Anda di halaman 1dari 16

TITRASI ARGENTOMETRI

PRASETIO 200205051
NURUL IHKSANI 200205052
PENGERTIAN
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang berarti
perak. Jadi argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar
zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah
dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat AgNO 3.
Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh
ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat
ditentukan. (Underwood, 2010).
Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil reaksi
titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya
ialah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap
penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu serta diperlukan
indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi pengendapan yang
dapat digunakan pada titrasi. (Khopkar, 2011).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN
DALAM TITRASI PENGENDAPAN

SUHU ION pH
SEJENIS

SIFAT HIDROKSIDA
HIDROLISIS
PERLARUT LOGAM
Berdasarkan cara pengamatan titik akhir titrasi (E.P) Argentometri
dibagi :

• Terjadinya kekeruhan (turdibity)


• Terjadinya endapan berwarna
• Terjadinya ion kompleks berwarna
• Dengan indikator adsorpsi
JENIS TITRASI ARGENTOMETRI
Cara Mohr,indikator yang digunakan Kalium Kromat (K 2CrO4)

Cara Fajans,indikator yang digunakan Indikator absorpsi

Cara Volhard,Indikator yang digunakan Fe 3+


METODE MOHR
Metode Mohr biasanya digunakan Larutan standar yang
Untuk menitrasi ion halida seperti digunakan dalam metode ini, yaitu
NaCl, dengan AgNO3 sebagai titran AgNO3,memiliki normalitas 0,1 N
dan K2CrO4­ sebagai indikator. Titik atau 0,05 N.Indikator
akhir titrasi ditandai dengan adanya menyebabkan terjadinya reaksi
perubahan warna suspensi dari pada titik akhir dengan titran,
kuning menjadi kuning coklat. Sehingga terbentuk endapan yang
Perubahan warna tersebut terjadi berwarna Cokelat kemerahan, yang
karena timbulnya Ag2CrO4, saat menunjukkan titik akhir karena
hampir mencapai titik ekivalen, warnanya berbeda dari warna
semua ion Cl- hamper berikatan endapan analat dengan Ag+ .
menjadi AgCl.
REAKSI METODE MOHR
 Kelebihan AgNO3 bereaksi dengan indikator ion kromat CrO
membentuk endapan berwarna cokelat kemerahan Ag2CrO4 sehingga
titik akhir dapat diamati
METODE VOLHARD
Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan
Fe3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant
dan Ag, membentuk endapan putih.
Konsentrasi indikator dalam titrasi Volhard juga tidak boleh sembarang, karena
titrant bereaksi dengan titrat maupun dengan indikator, sehingga kedua reaksi itu
saling mempengaruhi.
Penerapan terpenting cara Volhard ialah untuk penentuan secara tidak langsung
ion-ion halogenida: perak nitrat standar berlebih yang diketahui jumlahnya
ditambahkan sebagai contoh, dan kelebihannya ditentukan dengan titrasi kembali
dengan tiosianat baku. Keadaan larutan yang harus asam sebagai syarat titrasi
Volhard merupakan keuntungan dibandingkan dengan cara-cara lain penentuan ion
halogenida karena ion-ion karbonat, oksalat, dan arsenat tidak mengganggu sebab
garamnya larut dalam keadaan asam.
REAKSI METODE VOLHARD
METODE FAJANS
Dalam titrasi Fajans digunakan indikator adsorpsi. Indikator adsorpsi
ialah zat yang dapat diserap pada permukaan endapan (diadsorpsi) dan
menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada
titik ekivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan
pH.
Indikator adsorbsi tidak memberikan perubahan warna kepada larutan,
tetapi pada permukaan endapan. Endapan  yang terbentuk harus dijaga dalam
bentuk koloid. Endapan yang dihasilkan berwarna merah muda dan warna
tersebut cukup kuat untuk dijadikan sebagai indikator visual penanda titik
akhir titrasi. Dikarenakan penyerapan terjadi pada permukaan endapan, maka
pada saat titrasi permukaan endapan diusahakan seluas mungkin. Hal tersebut
dimaksudkan supaya perubahan warna pada permukaan endapan tampak
jelas.
Titik akhir titrasi argentomerti metode fajans dapat diketahui berdasarkan
tiga macam perubahan, yakni:
a)  Endapan yang pada awalnya putih menjadi merah muda dan endapan
kelihatan menggumpal.
b)  Larutan yang pada awalnya keruh menjadi lebih jernih.
c)  Larutan yang pada awalnya kuning hijau menjadi hampir tidak berwarna.

Adapun kesulitan dalam menggunakan indikator adsorpsi ialah banyak


diantara zat warna tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap
cahaya (fotosensitifasi) dan menyebabkan endapan terurai. Dan juga titrasi
menggunakan indikator adsorpsi biasanya cepat, sehingga penerapannya agak
terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus
diperoleh
dengan cepat.
THANKS!
PROGRAM
CREDITS: ThisSTUDI FARMASI
presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
UNIVERSITAS
Flaticon, infographics & images by Freepik
MUHAMMADIYAH
RIAU, 2021

Anda mungkin juga menyukai