Anda di halaman 1dari 9

Analisis Faktor-Faktor yang

Memengaruhi Kemiskinan
Pada Masyarakat Pertanian
Latar Belakang
• Pertanian memberi kontribusi besar untuk pangan, bahan baku industri, kesempatan kerja,
kewirausahaan dan produk domestik bruto, namun berdasarakan data BPS (2017) sebanyak
48,73% rumah tangga miskin berasal dari rumah tangga tani.
• Data World Bank menunjukkan lebih dari 60 persen rumah tangga pedesaan di Indonesia
berpartisipasi di sektor pertanian, namun justru kurang dari 30 persen pendapatan rumah tangga
di pedesaan berasal dari sektor pertanian (World Bank, 2007).
• Data BPS (2015), pendapatan rumah tangga tani dari usaha di sektor pertanian rerata Rp.1,2
juta/bulan.
• Jumlah petani Indonesia berkurang dari tahun ke tahun, data 2010 setidaknya terdapat 42,8 juta
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani, berkurang dibandingkan data tahun 2018 yang
hanya 35,9 juta orang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka pertanyaan penelitian yang muncul
adalah:
1. Apa faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan terhadap
masyarakat pertanian?
2. Apa yang menjadi penghambat masyarakat pertanian dalam
mengatasi kemiskinan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi
kemiskinan pada masyarakat pertanian.
2. Untuk mendeskripsikan penghambat masyarakat pertanian dalam
mengatasi kemiskinan.
Literature Review
• Masalah orang miskin di kota juga melibatkan masalah-masalah sosial yang ada di pedesaan
(A. Harsono, 2005).
• Segmen masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan ternyata banyak
terdapat di sektor pertanian dan pedesaan (Harianto, 2007: 2, 9, dan 10; dan Suprapto, 2011).
• Penduduk desa umumnya terlibat dalam sektor pertanian, namun dalam komunitas desa di
seluruh Indonesia banyak terdapat mata pencaharian hidup yang lain dan mengerjakan kedua
sektor tersebut secara bersamaan (Koentjaraningrat, 1982).
• Kemiskinan structural terjadi karena ketidakmerataan distribusi pendapatan, kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan, akses terhadap sumber daya, teknologi, modal, manajemen dan
partisipiasi dalam pembangunan (Mardimin, 1996)
• Kebijakan pembangunan ekonomi yang berkualitas seharusnya fokus untuk mendorong sektor
yang berkaitan langsung dengan kebanyakan penduduk miskin, salah satunya adalah sektor
pertanian (Pribadi, 2009).
Kerangka Berpikir

Pendidikan
Kepala Keluarga

Ekonomi:
BUMP, KUD
Kelembagaan Kemiskinan Masyarakat
Pertanaian
Non Ekonomi:
Kelompok Tani

Kebijakan
Pemerintah
Kerangka Berpikir
• Pendidikan Kepala Keluarga
Pendidikan merupakan investasi dan kesempatan untuk berkompetisi guna mendapatkan
kesempatan memperoleh penghidupan yang lebih baik di masa depan dan turut terlibat
dalam proses pembangunan.
• Kelembagaan
Terkait dengan teknologi, manajemen, organisasi, pasar, dan pembiayaan/permodalan, di
mana dengan berkonsolidasi di dalam suatu wadah maka memungkinkan skala usaha
petani menjadi lebih besar dan efisien. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan pihak
perbankan dalam menyalurkan kredit dan modalnya.
• Intervensi Pemerintah
Intervensi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dalam rangka
mengurangi kemiskinan dapat dilihat dari sisi anggaran sektor pertanian.
Metode Penelitian
• Data & Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dari
publikasi statistik BPS dan Kementerian Pertanian dan data primer yang
diperoleh langsung dari lapangan.
Metode Penelitian
• Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai