SAEROJI
1
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
2
PEMUPUKAN
3
PUPUK ORGANIK
5
AERASI TANAH
6
KADAR MINERAL TANAH
7
AIR KAPILER TANAH
8
DRAINASE TANAH
9
pH TANAH
10
AERASI TANAH
11
UJI AERASI TANAH
12
UJI AERASI TANAH
13
DISKUSI
14
UJI KEMAMPUAN MENAHAN AIR & NUTRISI
DALAM TANAH
15
UJI KEMAMPUAN MENAHAN AIR DAN NUTRISI
DALAM TANAH
16
DISKUSI
17
AIR KAPILER
18
UJI AIR KAPILER TANAH
19
AIR KAPILER TANAH
20
DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
TANAH DAN AIR
21
DAYA HANTAR LISTRIK
LARUTAN PUPUK KIMIA
22
DAYA HANTAR LISTRIK
BAHAN ORGANIK
23
PENGAPURAN TANAH MASAM
24
Sifat tanah Masam :
Kandungan phospat, Mo, Mg, Ca dan K rendah.
Ada keracunan Al, Fe dan Mn.
Ca dan Mg dapat tertukar rendah.
Kegiatan mikroba dan pengikatan N rendah.
25
Sifat Tanah Basa :
Tanah berbatu kapur
Aerasi jelek karena butir butir halus Ca bergabung
merapat.
Kelarutan Fe, Al dan Mn menurun.
Fosphat, Mo, Mg dan Ca tinggi.
Ca dan Mg yang dapat tertukar tinggi.
26
27
KOMPOSISI VOLUME TANAH OPTIMAL
BO
5%
Udara
20-30%
Mineral
45%
Air
20-30%
28
Penyebab keasaman tanah :
29
Tabel penghilangan fungsi CaCO3 akibat
penambahan N
30
Fungsi kapur bagi tanah pertanian :
Koreksi Keasaman tanah
Menyediakan Ca dan Mg untuk tanaman
Kegiatan jasad renik
Perbaikan struktur tanah
31
Koreksi Keasaman
Tanah
32
Reaksi kapur pada tanah
H Ca
H H + Ca(OH)2 Ca Ca + 2H2O
H Ca
H H Ca Ca
H Ca
H H + CaCO3 Ca Ca + H2O+CO2
Ca
H
33
Menyediakan Ca dan
Mg untuk tanaman
34
Kegiatan jasad renik
35
Bentuk kapur
Kapur Karbonat
Kapur Oksida
Kapur Hidroksida
36
Hilangnya kapur dari tanah
37
Petunjuk dan sarat kapur untuk pertanian
38
Pertimbangan Pengapuran tanah
Tersedianya bahan kapur dan harganya.
Faktor ekonomi sangatlah penting untuk
dipertimbangkan agar analisa usaha tani tidak
mengalami kerugian.
39
Pertimbangan Pengapuran tanah
40
Pengujian pH Tanah dengan Kertas Lakmus
41
Pengujian pH Tanah dengan Soil Tester
42
Sifat tanah yang mempengaruhi kebutuhan kapur :
43
Diagram segitiga kelas tekstur tanah
44
Kebutuhan kapur berdasar tekstur
tanah
Tekstur tanah Kebutuhan kapur (ton/ha) untuk
menaikan pH
3,5-4,5 4,5-5,5 5,5-6,5
Pasir dan pasir berlempung 0,6 0,6 0,9
Lempung berpasir - 1,1 1,5
debu - 1,7 2,1
debu berlempung - 2,6 3,0
debu liat - 3,2 4,3
Muck (organik) 6,4 7,1 8,1
45
Rata rata kebutuhan kapur untuk daerah tropis
pH Jumlah dolomit pH Jumlah dolomit
(ton/ha) (ton/ha)
47
Cara mendapatkan sampel tanah
48
Dosis pemupukan
50 KG Urea/ha atau 100 kg ZA/ha, diberikan bersamaan tanam atau saat tanaman umur
antara 7 - 15 hari. Pemupukan paling efisien dilakukan secara larik atau tugal.
Bila kandungan P rendah < 12 ppm P, perlu diberikan 80 kg SP-36/ha pada saat tanam. Bila
sudah tinggi > 12 ppm tidak perlu dipupuk P.
Jika kandungan K tersedia dalam tanah kurang dari 0,3 me/100 gr tanah, maka perlu dipupuk
dengan KCl sebanyak 33 – 50 kg. pupuk K dapat diberikan bersamaan tanam dengan cara
disebar.
Pada tanah dengan kandungan Ca rendah, maka perlu diberi dolomite sebanyak 300-500
kg/ha bersamaan tanam dengan cara disebar atau larikan pada fase pembentukan polong.
Pada tanah masam, pemberian dolomite sangat membantu pembentukan dan pengisian
polong.
Pada daerah yang endemik klorosis (gejala kuning) karena PH tanahnya tinggi (>7,4) perlu
ditambahkan bubuk belerang sebesar 300-400 kg/ha dengan cara mencampur rata dengan
tanah dan diberikan pada alur tanaman sebelum tanam. Bila tidak tersedia bubuk belerang,
bisa diganti dengan 2,5 – 5 ton/ha pupuk kandang.
Gejala kuning juga dapat diatasi dengan penyemprotan larutan yang mengandung 0,5 – 1 %
FeSO4 0,1 % asam sitrat, 3 % ammonium sulfat (ZA), 0,2 % Urea pada umur 30, 45 dan 60 hari
untuk mempercepat pemulihan klorosis.
49
PENYIANGAN DAN PEMBUMBUNAN
50
PENGAIRAN
51
52