Anda di halaman 1dari 13

COPD

Chronik Obstruktif Pulmonal disease

YUDI AKBAR, S.KEP.,NS.,M,KEP


Chronik Obstruktif Pulmonal disease

penyakit yang menyebabkan obstruksi aliran udara


yang menetap (persisten) yang biasanya progresif,
seperti emfisema, bronkitis kronis atau kombinasi
antara keduanya. Respon inflamasi bersifat kronik
pada paru dan saluran pernapasan, merupakan hasil
dari interaksi dari pajanan gas dan partikel berbahaya.
Karakterisitik PPOK adalah keluhan pernafasan
seperti batuk, dypsnea yang berhubungan dengan
obstruksi saluran nafas (PDPI, 2011).
Etiologi

Menurut PDPI (2011), etiologi dari penyakit paru


obstruktif kronik (PPOK) terdiri dari :
1. Rokok
2. Infeksi (Haemophilus influenzae, Streptococcus
pneumoniae dan Moraxella Catarrhalis)
3. Polusi Udara
4. Kurangnya alfa anti tripsin.
5. Penuaan
Manifestasi klinik

Terdapat sejumlah gejala PPOK yang bisa terjadi dan


sebaiknya diwaspadai, yaitu:
Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh dengan warna
lendir dahak berwarna agak kuning atau hijau.
Pernapasan sering tersengal-sengal, terlebih lagi saat
melakukan aktivitas fisik.
Wheezing dapat ditemukan pada beberapa pasien,
terutama saat aktifitas
Lemas.
Penurunan berat badan.
Hipoksemia .
Pengkajian

Gambaran Klinis
a. Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa
gejala pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
-Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat
badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang,
lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
b. Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i
leher dan edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong
ke bawah

• Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh
Diagnosa keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif


2. Gangguan pola nafas
3. Intoleransi aktivitas
4. Gangguan pola tidur
5. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
6. Defisit perawatan diri : mandi, berhias
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai