Ruam yang timbul pada satu sisi tubuh sesuai dengan saraf yang
terinfeksi.
Nyeri berupa rasa panas seperti terbakar atau tertusuk benda tajam pada
ruam.
Ruam berupa luka melepuh berisi air yang gatal dan menyerupai bintil
cacar air.
Lepuhan akan mengering dan berubah menjadi koreng dalam beberapa
hari.
Gatal dan mati rasa pada bagian yang terdapat ruam.
Dapat disertai demam, nyeri kepala, sensitif terhadap cahaya, dan rasa
lelah.
Gejala akan mereda setelah 14-28 hari.
PENYEBAB HERPES ZOSTER
a. Neuropraksia
Neuropraksia yaitu suatu paralysis dimana saraf hanya
tertekan sehingga terjadi hambatan impuls tanpa
kerusakan atau dengenerasi pada akson dan selubung
myelin sehingga apabila tekanan ini hilang maka fungsi
saraf akan kembali sempurna dengan cepat. Keadaan ini
sering di sebut blockade aksonal fisiologik. Di sini
ketiga unsur serabut saraf (akson selubung, mylin, dan
neurilema) tidak mengalami kerusakan
b. Aksonotmesis
Aksonotmesi yaitu suatu paralysis dimana saraf
mengalami penekanan yang cukup kuat sehingga
akson di sebelah distal lesi akan mengalami
kematian atau degenerasi, pada kondisi ini yang
mengalami kerusakan hanya aksonnya saja
sedangkan pada myelin masih utuh. Keadaan ini
lebih berat dari pada kerusakan neuropraksia karena
aksonnya mengalami kerusakan.
c. Neuronotmeis
Neuronotmesis yairu paralysis dimana seluruh saraf di
distal lesi mengalami kerusakan. Untuk mendapatkan
penyembuhan terkadang perlu adanya suatu oprasi. Pada
kerusakaan ini biasanya sukar untuk mendapatkan
fungsinya saraf tersebut kembali . Di ganti oleh jaringan
penyokong yang disebut neuralgia, karena adanya
neuralgia ini, menyebabkan penghantar rangsang saraf
motoris dan sensoris mengalami gangguan, sehingga tidak
dapat mencapai motor and plate, maka akan menyebabkan
suatu daerah kurang peka terhadap rangsangan.
ETIOLOGI
Teori Iskemik Vaskuler
Nervus fasialis dapat menjadi lumpuh (Parase Plarise) secara tidak langsung karena gangguan
sirkulasi darah di kanalis falopi. Kerusakan yang ditimbulkan oleh tekanan pada saraf perifer.
Teori Herediter
Bell’s palsy terjadi mungkin karena kanalis fasialis yang sempit pada keturunan dikeluarga
tersebut, sehingga menyebabkan predisposisi untuk terjadi paresis fasialis.
Teori Imunologi
Dikatakan bahwa Bell’s palsy terjadi akibat reaksi imunologi terhadap infeksi virus yang
timbul sebelumnya atau sebelum pemberian imunisasi.
PATOFISIOLOGI
Otot-otot wajah diinervasi saraf fasialis. Kerusakan pada saraf
fasialis di meatus akustikus internus (karena tumor), di telinga
tengah (karena infeksi atau operasi), di kanalis fasialis
(perineuritis, Bell’s palsy) atau di kelenjar parotis (karena
tumor) akan menyebabkan distorsi wajah, dengan penurunan
kelopak mata bawah dan sudut mulut pada sisi wajah yang
terkena. Ini terjadi pada lesi lower motor neuron (LMN). Lesi
upper motor neuron (UMN) akan menunjukkan bagian atas
wajah tetap normal karena saraf yang menginnervasi bagian
ini menerima serat kortikobulbar dari kedua korteks serebral
(Snell, 2012).
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan umum :
1. Anamnesis
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit
4. Inspeksi
5. Palapasi
6. Gerak dasar
7. dll
Pemeriksaan khusus :
Skala Ugo Fish (kriteria penilaian)
Skala Normal dengan Skala Ugo Fish
Manual Muacle Testing wajah :
Manual Muacle Testing merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk pemeriksaan kekuatan otot yang
bertujuan untuk pemeriksaan kekuatan otot . Metode ini
digunakan pada masalah patologis dan cidera neurologis
atau cedera fisik. Dalam pemeriksaan MMT dilakukan
observasi, palpasi dan dorongan untuk menentukan nilai
kekuatan otot. Penilaian kekuatan otot wajah dengan
menggunakan skala “Daniel’s and Worthingham Manual
Muscle Testing (Bohannon, 2019).
TEKNOLOGI INTERVENSI
Infra red
Elektrical Stimulation
Massage
Mirror exercise
INFRA RED
Persiapan alat : Siaptak babioil atau gel (jika wajah pasien tidak
sensitive) dan Tisu
b. Persiapan pasien : Posisikan pasien tidur terlentang diatas bed kepala
di sanggah bantal
c. Persiapan terapis : Tangan terapis bersih bebas dari aksesoris seperti
gelang, cincin, jam tangan, dan kuku terapis tidak boleh panjang. Cuci
tangan terlebih dahulu dan gunakan handsanitaizer. Terapis juga wajib
menggunakan alat pelindung diri (APD), posisi pasien di atas atau
samping kepala pasien
Penatalaksanaan : Pertama tuangkan gel/ babyoil pada tangan terapis kemudian
kemudiajn usapkan secara halus pada wajah pasien. Teknin massage yang digunakan
untuk meratakan gel yaitu stoking. Efek dari pemberian stroking adalah penenangan
dan mengurangi rasa nyeri. Kemudian teknik yang ke dua ada effluarage atau
gosokan halus dengan penekanan yang ringan pada kedua sisi wajah menggunkan
kedua telapak tangan dimulai dari tengah dahi menuju ke depan telinga selanjutnya
alis mulai dari sudut medial alis ditarik kearah lateral hingga ke depan telinga,
mengitari mata menuju depan telinga, hingga di mulai dari sisi hidung kemudian di
tarik ke depan telinga, pada bibir bagian atas dari tengah bibir ditarik ke sudut bibir
lalu menuju ke telingga, mengitari mulut dari tengah bibir ditarik kesudut bibir
kemudian kearah depan telinga, dan langsung menuju ke telinga. Lakukan Fingger
kneeding dengan cara penekanan ringan dan gerak memutar menggunakan ibu jari
dilakukan mulai dari sisi yang sehat menuju kearah telinga. Setelah itu lakukan
dengan teknik effluarage sama seperti gerakan awal, Kemudian yang terakhir
lakukan teknok tapotement yaitu dengan memberikan tepukan pada wajah yang
berirama dengan kekuatan tertentu dilakukan dengan menggunkan jari-jari. Setelah
melakukan teknik tapotemment lakukan lagi teknik effluarage pada kedua sisi.
Massage dapat dilakukan setiap hari dengan durasi 10-15 menit per sesi massage.
MIRROR EXERCISE
Tujuan pemberian mirror exercise pada penderita Bell’s Palsy adalah
untuk meningkatkan kekuatan otot. Pemberian Mirror exercise
meliputi :