan realisasi
BPKAD atas nama Bupati melalui Camat melalui aplikasi penggunaan bantuan
SISKEUDES keuangan tahap I dengan
realisasi fisik dan
administrasi 75 % dari
BPKAD mentransfer dana yang diterima pada
CAMAT :
bantuan keuangan dari Tahap I beserta berita
1. Melakukan penelitian dan verifikasi
kas umum daerah ke kas acara hasil verifikasi
terhadap dokumen persyaratan yang
desa capaian kegiatan fisik oleh
dituangkan dalam berita acara
tim verifikasi
2. Menyampaikan permohonan pencairan
beserta berita acara kepada BPKAD atas
nama Bupati.
PELAKSANAAN :
1. Pengadaan melalui swakelola
PENGGUNAAN :
2. Jika tidak dapat swakelola, maka
Pemerintah Desa penerima bantuan keuangan
menunjuk penyedia baik sebagian
wajib menggunakan dana berdasarkan
maupun seluruhnya, dengan syarat
kegiatan pada APBDesa dan rencana biaya
a. Mendukung swakelola atau
paling lambat mulai 14 (empat belas) hari
b. Kegiatan yang tidak dapat
kerja terhitung masuknya dana bantuan
dilaksanakan dengan swakelola
dalam rekening kas desa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai