Kelompok 1:
-Arvando Sinaga -Desi Siringoringo -Devi Sianturi
-Dian Silaban -Evita Saragi
DEFINISI
Tatalaksana antibiotik
Pemilihan obat antibiotik lini pertama
pengobatan demam tifoid pada anak di negara
berkembang didasarkan pada faktor efikasi,
ketersediaan dan biaya. Berdasarkan ketiga
faktor tersebut, kloramfenikol masih menjadi
obat pilihan pertama pengobatan demam tifoid
pada anak, terutama di negara berkembang.
DISCHARGE PLANNING
1. Riwayat keperawatan
2. Kaji adanya gejala dan tanda
meningkatnya suhu tubuh terutama
pada malam hari, nyeri kepala,
lidah kotor, tidak nafsu makan,
epistaksis, penurunan kesadaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Faktor Genetik
2. Faktor-faktor Imunologi
3. Faktor lingkungan
PATOFISIOLOGI
1. Periode pra-diabetes
Pada periode ini gejala-gejala klinis diabetes belum nampak karena baru ada proses
destruksi sel β-pankreas.
2. Periode manifestasi klinis
Pada periode ini, gejala klinis DM mulai muncul. Pada periode ini sudah terjadi sekitar
90% kerusakan sel β-pankreas.
3. Periode honey-moon
Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara. Pada periode ini sisa-sisa
sel β-pankreas akan bekerja optimal sehingga akan diproduksi insulin dari dalam tubuh
sendiri.
4. Periode ketergantungan insulin yang menetap.
Periode ini merupakan periode terakhir dari penderita DM. Pada periode ini penderita
akan membutuhkan insulin kembali dari luar tubuh seumur hidupnya.
Manifestasi Klinis
• Mempertahankan berat badan ideal. Jika anak memiliki berat badan berlebih,
maka upayakan untuk menguranginya sekitar 5-10% untuk mengurangi
risiko. Diet kalori dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik
menurunkan berat badan dan mencegah DM tipe-2.
• Perbanyak makan buah dan sayur. Dengan mengonsumsi berbagai macam
buah dan sayur setiap hari, maka risiko DM tipe-2 dapat berkurang.
• Kurangi minum minuman manis dan bersoda.
• Aktif berolahraga. Upayakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit dalam
sehari untuk mencapai berat badan ideal dan menekan tingginya risiko DM
tipe-2. Selain itu berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah dan
meningkatkan kadar insulin.
• Batasi waktu penggunaan gadget
DISCHARGE PLANNING
• Hipoglikemia
• Hiperglikemia
• Penyakit jantung dan pembuluh darah
• Kerusakan saraf (neuropati).
• Kerusakan ginjal (nefropati)
• Kerusakan mata
CONTOH KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun berat badan saat ini 22 kg dibawa ke rumah
sakit oleh orangtuanya. Pada saat dikaji kesadaran anak apatis, turgor lambat
kembali, pada saat diraba daerah ekstremitas terasa dingin dan lembab, frekuensi
nadi 128x/m, frekuensi napas 30x/menit, anak tersebut menangis lemah. Riwayat
masuk rumah sakit; dibawa ke RS karena penurunan kesadaran, sebelumnya pasien
sering buang air kecil dan merasa haus, nafsu makan sebelum sakit baik, berat
badan sebelum sakit 24 kg, dan tidak ada riwayat sakit berat sebelumnya. Gula darah
puasa 300 mg/dl, Gula darah post pandrial: 573 mg/dl. Klien direncanakan akan
diperiksa kadar HbA1c. Orang tua pasien juga merasa sangat terpukul, bingung harus
bagaimana, dan khawatir dengan kondisi anaknya karena kata dokter penyakitnya
disebabkan karena gangguan fungsi pankreas dan membutuhkan pengobatan jangka
panjang. Bahkan kalau tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat bisa
mengancam keselamatan jiwa.
PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran, sering
kencing dan sering merasa haus
2. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
• Keadaan umum Pasien mengalami penurunan
kesadaran dan An. F tampak menangis lemah.
• Tanda Vital Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 128 kali/menit Pernafasan : 30
kali/menit Suhu : 37,5 °C
• Bentuk wajah simestris, pasien tampak
menangis lemah.
• Sklera berwarna putih kekuningan, konjungtiva
anemis, pupil isokor.
• Gigi berwarna putih kekuningkuningan
• Akral teraba dingin dan lembab, kekuatan otot
lemah dan turgornya tidak elastis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN