Pd
KEWIRAUSAHAAN
(Pengolahan)
KELAS XI SEMESTER GANJIL
MATERI 2
KOMPETENSI DASAR
3.2. Menganalisis sistem pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil) dari
bahan pangan nabati dan hewani berdasarkan daya dukung yang dimiliki
oleh daerah setempat
Umumnya, bahan pangan berasal dari dua sumber, yaitu bahan pangan
nabati dan bahan pangan hewani.
Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, seperti: sayur sayuran, buah-buahan, umbi-
umbian, dan serealia.
Bahan pangan hewani adalah bahan makanan yang berasal dari
hewan, seperti: telur ,ayam, daging, ikan, dan susu.
Banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi rasa pada masakan.
Agak pedas.
Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus, digoreng, dipepes, dan
dibakar.
Contoh makanan khas dari Jawa Timur ialah rujak cingur
Memanir yaitu memberi lapisan tepung yang kering pada masakan sebelum digoreng.
Maksudnya untuk memperoleh hasil kering dan berwarna kuning kemerah-merahan.
Bahan-bahan yang digunakan untuk memanir adalah bahan makanan yang akan
dipanir, tepung panir, putih telur, dan minyak goreng panas.
Cara memanir dibedakan menjadi dua yaitu panir tunggal dan panir ganda.
6. Merebus (poaching) : Memasak dalam cairan dengan suhu antara 71-82 derajat C
Penyajian dan kemasan merupakan tahapan akhir dan memegang peranan penting
dalam usaha pengolahan makanan.
Makanan khas daerah pada masa lampau biasanya dikemas dengan menggunakan
kemasan tradisional seperti kendil dari tanah liat, anyaman daun pisang, daun kelapa,
kelobot jagung, dll.
Sesuai dengan kemajuan zaman teknologi dan kebutuhan manusia, produk kemasan pun
berkembang terus-menerus. Saat ini, makanan khas daerah banyak dikemas
menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas, aluminium foil, dan ada pula yang
dikombinasikan dengan kemasan tradisional.
Penyajian ataupun kemasan akan menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya
dan memakannya.
Oleh karena itu, jenis, bentuk, warna dan dekorasi kemasan perlu diperhatikan agar
dapat memberikan tampilan unik, menarik, dan berkarakter pada penyajian dan
kemasan produknya.
Teknik yang bisa digunakan untuk menjaga kualitas makanan khas daerah tetap baik,
digunakan teknik pengemasan vacuum dan disimpan dalam suhu rendah.
Pengertian BEP
Biaya tetap
Biaya variabel
Perhitungan BEP
BEP atau Break Event Point adalah suatu analisis untuk menentukan dan
mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada
harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan
keuntungan / profit.
BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami
kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah ;
1) Alat perencanaan untuk hasilkan laba.
2) Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat
penjualan yang bersangkutan.
3) Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
4) Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti.
Firqih Eka Iswara,S.Pd
Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Komponen-komponen yang diperlukan dalam perhitungan BEP adalah biaya tetap
dan biaya variabel.
Didalam sebuah usaha, yang dimaksud biaya tetap adalah total biaya pengeluaran
yang tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan volume produksi.
Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh.
Sedangkan biaya variabel adalah total biaya pengeluaran yang berubah-ubah
bergantung kepada perubahan volume produksi/penjualan.
Berdasarkan unit:
1. Dalam usaha aneka jus buah, biaya tetap yang harus dikeluarkan adalah Rp. 250.000,-
dan biaya variabelnya sebesar Rp. 3.000,- per unit. Direncanakan produk dijual
dengan harga Rp. 5.000,- per gelas. Maka titik-impas atau BEP usaha tersebut adalah: