Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan

Ibu Hamil Dengan


Penyakit Hipertensi
Pengertian
 Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan,
saat terjadi kehamilan atau pada permulaan nifas.
Hipertensi yang muncul pada saat kehamilan adalah
hipertensi akut, karena hanya muncul pada saat hamil,
dan sebagian besar tidak memiliki riwayat hipertensi
sebelumnya. Penyakit ini ditandai dengan tekanan
darah dan terkadang disertai dengan
proteinuria,edema,konvulsi,koma,atau gejala gejala
lain
Patofisiologis
Vasopasme adalah dasar patovisiologi hipertensi. Konsep
ini pertama kali dikemukakan oleh Volhard (1918), yang
di dasarkan pada pengamatan langsung pembuluh
pembuluh dasar halus dibawah kuku, fundus okuli, dan
konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari
perubahan histologis yang tampak di berbagai organ yang
terkena. Kontruksi vaskular menyebabkan resistensi
terhadap aliran darah dan penyebab terjadinya hipertensi
arterial. Besat kemungkinan bahwa vasopasme itu sendiri
menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.
Klasifikasi Hipertensi :
 Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk
kehamilan yaitu preeklamsi dan eklamsi. Diagnosis dibuat atas
hipertensi dengan poteinuria atau edema atau kedua duanya pada ibu
hamil setelah minggu ke 20.
 Hipertensi yang kronis. Diagnosis dibuat karena adanya hipertensi
sebelum kehamilan atau temuan hipertensi sebelum minggu ke-20 dari
kehamilan dan hipertensi ini tetap sampai kehamilan berakhir.
 Preeklamsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis.
Ibu dengan hipertensi naik,proteinuria,edema dan kelainan retina.
 Transient hipertension. Diagnosis dibuat jika hipertensi timbul dalam
kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada ibu yang tadinya
normotensif dan yang hilang dalam 10 hari pospartum.
Diagnosis Hipertensi dalam
Kehamilan
 Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan
20 minggu atau hipertensi pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan
20 minggu dan hipertensi menetap sampa 12 minggu pasca persalinan
 Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria.
 Eklampsia adalah preeklamsia disertai dengan kejang kejang atau koma.
 Hipertrnsi kronik dengan superimposed preeklamsia adalah hipertensi
kronik disertai tanda tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai
proteinuria
 Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
pascapersalinan`
Faktor Resiko
 Primigavida
 Hiperplasiontosis, seperti molahidatosa, kehamilan
ganda, diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
 Umur yang ekstrim.
 Riwayat keluarga yang pernah mengalami
preeklamsia dan eklampsia
 Penyakit ginjal dam hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil
 Obesitas
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
a. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
b. Proteinuria samar sampai ­+1
c. Peningkatan enzim hati minimal

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:


a. Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria + 2 persisten atau lebih
c. Nyeri kepala
d. Gangguan penglihatan
e. Nyeri abdomen atas
f. Oliguria
g. Kreatinin meningkat
h. Trombositopenia
i. Peningkatan enzim hati
j. Pertumbuhan janin terhambat
k. Edema paru
Pertumbuhan janin

usia Pola-pola perkembangan

1 bulan (4 minggu) Bagian kepala, jantung dan hati mulai terbentuk , sistem pencernaan sebagai suatu saluran sederhana, ada sebuah ekor yang
khas, jaringan- jaringan ekstra embrionik mulai muncul.

2 bulan (8 minggu) Telinga, mata, jari- jari, mulut, hidung dan tumit merupakan bentuk – bentuk tersendiri, tulang mulai dibentuk , sistem
pencernaan mulai terbentuk, sistem saraf dan sistem sirkuler mulai berfungsi, adanya alat kelamin luar, tetapi belum dapat
dibedakan jenis kelaminnya.

3 bulan (12 minggu) Ginjal, hati, tangan,lengan, tungkai , kaki , dan sistem pencernaan telah berkembang baik, alat kelamin luar antara pria dan
wanita mulai dapat dibedakan , pru-paru mulai jelas, adanya gerakan-gerakan kecil dari janin.

4 bulan (16 minggu) Detak jantung sudah dapat dirasakan, terbentuknya tulang-tulang di seluruh tubuh, kulit berkembang sepenuhnya, sudah dapat
ditentukan jenis kelaminnya , muncul alis , bulu mata , dan rambut kepala , gerakan janin meningkat.

9,5 bulan (38 minggu ) Sejak minggu ke-16 sampai saat kelahiran terjadi akumulasi lemak dibawah kulit , menjelang minggu ke -22 janin mulai
membuka matanya, gerakan-gerakan janin dirasakan oleh ibunya, terjadi kenaikan gerak badan yang sangat cepat, pada bulan
ke-7 posisi kepala ke bawah sebagai persiapan untuk kelahiran.
pathway
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat psikososial
g. Riwayat maternal
2.Pengkajian sistem tubuh
a. B1 (Breathing)
b. B2 (Blood)
c. B3 (Brain)
d. B4 (Bladder)
e. B5 (Bower)
d. B6 (Bone)

3.Pemeriksaan diagnostik
a. Sel darah putih (SDP)
b. Hematoglobin dan Hematokrit (Hb dan Ht)
c. Gas darah ateri (GDA)
d. Laju endap darah (LED)
e. Eletrokardiografi (EKG)
f. Echokardiografi (EEG)
g. Pencitraan jantung radionukleotida
h. Amniosintesis
i. Seri ultrasonografi
j. Tes presor supine
k. Kretinin serum
l. Tes urine lengkap
m. Strees kontraksi
n. Tes cairan amniotik ultasografi
B.Diagnosis Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan atau organ : menurun
berhubungan dengan vasopasme siklik, edema serebral,
pendarahan
2. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan tahanan vaskuler sitemik.
3. Resiko tinggi cidera ibu berhubungan dengan iritabilitas
sistem saraf pusat (SSP) akibat edema otak, vasopasme,
penurunan perfusi ginjal, terapi magnesium sulfat, dan
antihipertensi
4. Resiko tinggi cidera pada janin berhubungan dengan
insufisiensi uteroplasenta, kelahiran prematur, solusio plasenta
5. Ansietas berhubungan dengan efek pada ibu dan janin.
C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Diagnosis keperawatan I
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia ibu.
2. Tujuan Keperawatan
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan perubahan perfusi
jaringan dapat teratasi.
3. Kriteria hasil yang diharapkan
a. Tidak ada penurunan frekuensi jantung janin.
b. Tekanan darah normal.
c. Ibu hamil bebas edema patologik.
Rencana Asuhan Keperawatan Rasional
Mandiri
1. Perhatika faktor-faktor resiko individu dan status kesehatan ibu 1. Adanya masalah-masalah jantung dapat dipengaruhi oleh
sebelum hamil. peningkatan kebutuhan sirkulasi selama kehamilan yang dapat
  mengakibatkan kerusakan oksigenasi jaringan
 
2. Kaji tekanan darah dan nadi,perhatikan adanya sianosis membran 2.Keadaan tersebut menandakan kegagalan jantung awal dan hipoksia.
mukosa dan dasar kuku, intoleransi aktivitas dan tanda-tanda
dekompensasi seperti penambahan berat badan berlebihan, batuk
tidak jelas, krekels, hemoptisis, peningkatan nadi, dan frekuensi
pernpasan.

3. Berikan informasi tentang penggunaan posisi tegak yang diubah 3.Memudahkan ibu hamil bernapas dengan menurunkan tekanan karena
selama tidur dan istirahat pembesaran uterus pada diafragma dan membantu meningkatkan diameter
ventrikal untuk ekspansi paru, membantu mencegah statis vena pada
ektremitas bawah.

4.Pertahankan tirah baring total dengan posisi miring. 4.Tirah baring menyebabkan aliran darah uteroplasenta yang sering kali
menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis.

5. Pantau asupan oral dan infus MGSO4, pantau keluaran urine, dan 5. Magnesium sulfat (MGSO4) adalah obat antikejang yang bekerja pada
pantau adanya edema yang terlihat. sambungan mioneural dan merelaksasi vasopasme sehingga meyebabkan
peningkatan perfusi ginjal serta mobilisasi cairan ekstraseluler (edema dan
diuresis).

6. Kaji aliran darah uterus atau janin menggunakan non-Strees Test 6. Hipoksia uterus atau plasenta akan menurunkan aktivitas janin dan DJJ.
(NST) ataupun Contraction Strees Test (CST),periksa kadar eksteriol, Hipoksia dapat mengakibatkan penurunan kadar estriol.
dan hitung denyut jantung janin (DJJ)
1. Diagnosis keperawatan 2
Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d peningkatan tahanan
vaskuler sistemik.
2. Tujuan keperawatan .
Setelah diberikan asuhan keperawatan, di harapkan resiko penurunan
curah jantung tidak terjadi.
3. kriteria hasil yang diharapkan.
a. Tekanan darah normal.
b. Ibu hamil bebas dari gejala palpitasi,dispnea, dan angina pektoris.
c. Bunyi napas dan bunyi jantung normal
4. Rencana asuhan keperawatan.
Rencana asuhan keperawatan rasional
Mandiri
1. Pantau klasisikasi hipertensi fungsional ibu hamil. 1. Bermanfaat untuk mengidentifikasi keadaan atau ibu hamil dan
a. Kelas I :tidak ada batasan aktivitas fisik, tidak kebutuhan-kebutuhan ibu hamil.
ada ketidaknyamanan selama pengerahan tenaga
b. Kelas II : aktivitas biasa dapat menyebabkan
gejala-gejala palpitasi,dispnea, dan angina
pektoris.
c. Kelas III : lebih kecil dari aktivitas yang biasa
dilakukan dapat mengakibatkan gejala-gejala
penyakit jamtung seperti kelelahan, dispnea, dan
angina pektoris.
d. Kelas IV : gejala-gejala insifiensi jantung terjadi
saat tidak adanya aktifitas fisik
 

2..Pantau tanda-tanda vital ibu 2. Mengetahui adanya demokpensasi jantung karena intoleransi terhadap
beban sirkulasi, infeksi atau ansietas. Dekompensasi jantung dapat terlihat dari
perubahan pada tanda-tanda vital ibu hamil seperti peningkatan suhu,
peningkatan nadi, dan peningkatan tekanan darah

3. Auskultasi bunyi napas ibu hamil 3. Ibu hamil dengan gangguan jantung pada klasifikasi III dan IV, dapat
mengalami gagal jantung kognesif (GJK) dan kemungkinan gangguan
pernapasan
4. Evaluasi DJJ, jumlah gerakan janinsetiap hari, dan hasil NST 4. Mengetahui adanya hipoksia janin akibat dekompensasi
sesuai indikasi. jantung ibu yang bisa terlihat dari takikardia ataupun
bradikardia , serta reduksi aktifitas jantung.

5. Berikan informasi tentang perlunya istirahat yang adekuat (8- 5. Meminimalkan strees jantung dan menghemat energi, khusunya
10 jam pada malam hari dan ½ jam pada habis makan). ibu hamil dengan gangguan jantung kelas IV yang memerlukan
tirah baring selama kehamilan.
 
 

6. Selidiki adanya keluhan nyeri dada dan palpitasi. anjurkan 6. Ibu hamil dengan prolaps katup mitral dapat terjadi aritmia,
pembatasan kafein dengan tepat. terlihat adanya nyeri dada atau palpitasi. Pembatasan kafein dapat
menurunkan frekuensi terjadinya gangguan jantung.

7. Kaji adanaya bukti venostasis dengan adanya edema. 7. Pemberian posisi kaki dapat mengurangi terjadinya venostasis.
Instruksikan ibu hamil meninggikan kaki bila duduk secara
periodik.
8. Kaji dan pantau jumlah dan konsentrasi keluaran dan berat 8. Masalah kardiovaskuler dapat mempengaruhi fungsi ginjal,
jenis urine. mengakibatkan oliguria/anuria, atau peningkatan berat jenis urine

9. Anjurakan ibu hamil menggunakan posisi miring kiri. 9. Hipotensi supine pada titik kehilangan kesadaran dapat dicegah
bila ibu hamil menghindari posisi terlentang dan mengadopsi posisi
istirahat rekumben lateral.
Kolaborasi
10. Berikan obat-obatan seperti digitasi glokosida (digoskin atau 10. Digitalis glikosida dapat memaksimalkan kontraksi ventrikel,
digitoksin) atau propanolol sesuai indikasi terapi peningkatan volume plasma dapat menurunkan kadar obat
dalam sirkulasi sehingga dibutuhkan peningkatan dosis atau
frekuensi pemberian. Digitalis mempunyai efek langsung pada
miomertium, sering menyebabkan paersalinan awal serta waktu
persalinan lebih pendek. Propanolol dapat digunakan untuk
mengontrol disritmia berkenaan dengan prolaps katup mitral (dalam
penilitian, obat-obatan ini belum jelas diketahui keamanan
penggunaanya pada ibu hamil)

11. Kaji fungsi plasenta dengan periksaan kadar esterion serum 11. Penurunan fungsi jantung dapat mempengaruhi fungsi plasenta.
dan urine (CST dan NST)
12. Tinjau keadaan EKG 12. Dapat menunjukkan keadaan patologis bila terjadi dekompensasi
jantung seperti disritmia.

13. Anjurkan penggunaan stoking antitrombotik. 13. Meningkatkan aliran balik vena dan membatatasi statis vena.

14. Pantau tekanan hemodinamik dengan pengukuran tekanan 14. CVP untuk mengkur aliran balik vena atau volume sirkulasi
vena central atau central venous pressure (CVP)
1. Diagnosis keperawatan 3
Resiko tinggi cedera pada ibu hamil behubungan
dengan iritabilitas sistem saraf pusat (SSP)
2. Tujuan keperawatan.
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan tidak
terjadi cidera pada ibu.
3. Kriteria hasil yang diharapkan.
ibu hamil tidak mengalami kejang.
4.Rencana asuhan keperwatan
Rencana Asuhan Keperawatan Rasional

   
1. Dapatkan data-data dasar (misalnya klonus) 1. Data-data dasar digunakan untuk memantau
hasil terapi.

2. Memantau pemberian terapi IV MgSO4 dan 2. Magnesium sulfat (MGSO4) adalah obat
kadar serum MgSO4 antikejang yang bekerja pada sambungan
  mioneural dan merelaksasikan vasopasme.
 

3. Kaji adanya kemungkinan keracunan MgSO4 4. Dosis yang berlebih akan dapat membuat kerja
otot menurun sehingga dapat menyebabkan depresi
pernapasan berat.

5. Pertahankan lingkungan yang tenang, gelap 6. Rangkasangan kuat misalanya cahaya terang dan
dan nyaman. suara keras dapat menimbulkan kejang.
1.Diagnosis keperawatan 4
Resiko tinggi pada janin berhubungan dengan fetal
distress.
2.Tujuan keperawatan.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan tidak
terjadi cidera pada janin.
3.Kriteria hasil yang diharapkan.
Denyut jantung janin (DJJ) normal adalah 120-160 x/
menit
4.Rencana asuhan keperawatan
Rencana Asuhan Keperawatan Rasional

1. Monitor DJJ sesuai indikasi. 1. peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya


hipoksia, prematur, dan solusio plasenta

2. kaji pertumbuhan janin 2. penurunan fungsi plasenta bisa diakibatkan


karena hipertensi.

3. Jelaskan adanya tanda-tanda solusio plasenta 3. Ibu dapat mengerahui tanda dan gejala solusio
(nyeri perut pendarahan, rahim tegang, dan plasenta dan tahu akibat hipoksia bagi janin.
aktivitas janin turun )

4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi terapi. 4 Reaksi terapi dapat menurunkan pernapasan janin
dan fungsi jantung serta aktivitas janin.

5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan 5. USG dan NST untuk mengetahui keadaan /
USG dan NST. kesejahteraan janin.
1.Diagnosis keperawatan ke-5.
Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi
sebelum lahir.
2.Tujuan keperawatan.
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan kecemasan
dapat teratasi.
3.Kriteria hasil yang diharapkan.
a. Ibu hamil tampak rileks.
b. Ibu hamil dapat istirahat dengan tepat.
4. Rencana asuhan keperawatan
Rencana Asuhan Keperawatan Rasional
Mandiri
1. Kaji tingkat kecemasan ibu. Perhatikan tanda 1. Membantu menentukan jenis intervensi yang
depresi. diperlukan.
2. Dorong dan berikan kesempatan pada ibu atau 2. Membuat perasaan terbuka dan bekerja sama untuk
orang terdekat untuk mengajukan pertanyaan memberikan informasi yang akan membantu
yang berhubungan dengan masalah ibu. mengatasi masalah ibu.

3. Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam 3. Keterlibatan meningkatkan perasaan berbagi,


asuhan, sesuai indikasi. menguatkan perasaan berguna buat ibu, memberikan
kesempatan untuk mengakui kemmpuan individu, dan
memperkecil rasa takut ketidaktahuan tentang
hipertensi

Anda mungkin juga menyukai