BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fenomena oklusi pembuluh darah, inflamasi segmental pembuluh darah arteri dan
vena berukuran kecil dan sedang yang dapat melibatkan ekstremitas atas maupun
ekstremitas bawah.13,14,15
Pada lesi fase akut yang khas, yang berhubungan dengan trombosis seluler
terjadi pada subjek laki-laki muda, hubungannya yang erat dengan konsumsi
tembakau, kelangkaan tanda dan gejala sistemik, trombus yang sangat seluler
dengan relatif hemat pada dinding pembuluh darah, dan tidak adanya peningkatan
2.2. EPIDEMIOLOGI
Buerger’s disease terjadi pada orang dewasa muda usia 20-45 tahun. Rasio
antara laki-laki dan perempuan yang menderita penyakit ini adalah 3:1. 4 Beberapa
5
studi melaporkan bahwa terdapat peningkatan prevalensi pada wanita dari 11% ke
23%.3
Buerger’s disease jarang terjadi pada individu keturunan Eropa Utara dan
Amerika Serikat, namun individu asli India, Korea, dan Jepang serta Israel
ini pada populasi di Jepang diestimasikan sebanyak 5/100.000 orang pada tahun
1985.5 Prevalensi penyakit arteri perifer berkisar antara 0.5-5.6% di Eropa Barat,
45%- 63% di India, 16-66% di Korea dan Jepang, dan 80% pada orang Yahudi di
Israel.3
2.3. ETIOLOGI
merupakan faktor utama onset dan progresifi tas penyakit ini. Hipersensitivitas
antibodi terhadap kolagen tipe I dan tipe III, antibodi terhadap elastin pembuluh
darah.14 Selain itu pada penyakit ini terjadi aktivasi jalur endotelin-1 yang bersifat
Merokok
atau alergi terhadap beberapa komponen tembakau dan sensitivitas ini dapat
hubungan yang sangat erat antara perokok aktif dan perjalanan aktif penyakit
Genetik
antigen HLAA9 dan HLA-Bw5 atau HLA-B8, B35, dan B40 pada penderita
Hiperkoagulabilitas.
dengan penyakit itu sendiri. Pasien dengan TAO yang memiliki peningkatan
Disfungsi Endotel.
Infeksi.
arteri penyakit Buerger pada 93% kasus. Lesi flebitik dari TAO juga
trombosit.
Mekanisme Imunologis.
tembakau.
2.4. PATOFISIOLOGI
semua lapisan dinding pembuluh darah, terutama vena, yang berhubungan dengan
oklusif di arteri dan vena. Pada tahap ini, sering terdapat sel inflamasi yang
Dalam ketiga fase tersebut, arsitektur normal dari dinding pembuluh darah
yang terletak dibawah pada trombus oklusif dan termasuk lamina elastis internal
pada dasarnya tetap utuh. Temuan ini membedakan TAO dari arteriosklerosis dan
dari vaskulitida sistemik lainnya, di mana biasanya terdapat gangguan yang lebih
8
mencolok pada lamina elastis internal, dan media, yang tidak proporsional dengan
secara segmental; Area "Skip" pembuluh normal di antara segmen yang sakit
2.5 DIAGNOSIS
a. Kriteria Shionoya
Yang termasuk kriteria ini yaitu riwayat merokok, usia belum 50 tahun,
satu ekstremitas atas dan tidak ada faktor risiko aterosklerosis selain
diagnosis.1,5,6,10
nyeri saat istirahat, ulkus iskemik atau gangren dan didokumentasikan oleh
Gambar 3. Gangren di ujung jari tengah kanan dan kelainan bentuk fleksi sendi
interphalangeal proksimal.
Kriteria eksklusi:
3. Penyakit autoimun
4. Keadaan hiperkoagubilitas
Kriteria mayor:
• Pecandu rokok
• Tidak ada penyakit arteri proksimal pada poplitea atau tingkat distal
brakial
Kriteria minor:
Sindrom ini paling sering dilihat di tangan atau juga dapat di hidung,
d. Kriteria scoring
2.5.1 Anamnesis
rasa nyeri, klaudikasio pada kaki atau juga tangan saat beraktivitas dan istirahat. 8
Buerger’s disease juga dapat terjadi pada individu yang mengkonsumsi bentuk
lain dari tembakau, seperti tembakau yang dikunyah atau chewing tobacco.
Perokok yang setiap harinya mengkonsumsi satu setengah bungkus rokok atau
batang rokok setiap harinya.10 Rasa nyeri pada bagian tubuh yang terkena dapat
yaitu perubahan warna kulit menjadi lebih pucat ketika berada di lingkungan yang
dingin.8 Fenomena Raynaud terjadi pada sekitar 40% pasien Buerger’s disease.5
tangan. Pada tes Allen, pasien diminta untuk mengepalkan tangannya dan
mengobstruksi aliran darah ke tangan. Setelah itu, pasien diminta untuk membuka
kepalan tangan, dan pemeriksa akan melepaskan tekanan pada pergelangan tangan
pasien.8 Normalnya, telapak tangan akan dialiri darah kembali dalam 5 sampai 15
detik. Hasil tes Allen pada pasien dengan Buerger’s disease biasanya negatif atau
Hasil abnormal pada tes Allen pada perokok muda ditambah dengan adanya
ulserasi dapat menjadi indikasi yang jelas menunjukkan adanya Buerger’s disease.
Namun hasil yang abnormal ini juga dapat terlihat pada tipe penyakit oklusif arteri
ketika telah terjadi kematian jaringan yang menimbulkan luka dan nyeri pada
ekstremitas yang terkena (gangren) atau ulkus kronik di jari tangan atau kaki.11
Pemeriksaan Histopatologi
dari tiga fase yaitu fase akut, sub akut dan kronik.5,7,10,12
1. Fase akut merupakan keadaan oklusi trombi yang dideposit di dalam lumen
semua lapisan pembuluh darah akan tetapi arsitektur normal pembuluh darah tetap
3. Fase kronik merupakan fase rekanalisasi ekstensif pembuluh darah. Pada fase
ini terjadi peningkatan vaskularisasi tunika media dan adventisia pembuluh darah,
dan fibrosis perivaskuler. Pada fase kronik ini histologi sangat sulit dibedakan dari
Pemeriksaan Laboratorium
e. Profi l lipid
g. Penapisan autoimun:
biasanya normal.
• Antibodi antifosfolipid
• Faktor V Leiden
• Prothrombin
• Homosisteinemia
Pemeriksaan Radiologi
adanya oklusi distal. Pada pemeriksaan angiografi dapat ditemukan gambaran lesi
15
oklusi segmental pembuluh darah kecil dan sedang (medium) diselingi gambaran
segmen normal, tanda Martorell atau gambaran kolateral pembuluh darah seperti
“corkscrew,” “spider legs,” or “tree roots” meskipun gambaran ini dapat juga
2.6 PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
ini.2,5
etiopatologi penyakit ini yang dipengaruhi oleh faktor autoimun. Saha dkk.
(2001) menunju kan bahwa obat ini dapat meningkatkan 20 kali lipat jarak
• Obat analgesik seperti analgetik narkotik atau obat anti inflamasi non
• Terapi gen dengan vascular endothelial growth factor (VEGF). Isner dkk.
(1998) menyuntikkan total 4000 μg VEGF165 plasmid DNA dengan dua kali
• Terapi stem cell yaitu terapi autolog whole bone marrow stem cell
amputasi tungkai.15
penghantar nyeri pada serabut saraf simpatis. Selain itu juga pada saat
saraf simpatis.16
b. Non Medikamentosa
amputasi. Terapi lain dilakukan pada pasien Buerger’s disease ini dapat
berupa terapi suportif. Terapi suportif perlu dilakukan untuk menjaga aliran
darah tetap maksimal pada ekstremitas yang terkena. Mencegah cedera pada
kaki dan infeksi sekunder adalah hal-hal yang dapat dilakukan dalam terapi
suportif. Selain itu, mencegah vasokonstriksi karena suhu dingin atau obat-
c. Operatif
18
ulkus pada sebagian pasien dalam jangka pendek, namun jangka panjangnya
pada daerah yang terkena.18,19 Pada pasien dengan Buerger’s disease, terjadi
dan tetap stabil selama lebih dari 4 tahun, serta klaudikasio dan nyeri saat
diiringi dengan penurunan konsumsi rokok (kurang dari 3 rokok per hari). 20
Tatalaksana lain yang dapat dilakukan pada pasien Buerger’s disease adalah
rasa nyeri yang hebat, dan sepsis.21 Namun, amputasi dapat dipertimbangkan
2.7. PROGNOSIS
2.8. KOMPLIKASI
tangan dan kaki. Kondisi ini merupakan dampak dari melambat atau bahkan