Anda di halaman 1dari 17

CESTODA SOLIUM

kELOMPOK 2
ADITYA YUDI PRATAMA 1943057017
MELIANA EKA PUTRI 1943057006
OKTAVIA ANGGRAINY 1943057005
PATIMAH ASRIANI 1943057018
RATIH PURNAMASARI 1943057062
NUR EKA
HELMI
Defenisi
Defenisi
dan
sejarah
sejarah

Pencegahan
Pencegahan hospes

Epidemiolo
Epidemiolo
gi
gi cestoda Penyebaran
Penyebaran

Pengobatan
Pengobatan Siklus
Siklus hidup
hidup
dan
dan dan
dan
prognosis
prognosis morfologi
morfologi

Patologi
Patologi dan
dan
gejala
gejala klinis
klinis
Pendahuluan Helmintologi

Nemathelminthes Platyhelminthes

Nematoda Usus Nematoda jaringan


Trematoda Cestoda

STH Non STH


soil transmitted Non soil transmitted
helminth 1. T. hati 1. Cestoda Solium
helminth 2. T. Usus 2. Cestoda Taenia
Ascaris 3. T. Paru Saginata
lumbricoides Enterobius vermicularis 4. T. Darah
Tricuris trichiura (oxyuris vermikularis)
Necator Trichinella spiralis Cestoda Solium
Americanus
DEFINISI
Cestoda atau cacing pita adalah parasit yang merupakan endoparasit dengan

hidup dalam sistem pencernaan pada vertebrata dan larvanya ada di dalam

jaringan vetebrata dan invetebrata.

Cacing pita termasuk subkelas cestoda, kelas cestoidea, filum

platyhelmintes. Cacing dewasanya menempati saluran usus vertebrata dan

larvanya hidup di jaringan vertebrata dan invertebrata.


MORFOLOGI
1. Badan cacing dewasa terdiri atas :
Skoleks, yaitu kepala yang merupakan alat untuk melekat, dilengkapi dengan batil
isap atau dengan lekuk isap. (rostelum). Rostellum berfungsi untuk melekat pada
organ tubuh inangnya.
Leher, yaitu tempat pertumbuhan badan.
Strobila, yaitu badan yang terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Tiap
proglotid dewasa mempunyai susunan alat kelamin jantan dan betina yang lengkap
sehingga disebut hermafrodit.
2. Telur dilepaskan bersama proglotid atau tersendiri melalui lubang uterus.
3. Embrio di dalam telur disebut onkosfer berupa embrio heksakan yang tumbuh
menjadi bentuk infektif dalam hospes perantara.
SEJARAH
Cacing pita terdapat pada daging babi diketahui sejak zaman Hippocrates

pada karya Geoze (1782)Aristophane dan Aristoteles melukiskan stadium larva

atau sistiserkus sellulose pada lidah babi hutan.

Gessner (1558) dan Kumier (1855) melaporkan stadium larva pada mannusia .

Kuchen meister (1855) dan Leukart (1856) adalah sarjana – sarjana yang pertama

kali mengadakan  penelitian daur hidup cacing tersebut dan membuktikan bahwa

cacing gelembung yang didapatkan pada daging babi adalah stadium larva cacing

Taenia solium. Infeksi ini ternyata sudah dikenal sejak zaman Masehi, sedang

siklus hidupnya digambarkan pada pertengahan tahun 1850 (Beaver dkk, 1984).
CONTOH CACING
GOLONGAN CESTODA
• dalam usus manusia) dibawa oleh babi
Taenia solium

• (dalam usus manusia) di bawa oleh sapi


 Taenia saginata

• (usus halus manusia) hospes perantara I yaitu


Hymenolepis diminuta larva pinjal tikus dan kumbang tepung dewasa

• menyerang manusia melalui inang katak ,


Diphyllobothrium latum ikan, Cyclops Udang- udangan)

• di usus manusia , tikus ( tanpa inang


Hymnelopsis nana perantara)
Taenia solium
Taenia solium dewasa hidup parasit pada
saluran pencernaan manusia (usus). 
Inang perantaranya (hospes intermediet)
adalah babi. 
Taenia solinum
Siklus HidupTaenia solinum
Distribusi Geografis
Penyebaran Taenia dan kasus infeksi
akibat Taenia lebih banyak terjadi di
daerah tropis
Asian Taenia dilaporkan telah ditemukan
di negara-negara asia yang umumnya
beriklim tropis seperti Indonesia,
singapura , Malaysia, Filipina, korea dan
Cina
Patologi dan Gejala klinis
Taeniasis adalah suatu infeksi saluran pencernaan oleh cacing
taenia dewasa :sistiserkoisis adalah penyakit/infeksi yang
terjadi pada jaringan lunak yang disebabkan oleh larva dari
salah satu spesies cacing taenia yaitu Taenia solium.

Gejala-gejala klinis dari penyakit


•Gangguan syaraf
• Insomnia
•Anorexia,
•Berat badan yang menurun,
•Sakit perut atau gangguan pada pencernaan.
Pengobatan
Obat-obat untuk memberantas cacing pita dapat digolongkan
menjadi dua yaitu :
Taeniafuge
Taeniafuge ialah golongan obat yang menyebabkan relaksasi
otot cacing sehingga cacing menjadi lemas.
Contohnya: kuinakrin hidroklorid (atabrin), bitionol dan aspidium
oleoresin
Taeniacide
Taeniacide adalah golongan obat yang dapat membunuh cacing.
Contohnya: niklosamid (yomesan), mebendazol dan diklorofen.
Pengobatan
 Penderita diberikan obat Atabrin dalam keadaan perut kosong,
disertai pemberian Na-bikarbonas, dosis 0,5 g dua jam setelah
makan obat diberikan sebagai pencahar magnesium sulfat 15 g.
Yomesan, Bithionol

Obat pilihan adalah Niclosamid (Yomesan), diberikan 4 tablet (2


gram) dikunyah sekaligus setelah makan hidangan ringan. Obat lain
yang juga efektif adalah paromomisin, yang diberikan dengan dosis
1 gram setiap 4 jam sebanyak 4 dosis. Selain daripada itu dapat
dipakai parazikuantel dosis tunggal 10 mgr/kg berat badan.
Epidemiologi
           
Cacing pita ini tidak memerlukan hospes perantara. Survey yang dilakukan di negara-
negara menunjukkan frekuensi dari 0,2- 3,7% walaupun di daerah-daerah tertentu 10%
dari anak-anak menderita infeksi ini. Di Amerika Serikat bagian selatan frekuensinya 0,3-
2,9%. Infeksi ini kebanyakan terbatas pada anak-anak dibawah umur 15 tahun. Infeksi
kebanyakan terjadi secara langsung dari tangan ke mulut.Frekuensinya agak lebih tinggi
pada anak laki-laki daripada anak perempuan dan presentase infeksi pada orang negro
kira-kira setengahnya dari bangsa kulit putih.

  Taenia solium
Taenia solium adalah parasit kosmopolit, T. solium merupakan pathogen yang umum
terdapat di lingkungan yang buruk, dimana manusia tinggalnya sangat berdekatan dengan
babi- babi dan memakan daging babi yang kurang matang. tempat daging babi banyak
dikonsumsi seperti di eropa, Amerika Latin, Republik Rakyat Cina, India, dan Amerika
Utara.
Penularan tergantung pada kontak langsung, karena telurnya yang resistennya lemah,
yang tidak tahan terhadap panas dan pengeringan, tidak dapat hidup lama diluar hospes.
Infeksi ditularkan langsung dari tangan ke mulut dan lebih jarang karena kontaminasi
makanan atau air.
Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :    
   Pencegahan dapat dilakukan dengan memasak daging
sampai matang.
 Perbaikan cara pembuangan kotoran
   Peningkatan hieginitas pribadi
 Menjaga kebersihan makanan dan minuman
 Mengobati penderita hingga tuntas
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai