Anda di halaman 1dari 49

REVIEW KULIAH

KISTA DAN TUMOR PADA RONGGA MULUT


Pembimbing : drg Wahyu Susilaningtyas, Sp.Pros

Lionita Putri Ayuda | 21904101027


CONTENTS

1 2
Kista Rongga Tumor Rongga
Mulut Mulut
1
KISTA RONGGA MULUT
1 DEFINISI KISTA
Suatu kantung atau rongga patologis
yang dilapisi oleh sel epitel dan
mengandung cairan.
1 ETIOLOGI KISTA
• Trauma
• Radang
• Gangguan pertumbuhan
• Obstruksi
1 PATOGENESIS KISTA
proliferasi sisa-sisa sel
stimulasi (cytokinese) epitel pertumbuhan Tengah massa akan
pada sisa-sisa sel epitel membentuk massa padat kehilangan aliran darah
pertumbuhan yang semakin membesar

proses aliran nutrisi yang


terbentuk rongga kematian
transudasi cairan terjadi melalui proses
yang berisi cairan sel
dari ekstra lumen difusi akan terputus
hipertonis
ke dalam lumen

meningkatkan
massa lumen
tekanan
hidrostatik
membesar KISTA
1 KLASIFIKASI KISTA
Developmental
Inflammatory
Kista Odontogenik Kista Non odontogenik

Kista Gingiva pada Bayi (Epstein’s Kista Duktus Nasopalatinus (Kanal Kista Radikular (Apikal dan
Pearls) Insisif) Lateral)
Keratosis Odontologenik (Kista Kista Nasolabial (Nasoalveolar) Kistal Residual
Primordial)
Kista Dentigerous (Folikular) Kista Paradental (Inflammatory
Collateral, Mandibular Infected
Buccal)
Kista Erupsi

Kista Periodontal Lateral

Kista Gingiva pada Dewasa

Kista Odontogenik Glandular;


Kista Sialo-odontogenik
KISTA ODONTOGENIK
Merupakan kista yang dinding epitelnya berasal dari sisa-sisa organ
pembetuk gigi (odontogenik) yang mampu berproliferasi dan potensial
menjadi tumor. Kista ini melekat pada cemento-enamel junction
ETIOLOGI KISTA ODONTOGENIK
• The epithelial rests of glands of serres
yang tersisa setelah terputusnya dental
laminal.
• Email epitelium tereduksi yang berasal
dari organ email dan selubung gigi yang
belum erupsi namun telah terbentuk
sempurna.
• The rests of Malassez yang terbentuk
melalu fragmentasi dari Hertwig’s
epithelial root sheath (HERS)
DEVELOPMENT INFLAMMATORY
 Kista dentigerous
 Kista erupsi
 Kista odontologik keratosis
 Kista periapikal (radikular)
 Kista orthokeratinisasi
KLASIFIKASI KISTA  Kista residual periapical
odontologik
 Kista gingival (alveolar) pada
ODONTOGENIK  Buccal bifurcation cyst

bayi
 Kista gingival pada dewasa
 Kista lateral periodontal
 Calcifying odontogenic cyst
 Kista glandular odontogenik
DEVELOPMENTAL
KISTA DENTIGEROUS dan KISTA ERUPSI
Tipe Sentral
 Asal :
 Dental follicle gigi yang tidak erupsi atau
sedang dalam pertumbuhan (setelah proses
kalsifikasi)
 Gejaja Klinis : Tipe Lateral
 Paling sering di regio Molar 3 kanan atas
atau kanan bawah, Caninus yang impaksi
 Dapat tumbuh besar (bisa menyebabkan
bengkak & faktur patologis tanpa disertai Tipe Sirkumferensial
rasa sakit kecuali bila terinfeksi)
KISTA DENTIGEROUS dan KISTA ERUPSI
Gambaran Histologis :
lapisan epitel terbentuk dari reduced enamel epitel yg terdiri dari 2-3
lapisan epithel kuboid atau gepeng, dapat ditemukan juga sel mukus &
epithel bersilia

Gambaran Radiografi:
radiolusen unilokuler yang berhubungan dengan mahkota gigi yang tidak
erupsi, ujungnya melekat di leher gigi
batas sklerotik jelas & dapat hilang apabila ada peradangan
Terapi: enukleasi
KISTA ODONTOGENIK KERATOCYST
 Asal :
 Pertumbuhan sisa dental lamina (proliferasi stellate reticulum
enamel organ sebelum proses mineralisasi)
 Gejala Klinis :
 Cenderung kambuh setelah perawatan bedah, dapat tumbuh
besar, dan dapat mengakibatkan destruksi tulang
 Sering terjadi di regio Molar 3 kanan bawah, Caninus kanan
atas, di sekitar gigi yang tidak erupsi, juga bisa tumbuh
bersama Kista Dentigerous dan terjadi fusi
KISTA ODONTOGENIK KERATOCYST
 Jika terdapat multiple kista ortodontegenik pada beberapa
bagian tubuh  seperti pada Nevoid basal cell carsinoma
syndrome (Gorlin-Gotz Syndrome)
KISTA ODONTOGENIK KERATOCYST
 Gambaran Histologis:
 Lapisan epitel skuamosa yang mengalami parakeratinisasi dengan
ketebalan 6-10 lapis sel degan permukaan yang berkerut
 lapisan sel basal terdiri dari sel berbentuk kolumner / kuboid yang tersusun
palisade
 lumen berisi disquamated parakeratin
 Kadang terdapat Kista satelit di dinding kapsul kista
TEKNIK
MARSUPIALISASI
KISTA GINGGIVA
sejenis kista rahang yang berasal dari lamina gigi dan
ditemukan di bagian mulut. Ini adalah kista superfisial di 
mukosa alveolar . Itu bisa dilihat di dalam mulut sebagai
tonjolan kecil dan keputihan.
Klasifikasi  Epstein Pearls dan Nodul Bohn
KISTA LATERAL PERIONDONTAL
perkembangan kista non-keratin yang terjadi pada
perlekatan atau bagian lateral dari akar gigi. Kista ini berupa
lesi yang menyebabkan kerusakan lokal jaringan periodontal
dan sepanjang permukaan lateral akar.
CALCIFYING ODONTOLOGENIC CYST
 Merupakan kista odontologik dengan gambaran
histopatologi yang menonjol yang meliputi lapisan kistik
yang menunjukkan sel-sel epitel “Ghost” karakteristik
dengan kecenderungan untuk mengkalsifikasi.
 Biasanya asimptomatik dan ditemukan tidak sengaja
saat perawatan gigi
 Tonjolan ini akan terasa keras saat di palpasi
KISTA GLANDULAR ODONTOGENIC
Merupakan kista yang relatif jarang terjadi, kemungkinan
berasal dari kelenjar ludah dan kemiripan mikroskopis
dengan jaringan kelenjar saliva.
Kondisi ini memiliki nama lain “Kista Sialo-odontogenik”
INFLAMMATORY
KISTA RADIKULAR
Suatu kista yang berasal dari sisa-sisa Epitel Rest Of
Malassaez yang berada di ligamen periodontal, karena
suatu infeksi gigi (gangren pulpa, gangren radik) ataupun
trauma yang menyebabkan gigi nekrosis.
KISTA RADIKULAR
 pada Kista kecil sering tanpa gejala & ditemukan saat
pemeriksaan radiografi periapikal gigi Non Vital
 Apabila tulang yg meliputinya cukup tebal  seperti
eksostosis
 Apabila lap tulang tipis  krepitasi pd palpasi &
fenomena pimpong
 Apabila tdk ada lap tulang yg menutupi 
fluktuasi
 Warna mukosa tergantung tebal tipisnya tulang
tebal  Normal
tipis  kebiruan
KISTA RADIKULAR
TEKNIK
ENUKLEASI
KISTA RESIDUAL
Merupakan kista odontogen yang timbul karena pada saat
pengambilan atau pencabutan gigi kista tidak ikut terambil.
Kista yang tertinggal akan terus tumbuh besar. Kista residual
timbul dari sisa-sisa granuloma periapikal, kista periapikal
dan kista dentigerous yang tertinggal.
BUCCAL BIFURCATION CYST
kista odontogenik inflamasi langka yang biasanya terjadi
pada regio bukal dari molar mandibula pertama atau kedua
anak-anak.
Terjadi karena tertundanya erupsi M1 dan M2 mandibula
KISTA NON ODONTOGENIK
Merupakan kista yang dinding epitelnya berasal dari sumber-sumber
selain organ pembentuk gigi yang mampu berproliferasi dan potensial
menjadi tumor.
KISTA DUKTUS NASOPALATIN
 Merupakan kista dengan dinding epirel dan
termasuk kista non-odontogenik. Kista ini berasal
dari sisa-sisa epitel embionik dalam kanalis
nasopalatinus, juga merupakan suatu kantung
berisi cairan yang berasal dari kanal insisivus atau
papila.
• Kista ini berbatas tegas pada posterior papila
palatin, fluktuatin dan berwarna biru jika terdapat
di permukaan.
• Mengakibatkan gigi geligi menjadi divergen
KISTA NASOLABIAL
 Adalah kista fisural pada jaringan lunak berisi cairan mukoid yang
terletak intra oral dalan bagian kaninus, insisivus lateral dari bibir
atas pada regio bibir maksila dan ala nasal, dari lateral ke midline
dari wajah.
 Tanda-tanda klinis dari kista nasolabial (nasoaveolar) adalah
timbulnya pembengkakan di bibir atas pada daerah kaninus,
sehingga menyebabkan hilangnya lipatan nasolabial, serta
mengangkat ala nasal dibagian lateral serta superior dan merubah
bentuk lubang hidung.
2
TUMOR RONGGA MULUT
MALIGNANT
BENIGN
AMELOBLASTOMA
Berasal dari enamel organ (ameloblas) yang merupakan sel
pembentuk gigi, sering ditemui dan paling umum, tumbuh
lambat, terlokalisir, sebagain besar jinak.
Terbagi 3 tipe :
• A. Multikistik/solid
• A. Unikistik
• A. periferal
MULTIKISTIK/SOLID
Gambaran klinis :
• Usia lanjut
• Perkembangan lambat
• Asimptomatik
• Pembesaran tumor menyeybabkan ekspansi rahang
sehat
• 85% pada mandibula terutama pada daerah ramus
ascendens (regio molar), 15% pada regio posterior
maksila
UNIKISTIK
Gambaran Klinis
• Umumnya usia muda
• 90% pada mandibula khususnya region posterior
• Asimptomatik
• Menimbulkan pembengkakan pada rahang
• Pertumbuhan lambat
• Lokalis
Rontgen : gambaran radiolusen berbatas jelas mengelilingi
mahkota M3 yang tidak erupsi
 Tumor odontogenik yang berkembang dari epitelium
odontogenik atau dari kista yang sudah ada.
 Sebagaian besar lesi terjadi di regio molar bawah pada
pria, merupakan pembengkakan yang tidak sakit, dan
ditemukan pada pasien antara usia 20 dan 30 tahun.
 GR : Radiolusensi perikoronal ini sering melibatkan
molar tiga yang tergeser, dengan perluasan ke bukal
dan lingual, kadang terjadi perforasi, dan resorpsi akar
yang tepinya seperti pisau pada gigi molar di dekatnya
yang erupsi. Di bagian dalam, terdapat lokula atau
septum. Kista dapat menimbulkan perforasi lempeng
kortikal. Kekambuhan jarang terjadi setelah perawatan
(enukleasi dan kuretase)
PERIFERAL
Gambaran Klinis
• Usia lanjut, secara klinis simptomatik
• Bertangkai, ulserasi atau berupa lesi mukosa
alveolar/berupa gingiva peduculated, diametes lesi <1,5
cm
• Sering ditemukan pada gingiva posterior
• Sering terjadi pada mandibula
oGambaran Radiografi: tampak radiolusen, permukaan
tulang alveolar sedikit erosi
ADENOBLASTOMA
 Ditandai dengan pembentukan struktur menyerupai
ductus kelenjar
 Umumnya < 20 tahun
 65% ditemukan di maxilla
 76% terdapat dibagian anterior
ODONTOGENIC FIBROMA DAN MYXOMA
 Terutama terjadi pada umur 23-30 tahun
 Berupa lesi sentral yang dapat menyebabkan destruksi
korteks tulang
 Berhubungan dengan gigi tidak tumbuh atau tidak ada
CEMENTOMA
 Sering ditemukan pada usia < 25 tahun
 Umumnya pada mandibula terutama gigi M1
ODONTOMA
 Umumnya terdapat pada maksila
 Compound odontoma terutama ditemukan pada bagian
anterior sedangkan complex odontoma pada bagian
posterior
TNM
Tumor (T)
Tisis = Carcinoma insitu
T11 = tumor < 2 cm
T22 = tumor ≥ 2 cm dan ≤ 4 cm
T33 = tumor > 4 cm
T44 = tumor > 4 cm + invasi jaringan sekitar (merah, lengket)
Kelenjar lymph (N)
N00 = kelenjar lymphe tidak ada
N11 = kelenjar homolateral tunggal < 3 cm
N22 = kelenjar homolateral tunggal > 3 cm & < 6 cm atau kelenjar multipel atau
< 6 cm
N33 = homolateral masif 
Bilateral  Kontralateral 
Metastase (M)
M00 = tidak ada metastase jauh
STADIUM KEGANASAN
STADIUM TNM 5 YEARS SURVIVAL

I T1N0M0 75% - 95%

II T2N0M0 50% - 75%

III T3N0M0 20% – 50%


T1N1.T2N1.M0
IV T4.N0N1N2N3MO < 25%

T4M
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai